Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIS

UJI KEHAMILAN

Disusun oleh :
Kelompok 2 C
1. Ade Nurhikmah 11171020000003
2. Ghina Syarifah 11171020000056
3. Hasna Dzakiyah M. 11171020000059
4. Rahmah Dinda P. 11171020000060
5. Fatimah Nur Fauziyah 11171020000062
6. Nadya Shafira 11171020000063
7. Aliya Zahra 11171020000065
8. Luna Septie Pramudita 11171020000066
9. Wulan Sari 11171020000069
10. Dili Ridho Amali Ikhsan 11171020000072
11. Listiani Oktaviana 11171020000075

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
OKTOBER/2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 3


I. Latar Belakang ................................................................................................................................ 3
II. Tujuan .......................................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................. 4
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ................................................................................................. 6
I. Alat dan Bahan ................................................................................................................................ 6
II. Prosedur Kerja ............................................................................................................................ 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................................... 7
I. Hasil.................................................................................................................................................. 7
II. Pembahasan ................................................................................................................................. 7
BAB V KESIMPULAN ............................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Hormon seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar pada organ seks dan kelenjar
adrenalin langsung kedalam aliran darah. Hormon seks yang bertanggung jawab dalam
menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang normal. HCG atau
Hormon Chorionic Gonadotropin merupakan suatu hormon seks yang dapat digunakan untuk
penentuan kehamilan secara sederhana. Hormon ini dieksresikan melalui urin ibu yang sedang
hamil.

Galli manini merupakan metode penentuan kehamilan secara biologik dengan


memanfaatkan HCG yang terkandung dalam urin wanita hamil. Metode ini masih digunakan
sampai sekarang meskipun di laboratorium-laboratorium paling sering digunakan metode-metode
imunologik.

Jumlah HCG yang dieksresikan dalam urine wanita hamil berbeda –beda untuk setiap
wanita tergantung dari usia kehamilan. HCG dapat ditemukan dengan mudah pada usia kandungan
1-3 bulan. Oleh sebab itu, metode Galli Manini kurang tepat digunakan untuk menentukan
kehamilan usia diatas 3 bulan. Berdasarkan permasalahan diatas, maka praktikum Galli Manini
perlu dilakukan untuk menentukan ada atau tidaknya hormon choriogonadotropin dalam urin
wanita hamil.

II. Tujuan
Untuk mendeteksi terjadinya kehamilan dengan adanya hormon HCG (human chorionic
gonadotropine) dan tidak terdapat pada wanita yang tidak hamil.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hormon adalah suatu substansi yang dihasilkan oleh kelenjar yang tidak tersalurkan, akan
tetapi langsung masuk ke dalam darah menuju alat-alat lain dari bagian tubuh dan berpengaruh di
bagian tersebut. Kelenjar penghasil hormon dengan hormon-hormon di antaranya yaitu kelenjar
pituitari atau hipofisis mensekresikan hormon somatik, hormon myotropik, hormon adrenotropik
dan hormon gonadotropik meliputi FSH (Folikel Stimulating Hormon), atau hormon prolaktin
yang mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan gonad, yaitu ovarium pada wanita dan testis
pada pria (Frandson,1991).

Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang disekresikan oleh sel-sel
tropoblas ke dalam cairan ibu segera setelah setelah nidasi terjadi. HCG yang dihasilkan dapat
ditemukan dalam dalam serum dan urine. Adanya HCG dalam urine dapat digunakan untuk
penentuan kehamilan dengan cara sederhana (Siti, 1984).

Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
secara biologik dan dengan imunologik. Percobaan biologik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu
cara ascheim, zondek, Friedman, dan Galli manini; masing-masing cara biologik ini menggunakan
binatang uji. Sedangkan pemeriksaan secara imunologik dapat dilakukan dengan cara Direct Latex
Agglutination (DLA) atau secara tidak langsung dengan cara Latex Agglutination Inhibition (LAI)
serta cara Hemaglutination Inhibition (HAI) (Siti,1984).

Mengingat pentingnya anti HCG untuk tes kehamilan secara imunologis, HCG dapat
diperoleh dari ekstraksi urin wanita hamil karena hormon yang diproduksi oleh plasenta ini
dieksresikan dalam jumlah besar melalui urin. HCG mempunyai sifat seperti LH pada wanita
dengan produksi gonadotropin yang rendah atau non siklis. Hormon ini juga digunakan pada
wanita dengan ovulasi pada fase luteal sehingga terjadi infertilitas atau abortus habitualis (Cowie,
dkk, 1980).

Kadar HCG dalam darah ibu sedemikian tinggi sehingga sebagian disekresikan di dalam
urine dan dapat dideteksi dalam uji kehamilan. Puncak produksi hormon tersebut dicapai dalam

4
bulan kedua kehamilan. Jika telur telah dibuahi dan tertanam di dalam endometrium, sel-sel
tropoblas dalam plasenta yang sedang berkembang mensekresi gonadotropin chorion (Imam dan
Fahriyan, 1992; Ville, 1984).

Pada hewan betina, FSH dan LH akan mempengaruhi indung telur (ovarium). FSH, LH,
dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus ovulasi dan sekaligus mempersiapkan uterus
berkembang pada mamalia. Sedangkan pada jantan, FSH dan LH akan mempengaruhi testis untuk
mulai memproduksi hormon testosteron dan sperma. Sekresi FSH diatur juga oleh suatu faktor
yang dihasilkan oleh hipotalamus yang disebut faktor pelepas gonadotropin atau GnRF (Fried,
dkk., 2006 ; Sumarmin, 2008).

Hormon LH dapat mendorong pertumbuhan folikel menjadi folikel praovulasi dan diikuti
terjadinya ovulasi. Peningkatan progesteron pada lapisan theka menyebabkan lapisan granulosa
menjadi lebih responsif terhadap LH pada saat folikel mendekati ovulasi. Folikel ovari dan kadar
estrogen di atas ambang akan memberi respon terhadapa hipotalamus untuk menekan pelepasan
FSH dan selanjutnya memfasilitasi pelepasan LH untuk menandai proses ovulasi (Donald, dkk,
1980 ; Hapez, 2000)

5
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

I. Alat dan Bahan


1. Alat
- Beaker glass
- Test pack
2. Bahan
- Sampel : Urin positif hamil dan urin negatif hamil

II. Prosedur Kerja


1. Urin positif hamil dan negatif hamil diletakkan dalam beaker glass masing-masing
2. Test pack disiapkan
3. Test pack dicelupkan ke dalam urin lalu diamkan. Beberapa lama kemudian akan
terlihat garis pada test pack sebagai penanda kehamilan

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Hasil

No. Bahan Hasil


1. Urin ibu hamil (+) positif

II. Pembahasan
HCG (Human Chorionic Gonadotropin) merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh
jaringan plasenta yang masih muda dan dikeluarkan lewat urin. Hormon HCG tersusun atas
glikoprotein yang dihasilkan oleh protoblast dan bakal plasenta. Namun, selama plasenta belum
terbentuk, hormon ini dihasilkan sel-sel fungsi tropoblas. Setelah umur kehamilan memasuki 12-
13 minggu, hormon HCG ini dihasilkan oleh plasenta. HCG mula-mula di produksi oleh sel lapisan
luar blastokista. Sel ini berdiferensiasi menjadi sel tropoblast,sinsitiotropoblast yang berkembang
dari tropoblast, terus menghasilkan HCG (Frandson, 1993). Di dalam tubuh, hormon ini bersifat
mempertahankan korpus luteum, yakni jaringan di ovarium yang menghasilkan progesterone.
Hormon progesterone berfungsi untuk memelihara atau mempertahankan proses kehamilan,
sedangkan korpus luteum ini ditunjang keberadaannya oleh HCG.

Kehamilan akan ditandai dengan meningkatnya kadar HCG dalam urin pada trimester I,
HCG disekresikan 7 hari setelah ovulasi. Pembentukan HCG maksimal pada 60-90 hari.Tingkat
sekresi HCG meningkat dengan cepat selama kehamilan awal untuk menyelamatkan korpus
luteum dari kematian. Sebagian besar ibu hamil mengalami penambahan kadar hormon hCG
sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual

7
dan pusing yang sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terus secara
perlahan, dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persalinan.(Kayisli U,
dkk:2009). Uji kehamilan ini dapat dideteksi pada hari ke 3-6 setelah terlambat haid. Seseorang
dikatakan hamil apabila kadar hormon HCG diatas 25mlU/ml. Ketika wanita hamil kadar hcg nya
bisa mencapai 100 mIU/ml dan kadar hcg puncaknya kira kira 8 minggu setelah haid terakhir
setelah itu kadar hcg akan menurun seiring bertambahnya usia kehamilan. Pada minggu ke-10
kehamilan, pengeluaran HCG menurun sehingga tingkat sekresinya rendah yang kemudian
dipertahankan selama kehamilan. Turunnya HCG terjadi pada saat korpus luteum tidak lagi
diperlukan untuk menghasilkan hormon-hormon steroid karena plasenta sudah mulai
mengeluarkan estrogen dan progesterone dalam jumlah bermakna. (Saifuddin, 2002). Setelah
persalinan kadar hcg akan kembali normal.

Alat uji kehamilan untuk dipakai di rumah (home pregnancy test,HPT) yang dikenal
dengan test pack merupakan alat praktis yang cukup akurat untuk mendeteksi kehamilan pada
tahap awal dengan menggunakan urin. Bentuk test pack ini ada dua macam, strip dan compact.
Alat yang kami gunakan untuk mendeteksi kehamilan ini yaitu steril pregnancy test strip, HCG urine
pregnancy test. Kepekaan pada alat ini adalah 20 mIU dan memiliki kadaluarsa sampai tahun 2020. Test
pack strip dalam penggunaannya harus dicelupkan ke dalam urin yang telah ditampung wadah.
Pengumpulan dan penyimpanan urin sebaiknya menggunakan urin pagi hari karena berisi
konsentrasi HCG yang paling tinggi sehingga baik
untuk pemeriksaan sampel urin. Meskipun demikian, urin sewaktu dapat juga digunakan. Urin
spesimen dikumpulkan pada gelas atau penampung plastik yang bersih. Jika spesimen
tidak digunakan segera maka harus disimpan pada suhu 2-8˚C dan letakkan pada suhu temperatur
sebelum digunakan, tetapi penyimpanan tidak boleh lebih dari 48 jam (Vitthala, 2012).
Test ini sangat tergantung pada kerja sama antibodi dan antigen. Antibodi ini zat kimia
yang dihasilkan oleh limfosit dan struktur lain di dalam tubuh. Sedangkan antigen, zat asing yang
masuk dan merangsang reaksi kimia tubuh. Jika antigen masuk ke dalam jaringan tubuh, antibodi
bereaksi sehingga antigen tidak berbahaya lagi. Tiap antibodi hanya bereaksi terhadap antigen
tertentu. Antibodi-antibodi itulah yang “ditambatkan” pada media test, yang mempunyai dua strip
(garis) indikator (Pearce, 1997). Keuntungan strip uji kehamilan adalah bisa dilakukan sendiri di
rumah, cepat, mudah di dapat,prosedur pengujian mudah dilakukan, relatif murah, jenis alat tes
bervariasi, akurasi hasil uji yang tinggi (97 – 99%), mudah dibaca sehingga tidak perlu diragukan,

8
serta dapat mendeteksi kehamilan lebih dini (Rao et al, 1981). Kekurangannya yaitu tidak
diketahui kadar HCG secara pasti, membutuhkan biaya yang mahal.

Pemeriksaan HCG dengan metode immunokromatografi merupakan cara yang paling


efektif untuk mendeteksi kehamilan dini. Interpretasi hasil negatif hanya terdapat satu tanda merah
yang muncul pada bagian control line (C) dan tidak tampak garis merah pada bagian test line (T)
(sensitifitas 0 IU/ml), hasil positif terdapat 2 tanda merah, satu pada bagian test line (T) dan satu
pada bagian control line (C) (sensitifitas 25 mIU/ml). Apabila strip test dimasukkan dalam urin,
maka urin akan meresap secara kapiler, sehingga terjadi ikatan antara urin yang mengandung α
dan β HCG dengan anti α dan anti β HCG pada test line (T) dan control line (C) akibatnya akan
timbul garis warna merah pada test line (T) dan control line (C), garis warna merah ini
menunjukkan hasil yang positif. Garis warna merah yang terjadi pada test line (T) dapat terjadi
karena pada test telah disensitisasi Ag dan konjugat ditambah urin sehingga kromogen berikatan
dengan Ab maka akan terbentuk reaksi garis warna merah. Konjugat berisi Ab yang ditempeli
enzyme jika kromogen bereaksi dengan enzyme (peroksidase), maka warna tereduksi sehingga
tidak terbentuk warna merah tetapi apabila warna teroksidasi akan terbentuk warna merah pada
test line (T). Alat tes kehamilan terdiri dari membrane yang telah dilapisi dengan anti hCG pada
test line, pada daerah itu hanya akan membentuk garis warna apabila ada hCG dalam urin sampel.
Tidak adanya hormon HCG, maka tidak akan terbentuk pita di daerah tes. Reaksi pencampuran
berlanjut di sepanjang absorban melewati daerah tes dan kontrol.

Dari hasil praktikum urin sampel positif mengandung hCG. Ditandai dengan terbentuknya
dua garis pada control line dan test line. Ini berarti wanita tersebut positif hamil. Garis merah yang
muncul meyakinkan bahwa test telah dilakukan dengan baik, jika anda ragu maka test dapat
diulang dalam jangka waktu 2-3 hari. Berdasarkan hasil pengamatan kadar HCG pada urin wanita
hamil diperoleh kadar HCG dalam jumlah tinggi. Perubahan warna terjadi akibat adanya antibodi
yang telah direaksikan dengan zat-zat tertentu bereaksi dengan antigen.

9
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa kehamilan ditandai dengan
meningkatnya kadar HCG (human chorionic gonadotropine) dalam urin.

10
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, G. 2010. Williams Obstetrics, 23ed, Mc-Graw Hill, inc. HealthProfession Division,
Toronto, International edition.
Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University. Press. Yogyakarta
Pearce, E. 1997. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Rao, A, Jagannadha S. G. Kotagi, and N. R. Moudgal. 1981. Effect Of HumanChorionic


Gonadotropin On Serum Levels Of Progesterone And EstrogensIn The Pregnant Bonnet
Monkev (Macaca Radiata), March 1981; Vol. 3: No: 1, 83-88.

Saifuddin. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Sri, Agnes et al. 2013. Pemeriksaan Hcg (Human Chorionic Gonadotropin) Untuk Deteksi
Kehamilan Dini Secara Immunokromatografi. STIKes Kusuma Husada. Surakarta.
Poltekes Surakarta.
Vitthala, S., Jerome Bouaziz, Amanda Tozer, Ariel Zosmer, And Talha AlShawaf. 2012. Tingkat
Fsh Serum Pada Program Meluncur Pada Hari Hcg DanHasil Klinis Mereka Di Ivf Icsi ±
Cycles.Jurnal Endokrinologi P.

11

Anda mungkin juga menyukai