Anda di halaman 1dari 63

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT REFARAT

DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS APRIL 2019


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

LAPORAN ANALISIS MASALAH JKN DI PUSKESMAS ABELI PERIODE


JANUARI-FEBRUARI 2019

Oleh
Muhammad Hilmy, S. Ked
K1A1 13 138

Pembimbing
dr. Amiruddin Eso, M.Kes.

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa:


Nama : Muhammad Hilmy S. Ked
NIM : K1A1 14 028
Judul : Analisis Masalah JKN di Puskesmas Abeli
Periode Januari-Februari 2019

Telah menyelesaikan tugas refarat Analisis Masalah JKN di Puskesmas Abeli Periode
Januari-Februari 2019 dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo

Kendari, April 2019

Mengetahui,
Pembimbing

dr. Amiruddin Eso, M.Kes


NIP. 19780414 200803 100 1

KATA PENGANTAR

i
Assalamua’laikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Analisis Masalah JKN di Puskesmas Abeli Periode Januari-Februari 2019, sebagai
tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Penulis menyadari bahwa pada proses pembuatan laporan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran dari semua pihak yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan berikutnya sangat penulis
harapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Amiruddin Eso, M.Kes atas
bimbingan dan arahannya sehingga berbagai masalah dan kendala dalam proses
penyusunan laporan ini dapat teratasi dan terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga laporan Analisis Masalah JKN di Puskesmas Abeli
Periode Januari-Februari 2019 ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
para pembaca pada umunya serta dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas
segala bantuan dan perhatian baik berupa tenaga, pikiran dan materi pada semua
pihak yang terlibat dalam menyelesaikan laporan ini penulis mengucapkan terima
kasih
Wassalamua’laikum Warohamatullohi Wabarokatuh

Kendari, April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Asuransi Kesehatan Nasional.............................................4
B. Prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional........................................4
C. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional............................................6
D. Prosedur Pendaftaran Jaminan Ksehatan Nasional...............................7
E. Hak dan Kewajiban Peserta Jaminan Kesehatan Nasional...................7
F. Masa Berlaku Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasioanl....................8
G. Pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional............................................8
H. Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional...............................................9
I. Pertanggungjawaban Jaminan Kesehatan Nasional..............................10
J. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional..................................................11
BAB III. METODE PENGUMPULAN DATA
A. Data yang di Kumpulkan......................................................................12
B. Cara Pengambilan Data.........................................................................12
BAB IV. HASIL KEGIATAN PUSKESMAS DAN HASIL PENGUMPULAN
DATA
A. Gambaran Singkat Tentang Puskesmas................................................13
B. Data Sekunder Hasil Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas.................43
BAB V. MASALAH KESEHATAN
A. Identifikasi Masalah…………………………………………………..44

iii
BAB VI. PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................55
B. Saran..........................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL

Nomor
Judul Tabel Halaman
Tabel
Tabel 1 Distribusi Penduduk Wilayah Kerja 15
Puskesmas Abeli Tahun 2018
Tabel 2 Banyaknya Sekolah Negeri Menurut 16
Tingkatan Pendidikan dan Kelurahan di
Kecamatan Abeli 2018
Tabel 3 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan 21
Menurut Kepemilikan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Abeli
Tabel 4 Jumlah Posyandu Menurut Strata, 22
Kecamatan dan Puskesmas di Wilayah
Kerja Puskesmas Abeli
Tabel 5 Daftar Nama Staf Puskesmas Abeli 23
Tahun 2018
Tabel 6 Jumlah Kelahiran dan Kematian 26
Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah
Kerja Puskesmas Abeli
Tabel 7 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan 27
Balita Menurut Jenis Kelamin Di
Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun
2018
Tabel 8 Kasus Baru TB BTA + dan Seluruh 29
Kasus TB Pada Anak Berdasarkan
Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun
2018
Tabel 9 Penemuan Kasus Pneumonia Balita 30
Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan
Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun
2018
Tabel 10 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut 31
Jenis Kelamin Berdasarkan Wilayah
Kerja Puskesmas Abeli Bulan Tahun
2018
Tabel 11 Kasus Baru Kusta Menurut Jenis 32
Kelamin Berdasarkan Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli Tahun 2018
Tabel 12 Pengukuran Tekanan Darah Menurut 35
Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli Tahun 2018
Tabel 13 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis 36

v
Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas
Abeli Tahun 2018
Tabel 14 Cakupan Upaya Kesehatan Ibu dan 40
Anak serta Keluerga Berencana (KIA-
KB) Puskesmas Abeli Periode Januari-
Februari 2019
Tabel 15 Cakupan Perbaikan Gizi Puskesmas 41
Abeli Periode Januari-Februari 2019
Tabel 16 Cakupan Kesehatan Lingkungan 41
Puskesmas Abeli Periode Januari-
Februari 2019
Tabel 17 Cakupan Upaya Pencegahan dan 42
Penanggulangan Penyakit Menular
Puskesmas Abeli Periode Januari-
Februari 2019
Tabel 18 Cakupan Upaya Promosi Kesehatan 43
Puskesmas Abeli Periode Januari-
Februari 2019
Tabel 19 Cakupan Upaya Pengobatan Dasar 43
Puskesmas Abeli Periode Januari-
Februari 2019
Tabel 20 Jumalh Peserta Terdaftar JKN 44
Puskesmas Abeli Periode Januari-
Februari 2019
Tabel 21 Plan of Action dari Kepesertaan JKN 48
Puskesmas Abeli
Tabel 22 Keuangan Puskesmas Abeli 54
Tabel 23 Plan of Action dari Pembiayaan
Kesehatan Puskesmas Abeli

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
Judul Lampiran Halaman
Lampiran
Gambar 1 Distribusi Penduduk Wilayah Kerja 15
Puskesmas Abeli Berdasarkan
Kelurahan Tahun 2018
Gambar 2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Abeli 18
Gambar 3 Struktur Organisasi Puskesmas Abeli 19

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan
prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka
pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan
daya saing bangsa bagi pembangunan nasional1.
Definisi sehat menurut World Health Organization (WHO) adalah keadaan
sejahtera, sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak terbatas hanya pada
bebas dari penyakit dan kelemahan saja. Menurut UU Nomor 36 tahun 2009
tentang kesehatan, Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah
satu unsur untuk mencapai kesejahteraan yang sesuai dengan salah satu cita-cita
bangsa Indonesia dan untuk menunjang kesehatan masyarakat dengan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya1.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Program prioritas Pembangunan
Kesehatan pada periode 2015 – 2019 dilaksanakan melalui Program Indonesia
Sehat dengan mewujudkan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan
jaminan kesehatan nasional2.
Di Indonesia, falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-5 juga
mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hak ini juga termaktub dalam UUD 45
pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti
dengan UU 36/2009 tentang Kesehatan. Dalam UU 36/2009 ditegaskan bahwa

1
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber
daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga mempunyai kewajiban
turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial3.
Untuk mengatasi hal itu, pada 2004, dikeluarkan Undang-Undang No.40
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan
bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)3.
Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 juga menetapkan, Jaminan Sosial
Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari
2014. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No.101
Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presiden No. 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan
Kesehatan Nasional)3.
Tujuan diberlakukannya program Jaminan Kesehatan Nasional ini adalah
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
Pemerintah. Masyarakat sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan dan stakeholder terkait tentu perlu
mengetahui prosedur dan kebijakan pelayanan dalam memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan haknya5.
Mendukung pelaksanaan tersebut, Kementerian Kesehatan memberikan
prioritas kepada jaminan kesehatan dalam reformasi kesehatan. Kementerian
Kesehatan tengah mengupayakan suatu regulasi berupa Peraturan Menteri, yang
akan menjadi payung hukum untuk mengatur antara lain pelayanan kesehatan,
pelayanan kesehatan tingkat pertama, dan pelayanan kesehatan rujukan tingkat
lanjutan. Peraturan Menteri juga akan mengatur jenis dan plafon harga alat bantu

2
kesehatan dan pelayanan obat dan bahan medis habis pakai untuk Peserta Jaminan
Kesehatan Nasional3.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
periode Januari-Februari 2019 di Puskesmas Abeli
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui cakupan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) periode Januari-Februari 2019 di Puskesmas Abeli
b. Untuk mengetahui pembiayaan kesehatan periode Januari-Februari 2019 di
Puskesmas Abeli

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Asuransi Kesehatan Sosial (Jaminan Kesehatan Nasional)


Sebelum membahas pengertian asuransi kesehatan sosial, beberapa
pengertian yang patut diketahui terkait dengan asuransi tersebut
adalah:
- Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat
wajib dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas
risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota
keluarganya (UU SJSN No.40 tahun 2004).
- Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah tata cara penyelenggaraan
program Jaminan Sosial oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
- Jaminan Sosial adalah bentuk perlindungan sosial untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak3.
Jaminan kesehatan nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia
merupakan bagian dari sistem jaminan sosial nasional yang diselenggarakan
dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat
wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang
SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat
yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh pemerintah4.

B. Prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional


Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) berikut:
1) Prinsip kegotongroyongan
Gotongroyong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam
hidup bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam

4
kebudayaan kita. Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang
mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat
membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat
membantu yang sakit. Hal ini terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat
wajib untuk seluruh penduduk, tanpa pandang bulu. Dengan demikian,
melalui prinsip gotong-royong jaminan sosial dapat menumbuhkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia3.
2) Prinsip Nirlaba
Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented).
Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya
kepentingan peserta. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah
dana amanat, sehingga hasil pengembangannya, akan di manfaatkan
sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta3.
3) Prinsip portabilitas
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan
jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah
pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia3.
4) Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas.
Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan
dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.
5) Prinsip kepesertaan bersifat wajib
Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta
sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi
seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan
ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan
program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal,
bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara
mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
dapat mencakup seluruh rakyat3.

5
6) Prinsip dana amanat
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada
badan- badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka
mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta3.
7) Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial
dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk
sebesar-besar kepentingan peserta3.

C. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional


Peserta tersebut meliputi: Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dan
bukan PBI JKN dengan rincian sebagai berikut3:
1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir mis-
kin dan orang tidak mampu.
2) Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan
orang tidak mampu yang terdiri atas:
a. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:
- Pegawai Negeri Sipil;
- Anggota TNI;
- Anggota Polri;
- Pejabat Negara;
- Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;
- Pegawai Swasta; dan
- Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang
menerima Upah.
b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:
- Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri dan
- Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.

6
- Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, termasuk
warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6
(enam) bulan.
c. Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas:
- Investor;
- Pemberi Kerja;
- Penerima Pensiun;
- Veteran; Perintis Kemerdekaan; dan
- Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf
e yang mampu membayar Iuran.
d. Penerima pensiun terdiri atas:
- Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;
- Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak
pensiun;
- Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
- Penerima Pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c; dan
- Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d yang
mendapat hak pensiun.

D. Prosedur Pendaftaran Jaminan Kesehatan Nasional


1) Pemerintah mendaftarkan PBI JKN sebagai Peserta kepada BPJS
Kesehatan4.
2) Pemberi Kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dapat mendaftarkan
diri sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan4.
3) Bukan pekerja dan peserta lainnya wajib mendaftarkan diri dan
keluarganya sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan4.

E. Hak dan Kewajiban Peserta Jaminan Kesehatan Nasional

7
1) Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak
mendapatkan a) identitas Peserta dan b) manfaat pelayanan kesehatan di
Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan4.
2) Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berkewajiban
untuk: a. membayar iuran dan b. melaporkan data kepesertaannya kepada
BPJS Kesehatan dengan menunjukkan identitas Peserta pada saat pindah
domisili dan atau pindah kerja4.

F. Masa Berlaku Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional


1) Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional berlaku selama yang
bersangkutan membayar Iuran sesuai dengan kelompok peserta3.
2) Status kepesertaan akan hilang bila Peserta tidak membayar Iuran atau
meninggal dunia3.
3) Ketentuan lebih lanjut terhadap hal tersebut diatas, akan diatur oleh
Peraturan BPJS3.

G. Pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional


1) Iuran
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan
secara teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah untuk
program Jaminan Kesehatan (pasal 16, Perpres No. 12/2013 tentang
Jaminan Kesehatan)3.
2) Pembayar Iuran3
- bagi Peserta PBI, iuran dibayar oleh Pemerintah.
- bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, Iurannya dibayar oleh Pemberi
Kerja dan Pekerja.
- bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja
iuran dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
- Besarnya Iuran Jaminan Kesehatan Nasional ditetapkan melalui
Peraturan Presiden dan ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan

8
perkembangan sosial, ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup yang
layak.
3) Pembayaran Iuran
Setiap Peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan
berdasarkan persentase dari upah (untuk pekerja penerima upah) atau
suatu jumlah nominal tertentu (bukan penerima upah dan PBI). Setiap
Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan
iuran peserta yang menjadi tanggung jawabnya, dan membayarkan iuran
tersebut setiap bulan kepada BPJS Kesehatan secara berkala (paling
lambat tanggal 10 setiap bulan). Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada
hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya.
Keterlambatan pembayaran iuran JKN dikenakan denda administratif
sebesar 2% (dua persen) perbulan dari total iuran yang tertunggak dan
dibayar oleh Pemberi Kerja. Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan
Peserta bukan Pekerja wajib membayar iuran JKN pada setiap bulan yang
dibayarkan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada BPJS
Kesehatan. Pembayaran iuran JKN dapat dilakukan diawali. BPJS
Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran JKN sesuai
dengan Gaji atau Upah Peserta. Dalam hal terjadi kelebihan atau
kekurangan pembayaran iuran, BPJS Kesehatan memberitahukan secara
tertulis kepada Pemberi Kerja dan/atau Peserta paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja sejak diterimanya iuran. Kelebihan atau kekurangan
pembayaran iuran diperhitungkan dengan pembayaran Iuran bulan
berikutnya3.

H. Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional


1) Jenis Pelayanan
Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN,
yaitu berupa pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan
ambulans (manfaat non medis). Ambulans hanya diberikan untuk pasien

9
rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan
oleh BPJS Kesehatan3.
2) Prosedur Pelayanan
Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus
memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama. Bila Peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan,
maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama, kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan medis3.

3) Kompensasi Pelayanan
Bila di suatu daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan yang
memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta,
BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi, yang dapat berupa:
penggantian uang tunai, pengiriman tenaga kesehatan atau penyediaan
Fasilitas Kesehatan tertentu. Penggantian uang tunai hanya digunakan
untuk biaya pelayanan kesehatan dan transportasi3.
4) Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan
yang menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas kesehatan
milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta yang memenuhi
persyaratan melalui proses kredensialing dan rekredensialing3.

I. Pertanggungjawaban Jaminan Kesehatan Nasional


BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan
yang diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak
dokumen klaim diterima lengkap. Besaran pembayaran kepada Fasilitas
Kesehatan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dan
asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah tersebut dengan mengacu pada standar

10
tarif yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Dalam hal tidak ada
kesepakatan atas besaran pembayaran, Menteri Kesehatan memutuskan
besaran pembayaran atas program JKN yang diberikan. Asosiasi Fasilitas
Kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan3.
Dalam JKN, peserta dapat meminta manfaat tambahan berupa manfaat
yang bersifat non medis berupa akomodasi. Misalnya: Peserta yang
menginginkan kelas perawatan yang lebih tinggi daripada haknya, dapat
meningkatkan haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau
membayar sendiri selisih antara biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dan
biaya yang harus dibayar akibat peningkatan kelas perawatan, yang disebut
dengan iur biaya (additional charge). Ketentuan tersebut tidak berlaku bagi
peserta PBI3.

J. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional


Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu
manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi
akomodasi dan ambulans3.
Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas
Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis
habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis.
Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian
pelayanan:
a) Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan
mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih
dan sehat.
b) Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis
Tetanus dan HepatitisB (DPTHB), Polio, dan Campak.
c) Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi,
dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga

11
berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar
disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
d) Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk
mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko
penyakit tertentu.

BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

A. Data yang di Kumpulkan


Data yang diambil untuk analisis laporan ini adalah data primer dan
data sekunder. Data Primer yang dilakukan dengan survei observasi dan
wawancara langsung pada bagian programmer dari yang bertanggungjawab
atas kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan pembiayaan
kesehatan di Puskesmas Abeli. Sedangkan data sekunder yang diambil adalah
dari profil Puskesmas Abeli Tahun 2018. Data dan pelaporan jumlah peserta
BPJS kesehatan periode Januari – Februari tahun 2019.
B. Cara Pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pembuatan laporan
Analisis masalah Jaminan Kesehatan Nasional dilakukan melalui teknik
documenter dalam pengelolaan data primer dan sekunder Puskesmas Abeli
periode Januari-Februari 2019.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh dengan survei, observasi, dan
wawancara. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi
literatur, profil Puskesmas Abeli dan Pencatatan pelaporan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) periode Januari-Februari Tahun 2019 di
Puskesmas Abeli.

12
BAB IV
HASIL KEGIATAN PUSKESMAS DAN HASIL PENGUMPULAN DATA

A. Gambaran Singkat Tentang Puskesmas


a) Visi, Misi dan Motto Puskesmas
Puskesmas Abeli mempunyai rencana strategis, untuk pengembangan
kedepan. Adapun visi, misi dan motto Puskesmas Abeli yaitu:
1. Visi Puskesmas
Visi Pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah “Memberi Pelayanan Bermutu dan Mandiri, Menuju Masyarakat
Abeli Sehat Tahun 2020”.
Memberi pelayanan bermutu adalah memberi pelayanan prima
yang sesuai dengan prosedur tenaga kesehatan yang profesional di bidangnya
sehingga terjamin kualitas pelayanan yang lebih baik.
Mandiri adalah masyarakat Abeli mampu memberdayakan diri
sendiri dalam bidang kesehatan dengan memberikan kesadaran, untuk mau
dan mampu mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan
yang di hadapi sehingga bebas dari gangguan kesehatan akibat bencana,
lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
Abeli Sehat adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Abeli
memiliki kondisi sehat baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang

13
memungkinkan setiap masyarakat untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
2. Misi Puskesmas
Puskesmas Abeli mempunyai misipegawaiyaitu sebagai berikut :
a. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional, merata
dan terjangkau oleh masyarakat secara efisien dan efektif
b. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
c. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berprilaku sehat dan hidup
dalam lingkungan yang sehat dalam upaya kesehatan secara
komprehensif
d. Meningkatkan kualitas Sumber daya manusia, sarana dan prasarana
dalam pelayanan kesehatan
3. Motto Puskesmas
Puskesmas Abeli mempunyai motto dan janji serta etika pegawai
puskesmas yaitu:
a. SENYUM : Kepada setiap pengguna jasa pelayanan kesehatan di
puskesmasAbeli.
b. SALAM : Kepada setiap pasien yang berkunjung ke puskesmas.
c. SAPA : Kepada setiap pengunjung yang membutuhkan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Abeli.
d. SANTUN : Kepada setiap orang yang berkunjung di Puskesmas.
e. SABAR : Melayani setiap pasien dalam keadaan apapun.
b) Sosio-Demografis
1. Disribusi Penduduk
Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati suatu
wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang kependudukan
sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran jumlah penduduk, usia
penduduk, pekerjaan, pendapatan dan pendidikan. Data ini bisa diperoleh dari
laporan penduduk, sensus penduduk dan survey penduduk.
Jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Abeli pada Tahun 2018
sebanyak 19.482, dengan jumlah penduduk terbesar berada di Kelurahan

14
Lapulu berjumlah 4.884 jiwa dan jumlah penduduk terkecil berada di
Kelurahan Talia berjumlah 1.886 jiwa. Adapun untuk lebih jelasnya distribusi
penduduk perkelurahan, disajikan dalam tabel berikut6.

Tabel 1. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2018


Sumber :
No Kelurahan Jumlah Penduduk Jml
Pria Wanita Total Rmh Tangga
1 Lapulu 2464 2420 4884 963
2 Talia 964 922 1886 320
3 Tobimeita 1275 219 2494 463
4 Abeli 1186 1093 2279 421
5 Puday 1102 942 2044 362
6 Poasia 1005 912 1917 302
7 Anggalomelai 995 992 1987 430
8 Benua Nirae 986 1005 1991 434
TOTAL 9.977 9.505 19.482 3.695
Data Sekunder Kecamatan Tahun 2018
Tabel diatas menujukkan bahwa jumlah pria terbanyak terdapat pada
Kelurahan Lapulu sebanyak 2.464 Jiwa, yang terkecil terdapat pada Kelurahan Talia
sebanyak 964 Jiwa. Adapun jumlah wanita terbanyak terdapat pada Kelurahan
Lapulu sebanyak 2.420 Jiwa dan yang terkecil terdapat pada Kelurahan Poasia
sebanyak 912 Jiwa. Sedangkan jumlah rumah terbanyak terdapat pada Kelurahan
Lapulu sebanyak 963 Rumah dan yang terkecil terdapat pada Kelurahan Poasia
sebanyak 302 Rumah6.

5000 Gambar 1.
4500 Distribusi
4000
3500
3000
Jumlah Penduduk

2500
2000
1500
1000
500
0
lu lia eit
a eli da
y
as
ia ela
i
ira
e
apu Ta m Ab u o m N
L bi P P lo a
To gga enu
A n B

15
Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Berdasarkan Kelurahan Tahun
2018
2. Keadaan Sosial
Dalam pelaksanaan pembangunan sosial, pemerintah telah
mengupayakan berbagai usaha guna terciptanya kesejahteraan masyarakat di
bidang sosial yang lebih baik. Usaha tersebut meliputi kegiatan di bidang
pendidikan, agama, kesehatan, keluarga berencana, keamanan, dan ketertiban
masyarakat, serta urusan sosial lainnya6.
Sasaran pembangunan pendidikan dititik beratkan pada peningkatan
mutu dan perluasan kesempatan belajar di semua jenjang pendidikan, dimulai
dari kegiatan prasekolah (Taman Kanak-Kanak) sampai dengan Perguruan
Tinggi. Jumlah sekolah negeri di Kecamatan Abeli yang tercatat di Dinas
Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Kendari dan Kementerian Agama
Kota Kendari terdiri dari sekolah setingkat TK/RA sebanyak 1 unit, SD/MI
sebanyak 13 unit, SMP/MTs sebanyak 2 unit dan tidak terdapat SMA/MA.
Jumlah sekolah swasta di Kecamatan Abeli yang tercatat di Dinas Pendidikan,
Kepemudaan dan Olahraga Kota Kendari dan Kementerian Agama Kota
Kendari terdiri dari sekolah setingkat TK/RA sebanyak 5 unit, SD/MI sebanyak
1 unit, dan tidak terdapat SMP/MTs dan SMA/MA6.
Tabel 2. Banyaknya Sekolah Negeri Menurut Tingkatan Pendidikan dan
Kelurahan di Kecamatan Abeli 2018
No Kelurahan TK/RA SD/MI Negeri SMP/MTS SMA/MA
Negeri Negeri Negeri
(1) (2) ( 3) (4) (5)
1 Benuanirae - 1 - -
2 Pudai - 2 1 -
3 Lapulu - 1 - -
4 Abeli - 1 - -
5 Anggalomelai - - 1 -
6 Tobimeita - 2 - -
7 Poasia - 2 - -
8 Talia 1 2 - -
Sumber : Profil Puskesmas Abeli 2018

16
c) Sosio-Geografis
Puskesmas Abeli merupakan salah satu dari 15 puskesmas yang ada di
kota kendari, sekitar 12 KM dari Ibukota Propinsi. Puskesmas Abeli terletak di
kelurahan Abeli kecamatan Abeli yang secara geografis terletak di bagian selatan
garis khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan diantara 3”58”34”- 4”4”02”
Lintang Selatan dan membentang dar i Barat ke Timur diantara 122”34”13”-
122”39”14” Bujur Timur. Kecamatan Abeli memiliki luas Daerah daratan seluas
± 46,98 km2 sebagian besar wilayahnya berada di pesisir pantai, dan terdapat satu
buah pulau yaitu Pulau Bungkutoko yang mempunyai luas 2,64 km2 atau 5,6
persen dari luas keseluruhan wilayah Kecamatan Abeli.
Puskesmas Abeli terdiri dari 8 (delapan) wilayah Kelurahan, yaitu6 :
a. Kelurahan Benuanirae
b. Kelurahan Pudai
c. Kelurahan Lapulu
d. Kelurahan Abeli
e. Kelurahan Anggalomelai
f. Kelurahan Tobimeita
g. Kelurahan Poasia
h. Kelurahan Talia
Adapun perbatasan dari kecamatan Abeli sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo

17
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Matabubu Kecamatan
Abeli

Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Abeli


Sebagian besar wilayah kerja merupakan dataran rendah dan sebagian
merupakan perbukitan sehingga sangat ideal untuk pemukiman. Keadaan alam di
wilayah kerja puskesmas Abeli terdiri dari dataran (53 %), pegunungan/bukit (47
%). Seperti halnya wilayah lain yang memiliki iklim tropis, kecamatan Abeli
hanya memiliki dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Menurut
data yang ada di Kecamatan Abeli pada tahun 2016 terjadi sebanyak 205 hari
hujan dengan rata - rata curah hujan 179 mm. Suhu udara rata-rata selama tahun
2016 adalah 27,6 derajat celcius dengan suhu minimum adalah 24,8 derajat
celcius dan maksimum adalah 31,8 derajat celcius5.

18
d) Struktur Organisasi

Gambar 3. Struktur Organisasi Puskesmas Abeli

e) Sumber Daya Kesehatan


1) Sarana Puskesmas
Puskesmas Abeli dalam melaksanakan kegiatannya baik promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif ditunjang oleh :
a. Puskesmas Pembantu sebanyak 3 unit tediri dari:
1) Pustu Lapulu
2) Pustu Talia
3) Pustu Benua Nirae
b. Pondok bidan Kelurahan sebanyak 0 buah
c. Kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 2 unit
d. Kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 10 unit

19
e. Posyandu aktif sebanyak 17 unit
f. Posyandu Usia Lanjut sebanyak 4 unit
g. Dukun terlatih sebanyak 5 orang
h. Kader posyandu sebanyak 97 orang
i. Toko obat berizin sebanyak 1 buah
Puskesmas Abeli merupakan puskesmas perawatan dengan kapasitas
tempat tidur 10 buah, yang terdiri dari perawatan persalinan dengan
kapasitas tempar tidur 2 buah dan perawatan umum dengan kapasitas tempat
tidur 8 buah6.
2) Kondisi Fisik Gedung Puskesmas Abeli
Jumlah seluruh ruangan puskesmas sebanyak 15 ruangan dengan luas
sangat bervariasi, dari seluruh ruangan tersebut di fungsikan sebagai Ruang
Kartu, Ruang Kepala Puskesmas, Ruang Tata Usaha, Poliklinik KIA dan KB,
Ruang Apotik, Ruang Anak (Poli MTBS), Poliklinik Gigi dan Mulut,
Poliklinik Umum, Ruang Imunisasi/P2M/PKM, Gudang Obat, 1 unit ruang
UGD dan rawat Inap dan ruang PONED dan 14 Kamar Mandi/WC6.
Jumlah tenaga pegawai puskesmas (PNS) Abeli sebanyak 41 orang,
terdiri atas dokter umum sebanyak 2 orang, dokter gigi sebanyak 1 orang, S1
keperawatan sebanyak 4 orang, kesehatan masyarakat sebanyak 6 orang,
perawat sebanyak 3 orang, perawat gigi sebanyak 1 orang, bidan sebanyak 9
orang, tenaga gizi sebanyak 3 orang, sanitarian sebanyak 1 orang, SMA/SPK
dan sejajarnya sebanyak 8 orang, asisten apoteker sebanyak 1 orang, S1 Non
Kesehatan lainnya sebanyak 1 orang, dan D4 bidan sebanyak 1 orang6.
Dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan juga
ditunjang oleh adanya tenaga sukarela/honor, terdiri dari tenaga perawat, bidan
dan petugas cleaning services6.

20
3) Sarana Kesehatan
Tabel 3. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Abeli
Fasilitas Kepemilikan/Pengelola
Kesehatan Kemen Pem Pem. TNI/ BUMN Swasta
kes Prov kab/ Polri
Kota
Puskesmas 0 0 1 0 0 0
Perawatan
Puskesmas Non 0 0 0 0 0 0
Perawatan
Puskesmas Keliling 0 0 8 0 0 0
Puskesmas 0 0 3 0 0 0
Pembantu
Rumah Bersalin 0 0 0 0 0 0
Balai 0 0 0 0 0 0
Pengobatan/Klinik
Praktek Dokter 0 0 0 0 0 0
Bersama
Praktek Pengobatan 0 0 0 0 0 0
Tradisional
Poskesdes 0 0 0 0 0 0
Posyandu 0 0 0 0 0 17
Apotek 0 0 0 0 0 2
Toko Obat 0 0 0 0 0 1
Jumlah 0 0 5 0 0 20
Sumber : Profil Puskesmas Abeli Tahun 2018

Tabel 4. Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas di


Wilayah Kerja Puskesmas Abeli
Kelurahan Posyandu Posyandu
Pratama Madya Purnama Mandiri Total Aktif
Lapulu 0 0 2 1 3 3
Talia 0 0 0 2 2 2
Tobimeita 0 0 1 1 2 2
Abeli 0 0 1 1 2 2

21
Puday 0 0 1 1 2 2
Poasia 0 0 1 1 2 2
Anggalo- 0 0 2 0 2 2
Melai
Benua Nirae 0 0 1 1 2 2
Jumlah 0 0 9 8 17 17
Sumber : Profil Puskesmas Abeli Tahun 2018

4) Tenaga Kesehatan
Dalam menjalankan fungsinya sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat,
Puskesmas Abeli memiliki beberapa staf sebagai pelaksana tugasnya, yang
masing-masing bekerja sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Jenis
Ketenagaan di Puskesmas Abeli sampai Tahun 2018 adalah sebagai berikut6:
a. PNS
1) Dokter Umum : 2 orang
2) Dokter Gigi : 1 orang
3) Pekarya : 1 orang
4) Administrasi : 1 orang
5) S1 Kesmas : 7 orang
6) S1 Keperawatan : 3 orang
7) Bidan (D3) : 3 orang
8) Bidan (D1) : 2 orang
9) Sanitasi (AKL) : 1 orang
10) Perawat ( D3 ) : 4 orang
11) SPK : 7 orang
12) Perawat Gigi : 5 orang
13) Tenaga Gizi : 5 orang
14) SMU : 3 orang
b. Tenaga Sukarela/ PTT
1) Dokter Internship : 0 orang
2) S1 Kesmas : 5 orang
3) S1 Keperawatan : 1 orang

22
4) Bidan (D3) : 2 orang
5) Sanitasi (AKL) : 1 orang
6) Perawat ( D3 ) : 11 orang
7) Perawat Gigi : 1 orang
8) Tenaga Gizi (SPAG) : 1 orang

Tabel 5. Daftar Nama Staf Puskesmas Abeli Tahun 2018


No Nama Pegawai JK NIP/NRPT Pendidikan Jabatan
1 dr. Rahmiyanti P 19760916 201407 2 008 S1 Kedokteran Kapus
2. dr. Leila P - S1 Kedokteran Dokter Umum
khaerani
3. Drg Iyan Budi L - S1 Kedokteran Dokter Gigi
Akbar. Gigi
4. Hj. Rosnawati P 19700117 199002 2 001 SPK Perawat
5 Sumiati P 19710916 199202 2 001 SPK_Bidan Bidan
6.. Faridah P P 19701210 199102 2 003 SPK Perawat
7. Erni Said, SKM P 19700814 199002 2 002 S1 Kesmas Kesmas
8. Muh. Ridwan, L 19750511 199603 1 002 S1 Kesmas Kesmas
SKM
9. Mincewarti, SKM P 19741220 199603 2 003 S1 Kesmas KTU
10. Hj. Hartina P 19631214 198903 2 009 SMA Pekarya
12. Kumala Sari, S. P 19830902 2009032 007 S1 Keperawatan Perawat
Kep, Ns
13. Sitti Murni, AM. P 19730531 199212 2 002 D3 Kebidanan Bidan
Keb
14. Misiahlianti, P 19820909 201001 2 012 S1 Kesmas Kesmas
SKM
15. Rahmah Wati, P 19741228 199703 2 002 D3 Gizi Gizi
AMG
16. Hj. Sarmila, AMK P 19761227 200704 2 016 D3 Perawat
Keperawatan
17. Triatmojo A S, L 19730330 199403 1 005 D3 Perawat
AMK Keperawatan
18. Islijah, S. Kep P 19841028 201001 2 001 S 1. Perawat
Keperawatan
19. Vivianti, AMK P 19801006 200604 2 027 D3 Perawat
Keperawatan
20. Darmin OS, S. L 19711129 200604 1 016 SI Keperawatan Staf
Kep

23
No Nama Pegawai JK NIP/NRPT Pendidikan Jabatan
21. Nur Izza A, AMG P 19810602 200701 2 011 D3 Gizi Gizi
22. Hasrita, AM. Keb P 19740824 200604 2 003 D3 Kebidanan Bidan
23. Marwan L 19800427 200112 1 005 SPK Perawat
24. Mey, SKM P 19771023 200312 2 009 S1 Kesmas Perawat
25. Fitriani,AM KL P 19780903 200801 2 015 D3 Kesling Petugas
Kesling
26. Fauziah S, AM. P 19870625 201001 2 004 D3 Kebidanan Bidan
Keb
27 Jumiatin, AMK P 19870507 201101 2 024 D3 Perawat
Keperawatan
28 Sarman, AMF L 19830925 201001 1 010 D3 Farmasi Farmasi
29 Wirnayuni P 19790624 200502 2 003 SMF Farmas
Mahdi
30 Dewi Susilo P 19840918 200502 2 003 S1 Kesmas Perawat Gigi
31 Sri Rahayu Kadir, P 19770104 200701 2 016 S1 Kesmas Bidan
SKM
32 Nursaidi P 19760725 200604 2 019 SPK Perawat
33 Leni wati P 19750529 200604 2 004 SPK_Bidan Bidan
34 Lisria, AM. Keb P 19740105 200604 2 013 D3 Kebidanan Bidan
35 Sitti Fatimah P 19790127 200604 2 021 SPK_Bidan Bidan
36 Rasman L 19710422 201001 1 001 SMU Administrasi
37 Hidayatullah L 19770512 200901 1 011 SMU Supir
Malaka
38 Siti Ampi P SMU Kesling
Munasia
39 Histina P SMU Epidemiologi
Sumber : Profil Puskesmas Abeli Tahun 2018

f) Derajat Kesehatan Masyarakat


Derajat kesehatan masyarakat di pengaruhi oleh multi faktor. Faktor
kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana
kesehatan sangat menentukan derajat kesehatan masyarakat. Faktor lain di luar
kesehatan yang tak kalah penting berperan dalam peningkatan derajat kesehatan
masyarakat adalah keadaan sosial ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial,
keturunan dan faktor lainnya. Pada bagian ini derajat kesehatan masyarakat di
kecamatan Abeli di gambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka

24
Kematian Balita (AKABA), Angka kematian Ibu (AKI) dan angka Morbiditas.
Beberapa penyakit yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Abeli.
1. Mortalitas
Tabel 6. Jumlah Kelahiran dan Kematian Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli
No Kelurahan Jumlah Kelahiran

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki +


Perempuan

Hidup + Mati
Hidup + Mati

Hidup + Mati
Hidup

Hidup

Hidup
Mati

Mati

Mati
1 Lapulu 57 0 57 61 0 61 118 0 118
2 Talia 35 0 35 27 0 27 62 0 62
3 Tobimeita 20 0 20 31 0 31 51 0 51
4 Abeli 30 0 30 20 0 20 50 0 50
5 Puday 34 0 34 20 0 20 54 0 54
6 Poasia 29 0 29 21 0 21 50 0 50
7 Anggalomelai 25 0 25 22 0 22 47 0 47
8 Benua Nirae 17 0 17 28 0 28 45 0 45
Jumlah 247 0 247 230 0 230 477 0 477
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2018

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah kelahiran jenis kelamin hidup


tahun 2018 terbanyak pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 247 jiwa di
bandingkan dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 230 Jiwa. Angka
kelahiran bayi tertinggi pada Kelurahan Lapulu yaitu 118 jiwa. Tidak
didapatkan bayi lahir mati di seluruh kelurahan di wilayah kerja Puskesmas
Abeli.
a. Angka Kematian Bayi (AKB)

25
Angka kematian bayi merujuk kepada jumlah bayi yang meninggal
pada pase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun
per 1000 kelahiran hidup. Adapun jumlah kematian Neonatal, bayi dan
balita menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Abeli pada
Tahun 2018 yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 7. Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin Di
Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2018
Jumlah Kematian
Laki – Laki Perempuan Laki - Laki +
Perempuan
No Kelurahan
Anak Balita

Anak Balita

Anak Balita
Neonatal
Neonatal

Neonatal
Balita

Balita

Balita
Bayi

Bayi

Bayi
1 Lapulu 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2 Talia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tobimeita 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
4 Abeli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Puday 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0
6 Poasia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Anggalomelai 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
8 Benua Nirae 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 3 1 0 0 0 0 1 0 3 1 1 0
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2018
Tabel di atas menunjukkan bahwa kematian neonatal terdapat di
kelurahan Puday sebanyak 2 orang, kematian bayi terdapat di kelurahan
Anggalomelai sebanyak 1 orang dan kematian anak Balita terdapat di
Kelurahan Tobimeita sebanyak 1 orang.
b. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian Balita atau AKABA menggambarkan peluang
untuk meninggal pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.
Di wilayah Puskesmas Abeli, jumlah angka kematian balita (AKABA)
berjumlah 1 orang yang terdapat pada Kelurahan Tobimeita.
c. Angka Kematian Ibu (AKI)

26
Dalam Upaya penurunan angka kematian ibu, puskesmas Abeli,
pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk menjamin
setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang
berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan dari tenaga
kesehatan terlatih, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi,
perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, memperoleh cuti
hamil dan melahirkan, serta akses terhadap keluarga berencana.
Disamping itu, pentingnya melakukan intervensi lebih dahulu yakni
kepada kelompok remaja dan dewasa muda dalam upaya percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Di wilayah puskesmas Abeli
jumlah angka kematian ibu Maternal (AKI) berjumlah 0 orang.
2. Morbiditas
Angka Kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari
masyarakat (community based data) yang dapat  diperoleh dengan melalui
studi morbiditas dan hasil pengumpulan data baik dari sarana pelayanan
kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui system pencatatan dan
pelaporan dalam meningkatkan dan lebih meratakan upaya pelayanan
kesehatan maka dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari penyakit-penyakit
utama yang didapatkan dalam kurun waktu 1 tahun pelaksanaan program.

a. Penyakit Menular
1) Penyakit TB Paru
Tabel 8. Kasus Baru TB BTA + dan Seluruh Kasus TB Pada Anak Berdasarkan
Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2018
NO KELURAHAN JML KASUS BARU JML SLRH KASUS KASUS TB
TB BTA+ TB ANAK
0 – 14 THN
L P L+P L P L+P
1 Lapulu 5 1 6 10 10 20 0
2 Talia 1 0 1 2 1 3 0
3 Tobimeita 2 2 4 6 0 6 0

27
4 Abeli 6 2 8 8 3 11 0
5 Puday 1 1 2 2 1 3 0
6 Poasia 2 0 2 1 4 5 0
7 Anggalomelai 1 1 2 7 1 8 0
8 Benua Nirae 6 2 8 8 3 11 0
TOTAL 24 9 33 50 31 81 0
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2018
Berdasarkan data tersebut, menunjukkan kasus BTA (+) pada
tahun 2017 sebanyak 81 orang, Jumlah Kasus baru TB BTA +
sebanyak 33 orang dan Jumlah Kasus lama TB BTA + sebanyak 48
orang sedangkan Kasus TB anak 0 – 14 sebanyak 0 orang. Jumlah
kejadian kasus TB baru terbanyak bersal dari Kelurahan Lapulu
sebanyak 20 orang. Sedangkan kejadian yang paling sedikit berasal
dari Kelurahan Talia dan Puday yang berjumlah 3 orang.
2) Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA )
ISPA sebagai penyebab utama kematian pada bayi dan
balita.Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi saluran
pernafasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan
tatalaksana kasus yang cepat dan tepat. Adapun Kasus Pneumonia
yang di tangani menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Abeli pada Tahun 2017 dapat di lihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 9. Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan
Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2018
NO KELURAHAN Penderita Di temukan
Jml Balita dan Ditangani

L P L+P L P L+P
1 Lapulu 276 287 563 6 5 11
2 Talia 104 108 212 1 2 3
3 Tobimeita 140 142 282 5 1 6
4 Abeli 131 126 257 3 4 7
5 Puday 114 117 231 1 1 2
6 Poasia 117 122 239 1 2 3

28
7 Anggalomelai 109 112 221 2 1 3
8 Benua Nirae 110 112 222 1 1 2
TOTAL 1101 1126 2227 20 17 37
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2018
Tabel diatas menunjukkan bahwa kasus pneumonia tertinggi
terdapat pada kelurahan Lapulu sebanyak 11 orang, sedangkan kasus
pneumonia terendah terdapat di kelurahan puday sebanyak 2 orang.
3) Diare
Diare dapat di definisikan sebagai kejadian buang air besar
berair lebih dari tiga kali namun tidak berdarah dalam 24 jam, bila
disertai dengan darah di sebut disentri. CFR diare secara nasional
adalah 2,48 % sedangkan kasus diare yang di tangani di Puskesmas
Abeli Tahun 2018 sebanyak 734 orang. Penyakit diare masih
merupakan masalah kesehatan. Adapun kasus diare yang di tangani
menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Abeli pada Tahun
2017 dapat di lihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 10. Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Wilayah
Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2018
NO KELURAHAN DIARE DI TANGANI
L P L+P
1 Lapulu 77 33 110
2 Talia 51 38 89
3 Tobimeita 49 39 88
4 Abeli 67 36 103
5 Puday 41 35 76
6 Poasia 35 50 85
7 Anggalomelai 43 54 97
8 Benua Nirae 40 46 86
TOTAL 403 331 734
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2018
Tabel diatas menunjukkan bahwa kasus Diare tertinggi terdapat
pada kelurahan Lapulu sebanyak 110 orang, sedangkan kasus Diare
terendah terdapat di kelurahan puday sebanyak 76 orang.

29
4) Penyakit Kusta
Penyakit kusta dapat mengakibatkan kecacatan pada penderita.
Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma dikalangan
masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini sebagian
penderita dan mantan penderita dikucilkan sehingga tidak
mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang
berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan.Adapun jumlah kasus
kusta yang di tangani menurut jenis kelamin di wilayah kerja
Puskesmas Abeli pada Tahun 2018 dapat di lihat dalam tabel berikut
ini:

Tabel 11. Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli Tahun 2018
No Kelurahan Kasus Baru

Pausi Basiler Multi Basiler PB + MB


(PB)/ Kusta (MB)/ Kusta
Kering Basah
L P L+P L P L+P L P L+P

1. Abeli 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2. Anggalomelai 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Tobimeita 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4. Benua Nirae 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Talia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6. Poasia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7. Lapulu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8. Puday 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2018


Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak didaptkan kasus kusta di
wilayah kerja Puskesmas Abeli dalam kurun waktu tahun 2018.

30
5) Penyakit HIV/AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan
peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan
penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas
penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan
ekonomi di Indonesia., meningkatnya perilaku seksual yang tidak
aman dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan,
secara simultan telah memperbesar tingkat resiko penyebaran
HIV/AIDS.
Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai
fenomena gunung es, yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh
lebih kecil dari pada jumlah yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa
jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum
diketahui dengan pasti. Di puskesmas Abeli sampai dengan Desember
2017 tidak ditemukan satu pun penderita HIV/AIDS.
b. Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
1) Polio
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah
menular dan menyerang sistem syaraf, khususnya pada Balita yang
belum melakukan Vaksinasi polio. Pada kasus yang parah, penyakit
ini bisa menyebabkan kesulitan bernafas, kelumpuhan dan kematian.
Pada tahun 2017 tidak didaptkan kasus polio di wilayah kerja
Puskesmas Abeli.
2) Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan
kejadian luar biasa. Sepanjang tahun 2018  di Wilayah Puskesmas
Abeli tidak ada KLB campak.
3) Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relative
rendah, rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program

31
imunisasi.Jumlah kasus penyakit difteri di Puskesmas Abeli tahun
2018 sebesar  0 kasus ( 0 %).
4) Pertusis
Jumlah kasus pertusis di Puskesmas Abeli pada tahun 2018  adalah 0
5) Hepatitis B
Hepatitis B adalah infeksi serius pada hati yang di sebabkan oleh virus
hepatitis B (HBV).Jumlah kasus Hepatitis pada tahun 2018  sebanyak
0 kasus.
c. Penyakit Potensi KLB/Wabah
1) Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke
seluruh wilayah. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan
angka kesakitan angka kematian relative tinggi. Upaya pemberantasan
DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk
dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3
M), pemantauan angka bebas jentik (ABJ) serta pengenalan gejala
DBD dan penanganannya di rumah tangga. Kasus penyakit DBD di
Puskesmas Abeli pada tahun 2018 tidak di temukan.
2) Filariasis
Filariasis merupakan penyakit infeksi pembuluh getah bening yang
disebabkan oleh tiga spesies cacing yaitu Wuchereria bancrofti,
Brugia Malayi dan Brugia Timori. Bagi yang tinggal di daerah
endemis penyakit ini tentunya sangat beresiko terinfeksi mikrofilaria.
Namun, perlu diketahui bahwa diperlukan gigitan nyamuk berulang
selama beberapa bulan bahkan bertahun tahun sebelum mikrofilarial
menjadi infeksius di dalam tubuh manusia. Jadi, kecil
kemungkinannya bagi turis yang bepergian ke daerah endemis untuk
terinfeksi penyakit ini. Kasus penyakit Filariasis di Puskesmas Abeli
pada Tahun 2018 sebanyak 0 kasus, yang ditangani 0 kasus (0 %)
d. Penyakit Tidak Menular
1) Nyeri Sendi/Rematik

32
Sakit persendian/rematik adalah penyakit radang kronis yang
menyerang persendian dan mengganggu fungsi persendian.
Berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan 11 % penduduk berumur 35
tahun keatas atau lebih pernah mengalami penyakit persendian.
2) Hipertensi
Pengukuran Tekanan Darah Penduduk > 18 Tahun yang di tangani
menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Abeli pada Tahun
2018 dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12. Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli Tahun 2018
No Kelurahan Dilakukan Pengukuran TD Hipertensi

L P L+P L P L+P
1. Abeli 392 390 782 91 67 158
2. Anggalomelai 366 378 744 106 110 216
3. Tobimeita 396 431 827 87 96 183
4. Benua Nirae 282 340 622 96 88 184
5. Talia 452 405 857 103 98 201
6. Poasia 401 415 816 112 142 254
7. Lapulu 371 396 767 96 83 179
8. Puday 392 388 780 88 94 182
JUMLAH 3.052 3.143 6.195 779 778 1.557
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2018

3. Status Gizi
a. Bayi Dengan Berat Badan lahir Rendah (BBLR)
Jumlah BBLR  di Kecamatan Abeli sebanyak 11 Balita. Balita dengan
BBLR yang ditangani sebesar 11 Balita dari jumlah bayi yang BBLR.
b. Status Gizi Balita

33
Penilaian status gizi balita secara anthropometric yang menggunakan
indeks berat badan menurut umur (BB/U). Adapun jumlah Balita di
timbang menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Abeli pada
Tahun 2018 dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 13. Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja
Puskesmas Abeli Tahun 2018
No Kelurahan Balita
Jumlah Balita Ditimbang BGM
Dilaporkan (S) Jumlah (D) L P L+P
L P L+P L P L+P
1. Abeli 137 119 256 119 103 222 0 0 0
2. Anggalomelai 132 116 248 85 100 185 0 0 0
3. Tobimeita 154 137 291 133 119 252 0 0 0
4. Benua Nirae 102 120 222 88 104 192 1 1 2
5. Talia 101 115 216 87 101 188 4 2 6
6. Poasia 132 116 248 122 99 221 0 0 0
7. Lapulu 206 292 498 179 254 433 2 1 3
8. Puday 116 115 231 100 102 202 0 0 0
Jumlah 1.08 1.130 2.210 913 982 1.895 7 4 11
0
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2018

c. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)


Salah satu cara untuk mengetahui status gizi Wanita Usia Subur
(WUS) umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA). Hasil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah
satu cara dalam mengidentifikasi seberapa besar seorang wanita
mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR. Indikator Kurang
Energi Kronik (KEK) menggunakan standar LILA <23,5cm. Jumlah

34
status gizi wanita usia subur kurang energi kronik (KEK) di puskesmas
Abeli berjumlah 64 orang atau 13,3%.

g) Realisasi Pembiayaan Kesehatan


Definisi pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus
disediakan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menyediakan dan
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan perseorangan,
keluarga, kelompok maupun masyarakat. Di negara berkembang seperti
Indonesia biaya pelayanan kesehatan masih belum bisa lepas dari campur tangan
pemerintah baik dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya.
Sumber pembiayaan upaya pelayanan kesehatan antara lain sebagai
berikut:
a. Sepenuhnya bersumber dari pemerintah
b. Sebagian ditanggung masyarakat
c. Sepenuhnya ditanggung oleh pihak ketiga baik itu swasta maupun bantuan
luar negeri.
Pada era desentralisasi, fungsi pembiayaan usaha pelayanan kesehatan
yang dilakukan pemerintah memiliki pembagian yang terperinci antara
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Puskesmas memiliki sumber
pembiayaan antara lain sebagai berikut.
a. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten maupun kota
b. Pendapatan Puskesmas melalui retribusi yang besarnya ditentukan pemerintah
kabupaten atau kota setempat
c. Sumber lain dari BPJS Kesehatan.
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan pemerintah datang
dari APBD. Selain itu Puskesmas juga menerima pendanaan dari alokasi APBD
provinsi dan APBN (Biaya Operasional Kesehatan/BOK). Dana yang disediakan
oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni dana anggaran pembangunan
yang mencakup dana pembangunan gedung, pengadaan peralatan serta

35
pengadaan obat, dan dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan,
pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya
operasional.
Anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk
diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan (DUK) ke Pemerintah Kabupaten/Kota
untuk seterusnya dibahas bersama DPRD Kabupaten/Kota. Puskesmas diberikan
kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Anggaran yang telah disetujui tercantum
dalam dokumen keuangan diturunkan secara bertahap ke Puskesmas melalui
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalkan pengadaan obat dan
pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima Puskesmas adalah
Kepala Puskesmas sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang
keuangan Puskesmas yakni staf yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atas usulan Kepala Puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan
usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h) Cakupan Pelayanan Kesehatan


Untuk melaksanakan fungsinya, puskesmas Abeli bertanggung jawab
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perseorangan tingkat pertama dan Upaya
Kesehatan Masyarakat tingkat pertama, sesuai dengan PERMENKES Nomor 74
Tahun 2015 tentang Puskesmas.
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi Upaya Kesehatan
Masyarakat Esensial dan Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan. Upaya
Kesehatan Masyarakat Esensial terdiri dari : Pelayanan Promosi Kesehatan,
Pelayanan Kesehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, serta
Keluarga Berencana (KIA-KB), Pelayanan Gizi Pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit dan Pelayanan pengobatan dasar. Upaya Kesehatan

36
tersebut dilaksanakan untuk mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal
Kota Kendari di bidang Kesehatan.
Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Abeli, merupakan kegiatan yang sifatnya inovatif dan/ atau bersifat
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia.
UKM pengembangan di puskesmas Abeli terdiri dari :
1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
3. Upaya Kesehatan Jiwa
4. Upaya Kesehatan Mata
5. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
6. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di puskesmas Abeli
dilaksanakan dalam bentuk :
1. Pelayanan satu hari (One Day care)
2. Rawat Inap sesuai kebutuhan Pelayanan Kesehatan
3. Home care / Home Visite ( Kunjungan Rumah)
4. Pelayanan UGD Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam
5. Laboratorium
6. PONED (Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Dasar)
7. BATRACOM (Pengobatan Tradisional dan Komplementer)
Upaya Kesehatan Perseorangan tersebut diatas dilaksanakan sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan.Untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan UKM dan UKP, puskesmas Abeli menyelenggarakan
pelayanan pendukung, berupa :
1. Manajemen Puskesmas
2. Palayanan Kefarmasian berupa Apotek dan Gudang Obat
3. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
4. Pelayanan Laboratorium
5. Pelayanan Gizi

37
Agar penyelenggaraan pembangunan kesehatan, khususnya dalam
melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan
penilaian dapat berjalan efektif dan efisien sangat di perlukan informasi tentang
hasil pembangunan kesehatan dan pendukungnya.
Selama ini Puskesmas Abeli telah menyelenggarakan semua Upaya
Kesehatan Wajib, yaitu sebagai berikut:
1) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB)
Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana,
mengembangkan berbagai program untuk ibu malalui klinik KIA-KB di
dalam gedung Puskesmas maupun kegiatan di luar gedung Puskesmas
seperti Posyandu. Kegiatan di dalam gedung berupa pelayanan pemeriksaan
ibu hamil, pelayanan konseling dan sebagainya.
Tabel 14. Cakupan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga
Berencana (KIA-KB) Puskesmas Abeli Periode Januari-Februari 2019
NO Indikator Target Pencapaian
(%) (%)
KIA-KB
1 Kunjungan K1 16,6 16,3
2 Kunjungan K4 16,6 16,1
3 Persalinan ditolong Nakes 16,6 15,7
4 Mendapat yankes nifas (KF1) 16,6 15,9
5 Deteksi Risiko Tinggi oleh Nakes 16,6 15,1
6 Deteksi Risiko Tinggi oleh Masyarakat 16,6 16,4
7 Penanganan komplikasi neonatus 16,6 14,6
8 Penanganan komplikasi obstetri 16,6 14,8
9 Pelayanan neonatus KN1 16,6 16,1
10 Pelayanan neonatus KN3 16,6 14,3
11 Penanganan Kesehatan Balita 16,6 14,9
12 Peserta KB Aktif 16,6 14,8
Sumber : Data Primer 2019

1) Upaya Perbaikan Gizi

38
Perbaikan gizi masyarakat, mengembangkan klinik gizi di dalam
gedung Puskesmas, pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu,
kewaspadaan terhaap gizi buruk, serta gizi pada ibu hamil.

Tabel 15. Cakupan Perbaikan Gizi Puskesmas Abeli Periode Januari-Februari


2019
NO Indikator Target Pencapaian
(%) (%)
GIZI
1 Balita gizi buruk yang mendapat 16,6 16,6
perawatan
2 D/S 16,6 14,7
3 Bayi <6 bulan yang mendapat ASI Ekslusif 16,6 13
4 Vitamin A balita 16,6 16,1
5 Ibu hamil KEK mendapat PMT 16,6 16,7
6 Balita kurus mendapat PMT 16,6 16,6
7 Ibu Nifas mendapat kapsul vit. A 16,6 15,6
8 Ibu hamil dapat TTD 90 tablet 16,6 15
Sumber : Data Primer 2019

2) Upaya Kesehatan Lingkungan


Kesehatan lingkungan, mengembangkan berbagai program perbaikan
lingkungan setempat agar lebih kodusif untuk kesehatan, termasuk
penyelenggaraan pengawasan lingkungan perumahan.
Tabel 16. Cakupan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Abeli Periode Januari
– Februari Tahun 2019
NO Indikator Target Pencapaian
(%) (%)
Kesehatan Lingkungan
1 Survey Jentik 16,6 14,9
2 Akses Air Minum Berkualitas 16,6 16,6
3 Sarana Air Bersih 16,6 16,6
4 Kegiatan Pengawasan Lingkungan 16,6 22,4
Perumahan, SPAL dan TPS
Sumber : Data Primer 2019
3) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

39
Pemberantasan penyakit menular, melalui berbagai kegiatan
surveilans,promotif dan preventif dilakukan untuk penanggulangan beberapa
penyakit menular yang menjadi endemis setempat, dll.
Tabel 17. Cakupan Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Puskesmas Abeli Periode Januari-Februari Tahun 2019
NO Indikator Target Pencapaian
(%) (%)
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
1 Pemberantasan Penyakit Diare 16,6 17,3
2 Pemberantasan Penyakit ISPA 16,6 17,8
3 Pemberantasan Penyakit Kusta 16,6 16,4
4 Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis 16,6 14,5
5 Pemberantasan Penyakit Demam 16,6 15,2
Berdarah Dengue
6 Pelacakan Penyakit Rabies 16,6 16,6
Sumber : Data Primer 2019
4) Upaya Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan, mengembangkan berbagai program perbaikan
prilaku di bidang kesehatan sesuai dengan masalah prilaku setempat melalui
beragam kegiatan yang bernuansa pemberdayaan masyarakat. Promosi
kesehatan bisa pula dilaksanakan di dalam gedung Puskesmas melalui
penyuluhan langsung.
Tabel 18. Cakupan Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas Abeli Periode
Januari-Februari 2019
NO Indikator Target Pencapaian
(%) (%)
Promosi Kesehatan
1 PHBS Rumah Tangga 16,6 13,1
2 PHBS Institusi Pendidikan 16,6 16,1
3 PHBS Institusi Kesehatan 16,6 17,5
4 PHBS TTU 16,6 14,6
5 PHBS Tempat Kerja 16,6 15,4
Sumber : Data Primer 2019

40
5) Pengobatan Dasar
Pengobatan dasar Puskesmas Abeli mengembangkan berbagai
program dengan adanya poli untuk menangani masalah kesehatan di wilayah
setempat.
Tabel 19. Cakupan Upaya Pengobatan Dasar Puskesmas Abeli Periode
Januari-Februari 2019
NO Indikator Target Pencapaian
(%) (%)
Pengobatan Dasar
1 Rawat Jalan Poli Umum 16,6 16.4
2 Rawat Jalan Poli Lansia 16,6 14,6
3 Rawat Jalan Poli MTBS 16,6 16.5
Sumber : Data Primer 2019

B. Data Sekunder Hasil Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas


Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi literature, profil
Puskesmas Abeli dan pencatatan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
dan pembiayaan kesehatan Puskesmas Abeli Tahun 2019.

BAB V
MASALAH KESEHATAN

A. Identifikasi Masalah

1. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

41
No. STRENGTH Skor Bobot Nilai
1. S1 4 50% 1.3
Tabel 2. S2 3 25% 1.5 20.
Jumlah 3. S3 3 25% 1.5
Peserta TOTAL 10 100% 4,3
Terdaftar JKN Puskesmas Abeli periode Januari-Februari tahun 2019
No. Jumlah Peserta Terdaftar JKN Puskesmas Abeli Tahun 2019
Bulan Jumlah
1 Januari 13.985
2 Februari 13.893
Sumber : Profil Puskesmas Abeli Tahun 2018
Mengklasifikasikan variabel internal atau eksternal
1. Variabel Internal
Faktor Internal SWOT atau TOWS adalah faktor yang berasal dari
dalam puskesmas yang berpengaruh terhadap kepesertaan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Faktor internal merupakan lingkungan internal
yang terdiri dari kekuatan (strenght) dan kelemahan (weaknesses). Faktor
Internal pada analisis SWOT atau TOWS ditentukan dari kondisi atau
situasi dari puskesmas. Faktor internal ini penting dalam menentukan
SWOT atau TOWS karena dalam suatu perencanaan, perusahaan perlu
melihat kondisi dan kemampuan yang dimiliki. Dengan begitu, puskesmas
dapat memprediksi sejauh mana tindakan yang dapat diambil demi
memaksimalkan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nsional (JKN).
a. Strength (S)
1) Terlaksananya sosialisasi yang optimal tentang program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kepada masyarakat.
2) Adanya kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan yang
berkelanjutan
3) Jaminan kesehatan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan.

b. Weakness (W)

42
1) Kurangnya sosialisasi tentang Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) kepada masyarakat
2) Kurangnya pemahaman masyarakat tentang prinsip
pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
3) Masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui prosedur
pendaftaran sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)
4) Peserta belum memahami tentang hak dan kewajiban
kepesertaan

No. WEAKNESS Skor Bobot Nilai


1. W1 -4 30% -1.2
2. W2 -3 25% -0.75
3. W3 -3 25% -0,75
4. W4 -2 20% -0.4
TOTAL 100% -3.1

Strengthposture adalah perhitungan komulatif nilai atau


score dari variabelfaktor internal yang telah didapatkan.
Perhitungan strength posture dan competitive posture bertujuan
untuk menetukan posisi titik ordinat organisasi atau perusahaan
dalam grafik SWOT atau TOWS.
Strength Posture = S + (-W) = 4,3 +(-3.1) =1.2

2. Variabel Eksternal
1) Opportunity (O)
1. Sebagai Puskesmas induk di Kecamatan Abeli.
2. Adanya dukungan dari pemerintah dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan dengan pengadaan sarana dan prasarana
yang belum tersedia di Puskesmas

No. OPPORTUNITY Skor Bobot Nilai


1. O1 4 50% 0.2
2. O2 4 50% 0.2
TOTAL 8 100% 0.4

43
2) Theat
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pelayanan kesehatan
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan manfaat medis dan non
medis JKN
3. Kepedulian masyarakat akan pentingnya asuransi kesehatan masih
kurang.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai kesehatan.
No. THREAT Skor Bobot Nilai
1. T1 -1 15% -0.1
2. T2 -2 30% -0.6
3. T3 -4 40% -1.6
4. T4 -2 15% -0.3
TOTAL 100% -2.6

Competitive posture adalah perhitungan komulatif nilai atau score dari


variabel faktor ekstenal
Competitive Posture = O + (-T) = 0.4 + (-2.6) = -2.2

O
3

W S
0
-3 -2 -1 1 2 3

-1

-2

-3
T

Berdasarkan analisis SWOT, Puskesmas Abeli berada pada kuadran


Posisi ini menandakan bahwa kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) mempunyai kelemahan tertentu namun juga
mempunyai kekuatan namun menghadapi tantangan atau ancaman

44
yang besar sehingga diperlukan memperbanyak strateginya. Strategi
intervensi yaitu ST yang harus mampu menonjolkan kekuatan guna
mengatasi ancaman yang mungkin timbul. Uraian Strateginya tertera
dalam Plan of Action yaitu:
3
2
1
- - - -0 1 2 3
3 2 1 -1
-2
3

45
Tabel 21. Plan of Action dari Kepesertaan JKN Puskesmas
Tujuan Kegiatan Sasaran Target Lokasi Waktu Personil Biaya
Melakukan Promosi Pengadaan SDM Puskesmas 100% Puskesmas - Disesuaikan -
untuk Menyediakan Unit Kesehatan Abeli Abeli dengan
Penanganan Keluhan kebutuhan
Pasien Mengenai Jaminan
Kesehatan
Melakukan Advokasi Pembinaan dan Tenaga 100 % Puskesmas - Petugas -
Kepada Pihak Pemerintah Pengawasan Sistem Kesehatan Abeli Kesehatan
Untuk Memfasilitasi Jaminan Kesehatan Puskesmas terkait
Penanganan Keluhan Abeli
Pasien Mengenai Jaminan
Kesehatan Melalui
Pemerintah
Penyediaan Unit Perencanaan dan Tenaga 100 % Puskesmas - Seluruh -
Penanganan Keluhan Pendayagunaan Kesehatan Abeli perangkat
SDM Kesehatan Puskesmas Tenaga
Abeli Kesehatan
Puskesmas
Abeli

46
2. Pembiayaan Kesehatan
Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam,
yakni dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan
gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat, dan dana anggaran rutin
yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian
barang habis pakai serta biaya operasional.
Anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan (DUK) ke Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk seterusnya dibahas bersama DPRD Kabupaten/Kota.
Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua
anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Anggaran yang
telah disetujui tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara bertahap
ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk beberapa mata
anggaran tertentu, misalkan pengadaan obat dan pembangunan gedung serta
pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima Puskesmas
adalah Kepala Puskesmas sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh
pemegang keuangan Puskesmas yakni staf yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atas usulan Kepala Puskesmas. Penggunaan dana
sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan
berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam upaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pembiayaan kesehatan sudahsejak lama dikembangkan berbagai cara untuk
memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Saat ini berkembang berbagai
cara pembiayaan kesehatan antara lain Jamkesda, Kartu Indonesia Sehat, BPJS
Ketenagakerjaan yang merupakan transformasi dari program Jamsostek serta
BPJS Kesehatan yang merupakan peleburan dari askes dan jamkesmas. Untuk
masyarakat wilayah Kota Kendari diberi pelayanan gratis untuk berobat
dirawat jalan dengan menggunakan kartu identitas diri (KTP/SIM).

49
Pada tahun 2018 jumlah peserta BPJS (mandiri, PNS,
Ketenagakerjaan, Jamkesda, KIS) adalah sebanyak 14. 069 peserta. Jumlah
besaran kapasitas adalah Rp. 6.000 per kepala. Jumlah peserta BPJS tersebut
berasal dari wilayah kerja Puskesmas Abeli akan tetapi ada juga yang berasal
dari luar wilayah.
Tabel 22. Keuangan Puskesmas
No Sumber Daya Jumlah Ket.
1 Dana rutin APBD Rp. 54. 940.000
2 JKN Kapitasi Rp. 847.034.400
3 BOK Rp. 506.240.250

Alur
Perencanaan Tingkat
Kemenkes menetapkan total
Puskesmas (PTP)
Alokasi BOK per
Plan Of Action (POA)
Kabupaten

Mini Lokakarya
Penetapan Besaran BOK Per
Puskesmas (Setelah Rencana Anggaran
dikurangi tim Nusantara Kerja
Sehat dan Sanitasi Total
Verifikasi besaran
puskesmas oleh Dinkes dan
memasukkan data ke pusat
pangkalan data
Hasil Verifikasi ditetapkan
dan disetujui oleh Kepala
Puskesmas

Verifikasi dan penerbitan


surat Perjalanan Dinas oleh
Dinkes
BOK disalurkan untuk
tenaga kesehatan terkait
1. Variabel Internal

50
a. Strength (S)
1. Memiliki Sumber dana operasional yang kontinyu
2. Mendapat sumber dana dari pemerintah berupa APBD, BOK, JKN
Kapitasi, dan Jampersal

No. STRENGTH Skor Bobot Nilai


1. S1 4 60% 2.4
2. S2 3 40% 1.2
TOTAL 7 100% 3.6

b. Weakness (W)
1. Pendataan bergantung pada sistem online
2. Memerlukan perencanaan yang tepat dan menyeluruh untuk pengajuan
dana BOK Puskesmas
3. Pengelolaan keuangan belum dilakukan oleh tenaga ahlinya

No. WEAKNESS Skor Bobot Nilai


1. W1 -4 40% -1.6
2. W2 -3 20% -0.6
3. W3 -4 40% -1.6
TOTAL -11 100% -2.6

Strength posture adalah perhitungan komulatif nilai atau score


dari variabel faktor internal yang telah didapatkan. Perhitungan
strength posture dan competitive posture bertujuan untuk menetukan
posisi titik ordinat organisasi atau perusahaan dalam grafik SWOT
atau TOWS.
Strength Posture = S + (-W) = 3,6 +(-2.6) =1.0

51
2. Variabel Eksternal

No. OPPORTUNITY Skor Bobot Nilai


1. O1 4 30% 1.2
2. O2 4 30% 1.2
3. O3 4 40% 1.6
TOTAL 12 100% 4

1. Opportuinity (O)
1. Seluruh program kesehatan terlaksana dengan efektif dan efisien.
2. Dengan dana operasional dapat menambah kesejahteraan personil
3. Pendataan baik dari puskesmas dan dinkes menjadi teratur karena
sistem online
2. Threat (T)
1. Memerlukan pencatatan dan perencanaan yang baik untuk pembiayaan yang
menyeluruh.
2. Adanya persepsi biaya pelayanan kesehatan yang mahal
3. Adanya biaya yang meningkat seiring dengan penambahan pegawai di
tahun yang akan dating

No. THREAT Skor Bobot Nilai


1. T1 -3 20% -0.6
2. T2 -3 40% -1.2
3. T3 -4 40% -1.6
TOTAL 100% -3.4

52
competitive posture adalah perhitungan komulatif nilai atau score dari
variabel faktor ekstenal
Competitive Posture = O + (-T) = 4 + (-3.4) = 0.6

O
3

1 
W 0 S
-3 -2 -1 1 2 3

-3
-2
-1

Berdasarkan analisis SWOT, Puskesmas Abeli berada pada kuadran


Posisi ini menandakan bahwa pembiayaan kesehatan mempunyai
kelemahan tertentu namun juga mempunyai kekuatan namun menghadapi
tantangan atau ancaman yang besar sehingga diperlukan memperbanyak
strateginya. Strategi intervensi yaitu ST yang harus mampu menonjolkan
kekuatan guna mengatasi ancaman yang mungkin timbul. Uraian
Strateginya tertera dalam Plan of Action yaitu:

53
54
Tabel 23. Plan of Action dari Pembiayaan Puskesmas
Tujuan Kegiatan Sasaran Target Lokasi Waktu Personil Biaya
Meningkatkan jumlah dan Pengadaan SDM Puskesmas Sesuai Puskesmas - Disesuaikan
jenis SDM Kesehatan Kesehatan Abeli Standar Abeli dengan
yang terkait dalam Sumber kebutuhan
pembiayaan kesehatan Daya
Manusia
Kesehatan
Meningkatkan Mutu Pembinaan dan Tenaga 100 % Puskesmas - Petugas  Snack 54 x Rp 15.000 =
Sumber Daya Manusia Pengawasan Sumber Kesehatan Abeli Kesehatan Rp 810.000
Kesehatan tentang Daya Kesehatan Puskesmas terkait  Total = Rp 810.000 x 4 =
pembiayaan kesehatan dengan pelatihan Abeli pembiayaan Rp 3.240.000
pembiayaan kesehatan
kesehatan

Pemerataan distribusi Perencanaan dan Tenaga 100 % Puskesmas - Seluruh -


SDM Kesehatan Pendayagunaan Kesehatan Abeli perangkat
SDM Kesehatan Puskesmas Tenaga
sesuai dengan bagian Abeli Kesehatan
bagian yang ada di Puskesmas
puskesmas Abeli

55
BAB VI
PENUTUP

A. SIMPULAN
Setelah melakukan analisis masalah Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) di Puskesmas Abeli Periode Januari-Februari tahun 2019, dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan JKN oleh BPJS adalah
sosialisasi ketentuan jaminan sosial. Program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat belum
maksimal karena sosialisasi yang tidak optimal. Program BPJS masih
membingungkan masyarakat, khususnya pengguna Jamkesmas dan Jamkesda.
Selama proses sosialisasi ke masyarakat, ditemukan hambatan pelaksanaan
program JKN yang ditemukan pihak pemangku kepentingan yaitu
keterbatasan waktu sehingga sosialisasi belum dilakukan secara maksimal,
sosialisasi yang tidak terarah dan belum terprogram secara kontinyu serta
kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap program jaminan kesehatan
yang baru. Sosialisasi yang belum optimal merupakan kendala yang
menyebabkan masih banyaknya masyarakat belum mengetahui banyak
mengenai program jaminan kesehatan ini.

B. SARAN
1. Pemanahan petugas kesehatan tentang kebijakan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) pada fasilitas kesehatan tingkat pertama perlu
ditingkatkan melalui kerjasama dengan pihak BPJS
2. Agar meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar sehingga Puskesmas
benar-benar dijadikan tempat pelayanan rujukan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) sesuai dengan petunjuk teknis.

55
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan

Indonesia. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI.

2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Umum Program

Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta. Kementerian

Kesehatan RI.

3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Buku Pegangan Sosialisasi

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Jakarta. Kementrian Kesehatan RI.

4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Bahan Paparan Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI.

5. BPJS Kesehatan. 2016. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. Jakarta. Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial.

6. Puskesmas Abeli. Profil Puskesmas Abeli Periode 2018

56

Anda mungkin juga menyukai