Anda di halaman 1dari 14

PEMBAHASAN TENTANG MAKNA PANCASILA KE LIMA

(MAKALAH)

Disusun Oleh

1. Feberica Agnes Kharisma


2. M. Rafi Zuhdi
3. Pangestu Aji Nugroho

KELOMPOK 5

PRASETIYA MANDIRI GROUP

2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas waktu kuliah Pendidikan Pancasila.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi,
namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi
dapat teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang makna dan
penerapan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, refrensi dan berita. Makalah ini kami susun
dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutaama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Prastiya Mandiri Group
Lampung. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada dosen pembimbing, kami meminta masukannya demi peebaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.

Bandar Lampung, Oktober 2019

Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i

KATAPENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan dan Manfaat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pancasila

2.2 Sejarah Rumusan Pancasila

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Makna dan Arti Pancasila Sila Ke-5

3.2 Nilai Yang Terkandung Pada Sila Ke-5

3.3 Penerapan Sila Ke-5 di Indonesia

3.4 Garis Besar Sila Ke-5

3.5 Berdasarkan Pengalaman Nilai Pancasila Dalam Masyarakat

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial, yang memiliki sebuah ideologi. Sebuah pemikiran
yang melandasi segala aktivitas, tingkah laku dan pola fikir, yang akhirnya tercipta
keharmonisan didalamnya. Semakin tertata dan teraturnya pola hidup seseorang, maka akan
semakin baik hidup orang tersebut. Beda negara berbeda juga ideologi yang diterapkan,
seperti Indonesia. Indonesia adalah negara yang ideologinya berasakan oleh Pancasila. Dan
sebagai warga negara, kita diharuskan untuk mengerti, menghayati, mengamalkan dan
mengamankannya. Karena, Pancasila merupakan landasan terkuat karena tersusun dari
berbagai aspek dasar kehidupan. Pancasila yang memilki sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradap, Persatuan Indonseia, Kerakyatan Yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan serta keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia, adalah cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.  

Namun beberapa tahun terakhir ini, kita telah kehilangan sifat dasar dan makna yang
sebenanya dari Pancasila itu sendiri. Banyak sekali pergeseran yang telah terjadi di negara
dan bangsa tercinta ini. Beberapa contoh yang signifikan adalah dengan peristiwa - peristiwa
yang belakangan telah mencoreng dan jauh dari asas Pancasila. Dalam hal ini salah satu sila
dari Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Saat ini nilai - nilai yang
tertanam di masyarakat terhadap sila tersebut sangatlah kecil, hal itu terlihat dengan
banyaknya kerusuhan yang terjadi yang berawal dari hilangnya keadilan dalam kehidupan
sosial di masyarakat. Oleh karena itu, kami akan membahas apa makna dari salah satu sila
dalam Pancasila, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

1.2  Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan utama dalam penulisan makalah yaitu:

1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana pribadi yang


sebenarnya dari bangsa yang berlandaskan Pancasila.
2. Diharapkan para pembaca dapat mengerti Pancasila dengan baik dan benar,
mengenai sila ke lima dalam Pancasila.
3. Diharapkan setelah mengerti arti dari Pancasila yang sebenarnya, para pembaca
dapat mengamalkan nilai-nilai yang terkandung pada sila kelima dalam Pancasila.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1    Pengertian Pancasila

Pancasila yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama daripada Dasar Negara
kita, Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zama Majapahit pada
abad XIV. Nama Pancasila terdiri dari dua kata yang diambil bahasa Sansekerta dalam kitab
negarakertagama yang ditulis oleh Empu Parapanca yaitu: pañca berarti lima dan śīla
berarti prinsip atau asas, maka dari itu pancasila disebut dengan lima asas/prinsip dasar.
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia, sekaligus merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila bukan hanya dasar bagi negara Indonesia dan pedoman kehidupan bangsa dan
negara tetapi juga jiwa bangsa, kepribadian bangsa, pandangan hidup, dan cita-cita serta
tujuan bangsa Indonesia. Dalam kata lain, Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,
yang memberikan kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbing dalam
mengejar kehidupan lahir batin yang semakin baik, adil dan makmur. Selama masa
perumusan nya pada tahun 1945, Pancasila telah beberapa kali mengalami perubahan
kandungan dan urutan, hingga pada tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila,
kemudian pada tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

2.2    Sejarah Rumusan Pancasila

Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV, yaitu terdapat di
dalam buku Nagarakertagama karangan Mpu Prapanca dan buku Sutasoma karangan Mpu
Tantular. Dalam buku Sutasoma, Pancasila artinya “berbatu sendi yang lima” (dalam bahasa
Sansekerta) dan arti lain yaitu “Pelaksanaan Kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu:

1. Tidak Boleh melakukan kekerasan


2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak boleh mabuk

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-
usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yaitu  Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei
1945. Muhammad Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut:

1. Peri Kebangsaan,
2. Peri Kemanusiaan,
3. Peri Ketuhanan,
4. Peri Kerakyatan,
5. dan Kesejahteraan Rakyat.
Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah,
peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Pada
tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengemukakan usulnya mengenai calon dasar negara yang
terdiri atas lima hal, yaitu:

1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)


2. Internasionalisme
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan
5. Ketuhanan.

Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu,
katanya “Sekarang banyaknya prinsip kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan,
dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini
dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas
atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi”.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen
penetapannya yaitu:

Pada tanggal 17 Agustus 1959, Presiden Soekarno mengucapkan pidato MANIPOL dan
USDEK. Pada waktu itu MANIPOL dianggap sebagai pengamalan dari Pancasila dengan
“Nasakom” dan “Lima Azimat Revolusi” nya. Kemudian meletuslah pengkhianatan “G-30
S/PKI” tanggal 1 Oktober 1965. Yang akhirnya pada tanggal tersebut dinyatakan sebagai
Tonggak Demarkasi Orde Baru, dan diperingati sebagai “Hari Kesaktian Pancasila”. Dan
sejak tahun 1970 hingga sekarang, tanggal 1 Juni tidak lagi diperingati sebagai “Hari Lahir
Pancasila”.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1  Makna dan Arti Pancasila  Sila Ke-5

Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai-nilai luhur nenek moyang bangsa
Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Karena digali oleh
nilai nilai luhur bangsa Indonesia, Pancasila mempunyai kekhasan dan kelebihan, sedangkan
Prinsip keadilan yaitu berisi keharusan/tuntutan untuk bersesuaian dengan hakikat adil
(Sunarjo Wreksosuharjo,2000:35). Dengan sila ke lima ini, manusia menyadari hak dan
kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Sila Kelima dalam Dasar Negara RI mengandung makna setiap manusia Indonesia
menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam
kehidupan masyarakat Indonesia.

Untuk itu dikembangkan perbuatannya luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu diperlukan sikap adil terhadap sesama, menjaga
kesinambungan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain. Nilai yang
terkandung dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia didasari dan dijiwai
oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab , Persatuan
Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan atau Perwakilan. Dalam sila ke – 5 tersebut terkandung nilai- nilai yang
merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama.

Maka dalam sila ke – 5 tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bersama ( kehidupan sosial). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat
keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia
dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan
manusia dengan Tuhannya.

3.2  Nilai Yang Terkandung Pada Sila Ke Lima

Nilai yang terkandung dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab , Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan atau Perwakilan.

Dalam sila ke – 5 tersebut terkandung nilai- nilai yang merupakan tujuan Negara
sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka dalam sila ke – 5 tersebut terkandung nilai
keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama ( kehidupan sosial). Keadilan
tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain , manusia dengan masyarakat,
bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.
Keadilan Sosial adalah sifat masyarakat yang adil, makmur dan berbahagia untuk
semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia material dan bahagia
spritual, lahir dan batin. Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa seseorang harus memberikan
apa yang menjadi haknya. Dan tahu mana haknya dan kewajibannya sendiri kepada orang
lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan
kepentingan umum, tidak individualistis dan egois.

Tetapi berbuat untuk kepentingan bersama. Maka di dalam sila ke-5 tersebut,
terkandung nilai Keadilan tersebut didasari oleh hakekat keadilan manusia yaitu keadilan
dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia
dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya. Oleh
karena itu manusia dikatakan pula sebagai makhluk Monopruralisme. Konsekuensinya nilai-
nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama adalah meliputi:

1)      Keadilan Distributif

Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang


sama diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan tidak sama.
Keadilan distributif sendiri yaitu suatu hubungan keadilan antara negara terhadap
warganya, dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam
bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta
kesempatan dalam hidup bersama yang didasrkan atas hak dan kewajiban.

2)      Keadilan Legal (Keadilan Bertaat)

Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan dalam
masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk
mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara. Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan subtansi rohani umum dari
masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang
adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok
baginya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan untuk yang
lainnya disebut keadilan legal.

3)      Keadilan Komulatif

Yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya secara
timbal balik. Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asan
pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung
ekstrem menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan
menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan
dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan
kesejahteraan  seluruh warganya serta melindungi seluruh warganya dan wilayahnya,
mencerdaskan seluruh warganya. Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar
dalam pergaulan antara negara sesama bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan 
ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan
suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup
bersama (keadilan bersama).

Realisasi dan perlindungan keadilan dalam hidup bersama dalam suatu Negara
berkebangsaan, mengharuskan Negara untuk menciptakan suatu peraturan perundang-
undangan. Dalam pengertian inilah maka Negara kebangsaan yang berkeadilan sosial harus
merupakan suatu negara yang berdasarkan atas Hukum. Sehingga sebagai suatu negara
hukum haruslah terpenuhi adanya tiga syarat pokok yaitu:

a.       Pengakuan dan perlindungan atas hak-hak asasi manusia.

b.      Peradilan yang bebas

c.       Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya

Konsekuensinya sebagai suatu Negara Hukum yang berkeadilan sosial maka Negara
Indonesia harus mengakui dan melindungi hak-hak asasi manusia yang tercantum dalam
undang-undang 1945 pasal:

1.      Pasal 27 (1) Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
perintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya. (2) Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.

2.      Pasal 28, “Setiap orang berhak untuk hidup serta mempertahankan hidup dan
kehidupannya.”

3.      Pasal 29 (2) Negara  menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaanya itu.

4.      Pasal 31 (1) Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. (2) Setiap
warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya. (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-
undang.
3.3    Penerapan Sila ke-5 di Indonesia

Keadilan sosial berarti keadaan yang seimbang dalam suatu masyarakat, namun
ternyata dalam kenyataannya sila ke-5 masih memiliki banyak kekurangan.
Perwujudan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia setelah 68 tahun merdeka
masih belum maksimal sekaligus merupakan sila yang diabaikan  oleh penyelenggara Negara
Kesatuan Republik Indonesia dari saat kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai dengan saat ini.
Ini ditandai dengan saat ini adanya kurang lebih 100 juta rakyat Indonesia (menurut data
Bank Dunia) berada dibawah garis kemiskinan atau kurang lebih 40 % dari bangsa Indonesia
ini menandakan masih besarnya kesenjangan sosial di indonesia.

Dilihat dari strata sosial bangsa Indonesia setelah kemerdekaan tidak mengalami
perubahan, strata tersebut antara lain:

a)      Strata Sosial Utama : Diduduki oleh kaum pemodal yang dengan kebijakan
ekonomi liberal, dimulai masa orde baru sampai dengan saat ini.

b)     Strata Sosial Kedua : Kalangan birokrat penyelenggara negara yang dengan
penyakit KKN yang akut dari masa orde baru sampai dengan saat ini.

c)      Strata Sosial Ketiga : Para pekerja professional.

d)     Strata Sosial Keempat : Tetap tidak berajak dari masa penjajahan Belanda dulu
yang menikmati paling sedikit  kesejahteraan dialam kemerdekaan ini adalah:
petani, buruh, pekerja rendahan, nelayan, akibat daya dukung kehidupan makin
menurun di pedesaan dan terpaksa melarikan diri ke kota tanpa modal pendidikan
dan keahlian apa-apa.

3.4  Garis Besar Sila Ke-5

Secara garis besar sila ke-5 mengalami masalah atau kekurangan dalam bidang
perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial yang tidak merata. Untuk contoh konkrit
berdasarkan pasal-pasal yang terkait dengan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

a.     Pasal 33 UUD 1945

Tentang kesejahteraan sosial, dimana di ayat 3 disebutkan bahwa bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berarti seharusnya rakyat
Indonesia dapat menggunakan air secara gratis dan merata tapi ternyata sudah
rakyat harus bayar dan tidak merata terbukti banyak terjadi kekeringan dan
kekurangan air didaerah-daerah terpencil contoh NTB. Mereka harus membuat
sumber air sendiri hingga hal tersebut dijadikan sebagai iklan salah satu
perusahaan air minum. Kemudian kelangkaan minyak dan bahan bakar (bensin)
padahal Indonesia kaya akan segala macam kekayaan alam. Tetapi realitanya
bangsa Indonesia harus antri dan membayar mahal untuk mendapatkan kebutuhan
tersebut.

b.      Pada Pasal 31 UUD 1945

Tentang Pendidikan, juga belum terlaksana dengan baik. Biaya sekolah setiap
tahun semakin meningkat, beasiswa juga disalurkan tidak merata kadang malah
salah orang, dan pendidikan pun mengenal kata diskriminasi karena penduduk
kota saja yang dapat merasakan pendidikan dengan baik sedangkan daerah –
daerah tertentu yang sulit dijangkau oleh manusia apalagi teknologi tidak dapat,
merasakan pendidikan itu dengan baik.

3.5  Berdasarkan pengamalan nilai Pancasila khususnya sila ke-5 maka seharusnya
aplikasi sila ke-5 dalam masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak orang lain.
5. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
8. Suka bekerja keras.
9. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
10. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan

Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia secara resmi tercantum
di dalam alenia ke-empat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang ditetapkan oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Nilai-nilai keadilan dalam sila ke-5 mempunyai
Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama antara lain
keadilan distributif, keadilan legal, keadilan komulatif. Selain itu pancasila mempunyai
beberapa  kelebihan dan kelemahan. Kelebihan tersebut terletak pada tujuan utama sila ke-5,
sedangkan kelemahannya terletak pada pelaksanaan yang belum maksimal.

4.2  Saran

Seharusnya Pemerintah melaksanakan apa yang menjadi tujuan utama dari sila ke-
5. Seperti pada bidang hukum, ekonomi, pendidikan, dll. Bukan saja Pemerintah yang
memiliki tanggung jawab untuk terwujudnya tujuan dari sila ke-5, namun juga peran
masyarakat dan lingkungan serta para pendidik untuk ikut menanamkan rasa keadilan kepada
setiap orang tanpa membedakan ras, agama, latar belakang, warna kulit, dll. Sehingga para
calon penerus bangsa Indonesia memiliki jiwa sesuai dengan isi dari sila ke-5, yang akhirnya
tercipta rasa persatuan sebagai rakyat Indonesia yang kekeluargaan, kegotongroyongan dan
penuh keadilan.
DAFTAR PUSTAKA
 http://yunitayuii.blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-sejarah-pancasila.html
 http://mathsowhat.blogspot.com/2010/04/pengalaman-pancasila-sila-ke-5.html
 Darmodiharjo, Darji, Prof.S.H., dkk. 1978. Santiaji Pancasila. Surabaya. Usaha
Nasional.
 Sundawa, Dadang, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai

  • Kisi MTK 9
    Kisi MTK 9
    Dokumen3 halaman
    Kisi MTK 9
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Soal PTS Mapel Ips Kls 8 & 9
    Soal PTS Mapel Ips Kls 8 & 9
    Dokumen3 halaman
    Soal PTS Mapel Ips Kls 8 & 9
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    100% (1)
  • Prosem 22.23
    Prosem 22.23
    Dokumen3 halaman
    Prosem 22.23
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    100% (1)
  • Surat PENGAWAS UNBK
    Surat PENGAWAS UNBK
    Dokumen1 halaman
    Surat PENGAWAS UNBK
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Denah Tempat Duduk Kelas TARI
    Denah Tempat Duduk Kelas TARI
    Dokumen1 halaman
    Denah Tempat Duduk Kelas TARI
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pancasila Sila Ke 5 Kelompok 5
    Tugas Pancasila Sila Ke 5 Kelompok 5
    Dokumen14 halaman
    Tugas Pancasila Sila Ke 5 Kelompok 5
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • MTK SMP Permendikbud Tahun2016 Nomor024 Lampiran 15
    MTK SMP Permendikbud Tahun2016 Nomor024 Lampiran 15
    Dokumen6 halaman
    MTK SMP Permendikbud Tahun2016 Nomor024 Lampiran 15
    NurulAinSafura
    Belum ada peringkat
  • Perangkat Ujian Praktikilmu Pengetahuan Sosial
    Perangkat Ujian Praktikilmu Pengetahuan Sosial
    Dokumen7 halaman
    Perangkat Ujian Praktikilmu Pengetahuan Sosial
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Pilgan
    Pilgan
    Dokumen1 halaman
    Pilgan
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Kunjungan Industri Iyang
    Kunjungan Industri Iyang
    Dokumen5 halaman
    Kunjungan Industri Iyang
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Asean
    Asean
    Dokumen1 halaman
    Asean
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Dftar Guru
    Dftar Guru
    Dokumen4 halaman
    Dftar Guru
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • LARANGAN. Tugas Tari
    LARANGAN. Tugas Tari
    Dokumen4 halaman
    LARANGAN. Tugas Tari
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • 19MN0004 - LAPORAN KEGIATAN HARIAN Feberica
    19MN0004 - LAPORAN KEGIATAN HARIAN Feberica
    Dokumen3 halaman
    19MN0004 - LAPORAN KEGIATAN HARIAN Feberica
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Dftar Guru
    Dftar Guru
    Dokumen6 halaman
    Dftar Guru
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Form Usul Data
    Form Usul Data
    Dokumen1 halaman
    Form Usul Data
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Form Usul Data
    Form Usul Data
    Dokumen1 halaman
    Form Usul Data
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Soal Ulangan PJOK Kls 3
    Soal Ulangan PJOK Kls 3
    Dokumen2 halaman
    Soal Ulangan PJOK Kls 3
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Kegiatan Diklat Calon Pengajar Muda Lampung Mengajar
    Jurnal Kegiatan Diklat Calon Pengajar Muda Lampung Mengajar
    Dokumen5 halaman
    Jurnal Kegiatan Diklat Calon Pengajar Muda Lampung Mengajar
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • NAMA
    NAMA
    Dokumen3 halaman
    NAMA
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Dftar Guru
    Dftar Guru
    Dokumen6 halaman
    Dftar Guru
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • LEMBAR KERJA SISWA November
    LEMBAR KERJA SISWA November
    Dokumen1 halaman
    LEMBAR KERJA SISWA November
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Us PKN SMP PDF
    Us PKN SMP PDF
    Dokumen7 halaman
    Us PKN SMP PDF
    zentandang
    Belum ada peringkat
  • RPP Peluang
    RPP Peluang
    Dokumen67 halaman
    RPP Peluang
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Ipa 9
    Ipa 9
    Dokumen8 halaman
    Ipa 9
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • KTP Semester Genap 2016 SD
    KTP Semester Genap 2016 SD
    Dokumen5 halaman
    KTP Semester Genap 2016 SD
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Nama
    Nama
    Dokumen3 halaman
    Nama
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat
  • Us PKN SMP PDF
    Us PKN SMP PDF
    Dokumen7 halaman
    Us PKN SMP PDF
    zentandang
    Belum ada peringkat
  • Data Lukel
    Data Lukel
    Dokumen18 halaman
    Data Lukel
    Jesy Myrta Pizzaria Myrta Pizzaria
    Belum ada peringkat