(MAKALAH)
Disusun Oleh
KELOMPOK 5
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas waktu kuliah Pendidikan Pancasila.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi,
namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi
dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang makna dan
penerapan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, refrensi dan berita. Makalah ini kami susun
dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutaama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Prastiya Mandiri Group
Lampung. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada dosen pembimbing, kami meminta masukannya demi peebaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
KATAPENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial, yang memiliki sebuah ideologi. Sebuah pemikiran
yang melandasi segala aktivitas, tingkah laku dan pola fikir, yang akhirnya tercipta
keharmonisan didalamnya. Semakin tertata dan teraturnya pola hidup seseorang, maka akan
semakin baik hidup orang tersebut. Beda negara berbeda juga ideologi yang diterapkan,
seperti Indonesia. Indonesia adalah negara yang ideologinya berasakan oleh Pancasila. Dan
sebagai warga negara, kita diharuskan untuk mengerti, menghayati, mengamalkan dan
mengamankannya. Karena, Pancasila merupakan landasan terkuat karena tersusun dari
berbagai aspek dasar kehidupan. Pancasila yang memilki sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradap, Persatuan Indonseia, Kerakyatan Yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan serta keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia, adalah cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.
Namun beberapa tahun terakhir ini, kita telah kehilangan sifat dasar dan makna yang
sebenanya dari Pancasila itu sendiri. Banyak sekali pergeseran yang telah terjadi di negara
dan bangsa tercinta ini. Beberapa contoh yang signifikan adalah dengan peristiwa - peristiwa
yang belakangan telah mencoreng dan jauh dari asas Pancasila. Dalam hal ini salah satu sila
dari Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Saat ini nilai - nilai yang
tertanam di masyarakat terhadap sila tersebut sangatlah kecil, hal itu terlihat dengan
banyaknya kerusuhan yang terjadi yang berawal dari hilangnya keadilan dalam kehidupan
sosial di masyarakat. Oleh karena itu, kami akan membahas apa makna dari salah satu sila
dalam Pancasila, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan utama dalam penulisan makalah yaitu:
KAJIAN PUSTAKA
Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama daripada Dasar Negara
kita, Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zama Majapahit pada
abad XIV. Nama Pancasila terdiri dari dua kata yang diambil bahasa Sansekerta dalam kitab
negarakertagama yang ditulis oleh Empu Parapanca yaitu: pañca berarti lima dan śīla
berarti prinsip atau asas, maka dari itu pancasila disebut dengan lima asas/prinsip dasar.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia, sekaligus merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila bukan hanya dasar bagi negara Indonesia dan pedoman kehidupan bangsa dan
negara tetapi juga jiwa bangsa, kepribadian bangsa, pandangan hidup, dan cita-cita serta
tujuan bangsa Indonesia. Dalam kata lain, Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,
yang memberikan kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbing dalam
mengejar kehidupan lahir batin yang semakin baik, adil dan makmur. Selama masa
perumusan nya pada tahun 1945, Pancasila telah beberapa kali mengalami perubahan
kandungan dan urutan, hingga pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila,
kemudian pada tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV, yaitu terdapat di
dalam buku Nagarakertagama karangan Mpu Prapanca dan buku Sutasoma karangan Mpu
Tantular. Dalam buku Sutasoma, Pancasila artinya “berbatu sendi yang lima” (dalam bahasa
Sansekerta) dan arti lain yaitu “Pelaksanaan Kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu:
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-
usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yaitu Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei
1945. Muhammad Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut:
1. Peri Kebangsaan,
2. Peri Kemanusiaan,
3. Peri Ketuhanan,
4. Peri Kerakyatan,
5. dan Kesejahteraan Rakyat.
Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah,
peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Pada
tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengemukakan usulnya mengenai calon dasar negara yang
terdiri atas lima hal, yaitu:
Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu,
katanya “Sekarang banyaknya prinsip kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan,
dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini
dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas
atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi”.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen
penetapannya yaitu:
Pada tanggal 17 Agustus 1959, Presiden Soekarno mengucapkan pidato MANIPOL dan
USDEK. Pada waktu itu MANIPOL dianggap sebagai pengamalan dari Pancasila dengan
“Nasakom” dan “Lima Azimat Revolusi” nya. Kemudian meletuslah pengkhianatan “G-30
S/PKI” tanggal 1 Oktober 1965. Yang akhirnya pada tanggal tersebut dinyatakan sebagai
Tonggak Demarkasi Orde Baru, dan diperingati sebagai “Hari Kesaktian Pancasila”. Dan
sejak tahun 1970 hingga sekarang, tanggal 1 Juni tidak lagi diperingati sebagai “Hari Lahir
Pancasila”.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Makna dan Arti Pancasila Sila Ke-5
Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai-nilai luhur nenek moyang bangsa
Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Karena digali oleh
nilai nilai luhur bangsa Indonesia, Pancasila mempunyai kekhasan dan kelebihan, sedangkan
Prinsip keadilan yaitu berisi keharusan/tuntutan untuk bersesuaian dengan hakikat adil
(Sunarjo Wreksosuharjo,2000:35). Dengan sila ke lima ini, manusia menyadari hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Sila Kelima dalam Dasar Negara RI mengandung makna setiap manusia Indonesia
menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam
kehidupan masyarakat Indonesia.
Untuk itu dikembangkan perbuatannya luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu diperlukan sikap adil terhadap sesama, menjaga
kesinambungan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain. Nilai yang
terkandung dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia didasari dan dijiwai
oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab , Persatuan
Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan atau Perwakilan. Dalam sila ke – 5 tersebut terkandung nilai- nilai yang
merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama.
Maka dalam sila ke – 5 tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bersama ( kehidupan sosial). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat
keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia
dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan
manusia dengan Tuhannya.
Nilai yang terkandung dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab , Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan atau Perwakilan.
Dalam sila ke – 5 tersebut terkandung nilai- nilai yang merupakan tujuan Negara
sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka dalam sila ke – 5 tersebut terkandung nilai
keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial). Keadilan
tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain , manusia dengan masyarakat,
bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.
Keadilan Sosial adalah sifat masyarakat yang adil, makmur dan berbahagia untuk
semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia material dan bahagia
spritual, lahir dan batin. Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa seseorang harus memberikan
apa yang menjadi haknya. Dan tahu mana haknya dan kewajibannya sendiri kepada orang
lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan
kepentingan umum, tidak individualistis dan egois.
Tetapi berbuat untuk kepentingan bersama. Maka di dalam sila ke-5 tersebut,
terkandung nilai Keadilan tersebut didasari oleh hakekat keadilan manusia yaitu keadilan
dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia
dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya. Oleh
karena itu manusia dikatakan pula sebagai makhluk Monopruralisme. Konsekuensinya nilai-
nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama adalah meliputi:
Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan dalam
masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk
mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara. Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan subtansi rohani umum dari
masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang
adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok
baginya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan untuk yang
lainnya disebut keadilan legal.
Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya secara
timbal balik. Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asan
pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung
ekstrem menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan
menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan
dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan
kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi seluruh warganya dan wilayahnya,
mencerdaskan seluruh warganya. Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar
dalam pergaulan antara negara sesama bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan
ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan
suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup
bersama (keadilan bersama).
Realisasi dan perlindungan keadilan dalam hidup bersama dalam suatu Negara
berkebangsaan, mengharuskan Negara untuk menciptakan suatu peraturan perundang-
undangan. Dalam pengertian inilah maka Negara kebangsaan yang berkeadilan sosial harus
merupakan suatu negara yang berdasarkan atas Hukum. Sehingga sebagai suatu negara
hukum haruslah terpenuhi adanya tiga syarat pokok yaitu:
Konsekuensinya sebagai suatu Negara Hukum yang berkeadilan sosial maka Negara
Indonesia harus mengakui dan melindungi hak-hak asasi manusia yang tercantum dalam
undang-undang 1945 pasal:
1. Pasal 27 (1) Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
perintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya. (2) Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
2. Pasal 28, “Setiap orang berhak untuk hidup serta mempertahankan hidup dan
kehidupannya.”
3. Pasal 29 (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaanya itu.
4. Pasal 31 (1) Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. (2) Setiap
warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya. (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-
undang.
3.3 Penerapan Sila ke-5 di Indonesia
Keadilan sosial berarti keadaan yang seimbang dalam suatu masyarakat, namun
ternyata dalam kenyataannya sila ke-5 masih memiliki banyak kekurangan.
Perwujudan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia setelah 68 tahun merdeka
masih belum maksimal sekaligus merupakan sila yang diabaikan oleh penyelenggara Negara
Kesatuan Republik Indonesia dari saat kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai dengan saat ini.
Ini ditandai dengan saat ini adanya kurang lebih 100 juta rakyat Indonesia (menurut data
Bank Dunia) berada dibawah garis kemiskinan atau kurang lebih 40 % dari bangsa Indonesia
ini menandakan masih besarnya kesenjangan sosial di indonesia.
Dilihat dari strata sosial bangsa Indonesia setelah kemerdekaan tidak mengalami
perubahan, strata tersebut antara lain:
a) Strata Sosial Utama : Diduduki oleh kaum pemodal yang dengan kebijakan
ekonomi liberal, dimulai masa orde baru sampai dengan saat ini.
b) Strata Sosial Kedua : Kalangan birokrat penyelenggara negara yang dengan
penyakit KKN yang akut dari masa orde baru sampai dengan saat ini.
d) Strata Sosial Keempat : Tetap tidak berajak dari masa penjajahan Belanda dulu
yang menikmati paling sedikit kesejahteraan dialam kemerdekaan ini adalah:
petani, buruh, pekerja rendahan, nelayan, akibat daya dukung kehidupan makin
menurun di pedesaan dan terpaksa melarikan diri ke kota tanpa modal pendidikan
dan keahlian apa-apa.
Secara garis besar sila ke-5 mengalami masalah atau kekurangan dalam bidang
perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial yang tidak merata. Untuk contoh konkrit
berdasarkan pasal-pasal yang terkait dengan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
Tentang kesejahteraan sosial, dimana di ayat 3 disebutkan bahwa bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berarti seharusnya rakyat
Indonesia dapat menggunakan air secara gratis dan merata tapi ternyata sudah
rakyat harus bayar dan tidak merata terbukti banyak terjadi kekeringan dan
kekurangan air didaerah-daerah terpencil contoh NTB. Mereka harus membuat
sumber air sendiri hingga hal tersebut dijadikan sebagai iklan salah satu
perusahaan air minum. Kemudian kelangkaan minyak dan bahan bakar (bensin)
padahal Indonesia kaya akan segala macam kekayaan alam. Tetapi realitanya
bangsa Indonesia harus antri dan membayar mahal untuk mendapatkan kebutuhan
tersebut.
Tentang Pendidikan, juga belum terlaksana dengan baik. Biaya sekolah setiap
tahun semakin meningkat, beasiswa juga disalurkan tidak merata kadang malah
salah orang, dan pendidikan pun mengenal kata diskriminasi karena penduduk
kota saja yang dapat merasakan pendidikan dengan baik sedangkan daerah –
daerah tertentu yang sulit dijangkau oleh manusia apalagi teknologi tidak dapat,
merasakan pendidikan itu dengan baik.
3.5 Berdasarkan pengamalan nilai Pancasila khususnya sila ke-5 maka seharusnya
aplikasi sila ke-5 dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia secara resmi tercantum
di dalam alenia ke-empat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang ditetapkan oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Nilai-nilai keadilan dalam sila ke-5 mempunyai
Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama antara lain
keadilan distributif, keadilan legal, keadilan komulatif. Selain itu pancasila mempunyai
beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan tersebut terletak pada tujuan utama sila ke-5,
sedangkan kelemahannya terletak pada pelaksanaan yang belum maksimal.
4.2 Saran
Seharusnya Pemerintah melaksanakan apa yang menjadi tujuan utama dari sila ke-
5. Seperti pada bidang hukum, ekonomi, pendidikan, dll. Bukan saja Pemerintah yang
memiliki tanggung jawab untuk terwujudnya tujuan dari sila ke-5, namun juga peran
masyarakat dan lingkungan serta para pendidik untuk ikut menanamkan rasa keadilan kepada
setiap orang tanpa membedakan ras, agama, latar belakang, warna kulit, dll. Sehingga para
calon penerus bangsa Indonesia memiliki jiwa sesuai dengan isi dari sila ke-5, yang akhirnya
tercipta rasa persatuan sebagai rakyat Indonesia yang kekeluargaan, kegotongroyongan dan
penuh keadilan.
DAFTAR PUSTAKA
http://yunitayuii.blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-sejarah-pancasila.html
http://mathsowhat.blogspot.com/2010/04/pengalaman-pancasila-sila-ke-5.html
Darmodiharjo, Darji, Prof.S.H., dkk. 1978. Santiaji Pancasila. Surabaya. Usaha
Nasional.
Sundawa, Dadang, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
LAMPIRAN