Rovi Husnaini
Universitas Muhammadiyah Bandung
Jl. Soekarno Hatta No.752, Cipadung Kidul, Kec. Panyileukan, Bandung
Email: rovihusnaini@gmail.com
Abstract
Emotion for each individual has an important role in life. Humans are creatures created by
Allah SWT who are equipped with emotions. In the view of psychology, human emotions
are divided into two categories, namely, positive emotions and negative emotions. One of
the negative emotions angry, the Prophet Muhammad SAW said "Not a strong person (the
real) by (always defeating his opponent in) struggles (fights), but none other strong people
(the actual) is able to control himself when angry" (HR. Bukhari No. 5763 & HR Muslim,
No. 2609). Angry emotions are not to be arrested but the Prophet Muhammad (PBUH)
advocated being controlled. The advice of the Prophet Muhammad in the hadith about
controlling emotions of anger has harmony with psychology, in the perspective of
psychology controlling anger can be through soft catharsis, rationalization, copying
strategy. Emotional control has a positive impact on physical health, psychological, and in
maintaining social interaction
Keywords: Emotion, Angry, Hadith.
Abstrak
Emosi bagi setiap individu memegang peranan penting dalam kehidupan. Manusia
merupakan mahluk ciptaan Allah SWT yang dilengkapi dengan rasa dan emosi. Dalam
pandangan psikologi emosi manusia terbagi menjadi dua kategori yaitu, emosi positif dan
emosi negatif. Emosi negative salah satunya marah, Nabi Muhammad SAW bersabda
“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam)
pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu
mengendalikan dirinya ketika marah” (HR. Bukhari No. 5763 & HR. Muslim, No. 2609).
Emosi marah bukan untuk ditahan akan tetapi Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk
dikendalikan. Anjuran Nabi Muhammad SAW dalam hadis tentang mengendalikan emosi
marah memiliki keselarasan dengan psikologi, dalam perspektif psikologi mengendalikan
marah dapat dengan cara katarsis lunak, rasionalisasi, copying strategy. Pengendalian emosi
tersebut berdampak positif bagi kesehatan fisik, psikologis, dan dalam menjaga interaksi
sosial.
dan berdampak negatif pula pada perilaku menjadi contoh bagaimana cara
manusia. Dalam pandangan psikologi mengendalikan emosi, baik emosi negatif
emosi manusia terbagi menjadi dua maupun emosi positif.
kategori yaitu, emosi positif dan emosi
negatif. Emosi positif dapat tergambar Dalam sebuah Hadist Nabi
melalui perasaan bahagia, tenang, rileks, Muhammad SAW bersabda “Bukanlah
gembira, dampak dari emosi positif yaitu orang kuat (yang sebenarnya) dengan
menyenangkan dan menenangkan. (selalu mengalahkan lawannya dalam)
Sementara emosi negatif dapat di pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain
gambarkan melalui perasaan sedih, orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang
kecewa, depresi, putus asa, marah, mampu mengendalikan dirinya ketika
dendam, perilaku emosi negatif pun marah” (HR. Bukhari No. 5763 & HR.
memiliki dampak yang negatif pula bagi Muslim, No. 2609). Hadis Nabi tersebut
perilaku yang ditimbulkan, seperti mencaci bukan tanpa dampak dan alasan yang kuat
orang atau benda, memarahi orang lain, mengenai mengendalikan diri ketika
membanting barang atau perilaku agresif marah, emosi negatif marah berdampak
lainnya yang kerap kali merusak hubungan pada kondisi psikologis maupun fisik.
dengan orang lain.1 Dalam tulisan ini akan menjawab dua
rumusan masalah yaitu, apa dampak
Menyalurkan emosi merupakan hal menahan marah dalam perspektif Hadist,
yang sangat wajar karena itu merupakan dan apa kesesuaian dampak menahan
hak manusia untuk menyalurkannya, marah menurut perspektif hadist dalam
karena manusia telah Allah SWT lengkapi perspektif psikologis.
dengan emosi. Akan berdampak buruk jika
emosi tidak disalurkan, baik emosi positif
ataupun negatif perlu untuk disalurkan agar B. PEMBAHASAN
terjaga keseimbangannya. Namun dalam 1. Emosi Dalam Perspektif Psikologi
menyalurkan emosi tida bisa sekehendak
hati karena akan berakibat buruk pula. Perasaan senang dan tidak senang
Untuk itu Islam mengajarkan tata cara mempengaruhi perilaku manusia. Perasaan
bagaimana menyalurkan emosi tersebut tersebut selnantiasa menyertai perilaku
agar tetap sesuai dengan kaidah-kaidah manusia dalam kehidupan sehari-hari.
moral dan etika sehingga tidak menyakiti Perasaan yang senantiasa menyertai perilaku
atau merugikan siapapun, baik orang lain manusia disebut dengan warna afektif. Warna
maupun dirinya sendiri. Seperti halnya afektif yang terdapat dalam diri manusia suatu
dalam menyalurkan emosi negatif seperti waktu dapat melemah dan juga dapat
halnya emosi marah, Nabi Muhammad menguat, warna afektif yang menguat
SAW bersabda “Aku ini hanya manusia perasaannya jauh lebih mendalam, lebih luas
biasa, aku bisa senang sebagaimana dan lebih terarah. Perasaan-perasaan seperti
manusia senang dan aku bisa marah ini disebut dengan emosi.2 Oleh karena itu
sebagaimana manusia marah” (HR. emosi akan senantiasa ada dalam diri
Muslim, No.2603). Manusia paling mulia manusia, baik emosi postif ataupun emosi
di muka bumi ini pun dapat merasakan negatif.
emosi senang dan emosi marah. Nabi Sebelum membahaas terlalu jauh
Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT mengenai emosi yang terdapat dalam diri
untuk menyempurnakan ahlak, dengan manusia, mari kita bahas definisi emosi
begitu Nabi Muhammad SAW dapat terlebih dahulu agar tidak ada kekeliruan.
Emosi bila ditinjau dati segi bahasa berasal
1 2
Triantoro Safira & Nofrans Eka Saputera, Abdul Rahman Shaleh, Psikologi, (Jakarta : Kencana
Manajemen Emosi, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012), Prenada Media Group, 2004), 151.
13.
Rovi Husnaini / Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):79-88 81
dari kata e yang berarti energi dan motion Emosi manusia pada dasarnya terbagi
yang berarti getaran. Bila ditinjau dari istilah menjadi dua kategori, yaitu emosi positif dan
beberapa tokoh memaparkan pendapatnya emosi negatif. Emosi postif dapat tergambar
mengenai definisi dari emosi. Menurut James, dari rasa bahagia, tenang, rileks, gembira,
emosi merupakan kondisi jiwa yang nampak lucu, dan lainnya. Dampak emosi postif ini
dengan suatu perubahan yang jelas dan menimbulkan perilaku menyenangkan dan
terlihat pada tubuh. Sedangkan menurut menenangkan. Emosi negatif dapat tergambar
Chaplin, emosi merupakan suatu keadaan dari kondisi sedih, kecewa, depresi, putus asa,
dimana organisme merupakan faktor frustasi, marah, dendam, dan lainnya. Emosi
perangsang atau stimulus yang mencakup negatif ini memiliki dampak yang sebaliknya
perubahan-perubahan yang disadari, yang dari emosi positif yaitu menyusahkan dan
sifatnya mendalam, dan perubahan perilaku.3 tidak menyenangkan.5
Emosi yang terjadi pada diri manusia
menimbulkan suatu perilaku, emosi tersebut
tidak terjadi begitu saja, tetapi ada faktor- 2. Teori-Teori Penyebab Emosi
faktor stimulus atau perangsang yang a. Teori Emosi Dua Faktor Schachter-
menimbulkan emosi tersebut muncul, terdapat Singer
dua pendapat mengenai faktor yang Teori ini menjelaskan mengenai faktor
menyebabkan timbulnya suatu emosi pada rangsangan emosi. Menurut Schachter Singer
diri manusia. Pendapat pertama dari emosi tidak ditimbulkan oleh faktor fisiologis,
nativistik, menurut pendapat nativistik emosi tetapi manusia mempunyai kognisi tertentu
merupakan bawaan manusia sejak pertama ia terhadap suatu hal sehingga menimbulkan
dilahirkan, dapat diartikan bahwa menurut interpretasi dan berdampak pada timbulnya
pendapat ini emosi apapun yang terjadi pada emosi, baik emosi positif ataupun emosi
manusia itu sudah ada sejak manusia tersebut negatif.
pertama lahir. Pendapat kedua berasal dari b. Teori Emosi James-Lange
empiristik, menurut pendapat empiristik
Menurut teori James-Lange emosi timbul
emosi yang dialami oleh manusia, dibentuk
setelah adanya reaksi psikologis. Emosi menurut
oleh pengalaman dan proses belajar dari teori ini merupakan hasil persepsi atau hasil
lingkungan sekitar.4 Dari proses belajar pemahaman terhadap perubahan yang terjadi pada
tersebut menimbulkan suatu emosi. tubuh sebagai respon dari rangsangan yang terjadi
Emosi merupakan intensitas perasaan dari luar. Teori James-Lange ini memaparkan
yang ditunjukan oleh manusia kepada bahwa ada empat langkah menuju timbulnya
seseorang ataupun hal lain seperti barang emosi, langkah pertama memahami suatu kejadian
ataupun suatu peristiwa. Emosi merupakan atau peristiwa yang sedang dihadapi, langkah
reaksi dari manusia terhadap seseorang atau kedua implus bergerak dari sistem syaraf pusat ke
suatu kejadian. Emosi dapat ditunjukan ketika otot, kemudian kulit, dan organ dalam lainnya.
merasa senang yang ditunjukan dengan emosi Langkah ketiga, sensai yang disebabkan akibat
perubahan yang terjadi pada bagian tubuh
positif, marah kepada seseorang, ataupun
dikembalikan pada otak. Dan langkah keempat,
takut terhadap sesuatu baik manusia ataupun impuls yang sudah kembali ke oatak tersebut
hal lainnya. Definisi lain dari emosi juga kemudian dipahami atau dipersepsi oleh otak.
menyebutkan suatu perasaan yang timbul Kemudian setelah dikombinasikan antara persepsi
melebihi batas sehingga terkadang tidak dapat dan stimulus pertama lalu kemudian
menguasi diri sendiri dan menyebabkan menghasilkanlah emosi.
hubungan dengan dunia luar menjadi terputus.
c. Teori emercy cannon
3 5
Triantoro Safira & Nofrans Eka Saputra, Manajemen Triantoro Safira & Nofrans Eka Saputra, Manajemen
Emosi, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012), 11-12 Emosi, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012), 13
4
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi, (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2004), 166.
82 Rovi Husnaini / Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):79-88
6 8
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung : CV Tim penysun kamus besar bahasa Indonesia, Kamus
Pustaka Setia, 2003), 402-404. Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,
7
Ely Manizar HM, Mengelola Kecerdasan Emosi, 1990), 26.
(Jurnal Tadrib Vol. II No. 2 Edisi Desember 2016), 9.
Rovi Husnaini / Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):79-88 83
9
Duffy, Managing Anger and Agression : Partical 10
Ibrahim Anis, et al, al-muj’am al-wasit, juz II, 654
11
Guaidiance for School. Sount Eastern Education and Ibrahim Anis, et al, 668
Library Board : Psychology/Behavior Support
Section.
84 Rovi Husnaini / Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):79-88
12
Al-Ghazali, Ringkasan Ihya’ ‘Ulumuddin, (Akbar 15
Sayyid Mahdi as Sadr, 27
16
Media Eka Sarana, 2008), 238. Penj. Abdul Rasyid Hisham Thalbah, 67
17
Shidiq Hisham Talhbah, 67
13 18
Muhamad Umar Abdurahman, 13 Gulam Reza Sulthani, Hati Yang Bersih Kunci
14
Rahmat Ramadhan Al-Banjari, 59 Ketenangan Jiwa, (Jakarta : Zahra : 2006), 233
Rovi Husnaini / Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):79-88 85
19 20
Aliah B Purwakania Hasan, 521 Imam Musbihin, Wudhu Sebagai Teraphy,
(Yogyakarta : Nusa Media, 2009), 219
86 Rovi Husnaini / Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):79-88
akan terganggu. Jika seseorang terganggu pertengkaran, relasi sosial dapat tetap
ritme tidurnya akan berakibat pada terjaga.
kondisi fisiknya yang akan melemah.
Kurangnya tidur berpengaruh pula pada
fungsi kinerja otak.21 C. KESIMPULAN
21 22
Rafknowladge, Insomnia dan Gangguan Tidur Cia Wilkinson & Dr. Anne MacGreoger, Migren
Lainnya, (Jakarta : PT Elex Media Komputindo, dan Sakit Kepala, (Jakarta : Dian Rakyat, 2002), 10
23
2004), 24 Al-Ghazali, 238
Rovi Husnaini / Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):79-88 87
Psychology/Behavior Support
Section.
Manizar, E. Mengelola Kecerdasan Emosi.
Tadrib, 2016.
Muhasibin, I. Wudu Sebagai Terapi.
Yogyakarta: Nusa Media.2009
Rafknowladge. Insomnia dan Gangguan
Tidur Lainnya. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2004
Shaleh, A. R. Psikologi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.2004
Sobur, A. Psikologi Umum. Bandung: CV
Pustaka Setia. 2012
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,
1990.
Triantoro Safira & Nofrans Eka Saputra..
Manajemen Emosi. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2012.
88 Rovi Husnaini / Diroyah: Jurnal Ilmu Hadis 4, 1 (September 2019):79-88