Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ETIKA DAN MORAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matkul Etikolegal

Dosen Pengampu :

Oleh:

Hurin Galuh Nur Amna


P1337424117022

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES SEMARANG 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang.Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Semarang, 21 April 2018

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

1. COVER...............................................................................................................i
2. KATA PENGANTAR ...............................................................................1
3. DAFTAR ISI ..............................................................................................2
4. BAB 1 : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang .....................................................................................3
b. Rumusan Masalah ................................................................................4
c. Tujuan Masalah ....................................................................................4
5. BAB II : ISI
a. Pendapat-pendapat dalam masalah etik dan moral ..............................5
b. Issue Etika ............................................................................................5
c. Dilema ................................................................................................11
d. Moral Issue….. ...................................................................................12
e. Masalah Etik dan Moral dalam kebidanan .........................................13
f. Informed choice ..................................................................................14
g. Informed consent.................................................................................16
6. BAB 111 :PENUTUP
a. Kesimpulan..........................................................................................19
b. Saran ...................................................................................................19
7. Daftar Pustaka ...........................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial


masyarakat dunia, juga mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan etik
sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik
terhadap nilai. Arus kesejahteraan ini tidak dapat dibendung, pasti akan
mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dalam hal ini bidang yang praktek mandiri
menjadi pekerja yang bebas Mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar
sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etikEtik
merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya
baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negative
yang berhubungan dengan hukum. Seseorang bidan dikatakan professional bila ia
mempunyai kekhususan. Sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan
bertanggung jawab menolong persalinan. Dalam hal ini bidan mempunyai hak
untuk mengambil keputusan sendiri yang harus mempunyai pengetahuan yang
memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika
yang berhubungan dengan ibu dan bayi.Derasnya arus globalisasi yang semakin
mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dunia, juga mempengaruhi
munculnya masalah/penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu
pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejahteraan ini
tidak dapat dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan.

Dengan demikian penyimpangan etik. Mungkin saja akan terjadi juga dalam
praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri, tidak seperti bidan yang
bekerja di RS, RB atau institusi Kesehatan lainnya, mempertanggungjawabkan
sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini bidang yang praktek mandiri menjadi
pekerja yang bebas Mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali
pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.

4
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pendapat mengenai masalah etik dan moral dalam praktik


kebidanan ?

2. Apa saja masalah etik dan moral yang mungkin terjadi dalam praktik bidan ?

3. Apa yang dimaksud dengan Informed choice ?

4. Apa yang dimaksud dengan Informed consent ?

C. TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui pendapat tentang masalah etik dan moral dalam praktik


kebidanan.

2. Mengetahui masalah etik dan moral yang mungkin terjadi dalam praktik bidan

2. Menjelaskan mengenai Informed Choice

3. Menjelaskan tentang Informed Consent.

5
BAB II
ISI

A. Pendapat-pendapat dalam masalah etik dan moral

Etika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam
hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehendak yang
didasari pemikiran yang jernih dengan pertimbagan perasaan. Etik adalah suatu
cabang ilmu filsafat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa etik adalah dispin
yang mempelajari tentang baik dan buruk sikap tindakan manusia. Etika
merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaian baik atau
tidak.

B. Issue Etik
Issue adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu
lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian. Issue
muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai. Isu etik dalam pelayanan kebidanan
merupakan topik yang penting yang berkembang di masyarakat tentang nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan denagn segala
aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.

Contoh issue etik :

a. Persejutuan dalam proses melahirkan.


b. Memilih atau pengambilan keputusan persalinan.
c. Kegagalan dalam persalinan.
d. Pelaksaaan USG dalam persalinan.
e. Bidan dan pendidikan seks.

(Purwoastuti,endang dan elisabeth siwi. 2017. Etikolegal dalam Praktik


Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press)

6
Issue etik dapat terjadi antara bidan dengan :

1) Klien / keluarga / masyarakat


Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga
dan masyarakat mempunyai hubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan. Seorang bidan
dikatakan profesional bila ia mempunyai kekhususan sesuai
dengan peran dan fungsinya yang bertanggung jawab
menolong persalinan. Dengan demikian penyimpangan etik
mungkin saja akan terjadi dalam praktek kebidanan misalnya
dalam praktek mandiri, bidan yang bekerja di RS, RB atau
institusi kesehatan lainnya. Dalam hal ini bidan yang praktek
mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya
sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap
kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.

Contoh kasus :
Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka
praktek kurang lebih selama satu tahun. Pada suatu hari datang
seorang klien bernama Ny ‘A’ usia kehamilan 38 minggu
dengan keluhan perutnya terasa kenceng kenceng dan terasa
sakit sejak 5 jam yang lalu. Setelah dilakukan VT, didapatkan
hasil pembukaan 3 dan ternyata janin dalam keadaan letak
sungsang. Oleh karena itu bidan menyarankan agar di Rujuk ke
Rumah Sakit untuk melahirkan secara operasi SC. Namun
keluarga klien terutama suami menolak untuk di Rujuk dengan
alasan tidak punya biaya untuk membayar operasi. Tapi bidan
tersebut berusaha untuk memberi penjelasan bahwa tujuan di
Rujuk demi keselamatan janin dan juga ibunya namun jika
tetap tidak mau dirujuk akan sangat membahayakan janin
maupun ibunya. Tapi keluarga bersikeras agar bidan mau
menolong persalinan tersebut. Sebenarnya, dalam hal ini bidan
tidak yakin bisa berhasil menolong persalinan dengan keadaan
letak sungsang seperti ini karena pengalaman bidan dalam hal
ini masih belum begitu mendalam. Selain itu juga dengan di
Rujuk agar persalinan berjalan dengan lancar dan bukan
kewenangan bidan untuk menolong persalinan dalam keadaan

7
letak sungsang seperti ini. Karena keluarga tetap memaksa,
akhirnya bidan pun menuruti kemauan klien serta keluarga
untuk menolong persalinan tersebut. Persalinan berjalan sangat
lama karena kepala janin tidak bisa keluar. Setelah bayi lahir
ternyata bayi sudah meninggal. Dalam hal ini keluarga
menyalahkan bidan bahwa bidan tidak bisa bekerja secara
profesional dan dalam masyarakatpun juga tersebar bahwa
bidan tersebut dalam melakukan tindakan sangat lambat dan
tidak sesuai prosedur.
a) Konflik : Keluarga terutama suami menolak untuk di
rujuk ke Rumah sakit dan melahirkan secara operasi SC
dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar
operasi.
b) Issue : Di mata masyarakat, bidan tersebut dalam
pelayanan atau melakukan tindakan tidak sesuai
prosedur dan tidak profesioanl. Selain itu juga
masyarakat menilai bahwa bidan tersebut dalam
menangani pasien dengan kelas ekonomi rendah sangat
lambat atau membeda-bedakan antara pasien yang
ekonomi atas dengan ekonomi rendah.
c) Dilema : Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan
tindakan yang tepat untuk menolong persalinan Resiko
Tinggi. Dalam hal ini letak sungsang seharusnya tidak
boleh dilakukan oleh bidan sendiri dengan keterbatasan
alat dan kemampuan medis. Seharusnya ditolong oleh
Dokter Obgyn, tetapi dalam hal ini diputuskan.

2) Tenaga Medis lainnya

Yaitu perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan


tenaga medis lainnya. Sehingga menimbulkan ketidaksepahaman
atau kerenggangan social.

Contoh kasus :

Disuatu desa yang ada sebuah BPS, suatu hari ada seorang
Ibu berusia 35 Tahun keadaannya sudah lemah. bidan
menanyakan kepada keluarga pasien apa yang terjadi pada

8
pasien. Dan suami pasien menjawab ketika dirumah Px jatuh &
terjad iperdarahan hebat. Setelahitu bidan memberikan
pertolongan , memberikan infuse dst…. Bidan menjelaskan pada
keluarga, agar istrinya di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan
curretase.Kemudian keluarga pxmenolak saran bidan tsb, dan
meminta bidan yang melakukan currentase. selang waktu 2 hari
pxmengalami perdarahan lagi kemudian keluarga merujuk ke
RS. Dokter menanyakan kapeda suami px, apa yang sebenarnya
terjadi dan suami px menjelaskan bahwa 3 hari yang lalu istrinya
mengalami keguguran & di currentase bidan didesany. dokter
mendatangi bidan terebut. Maka Terjadilah konflik antara bidan
& dokter.

a) Issue Etik : Mall Praktek Bidan melakukan tindakan


diluar wewenangnya.
b) Konflik : bidan melakukan currentase diluar
wewenangnya sehingga terjadilah konflik antara bidan
& dokter.
c) Dilema : jika tidak segera dilakukan tindakan takutnya
merenggut nyawa px karena BPS jauh dari RS. Dan
jika dilakukan tindakan bidan merasa melanggar kode
etik kebidanan & merasa melakukan tindakan diluar
wewenangnya

9
3) Organisasi Profesi
Adalah suatu topic masalah yang menjadi bahan
pembicaraan antara bidan dengan organisasi profesi karena
terjadinya suatu hal-hal yang menyimpang dari aturan-aturan
yang telah ditetapkan.

Contoh Kasus:
Seorang ibu yang ingin bersalin di BPS pada bidan A sejak
awal kehamilan ibu tersebut memang sudah sering
memeriksakan kehamilannya. Menurut hasil pemeriksaan
bidan Ibu tersebut mempunyai riwayat hipertensi. Maka
kemungkinan lahir pervaginanya sangat beresiko Saat
persalinan tiba. Tekanan darah ibu menjadi tinggi. Jika tidak
dirujuk maka beresiko terhadap janin dan kondisi si Ibu itu
sendiri. Resiko pada janin bisa terjadi gawat janin dan
perdarahan pada ibu. Bidan A sudah mengerti resiko yang akan
terjadi. Tapi ia ebih mementingkan egonya sendiri karena takut
kehilangan komisinya dari pada dirujuk ke rumah sakit.
Setelah janin lahir Ibu mengalami perdarahan hebat, sehingga
kejang-kejang dan meninggal. Saaat berita itu terdengar
organisasi profesi ( IBI ), maka IBI memberikan sanksi yang
setimpal bahwa dari kecerobohannya sudah merugikan orang
lain. Sebagai gantinya, ijin praktek (BPS) bidan A dicabut dan
dikenakan denda sesuai dengan pelanggaran tersebut.
a) Issue etik : (1) Terjadi malpraktek
(2) Pelangaran wewenang Bidan
b) Dilema etik : Warga yang mengetahui hal tersebut
segera melaporkan kepada organisasi profesi dan diberikan
penangan.

4) Teman sejawat
Issue etik adalah topic yang cukup penting untuk
dibicarakan sehingga mayoritas individu akan mengeluarkan
opini terhadap masalah tersebut sesuai dengan asas ataupun
nilai yang berkenaan dengan akhlak, niali benar salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat.

10
Contoh kasus :
Di suatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa
tersebut ada dua orang bidan yaitu bidan “A” dan bidan “B”
yang sama – sama memiliki BPS dan ada persaingan di antara
dua bidan tersebut.Pada suatu hari datang seorang pasien yang
akan melahirkan di BPS bidan “B” yang lokasinya tidak jauh
dengan BPS bidan “A”. Setelah dilakukan pemeriksaan
ternyata pembukaan masih belum lengkap dan bidan “B”
menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan
menolong persalinan tersebut meskipun mengetahui bahwa hal
tersebut melanggar wewenang sebagai seorang bidan demi
mendapatkan banyak pasien untuk bersaing dengan bidan
“A”.Sedangkan bidan “A” mengetahui hal tersebut. Jika bidan
“B” tetap akan menolong persalinan tersebut,bidan “A” akan
melaporkan bidan “B” untuk menjatuhkan bidan “B” karena di
anggap melanggar wewenang profesi bidan.
a) Issu Moral: seorang bidan melakukan pertolongan
persalinan normal.
b) Konflik Moral: menolong persalinan sungsang untuk
nendapatkan pasien demi persaingan atau dilaporkan
oleh bidan “A”.
c) Dilema Moral:
(1) Bidan “B” tidak melakukan pertolongan persalinan
sungsang tersebut namun bidan kehilangan satu
pasien.
(2) Bidan “B” menolong persalinan tersebut tapi akan
dijatuhkan oleh bidan “A” dengan dilaporkan ke
lembaga yang berwenang

5) Organisasi

Pelayanan kebidanan adalah aspek yang pokok dalam


pelayanan bidan di Indonesia. Keadilan dalam pelayanan ini
dimulai dengan :

1) Pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai.

11
2) Keadaan sumber daya kebidanan yang selalu siap untuk
melayani.
3) Adanya penelitian untuk mengembangkan/meningkatkan
pelayanan.
4) Adanya keterjangkauan ke tempat pelayanan

Issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan :

1) perawatan BBLR
2) penghentian suatu perawatan intensif
3) merawat bayi yang sudah sekarat
4) merawat bayi dengan kelainan
5) etika penggunaan USG dalam kehamilan
6) dampak virus HIV dalam praktik kebidanan
7) Analgesia epidural
8) Aborsi
9) multi genitalia wanita
10) AIDS
11) In-vintro fertilization

(Kemenkes RI, Badan PPSDM Kesehatan. 2013. Konsep Dasar dan Aspek Dasar
Legal Etik Keperawatan. Jakarta, Kemenkes RI)

C. Dilema
Dilema merupakan suatu keadaan di mana diharapkan pada dua alternatif
pilihan, yang kelihatan sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan
masalah. Dilema muncul karen aterbentur pada onflik moral, pertentangan batin,
atau pertentangan antata nilai nilai yang diyakini bidan dengan kenyatana yang
ada.

Contoh dilama dalam dunia kesehatan :

1. Aborsi
Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mencapai viabitas
dengan usia < 22 minggu dan berat janin < 500 gram.
2. Euthanasia

12
Euthanasia adalah praktik pencabutan kehidupan manusia melalui cara yang
dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang
minimal, biasaanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang
mematikan.
3. Adopsi/ pengakatan anak
Adopsi berasal dari kata “ adaptic” dalam bahasa belanda menurut kasus
hukum berarti “ pengangkatan seorang anak untuk anak kandungnya sendiri”.
Dalam bahasa Malaysia, berarti anak angkat atau mengangkat anak. Sedangka
dalam bahasa Inggris “ edoft” (adaption), berarti pengangktan anak atau
mengangkat anank. Dalam bahasa Arab disebut “tabanni” yang diartikan
“mengambil anak angkat”.
4. Transpalansi
Transplatasi organ adalah transplatasi atau pemindahan seluruh atau sebagian
organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat
yang lain pda tubuh yang sama. Transplatasi in ditujukan untuk mengganti
organ yang rusak atau tak berfungsi pada penerima denagn organ lain yang
masih berfungsi dari donor. Donor organ dapat merupakan orang yang masih
hidup ataupun telah meninggal .
5. Bayi Tabung
Bayi tabung adaalah upaya jalan pintas untuk mempertemuakan sel sperma
dan sel eluer di luar tubuh. Saetelah terjadi konsepsi hasil tersebut
dimasukkan kembali ke dalam rahim ibu atauembrio tarnsfer sehingga dapat
tumbuh menjadi janin sebagima layaknya kehamilan biasa.

(Purwoastuti,endang dan elisabeth siwi. 2017. Etikolegal dalam Praktik


Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press)

D. MORAL ISSUE
Issue Moral dalam praktek kebidanan Moral merupakan pengetahuan atau
keyakian tentang adanya hal yang baik dan buruk yang mempengaruhi siakap
seseorang. Kesadaran tentang adanya baik buruk berkembang pada diri seseorang
seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama, dll.
Issueu moral dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang
berhubungan dengan benar dan salah sebagai contoh nilai-nilai yang berhubungan

13
dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan pelayanan kebidanan
menyangkut kasus abortus, euthanasia, keputusan untuk terminasi kehamilan.

Contoh issue moral yang berkembang dalam bidang kebidanan dan kedokteran :

1. Bayi tabung
2. Sewa rahim
3. Bank sperma, karena misalnya pada wanita yang punya anak yang spermanya
berasal dari bank sperma,dia tidak tahu punya siapa sehingga kadang-kadang
kewajiban untuk membesarkan anak tersebut kurang.
4. Kloning karena akan bertentangan dengan apa yang telah ditentukan oleh
ALLAH SWT.
5. ATM kondom
6. Kasus abortus.
7. Euthanansia.
8. Keputusan untuk terminasi kehamilan

(Kemenkes RI, Badan PPSDM Kesehatan. 2013. Konsep Dasar dan Aspek Dasar
Legal Etik Keperawatan. Jakarta, Kemenkes RI)

E. Masalah etik dan moral yang mungkin terjadi dalam praktik


bidan
Beberapa pembahasan masalah etik dalm kehidupan sehari hari adalah sebagai
berikut:

1. Persetujuan dalam proses melahirkan.

a. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.


b. Kegagalan dalam proses persalinan.
c. Pelaksanan USG dalam kehamilan.
d. Konsep normal pelayanan kebidanan.
e. Bidan dan pendidikan seks

2. Masalah etik yang berhubungan dengan tekhnologi

a. Perawatan intensif pada bayi.


b. Skreening bayi.

14
c. Transplantasi organ.
d. Teknik reproduksi dan kebidanan.

3. Masalah etik yang berhubungan dengan profesi

a. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.


b. Otonomi bidan dan kode etik profesional.
c. Etik dalam penelitian kebidanan.
d. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitive

(Kemenkes RI, Badan PPSDM Kesehatan. 2013. Konsep Dasar dan Aspek Dasar
Legal Etik Keperawatan. Jakarta, Kemenkes RI)

F. Informed choice
a. Pengertian

Informed Choice berarti membuat pilihan setelah mendapatkan


penjelasan tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya, pilihan (choice)
harus dibedakan dari persetujuan (concent). Persetujuan penting dari sudut
pandang bidan, karena itu berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan
otoritas untuk semua prosedur yang dilakukan oleh bidan. Sedangkan pilihan
(choice) lebih penting dari sudut pandang wanita (pasien) sebagai konsumen
penerima jasa asuhan kebidanan.

b. Tujuan Informed Choice

Tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya. Peran


bidan tidak hanya membuat asuhan dalam manajemen asuhan kebidanan
tetapi juga menjamin bahwa hak wanita untuk memilih asuhan dan
keinginannya terpenuhi. Hal ini sejalan dengan kode etik internasional bidan
yang dinyatakan oleh ICM 1993, bahwa bidan harus menghormati hak
wanita setelah mendapatkan penjelasan dan mendorong wanita untuk
menerima tanggung jawab untuk hasil dari pilihannya.

c. Rekomendasi
1) Bidan harus terusmeningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
dalam berbagai aspek agar dapat membuat keputusan klinis dan
secara teoritis agar dapat memberikan pelayanan yang aman dan
dapat memuaskan kliennya.

15
2) Bidan wajib memberikan informasi secara rinci dan jujur dalam
bentuk yang dapat dimengerti oleh wanita dengan menggunakan
media laternatif dan penerjemah, kalau perlu dalam bentuk tatap
muka secara langsung.
3) Bidan dan petugas kesehatan lainnya perlu belajar untuk membantu
wanita melatih diri dalam menggunakan haknya dan menerima
tanggung jawab untuk keputusan yang mereka ambil sendiri.
4) Dengan berfokus pada asuhan yang berpusat pada wanita dan
berdasarkan fakta, diharapkan bahwa konflik dapat ditekan serendah
mungkin.
5) Tidak perlu takut akan konflik tapi menganggapnya sebagai suatu
kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian
ulang yang objektif, bermitra dengan wanita dari sistem asuhan dan
suatu tekanan positif.

d. Bentuk Pilihan (Choice) Pada Asuhan Kebidanan

Ada beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat dipilih oleh pasien
antara lain :

1) Gaya, bentuk pemeriksaan antenatal dan pemeriksaan


laboratorium/screaning antenatal.
2) Tempat bersalin (rumah, polindes, RB, RSB, atau RS) dan kelas
perawatan di RS.
3) Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan.
4) Pendampingan waktu bersalin.
5) Clisma dan cukur daerah pubis.
6) Metode monitor denyut jantung janin.
7) Percepatan persalinan.
8) Diet selama proses persalinan.
9) Mobilisasi selama proses persalinan.
10) Pemakaian obat pengurang rasa sakit.
11) Pemecahan ketuban secara rutin.
12) Posisi ketika bersalin.
13) Episiotomi.
14) Penolong persalinan.
15) Keterlibatan suami waktu bersalin, misalnya pemotongan tali pusat.
16) Cara memberikan minuman bayi.

16
17) Metode pengontrolan kesuburan.

(Purwoastuti,endang dan elisabeth siwi. 2017. Etikolegal dalam Praktik


Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press)

G. Informed consent
a. Pengertian

Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan


kepada pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan
secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap
pasien tersebut.

b. Indikasi Informed Consent


1) Biasanya dipakai pada saat akan diadakannya tindakan medis kepada
pasien sebagai persetujuan yang ditanda tangani oleh pasien atau
keluarga terdekatmya.
2) Diagnosa yang telah ditegakkan.
3) Sifat dan luasnya tindakan yang akan dilakukan.
4) Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan tersebut.
5) Resiko-resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi daripada tindakan
kedokteran tersebut.
6) Konsekuensinya bila tidak dilakukan tindakan tersebut dan adakah
alternatif cara pengobatan yang lain.

Resiko-resiko yang harus diinformasikan kepada pasien yang dimintakan


persetujuan tindakan kedokteran :

a) Resiko yang melekat pada tindakan kedokteran tersebut.


b) Resiko yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya.

c. Tiga unsur Informed Consent


1) Keterbukaan informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan
(dokter, bidan, perawat dll).
2) Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan.

17
3) Kesukarelaan (tanpa paksaan atau tekanan) dalam memberikan
persetujuan.
Pengecualian terhadap keharusan pemberian informasi sebelum
dimintakan persetujuan tindakan kedokteran adalah :

a) Dalam keadaan gawat darurat ( emergensi ), dimana dokter harus


segera bertindak untuk menyelamatkan jiwa.
b) Keadaan emosi pasien yang sangat labil sehingga ia tidak bisa
menghadapi situasi dirinya.

d. Tujuan Informed Consent


1) Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter
yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar
pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya.
2) Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu
kegagalan dan bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan
tanpa resiko, dan pada setiap tindakan medik ada melekat suatu
resiko.

e. Fungsi Informed Consent


1) Penghormatan harkat dan martabat pasien selaku manusia.
2) Promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
3) Untuk mendorong petugas kesehatan melakukan kehati-hatian dalam
mengobati pasien.
4) Menghindari penipuan dan misleading oleh bidan.
5) Mendorong diambil keputusan yang lebih rasional.
6) Mendorong keterlibatan publik dalam kebidanan dan kesehatan.
7) Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang kebidanan
dan kesehatan.

f. Urgensi dan penerapan informed consent :


1) Kasus-kasus yang menyangkut dengan pembedahan/operasi.
2) Kasus-kasus yang menyangkut dengan pengobatan yang memakai
tehnologi baru yang sepenuhnya belum dipahami efeksampingnya

18
3) Kasus-kasus yang memakai terapi obat yang memungkinkan banyak
efek sampingnya, seperti terapi dengan sinar laser dll.
4) Kasus-kasus penolakan pengobatan oleh klien.
5) Kasus-kasus disamping mengobati, dokter juga melakukan riset dan
eksperimen dengan objek pasien.

g. Aspek-aspek hukum informed consent :


1) Aspek hukum perdata tentang tanpa ada persetujuan dari penguna
jasa kesehatan, pasal 1365 KUHP.
2) Aspek hukum pidana tentang informed consent mutlak harus
dipenuhi, tindakan invasive (missal : pembedahan, tindakan radiologi
invasive), pasal 351 KUHP.
3) Pasal 89 KUH Pidana, tentang pemberian obat bius.
4) Pasal 351 KUH Pidana, tentang penganiayaan sekalipun sebagai
dokter, kecuali :
a) Perlukaan bedah yang disetujui.
b) Tindakan bedah medikyang disetujui.
c) Tindakan bedah medik dilakukan dengan standar prosedur
medik.

(Purwoastuti,endang dan elisabeth siwi. 2017. Etikolegal dalam Praktik


Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press)

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Materi ini sangat penting bagi mahasiswa bidan untuk mengetahui


tentang apa itu etika,apa itu moral dan bagaimana menerapkannya dalam
praktik kebidanan sehingga seorang bidan akan terlindung dari kegiatan
pelanggaran etik ataupun pelanggaran moral yang sedang berkembang
dihadapan public dan erat kaitannya dengan pelayanan kebidanan sehingga
seorang bidan sebagai provider kesehatan harus kompeten dalam menyikapi
dan mengambil keputusan yang tepat untuk bahan tindakan selanjutnya
sesuai dengan standar asuhan dan kewenangan bidan.

B. Saran

Dalam makalah ini terdapat penjelasan tentang “Radio Komunikasi”


,yang diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang radio
komunikasi,pokok-pokok bahasan mengenai radio komunikasi,serta peran
penting radio komunikasi bagi kapal serta keselamatan penumpang dan kapal
dengan pembahasan yang ada dalam makalah ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI, Badan PPSDM Kesehatan. 2013. Konsep Dasar dan Aspek Dasar
Legal Etik Keperawatan. Jakarta, Kemenkes RI

Purwoastuti,endang dan elisabeth siwi. 2017. Etikolegal dalam Praktik Kebidanan.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press

21

Anda mungkin juga menyukai