Laprak 2 - Kelompok 3 - Kelas C PDF
Laprak 2 - Kelompok 3 - Kelas C PDF
Disusun oleh :
Kelompok 3 C
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mahasiswa mampu mengisolasi DNA pada bakso dengan metode lisis buffer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum prosedur ekstraksi untuk isolasi DNA harus memenuhi tiga kriteria
utama:
1. Isolasi sel
2. Lisis dinding dan membran sel
3. Ekstraksi dalam larutan
4. Purifikasi
5. Presipitasi
Sedangkan, prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu
sentrifugasi dan presipitasi. Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan
substansi berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya
sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan
substansi yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut
dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama mesin sentrifugasi dengan
kecepatan yang bervariasi, contohnya 2500 rpm (rotation per minute) atau 3000
rpm (Mukhlissul Faatih, 2009).
Target PCR yaitu asam nukleat (DNA) untai ganda yang diekstraksi dari
berbagai macam sel dan terdenaturasi menjadi asam nukleat beruntai tunggal.
Komponen proses reaksi PCR terdiri atas pasangan primer yang berupa
oligonukleotida spesifik untuk target gen yang dipilih, enzim (umumnya Taq
polymerase, enzim thermostable dan thermoactive yang berasal dari Thermus
aquaticus) dan trifosfat deoxynucleoside (dNTP) digunakan untuk
mengamplifikasi target gen secara eksponensial dengan hasil replikasi ganda dari
target awal. Reaksi ini dilakukan pada mesin pemanas yang diprogram secara
otomatis dapat mengatur suhu beserta siklusnya yang disebut thermocycler. Mesin
tersebut menyediakan kondisi termal yang diperlukan untuk proses amplifikasi
(Nollet & Toldra 2011). Proses yang terjadi pada mesin PCR meliputi tiga tahap
utama yaitu denaturasi (pemisahan untai ganda DNA), annealing (penempelan
primer) dan ekstensi (pemanjangan primer). Proses dimulai dari proses denaturasi,
kemudian penempelan dan ekstensi yang mana dalam satu proses tersebut disebut
satu siklus. Produk PCR divisualisasikan dengan menggunakan proses
elektroforesis dan digunakan untuk analisis lebih lanjut (Weissensteiner et al.
2004). Produk PCR dipisahkan dengan elektroforesis gel yang diwarnai dengan
bromida dan divisualisasikan menggunakan sinar ultraviolet (Nollet & Toldrá
2011)
Ada empat komponen utama yang dibutuhkan untuk melakukan proses PCR
yaitu:
Tahap (2) sampai dengan (4) merupakan tahapan berulang (siklus), di mana pada
setiap siklus terjadi duplikasi jumlah DNA. Jumlah salinan (copy) DNA hasil
amplifikasi adalah 2n, dimana n adalah jumlah siklus. Tahapan proses PCR adalah
suatu teknik yang melibatkan beberapa tahap yang berulang (siklus) dan pada
setiap siklus terjadi duplikasi jumlah target DNA untai ganda. Untai ganda DNA
templat (unamplified DNA) dipisahkan dengan denaturasi termal dan kemudian
didinginkan hingga mencapai suatu suhu tertentu untuk memberi waktu pada
primer menempel (anneal primers) pada daerah tertentu dari target DNA.
Polimerase DNA digunakan untuk memperpanjang primer (extend primers)
dengan adanya dNTPs (dATP, dCTP, dGTP dan dTTP) dan buffer yang sesuai.
Umumnya keadaan ini dilakukan antara 20 – 40 siklus. Target DNA yang
diinginkan (short ”target” product) akan meningkat secara eksponensial setelah
siklus keempat dan DNA non-target (long product) akan meningkat secara linier
seperti tampak pada bagan di atas (Newton and Graham, 1994).
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi
untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara
seluler. DNA terdapat pada nukleus, mitokondria dan kloroplas. DNA memiliki
struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan komponen-komponennya,
yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan pasangan basa. Di dalam
inti sel suatu organisme, terdapat materi genetik. Materi genetik ini harus
mempunyai kemampuan untuk mengkode suatu informasi secara spesifik dan
menggandakan suatu informasi secara tepat. DNA/RNA adalah informasi
genetik yang dibentuk oleh asam deoksiribonukleat untuk DNA atau
Ribosanukleat untuk RNA.
Isolasi DNA merupakan teknik ekstraksi DNA dari suatu sel sebagai tahap
awal suatu analisis genetik. Isolasi DNA biasanya dimulai dengan lisis atau
rusaknya jaringan atau sel. Proses ini sangat penting untuk penghancuran
struktur protein dan memungkinkan untuk pelepasan asam nukleat dari inti.
Lisis dilakukan dalam larutan garam, deterjen yang mengandung protein
denaturasi atau protease (enzim mencerna protein), seperti proteinas. Hal ini
mengakibatkan kerusakan sel dan melarutkan membran. Isolasi DNA adalah
sebuah proses yang sederhana (Soewoto, 2000). Isolasi DNA merupakan
langkah mempelajari DNA.
Pada praktikum kali ini yang akan dilakukan adalah menganalisis daging
babi yang terkandung dalam bakso sapi. Menganalisis daging babi pada
produk daging sapi sangat penting dilakukan melihat banyaknya produk daging
sapi yang dicampur dengan daging babi karena harga daging babi yang lebih
murah dibandingkan dengan daging sapi. Isolasi DNA dilakukan dari gelatin
babi dan sapi dengan cara mengekstraksi nya. Metode yang dilakukan dengan 2
cara, yaitu dengan menggunakan kit komersial High Pure PCR Template
preparation (Roche) dan larutan ekstraksi SDS 1% (Sodium Dodecyl Sulphate).
Prinsip metode tersebut inti nya sama yaitu penghancuran membrane sel (cell
lysis) pemurniaan sel debris dan protein (purifikasi) dan presipitasi DNA
(Muladno, 2010 dan Roche, 2007). Namun, metode yang dilakukan pada
praktikum kali ini tidak.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu mortar, pipet mikro, tip,
lemari pendingin 4°C, mesin PCR, tabung mikrosentrifus 1,5 ml, rak tabung,
mesin sentrifugasi, timbangan, vorteks, microwave, spatula, pisau,
elektroforesistray, chamber elektroforesis, scanner, comb, gel documentation
dan alat gelas seperti gelas ukur, labu Erlenmeyer (100 ml & 250 ml), gelas
Beaker (250 ml), dan tabungpenyimpananbahan (50 ml, 100 ml, 250 ml & 500
ml).Bahan yang digunakanyaitu TE (Tris-Cl & EDTA) pH 8.0, etanol 70%,
isopropanol, potassium acetate solution, DNase-free RNase, Proteinase K,
buffer PCR LA Taq, agarosa, buffer 1xTAE, sybr safe 1x, loading dye dan
dH2O.
Tahap pertama pada proses isolasi yaitu preparasi jaringan hewan dan
pelisisan sel. Preparasi dilakukan dengan mengambil 20 mg daging babi, sapi
dan bakso yang sudah dihaluskan. Pelisisan sel adalah proses melarutkan DNA
yang terdapat dalam sel daging. 20 mg daging yang sudah dihaluskan tersebut
disentrifugasi dalam tabung sentrifus yang bervolume 1,5 ml selama 10 detik.
Dalam tabung tersebut ditambahkan cairan pelisis sel yang berfungsi untuk
membantu proses penghancuran sel. Larutan pelisis sel mengandung Tris-HCl
sebagailarutan bufferdan Tris-EDTA sebagai larutan isotonis agar DNA tidak
rusak (Researchergate 2012: 3-5). Salah satu prinsip isolasi DNA yaitu dengan
sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan campuran
berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat
molekul besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan
berada pada bagian atas tabung (Mader, 1993). Jika sudah terlihat pemisahan,
maka tabung diinkubasi dengan suhu 65˚C selama 30 menit.
Tahap kedua dari proses isolasi DNA yaitu degradasi RNA yang dilakukan
dengan cara menambahkan RNAse sebagai penghancur RNA ke dalam
campuran yang sudah diinkubasi. Campuran ini kembali diinkubasi selama
37˚C selama 30 menit. Suhu yang digunakan lebih rendah digunakan dalam
proses inkubasi untuk menghindari kerusakan DNA. Presipitasi protein juga
dilakukan pada tahap ini. Hal ini dilakukan untuk mengendapkan protein-
protein yang terdapat dalam DNA. Hal ini dilakukan dengan menambahkan
larutan pengendap protein yang mengandung SDS (Sodium DodecylSulfate)
untukmelarutkanmembran dan protein yang terdenaturasi, dan
larutanpresipitasi protein (HAc) mengendapkan protein yang berasosiasidengan
DNA. Larutan dan campuran direndam dalam ice selama 5 menit dan
disentrifugasi dengan kecepatan 16.000 rpm selama 4 menit.
Tahap ketiga dari proses isolasi DNA yaitu presipitasi dan pelarutan DNA.
Supernatan yang terbentuk ditambah dengan isopropanol yang berfungsi
sebagai medium agregasi plasmid DNA agar DNA terlihat dan dihomogenkan
dengan sentrifuge dengan kecepatan yang sama seperti sebelumnya. Campuran
yang sudah homogen ditambah dengan etanol yang dapat berfungsi sebagai
fase pencucian DNA untuk menghilangkan isopropanol dan garam yang
terkandung. Endapan yang terbentuk dikeringkan dan diberikan larutan
penghidrasi untuk didiamkan selama 1 jam dalam suhu 65˚C dan disimpan
pada suhu 4˚C.
Dari proses isolasi yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu terdapat
serat putih yang terbentuk yang diduga DNA dari masing-masing sampel yang
diuji. Setelah mendapatkan hasil seperti ini, DNA di analisis untuk melihat
pola DNA dari sampel menggunakan PCR. Metode yang akan dipraktikkan
selanjutnya yaitu PCR Konvensional dan PCR Real-Time.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Isolasi DNA merupakan teknik ekstraksi DNA dari suatu sel sebagai tahap
awal suatu analisis genetik. Isolasi DNA biasanya dimulai dengan lisis atau
rusaknya jaringan atau sel. Praktikum kali ini menganalisis daging babi yang
terkandung dalam bakso sapi. Dari proses isolasi yang telah dilakukan
didapatkan hasil yaitu terdapat serat putih yang terbentuk yang diduga DNA
dari masing-masing sampel yang diuji. Setelah mendapatkan hasil seperti ini,
DNA di analisis untuk melihat pola DNA dari sampel menggunakan PCR.
Metode yang akan dipraktikkan selanjutnya yaitu PCR Konvensional dan PCR
Real-Time.
DAFTAR PUSTAKA
Doyle, A., Griffith S.J.B., 2000, Cell and Tissue Culture for Medical
Research,John Willey and Sons, Ltd., New York.
Faatih, Mukhlissul. 2009. Isolasi dan Digesti DNA Kromosom. Surakarta: Jurnal
Penelitian Sains dan Teknologi.
Klug, W.S., and M.R. Cummings. 1991. Concept of Genetics. Third edition.
Macmillan Publishing Company. New York, USA.
Muladno. 2010. Teknologi Rekayasa Genetika Edisi Ke-2. Bogor : IPB Press.
Mullis. K.B., and F.A. Faloona. 1987. Spesific syntesis DNA amplification in vitro
via a Polimerace Catalyzed Chain Reaction.
Newton, C.R. and A. Graham. 1994. PCR. UK: Bios Scientific Publisher.
Nollet, L. M. L., Toldra, F. 2011. Safety Analysis of Foods of Animal Origin. New
York: CRC Press.
Rahmawati, Putri. (2012). Analisis cemaran babi pada produk dendeng sapi yang
beredar di wilayah ciputat dengan menggunakan metode amplifikasi DNA
menggunakan real-time PCR. Skripsi. Program Studi Farmasi. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Raven, P. H., and Johnson, G. B. 2002. Biology. 6th ed. McGraw-Hill Company
Inc.,New York. 1239p.
Surzycki, S. 2000. Basic Techniques in Molecular Biology. Spinger-Verlag.
Berlin. Heidelberg, New York.
Tan et al. 2007. Intellectual capital and financial returns of companies. Journal of
Intellectual Capital Vol. 8