Abstrak
Sohun merupakan suatu produk bahan makanan kering yang dibuat dari pati dengan bentuk khas. Pada
proses pembuatan sohun menggunakan klorin sebagai bahan pemutih dan masih terdapat sisa kaporit. Efek
klorin dalam jangka pendek menyebabkan penyakit maag dan dalam jangka panjang mengakibatkan penyakit
kanker hati dan ginjal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kadar klorin pada mie sohun di Pasar
Kemantran Kabupaten Tegal. Metode penelitian yang digunakan dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan
untuk mengukur kadar klorin pada mie sohun di Pasar Kemantran Kabupaten Tegal dan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan pedagang mie sohun dengan jumlah sampel sebanyak 5 pedagang mie sohun. Hasil
pemeriksaan kadar klorin pada sampel didapatkan 2 sampel mie sohun positif menggunakan klorin yaitu
sampel sohun B dengan kadar klorin 0,1 mg/L dan sampel sohun C dengan kadar klorin 0,2 mg/L sedangkan
3 sampel lainnya yaitu sampel sohun A, D, dan E menunjukkan hasil negatif menggunakan klorin. Dan tingkat
pengetahuan pedagang mie sohun di Pasar Kemantran Kabupaten Tegal masih buruk. Simpulan penelitian
menunjukkan 2 sampel mie sohun yang diperiksa positif menggunakan klorin dan 3 sampel mie sohun yang
diperiksa negatif menggunakan klorin. Saran kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal untuk
meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) khususnya pada industri-
industri makanan dan melakukan pengarahan ataupun penyuluhan terhadap pedagang yang ada di Pasar
Kemantran Kabupaten Tegal tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang di perbolehkan maupun tidak di
perbolehkan oleh pemerintah.
Levels Of Clhorine In Sohun Noodle In The Kemantran Traditional Market Tegal Regency Year
Of 2018. Sohun is a dry food product made from starch with a distinctive shape. In the process of making
sohun using chlorine as a bleach agent and there are still chlorine remaining. The effects of chlorine in the
short term cause ulcer disease and in the long term lead to liver and kidney cancer. The purpose of this research
is to know the chlorine level in sohun noodle in Kemantran Traditional Market of Tegal Regency. The research
method used with descriptive approach that aims to measure chlorine levels in sohun noodle in the Kemantran
Traditional Market of Tegal Regency and to know the level of knowledge of sohun noodle traders with the
number of samples of 5 traders of sohun noodle. The result of chlorine content in samples obtained 2 sohun
noodles samples of positive using chlorine is sample B with chlorine level of 0.1 mg / L and sample C with
chlorine level of 0.2 mg / L while the other 3 samples, were samples of sohun noodles A, D and E showed
negative results using chlorine. And the knowledge level of sohun noodles traders in Kemantran Traditional
Market of Tegal Regency is still bad. The research conclusion showed 2 samples of sohun noodles tested
positive using chlorine and 3 samples of sohun noodles that were examined negatively using chlorine.
Suggestions in cooperation with Tegal District Health Office to increase supervision on the use of Food Added
Substances (BTP), especially in food industries and conduct guidance or counseling to existing traders in
Kemantran Traditional Market of Tegal Regency about Food Added Substances (BTP) which allowed or not
allowed by the government.
1)
Email : wahyunusantarap@gmail.com
2)
Email : trimarthymulyasari@gmail.com Keslingmas Vol.38 No.2 Hal.124-243 | 183
oleh masyarakat. Pemeriksaan tersebut selain banyak dan sebagian besar pedagang masih
dapat menilai layak tidaknya suatu makanan atau menjual bebas mie sohun tanpa mengerti
bahan makanan untuk dikonsumsi, juga sekaligus kandungan apa saja yang digunakan dalam
dapat menilai memadai-tidaknya proses pembuatan mie sohun karena pedagang hanya
pengelolaan makanan atau bahan makanan menjual dari produsen tanpa mengetahui proses
tersebut(Ditjen PPM & PLP, 1990, H 1). pembuatan sohun dan biasanya pedagang mie
Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2004 sohun tidak hanya menjual mie sohun tapi juga
tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan pada bab menjual sembako lainnya, sehingga pedagang
1 pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan tidak terlalu memperhatikan hal tersebut karena
bahan tambahan pangan merupakan bahan yang barang dagang yang diperjual belikan selain mie
ditambahkan ke dalam makanan untuk sohun cukup beragam. Selain itu, peneliti juga
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan atau menemukan indikasi bahwa ada mie sohun yang
produk pangan. Kualitas bahan makanan di menggunakan klorin dengan melihat kondisi fisik
tentukan antara lain oleh cita rasa,warna,tekstur warna dari mie sohun yang putih bersih, hal
dan nilai gizi. Akan tetapi, sebagian besar tersebut berbeda dengan kondisi fisik warna dari
konsumen sebelum mempertimbangkan cita rasa mie sohun yang benar adalah putih kusam
dan nilai gizi, akan lebih tertarik pada tampilan transparan.
atau warna makanan (Cahyo Saparinto dan Diana
Hidayanti, 2006). II. BAHAN DAN METODE
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 33 Penelitian ini termasuk dalam penelitian
Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
(BTP) dimana peraturan tersebut tidak menyatakan kondisi fisik mie sohun yang menggunakan klorin
bahwa klorin termasuk dalam Bahan Tambahan dan mengetahui kadar klorin pada mie sohun yang
Pangan Kimia yang diperbolehkan untuk makanan. dijual di Pasar Kemantran Kabupaten Tegal.
Menurut Adiwisastra (1989) menyebutkan bahwa Subjek penelitian ini adalah kadar klorin pada mie
salah satu penggunaan Bahan Tambahan Makanan sohun yang dijual oleh 5 pedagang di Pasar
(BTM) yang dilarang adalah klorin (Cl2). Klorin Kemantran Kabupaten Tegal. Data hasil penelitian
adalah bahan kimia yang biasanya digunakan diolah dan disusun dalam bentuk tabel dan
sebagai desinfektan, pemutih kertas dan proses dianalisis secara deskriptif.
tekstil. Efek klorin dalam jangka pendek
menyebabkan penyakit maag dan dalam jangka III. HASIL DAN PEMBAHASAN
panjang mengakibatkan penyakit kanker hati dan DATA UMUM
ginjal. Pasar Kemantran Kabupaten Tegal
Sohun merupakan suatu produk bahan merupakan pasar tradisional yang terletak di Jalan
makanan kering yang dibuat dari pati dengan Garuda, Desa Kemantran Kecamatan Kramat
bentuk khas (SNI 01-3723-1995). Berbagai macam Kabupaten Tegal yang memliki luas 4860 m2.
pati sebagai bahan baku sohun dapat berasal dari Jumlah pedagang yang menempati Pasar
umbi-umbian, kacang hijau, jagung, ubi jalar Kemantran Kabupaten Tegal sejumlah 772.
(sweet potato), sagu, aren, midro/ganyong (canna Pedagang yang menempati los terdapat 554 orang
eduliker) dan tapioka. Di Indonesia umumnya sedangkan yang tidak menempati los terdapat 122
sohun dibuat dari bahan dasar pati sagu atau aren orang. Jumlah kios yang berada di Pasar
dan midro sebagai campuran. Kemantran 96 buah dengan luas kios 15-20 m2.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya Jumlah pegawai yang ditugaskan dalam
yang dilakukan oleh Farah Tifani pada tahun 2013 mengelola Pasar Kemantran Kabupaten Tegal
tentang Studi Hygiene Sanitasi Makanan Industri berjumlah 8 orang, yang terdiri dari 1 ketua pasar
Sohun PT. Naga Sakti Kecamatan Sumbang dan 7 staff pelaksana. Fasilitas yang dimiliki
Kabupaten Banyumas menunjukkan hasil bahwa berupa kios, los, wc umum, kantor administrasi,
personal hygiene penjamah kurang memenuhi pos keamanan, mushola, dan TPS. Pedagang mie
syarat, secara umum pengelolaan sohun sudah sohun di Pasar Kemantran Kabupaten Tegal
memenuhi syarat tetapi pada proses pembuatan umumnya buka dari jam 06.00 pagi sampai jam
sohun menggunakan klorin sebagai bahan pemutih 13.00 WIB. Pada umumnya pedagang mie sohun
dan masih terdapat sisa kaporit, sehingga kualitas juga berjualan bahan sembako lainnya seperti
makanan secara kimia tidak memenuhi syarat. beras, minyak, kecap, telur, dan kebutuhan rumah
Pasar Kemantran Kabupaten Tegal yang tangga lainnya. Di Pasar Kemantran Kabupaten
tepatnya berada di Kecamatan Kramat merupakan Tegal ini terdapat 56 pedagang sembako yang tidak
salah satu pasar yang cukup besar dan lengkap semuanya menyediakan mie sohun dalam barang
dalam menyediakan pasokan barang yang dijual. dagangannya. Pedagang memperoleh mie sohun
Dengan survei pendahuluan yang telah peniliti tersebut dengan cara mengambil dari distributor.
lakukan sebelumnya, di Pasar Kemantran sendiri
terdapat pedagang mie sohun yang berjumlah
Adwisastra A. 1989. Sumber, Bahaya, serta Leni Herliani Afrianti. 2010. Teknologi
Penanggulangan Keracunan. Bandung: Pengawetan Makanan. Bandung:
Angkasa Alfabeta
Anwar, dkk. 1998. Sanitasi Makanan dan Luthana, Y.K. 2008. Klorin atau Ca(OCl2).
Minuman Pada Institusi Pendidika https://yongkikastanyaluthana.wordpress.
Tenaga Sanitasi. Jakarta: Pusat com. Diakses pada tanggal 4 Januari 2018
Pendidikan Tenaga Kesehatan, pukul 02.19 WIB
Departemen Kesehatan RI
MacDougal, J.A. 1994. Ekspose Pencemaran di
American Marketing Association. 1937. Journal of Sumut.http://www.library.ohiou.edu
Marketing. Amerika Serikat: The diakses pada tanggal 4 Januari 2018 pukul
American Marketing Association (AMA) 01.47 WIB
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor. 37 Miftahul Farid. 2015. Identifikasi Klorin Pada
tahun 2013 Beras Yang Dijual Di Pasar Kindali
Limpuar Kecamatan Gambut.
Budiman Chandra. 2006. Pengantar Kesehatan Banjarbaru: Politeknik Kesehatan
Lingkungn. Jakarta: EGC Kementrian Kesehatan Banjarmasin
Cahyo Saparinto dan Diana Hidayanti. 2006. My Collage and I. 2014. Toksisitas Klorin
Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: DanCaraPenanganannya.http://nitamusti
Kanisius ka16.wordpress.com diakses pada tanggal
4 Januari 2018 pukul 02.50 WIB
Departemen Kesehatan RI. 2009. Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Notoatmodjo, Soekidjo,2007. Promosi Kesehatan
Kesehatan 2005-2025. Jakarta: Depkes dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
RI
Parnomo, A. 2003. Pembuatan Cairan Pemutih.
Direktorat Agroindustri BPPT. 1999. Laporan Jakarta: Puspa Swara
Akhir Proyek IPTEKDA. Jakarta: BPP
Teknologi Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 2 Tahun
2009 tentang Penataan Pasar Tradisional,
Direktorat Kredit, BPR dan UMKM Bank Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern
Indonesia. 2007. Pola Pembiayaan Usaha
Kecil Syariah (PPUK-Syariah) Industri Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 33 Tahun
Sohun. Jakarta: Bank Indonesia 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan
Ditjen PPM dan PLP. 1990. Pengamatan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004
Kontaminasi Makanan dan Prosedur tentang Keamanan, Muru, dan Gizi
Kerja Tetap Penanggulangan Keracunan Pangan
Makanan. Jakarta: Kementrian kesehatan
RI Sajiansedap.com. 2016. Tips Sekilas Tentang
Soun, Bihun, dan Misoa.
Fitrah M,dkk. 2008. Sejarah Unsur Halogen. Sajiansedap.grid.id/tips/sekilas-tentang-
http://rumahkimia.wordpress.com soun-bihun-dan-misoa diakses pada
diakses pada tanggal 4 januari 2018 pukul tangga; 4 Januari 2018 pukul 12.50 WIB
01.39 WIB
Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2012 tentang Wisnu Cahyadi. 2008. Analisis dan Aspek
Pangan Kesehatan Bahan Tambahan Pangan
Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara
U.S. Departement Of Health And Human Services.
2007. Clhorine. http://www.atsdr.cdc.gov
diakses pada tanggal 4 Januari 2018 pukul
03.00 WIB