Oleh:
Kmg Agus Satrya Pramudana, ST.,M.Com
I Gusti Made Suwandana, SE., MM
I Gst Bgs Honor Satrya, B.bus Com.,MIB
I Gst Agung Ketut Gede Suasana, SE., MM
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2015
A. ANALISIS SITUASI
Dalam kegiatan posyandu, masyarakat dapat sebagai pelaksana sekaligus pihak yang
memperoleh pelayanan kesehatan serta Keluarga Berencana. Di samping itu wahana ini
juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk tukar menukar informasi, pendapat dan
pengalaman serta bermusyawarah untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi
baik berbagai masalah keluarga ataupun masyarakat itu sendiri. Sebagai dasar terbentuknya
posyandu ialah bertitik tolak dari definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat menurut Winslow
(1920), yang mana di sebutkan bahwa diharapkan masyarakat itu berusaha untuk dapat
menanggulangi masalah kesehatannya sendiri. Dari penjelasan tersebut diatas terlihat
bahwa wadah yang paling tepat untuk peran serta masyarakat tersebut ialah “Posyandu”
(Sembiring, 2004). Dalam kegiatan posyandu tersebut tidak terlepas dari peran serta
masyarakat, petugas kesehatan serta sektor- sektor yang terkait dalam membantu melayani
keluhan-keluhan masyarakat di lingkungannya, oleh sebab itu diperlukan adanya kerjasama
yang dinamis dan produktif yang melibatkan semua sektor terkait yaitu pemerintah, swasta
dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kemandirian posyandu. Salah satu bentuk
sumber daya dan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan yaitu Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) dibentuk oleh,dari dan untuk masyarakat itu sendiri.
Posyandu merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang dikelola oleh
masyarakat dengan dukungan teknis petugas puskesmas. Pada dasarnya kesehatan
merupakan kebutuhan manusia yang utama sebagai ukuran kualitas hidup yang mendasar
sekali dan yang harus dipenuhi oleh setiap orang, karena dengan kesehatan akan
memungkinkan setiap orang untuk melakukan kegiatan dalam rangka mencukupi kebutuhan
hidup yang lain. Sejalan dengan hal tersebut maka kesehatan harus selalu diusahakan oleh
setiap pribadi, keluarga dan masyarakat sehingga pada saatnya mereka dapat hidup layak
dari sisi kesehatan. Pembangunan nasional dalam bidang kesehatan melalui program
posyandu adalah pembangunan sumber daya manusia untuk tujuan optimasi derajat
kesehatan masyarakat yang diukur dengan Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran
hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup yang juga menjadi
komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM).Tujuan utama posyandu ialah penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat. Sasaran dari pelayanan posyandu ialah seluruh masyarakat
terutama bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, serta Wanita Usia Subur (WUS) dan
Pasangan Usia Subur (PUS).
Kegiatan posyandu terdiri dari Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),
imunisasi, perbaikan gizi, pencegahan dan penanggulangan Diare. Posyandu memiliki
keterkaitan dalam pembangunan manusia, keterkaitan tersebut dapat dilihat dari upaya
penurunan AKI dan AKB di Indonesia. Di Indonesia data SDKI (Survey Demografi Kesehatan
Indonesia) tahun 2007, AKI di Indonesia adalah 228/100.000 KH, dan AKB 34/1.000 KH.
Sedangkan menurut data SDKI (Survey Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 2012
sampai sekarang, AKI di Indonesia adalah 359/100.000 KH, dan AKB 32/1.000 KH. Dari data
tersebut dapat dilihat bahwa AKI masih sangat tinggi sedangkan AKB menurun selama 7
tahun terakhir. Sementara target Mdg’s 2015 yang harus dicapai Indonesia ialah AKI
sebesar 102/100.000 KH dan AKB sebesar 24/1000 KH. Dari data tersebut dapat dilihat
bahwa AKI dan AKB masih sangat tinggi dikarenakan Indonesia gagal mencapai target
MDG’s 2015 untuk mengatasi persoalan tersebut diperlukan revitalisasi posyandu dan
penerapan manajemen yang baik pada posyandu sehingga menimbulkan jalan keluar atas
permasalahan AKI dan AKB tersebut. Tujuan Posyandu untuk menurunkan AKB dan AKI
ialah untuk meningkatkan usia harapan hidup manusia di Indonesia. Apabila usia harapan
hidup manusia di Indonesia meningkat berarti kualitas hidup manusia di Indonesia menjadi
lebih baik sehingga dapat meningkatkan kualitas manusia pembangunan dari berbagai sisi
secara nasional di Indonesia.
Seperti halnya masalah gizi kurang dan gizi buruk pada balita masih merupakan masalah
kesehatan yang perlu mendapat perhatian serius. Kejadian gizi buruk pada balita
berdasarkan data perbandingan berat badan menurut umur adalah sebesar 1,7% dan gizi
kurang sebesar 9,2%. Terlebih lagi pada masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang
memiliki sumber daya alam yang terbatas dan relatif sulit memenuhi kebutuhan pangan.
Terlebih lagi dengan rendahnya tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan masyarakat dan
tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan dana posyandu yang minim
membuat beberapa program dan kegiatan posyandu tidak berjalan maksimal. Hal ini dapat
diketahui dari masih adanya kasus gizi buruk dan gizi kurang di setiap setiap tahunnya. Pada
tahun 2007 kejadian kurang gizi pada balita adalah sebesar 3,37%.. Sedangkan kejadian gizi
buruk 0,9% di tahun 2010 dan sebesar 0,33% di tahun 2011. Dari hasil wawancara dapat
diketahui bahwa dana untuk pelaksanaan program pemantauan gizi di wilayah kerja
Puskesmas Kubu II diperoleh dari APBD dan anggaran PNPM mandiri. Namun jumlahnya
dirasakan masih sangat minim dan tidak cukup untuk pelaksanaan posyandu dalam setahun
Rp. 200.000 per thn per masing2 posyandu, dimana terdapat 6 posyandu di Desa Dangin
Puri Klod Denpasar. Berkaitan dengan keadaan tersebut, maka dipandang perlu untuk
melakukan penyuluhan dan pengenalan kewirausahaan untuk dapat mengelola dan
menambah dana posyandu, dengan sasaran awal adalah kader posyandu di Desa Dangin
Puri Kelod Denpasar.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN KEGIATAN
D. MANFAAT KEGIATAN
Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kader posyadu untuk dapat berpikir
kreatif dan inovatif berlandaskan kewirausahaan agar diperoleh nilai (value) dan
keuntungan (profit) yang lebih untuk dapat mendukung dan meningkatkan program
kesehatan masyarakat di desa. Sehingga nantinya dipakai sebagai contoh kepada
masyarakat sebagai alternatif usaha untuk memperoleh pendapatan tambahan. Secara
tidak langsung berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat Desa Dangin
Puri Kelod Denpasar.
E. PEMECAHAN MASALAH
Dalam program ini, metode pemecahan masalah yang akan diterapkan adalah
pendidikan kewirausahaan dengan penyuluhan dan pembekalan kemampuan untuk
mengenal dan membuat kegiatan bisnis yang dapat meningkatkan pendapatan dan taraf
hidup kader posyandu dan masyarakat desa pada umumnya. Pemberian contoh dan
kasus bisnis kewirausahaan yang dapat memotivasi dan melahirkan ide dan jiwa
kewirausahaan kader posyandu yang dapat dimulai dari tingkat rumah tangga maupun
lingkup yang lebih luas.
Sasaran kegiatan ini adalah kader posyandu Desa Dangin Puri Kelod Denpasar yang
merupakan peran kunci dalam program penanggulangan masalah kurang gizi pada balita
di desa tersebut. Dimana masalah yang terjadi adalah dana yang diperoleh dari
beberapa pihak untuk menjalankan program tersebut dirasa tidak mencukupi. Sehingga
peran kader posyandu yang kreatif, inovatif dan berjiwa kewirausahaan sangat
diperlukan untuk memperoleh tambahan pendapatan, yang nantinya diharapkan dapat
meneruskan program dan kegiatan posyandu di Desa Dangin Puri Kelod Denpasar.
G. METODE KEGIATAN
Metode kegiatan adalah dengan ceramah dan diskusi yang akan dilakukan oleh staf
dosen yang memahami bidang ilmu ekonomi manajemen, khususnya berkaitan dengan
kewirausahaan. Jika kebutuhan dana dirasa merupakan hal penting untuk merangsang
untuk memulai kegiatan usaha kader posyandu, diusahakan diberikan bantuan dana
seadanya untuk beberapa kader posyandu yang memenuhi syarat. Yang nantinya akan
di lakukan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan dana dan usaha yang
dilakukan, jika hasilnya memuaskan akan diberikan bantuan dana atau dicarikan sponsor
dana dari pihak swasta. Sehingga nantinya hasilnya ingin dicapai adalah rasa ingin
mencoba dari kader lain, melihat kesuksesan dari penerima bantuan yang telah sukses
mengelola dana bantuan dan menjalankan usaha (efek panutan/contoh).
H. JADWAL KEGIATAN
I. RENCANA EVALUASI
Evaluasi akan dilakukan secara bertahap yaitu meliputi evaluasi perencanaan, proses
pelaksanaan dan output. Proses pelaksanaan dikatakan berhasi apabila persiapan yang
dilakukan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan dan peserta yang hadir dalam
kegiatan penyuluhan dan demonstrasi sekitar 80% dari target. Sedangkan evaluasi output
akan dilakukan dengan mengadakan pretest sebelum kegiatan diadakan untuk mengukur
tingkat pengetahuan peserta sebelum kegiatan penyuluhan, dan posttest dilakukan untuk
mengetahui pemahaman peserta terhadap materi yang diberikan dan peningkatan
pengetahuan peserta tentang arti penting kewirausahaan dalam peningkatan taraf hidup
kader posyandu.
K. ORGANISASI PELAKSANA
1. Ketua Pelaksana
1.1Nama Lengkap dan Gelar : Komang Agus Satrya Pramudana, ST., M.Com
1.2 Pangkat/Golongan/NIP : Penata Muda Tk.I/ IIIB/ 197608222003121001
1.3 Jabatan : Asisten Ahli
1.4 Bidang Keahlian : Ekonomi/ Manajemen
1.5Jangka Waktu Penelitian : 6 Jam/minggu
2. Anggota Pelaksana I
2.1. Nama Lengkap dan Gelar : I Gusti Made Suwandana, SE., MM
2.2 Pangkat/Golongan/NIP : Penata Muda Tk.I/ IIIB / 198112012009121002
2.3 Jabatan : Asisten Ahli
2.4 Bidang Keahlian : Ekonomi / Manajemen
2.5 Jangka Waktu Penelitian : 6 Jam/minggu
3. Anggota Pelaksana II
3.1 Nama Lengkap dan Gelar : I Gusti Bagus Honor Satrya, B.bus Com., MIB
3.2 Pangkat/Golongan/NIP : Penata Muda Tk.I / IIIB/ 198212312009121002
3.4 Jabatan : Tenaga Pengajar
3.4 Bidang Keahlian : Ekonomi / Manajemen
3.5 Jangka Waktu Penelitian : 6 Jam/minggu
l.LAPORAN BIAYA
(I Gusti Bagus Honor Satrya, B.bus Com.,MIB) (I Gst Agung Ketut Gede Suasana, SE., MM)
DOKUMENTASI KEGIATAN
TIM PENGABDIAN