Anda di halaman 1dari 8

Resume Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada

Tahap Pengkajian Asuhan Keperawatan

Ilmu Keperawatan

Fakultas Keperawatan

Universitas Hasanuddin

2020
“Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Risiko Dan Hazard Pada Tahap
Pengkajian Asuhan Keperawatan”

Risiko dapat didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari kemungkinan


terjadinya peristiwa yang berhubungan dengan cidera parah atau sakit akibat
kerja dan terpaparnya seseorang atau alat pada suatu bahaya (OHSAS
18001:2007). Manajemen risiko terdiri dari 3 langkah pelaksanaan yaitu
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko (Ramli, 2010).
Definisi risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah akibat
yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan
atau tindakan.

Hazard adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai


manusia atau sakit penyakit atau kombinasi dari semuanya (Puspitasari, 2010).
Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun
aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau
penyakit akibat kerja – definisi berdasarkan OHSAS 18001:2007. Secara umum
terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain. Faktor Bahaya
Biologi (Seperti : Jamur, Virus, Bakteri, dll.), Faktor Bahaya Kimia (Seperti: Gas,
Debu, Bahan Beracun, dll.), Faktor Bahaya Fisik/Mekanik (Seperti : Mesin,
Tekanan, dll.), Faktor Bahaya Biomekanik (Seperti : Posisi Kerja, Gerakan, dll.),
Faktor Bahaya Sosial Psikologis (Seperti : Stress, Kekerasan, dll.)

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang


bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan pasien baik fisik, mental, social, dan lingkungan. (effendi,1996)

Seluruh kegiatan yang dilakukan baik yang dilakukan baik perseorangan


ataupun organisasi atau bahkan perusahaan juga mengandung risiko. Semakin
besar risiko yang dihadapi pada umumnya dapat diperhitungkan bahwa
pengembalian yang diterima juga akan lebih besar (Qoriawaty, 2016). Pola
pengambilan risiko menunjukkan sikap yang berbeda terhadap pengambilan
risiko. Risiko melekat dari tindakan pelayanan kesehatan dalam hal ini pada saat
melakukan pengkajian asuhan keperawatan adalah bahwa dalam kegiatan ini
yang diukur adalah upaya yang dilakukan. Pada proses pengkajian data, hal-hal
yang dapat terjadi seperti:

1. Kurangnya informasi atau data yang diberikan keluarga pasien/ pasien


tersebut (menyembunyikan sesuatu hal) sehingga dalam proses
pengkajian kurang lengkap. Akibatnya perawat/dokter akan salah dalam
memberikan perawatan sehingga berbahaya terhadap pasien.

2. Tertularnya penyakit saat melakukan pengkajian dalam hal ini seperti


kontak fisik maupun udara. Pada saat perawat melakukan
perawatan/pengkajian pasien maka perawat mempunyai resiko tertular
penyakit dari pasien

3. Mendapatkan cacian atau pelecehan verbal saat melakukan pengkajian


ataupun pada proses wawancara. Dalam hal ini seperti halnya ketika
perawat menanyakan data/informasi pasien namun, keluarga/pasien
menyembunyikannya namun demi keselamatan pasieen, perawat tetap
menanyakannya sehingga pasien/keluarga pasien kurang menyukainya
sehingga perawat mendapatkan cacian/perlakuan tidak baik.

4. Mendapatkan kekerasan fisik dari pasien ataupun dari keluarga pasien


pada saat melakukan pengkajian/pemeriksaan. Misalnya, Pasien/keluarga
yang tidak menyukai proses perawatan/pengkajian dapat melakukan
kekerasan fisik terhadap perawatnya

Contoh Kasus :

Pada tanggal 27 maret 2016 di rumah sakit singapur terjadi kasus nyata
kekerasan fisik dan verbal pada saat perawat sedang melakukan
pengkajian.perawat tersebut pada saat melakukan pengkajian kepada
pasien,mendapatkan kekerasan fisik sekaligus verbal dari pasien yang ia
kaji.seperti yang dikutip dalam suatu artikel di media online.

“Ketika perawat Nur, 31 tahun melakukan pendekatan untuk


mengumpulkan data,salah satu pasiennya ngamuk,berteriak dan memukul mukul
kepalanya ke dinding. Dia mencoba menghentikan dan menenangkannya tapi
pasien nya secara emosinal malah menendang dadanya membuat dia terluka
dan kejadian kekerasan fisik maupun verbal dalam kasus tersebut tidak disebut
berasal dari kesalahan perawat sendiri ataukan karena memang sang pasien
memiliki emosinal yang tidak dapat dikontrol. Dalam proses pengkajian
sendiri,terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat. Mulai dari
pemahaman akan pengertian pengkajian,tahap-tahapan pengkajian, sehingga
metode yang digunakan melakukan pengkajian. Dalam pengkajian pasien,perwat
pun harus menyadari akan adanya hazard dan resiko yang mungkin mereka
dapatkan.

Beberapa macam upaya perlu di lakukan sebagai tindakan pencegahan.


upaya-upaya tersebut dapat dilakukan baik dari pihak pasien,perawat itu sendiri
maupun dari pihak manajemen rumah sakit. berikut beberapa upaya yang perlu
di lakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan fisik dan verbal pada perawat
saat melakukan pengkajian:

1. Perawat harus melakukan setiap adanya tindakan kekerasan dalam bentuk


apapun kepada pihak rumah sakit

2. Memberikan pengertian kepada pasien agar memperlakukan sesame


manusia dengan dasar martabat dan rasa hormat

3. Dalam melakukan kontak kepada pasien,perawat seharusnya menjadi


pendengar yang baiksalah satu teknik pengumpulan data pada pengkajian
adalah wawancarta.saat melakukan wawancaraperawat harus mampu
menempatkan diri sebagai tempat curhat pasien sebaik mungkin

4. Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada perawat tentang cara


menghindari tindakann kekerasan verbal dan fisik

5. Ketika pasien terlihat sedang dalam keadaan tidak terkontrol dan susah
untuk di dekati, perawat dapat melakukan pengkajian kepada keluarga
pasien terlebih dahulu.

6. Saat mengkaji, perawat tidak boleh menyampaikan kata-kata yang


menyingung pasien dan keluarga.

7. Saat melakukan tindakan pemeriksaan fisik, perawat harus meminta


persetujuan dari pasien terlebih dahulu.

8. Manajemen rumah sakit perlu memfasilitasi perawat mempersiapkan diri


untuk menghadapi hazard dan resiko.

9. Manajemen harus terbuka serta tidak berusaha menutupi terhadap


laporan-laporan kekerasan fisikmaupun verbal terhadap perawat

10. Memodifikasi lingkungan yang nyaman dirumah sakit mulai dari poli,
ruangan rawat inap, sampai ke unit gawat darurat dan ruang intensif untuk
menentramkan suasana hati pasien dan keluarga.

Upaya Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Perawat dalam Tahap


Pengkajian Berdasarkan Kasus Penyakit Akibat Kerja.

1. Batasi akses ketempat isolasi, tujuan daripada membatasi diri ketempat


isolasi adalah untuk mencegah kontaminasi, mencegah kita agar tidk
terinfeksi virus yang diderita oleh pasien.

2. Menggunakan APD dengan benar. APD atau alat pelindung diri adalah
armor untuk para perawat, dokter dan tenaga medis lainnya. APD
mencakup sarung tangan, masker, sepatu, helm dan lainnya yang
dibutuhkan ditempat kerja.

3. SOP memasang APD, jangan ada sedikitpun bagian tubuh yang tidak
tertutup APD. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kegagalan dalam
APD jangan sampai kita pakai handshoon dan sebelumnya lupa cuci
tangan atau kah setelah pakai hendshoon tidak cuci tangan dan langsung
memegang wajah ataupun makan sesuatu. Hal lain adalah, jangan sampai
kita pakai baju pelindung diri sementara kaki kita tidak terlindungi.

4. Petugas tidak boleh menyembunyikan wajahnya sendiri. Alasannya adalah


agar pasien atau keluarga pasien tidak takut dengan kita, tapi ketika
kondisi memaksa kita untuk membuat semua wajaah tertutup kita harus
jelaskan kepada pasien alasan kenapa seperti itu.

5. Membatasi sentuhan langsung ke pasien.


6. Cuci tangan dengan air dan sabun.

7. Bersihkan kaki dengan di semprot ketika meninggalkan ruangan tempat


melepas APD.

8. Lakukan pemeriksaan berkala pada pekerja.

9. Hindari memegang benda yang mungkin terkontaminasi

Setiap lingkungan atau tempat kerja mengandung potensi bahaya yang


tinggi sehingga diperlukan suatu upaya pencegahan dan pengendalian agar
tidak terjadi kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja disebabkan oleh
tindakan orang yang tidak mematuhi keselamatan kerja (unsafe action) dan
keadaan keadaan lingkungan atau proses dan sistem yang tidak aman (unsafe
condition).

Pengidentifikasian bahaya dan risiko kerja merupakan tahap awal yang


harus diperhatikan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian adalah mencegah
terjadinya bahaya risiko K3 terhadap tindakan perawatan, dan mengetahui
sumber bahaya keselamatan dan kesehatan kerja dalam tindakan perawatan
dan perbaikan dalam sistem yang diterapkan. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode deskriptif yang mendeskripsikan terkait identifikasi dan
penilaian risiko K3. P

engambilan data mengenai identifikasi dan penilaian risiko dianalisa


dengan HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control),
kemudian akan dievaluasi dan ditentukan upaya perbaikan dan pengendalian
risiko bahaya di tempat kerja sehingga tempat kerja menjadi aman. Hasil
penelitian ini adalah hasil risk assessment teridentifikasi 70 resiko dari 52 bahaya
dari 5 proses tindakan perawatan dan perbaikan yang di klasifikasikan risiko
rendah 16 %, sedang 54 %, tinggi 27% dan extrim 3%.

Pengendalian risiko untuk terkena sengatan listrik pada saat


menghidupkan panel operasional, tindakan pengendalian/penurunan risiko dapat
dilakukan dengan penggunaan APD seperti safety shoes dan sarung tangan
kulit, iritasi karena percikan dan terserap ke dalam mata dan kulit, gangguan
pernafasan karena menghirup gas/uap dapat dilakukan tindakan
pengendalian/pengurangan risiko dengan menggunakan APD (googles, masker)
MSDS material, serta larangan makan dan minum di tempat kerja, kebakaran,
tindakan pengendalian resiko dapat dilakukan yaitu penyedian alat pemadam
kebakaran dan Untuk jatuh dari ketinggian, tindakan pengendalian yang
dilakukan dengan menggunakan APD yaitu safety belt dan body harness pada
saat bekerja di tempat ketinggian serta melakukan rekayasa engineering atau
modifikasi pemasangan hand rail
Daftar Pustaka

OHSAS. (2007). Occupational Health and Safety Management Systems. OHSAS


18001:2007 OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY ASSESSMENT
SERIES, 1-28.

https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/OHSAS-18001-
Pdf-Download.html

Supriyadi, S., Nalhadi, A., & Rizaal, A. (2015, December). Identifikasi Bahaya dan
Penilaian Risiko K3 pada Tindakan Perawatan & Perbaikan Menggunakan Metode
HIRARC (Hazard Identification and Risk Assesment Risk Control) pada PT. X.
In Prosiding Seminar Nasional Riset Terapan| SENASSET (pp. 281-286).

https://e-jurnal.lppmunsera.org/index.php/senasset/article/view/474

Dhya shella “K3 hasard”

https://www.academia.edu/37749605/k3_hazard_doc

Wulan Fatwa Hidayah. “ Analisis Faktor risiko”

http://repository.ump.ac.id/9327/3/Wulan%20Fatwa%20Hidayah%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai