Anda di halaman 1dari 34

Makalah

Perubahan Fisologis dan Psikologis pada Ibu Bersalin

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan


Dosen pengampu: Ida Farida Handayani,SST,M.Keb

Disusun oleh:

Siti Arimbi Salfa P17324419040

Kelompok 3
Jalum 2B

Kementrian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
Prodi Kebidanan Karawang
Tahun 2020/2021
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya penulis diberi kemudahan dalam penyusunan makalah sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Perubahan Fisologis dan Psikologis pada Ibu Hamil
. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini penulis susun dengan sepenuh hati dan pikiran, tetapi meskipun
demikian, penulis pun menghadapi beberapa kendala baik yang datang dari luar maupun
dari diri penulis pribadi. Namun, dengan penuh kesabaran dan ketekunan, juga disertai
dukungan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan secara tepat
waktu.
Selain itu, penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah yang penulis buat
masih jauh dari sempurna. Mengingat atas kemampuan yang penulis miliki, penulis merasa
masih terdapat kekurangan baik dari segi teknis maupun materi, untuk itu kritik dan saran
dari berbagai pihak penulis harapkan demi penyempurnaan makalah penulis.

Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat pada umumnya bagi
pembaca dan khususnya bagi diri penulis pribadi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Karawang, September 2020

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................ 2

Daftar Isi...................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang...................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4

1.3 Tujuan................................................................................................................5

Bab II Pembahasan

2.1 Persalinan ..........................................................................................................6

2.2 Perubahan Fisiologis..........................................................................................9

2.3 Perubahan Psikologis.......................................................................................19

2.4 upaya konseling ...............................................................................................28

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................32

3.2 Saran.................................................................................................................32

Daftar Pustaka........................................................................................................33

Lampiran ...............................................................................................................34

3
Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Proses kehamilan adalah proses yang normal alamiah yang diawali dengan pertumbuhan
dan berkembangnya janin intrauterin dan dimulai sejak konsepsi sampai persalinan (Dewi &
Sunarsih, 2011.) Dengan adanya kehamilan, akan terjadi berbagai perubahan fisiologis dan
psikologis.
Pada periode kehamilan dimana akan terjadi perubahan fisiologis mulai dari mual dan
muntah-muntah, sering buang air kecil, kepala pusing sampai timbulnya keluhan secara
umum seperti rasa panas dalam perut khususnya pada lambung (heartburn). Pada perubahan
kondisi Fisiologis yang kompleks memerlukan upaya adaptasi untuk menyesuaikan pola
hidup dengan proses kehamilan yang terjadi dan persoalan dalam kehamilan itu dapat
menjadi pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi psikologis ringan hingga
gangguan yang berat.
Periode dimana kondisi yang menimbulkan berbagai perubahan psikologis mampu
menimbukan masalah sosial dalam keluarga adalah perubahan-perubahan psikologis
terutama pada aspek emosionalnya seperti prilaku menjadi mudah tersinggung, mudah sedih,
suka khawatir, merasa kurang diperhatikan, merasakan sesuatu yang tidak nyaman dan tidak
jelas penyebabnya
Berikut ini adalah kasus dimana “Seorang perempuan usia 25 tahun, hamil anak pertama,
hamil 39 minggu, mengeluh mulas mulas sejak semalam, ibu merasa khawatir dan takut
menghadapi persalinannya. Ibu belum mengetahui terkait perubahan-perubahan apa saja
yang akan dialami selama persalinan.” Oleh karena itu, untuk mengetahui mengapa ibu
merasakan takut dan khawatir karna belum mengetahui perubahan yang akan terjadi pada
saat persalinan. Maka dibuatlah makalah untuk mengetahui topik pembahasan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas adalah
1. Apasaja tanda awal persalinan?
2. Mengapa ibu merasa khawatir dan takut menghadapi persalinan?

4
3. Apasaja peubahan perubahan yang terjadi saat akan persalinan?
4. Mengapa ibu belum mengetahui terkait perubahan-perubahan apa saja yang akan dialami
selama persalinan?
1.3 Tujuan
Dari hasil perumusan masalah dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tanda awal persalinan
2. Untuk mengetahu ibu merasa khawatir dan takut menghadapi persalinan
3. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi saat akan persalinan

5
Bab II

Pembahasan
2.1 Persalinan

2.1.1 Pengertian Persalinan

Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai berikut :

1. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan


yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir (Moore,
2001).
2. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali
dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi
sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini
akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996).
3. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002).
4. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Prawirohardjo, 2002).

2.1.2 Macam macam persalinan

1. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan
lahir ibu tersebut.
2. Persalinan Buatan

Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps, atau
dilakukan operasi Sectio Caesaria.

3. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.

2.1.3 Sebab-sebab mulainya persalinan

faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan.


Beberapa teori yang dikemukakan adalah: penurunan kadar progesteron, teori oxitosin,

6
keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori yang
menyebabkan mulainya persalinan adalah sebagai berikut :

1. Penurunan Kadar Progesteron


Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara
kadar progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesteron menurun sehingga timbul his. Proses penuaan plasenta terjadi mulai
umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh
darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesterone mengalami
penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot
rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.
2. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim,
sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar
progesteron menurun sehingga oxitocin bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-
otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda
persalinan.
3. Keregangan Otot-otot.
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah
melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti
halnya dengan Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang
bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan
rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot
rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda sering terjadi kontraksi setelah
keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
4. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena tidak
terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin,
dan induksi (mulainya) persalinan.
5. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang
dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi
salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa
prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extra amnial
menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan. Pemberian
prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil
konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu terjadinya
persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik

7
dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau
selama persalinan.

2.1.4 Tanda dan gejala persalinan

Untuk mendukung deskripsi tentang tanda dan gejala persalinan, akan dibahas
materi sebagai berikut :

1. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat


a. Lightening Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia
merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan
nyeri pada anggota bawah.
b. Pollikasuria Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium
kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah
mulai masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung
kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut
Pollakisuria.
c. False labor Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu
diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan
dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat: 1) Nyeri yang hanya
terasa di perut bagian bawah 2) Tidak teratur 3) Lamanya his pendek, tidak
bertambah kuat dengan majunya waktu dan bila dibawa jalan malah sering
berkurang 4) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix
d. Perubahan cervix Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan
bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian menjadi
lebih lembut, dan beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan.
Perubahan ini berbeda untuk masingmasing ibu, misalnya pada multipara sudah
terjadi pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar masih dalam
keadaan tertutup.
e. Energy Sport Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28
jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa
kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum
persalinan dengan energi yang penuh. Peningkatan energi ibu ini tampak dari
aktifitas yang dilakukannya seperti membersihkan rumah, mengepel, mencuci
perabot rumah, dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga
menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan sulit.
f. Gastrointestinal Upsets Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda
seperti diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap
sistem pencernaan.

8
2. Tanda-tanda persalinan Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah :
a. Timbulnya kontraksi uterus Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his
pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut :
i. Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.
ii. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
iii. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya
makin besar
iv. Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.
v. Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi
uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix (frekuensi minimal 2
kali dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan
pendataran, penipisan dan pembukaan serviks.
b. Penipisan dan pembukaan servix Penipisan dan pembukaan servix ditandai
dengan adanya pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.
c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir) Dengan pendataran dan
pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah.
Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian
bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus.
d. Premature Rupture of Membrane Adalah keluarnya cairan banyak dengan
sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau
selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau
hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat
sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan
kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan.

2.2 Perubahan Fisiologis


Ciri – ciri umum perubahan fisik selama masa kehamilan ialah tidak haid (Amenorea),
meningkatnya aktivitas hormon, membesarnya payudara, perubahan bentuk rahim, perubahan
sistem organ – organ tubuh, membesarnya perut, naiknya berat badan, melemahnya relaksasi
otot – otot saluran pencernaan, ensivitas pada penginderaan, kaki dan tangan mulaii
membesar.
Menurut pusdiknakes 2003, perubahan fisiologis dalam persalinan meliputi :
a. Tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata –
rata 10 – 20 mmHg dan kenaikan diastolic rata – rata 5-10 mmHg. Diantara kontraksi
uterus, tekanan darah kembali normal pada level sebelum persalinan. Rasa sakit, takut
dan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah.
b. Metabolisme

9
Selama persalinan metabolism karbohidrat aerobic maupun metabolism anaerobic
akan naik secara berangsur disebabkan karena kecemasan serta aktifitas otot skeletal.
Peningkatan inni ditandai dengan kenaikan suhu badan, denyut nadi, pernafasan,
kardiak output, dan kehilangan cairan.
c. Suhu badan
Suhu badan akan sedikit meningkat selam persalinan, terutama selampersalinan
dan segera setelah kelahiran. Kenaikan suhu di anggap normal jika tidak melebihi 0.5
– 1 ˚C.
d. Denyut jantung
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara dramatis
naik selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung sedikit meningkat di
bandingkan sebelum persalinan.
e. Pernafasan
Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka terjadi peningkatan laju
pernafasan yang di anggap normal. Hiperventilasi yang lama di anggap tidak normal
dan bias menyebabkan alkalosis.
f. Perubahan pada ginjal
Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin di sebabkan oleh peningkatan
filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal. Proteinuria yang sedikit di
anggap biasa dalam persalinan.
g. Perubahan gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorpsi makan padat secara substansial berkurang banyak
sekali selama persalinan. Selai itu, pengeluaran getah lambung berkurang,
menyebabkan aktivitas pencernaan hamper berhenti, dan pengosongan lambung
menjadi sangat lamban. Cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam
tempo yang biasa. Mual atau muntah biasa terjadi samapai mencapai akhir kala I.
h. Perubahan hematologi
Hematologi meningkat sampai 1,2 garam/100 ml selama persalinan dan akan
kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca
persalinankecuali ada perdarahan post partum

Hormon yang mempengaruhi perubahan fisiologis ibu hamil

1. Estrogen
Menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah sel.
2. Progesteron
Peningkatan sekresi, mengendurkan (relaksasi) otot-otot polos.

Berikut adalah perubahan fisologis :

10
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Uterus akan mengalami pembesaran akibat peningkatan hormon estrogen dan
progesteron, uterus akan mengalami hipertrofi dan hipervaskularisasi akibat dari
pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan amnion dan perkembangan
plasenta dari berukuran 30 gr menjadi 1000gr. Selain itu, akan terjadi perlunakan pada
isthmus uteri dan pembesaran plasenta pada satu sisi uterus.
Di uterus terjadi perubahan saat masa persalinan, perubahan yang terjadi sebagai
berikut:
1. Kontraksi uterus yang dimulai dari fundus uteri dan menyebar ke depan dan ke
bawah abdomen
2. Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR)
 SAR dibentuk oleh corpus uteri yang bersifat aktif dan berkontraksi
Dinding akan bertambah tebal dengan majunya persalinan sehingga
mendorong bayi keluar
 SBR dibentuk oleh istmus uteri bersifat aktif relokasi dan dilatasi. Dilatasi
makin tipis karena terus diregang dengan majunya persalinan
b. Rahim
Setiap terjadi kontraksi, sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan
ukuran melintang dan ukuran muka belakang berkurang. Pengaruh perubahan bentuk
rahim ini:
1. Ukuran melintang menjadi turun, akibatnya lengkungan punggung bayi turun
menjadi lurus, bagian atas bayi tertekan fundus, dan bagian tertekan Pintu
Atas Panggul.
2. Rahim bertambah panjang sehingga otot-otot memanjang diregang dan
menarik. Segmen bawah rahim dan serviks akibatnya menimbulkan terjadinya
pembukaan serviks sehingga Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah
Rahim (SBR).
c. Serviks
1. Terjadi hipervaskularisasi dan perlunakan

11
Pada serviks akibat peningkatan hormon progesteron. Peningkatan lendir serviks
yang disebut dengan operkulum. Kerapuhan meningkat sehingga mudah berdarah saat
melakukan senggama.
2. Pendataran serviks/Effasement
Pendataran serviks adalah pemendekan kanalis servikalis dari 1-2 cm menjadi satu
lubang saja dengan pinggir yang tipis.
3. Pembukaan serviks
Pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa suatu lubang dengan
diameter beberapa milimeter menjadi lubang dengan diameter kira-kira 10 cm yang
dapat dilalui bayi. Saat pembukaan lengkap, bibir portio tidak teraba lagi. SBR,
serviks dan vagina telah merupakan satu saluran.
4. Vagina dan Panggul
Terjadi peningkatan produksi lendir oleh mukosa vagina, hipervaskularisasi pada
vagina. Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar panggul yang
ditimbulkan oleh bagian depan bayi menjadi saluran dengan dinding yang tipis. Saat
kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke depan atas. Dari luar peregangan
oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan
anus menjadi terbuka. Regangan yang kuat ini dimungkinkan karena bertambahnya
pembuluh darah pada bagian vagina dan dasar panggul, tetapi kalau jaringan tersebut
robek akan menimbulkan perdarahan banyak.
5. Ovarium
Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat perkembangan dari
korpus luterum.
6. Payudara
Terjadi hipervaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan hormon
progesteron. Selain itu, juga terjadi peningkatan hormon somatomamotropin untuk
produksi ASI sehingga menjadi lebih besar.
2. Sistem Pencernaan
a. Mulut dan Gusi
Peningkatan estrogen dan progesteron meningkatkan aliran darah ke rongga
mulut; hipervaskularisasi pembuluh darah kapiler gusi sehingga terjadi edema dan

12
hiperplastis; ketebalan epitelial berkurang sehingga gusi lebih rapuh; timbulnya
muntah menyebabkan kebersihan mulut terganggu dan meningkatkan rasa asam di
mulut.
b. Lambung
Terjadi relaksasi pada otot-otot pencernaan antara lain peristaltik di lambung
sehingga pencernaan makanan oleh lambung menjadi lebih lama dan mudah terjadi
peristaltik balik ke esofagus. Selain itu, pengaruh dari peningkatan hormon HCG juga
dapat menyebabkan ibu hamil merasakan mual dan muntah.
c. Usus halus dan usus besar
Relaksasi pada usus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih maksimal.
Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air menjadi lebih lama.
3. Sistem Kardiovaskular
a. Jantung
1) Hipertrofi
Hipertrofi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan
oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke
atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan; antara minggu ke-14 dan ke-
20, denyut meningkat perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali per menit, kemudian
menetap sampai aterm.
a) Volume dan komposisi darah.
Selama masa hamil terjadi percepatan produksi SDM (normal: 4-5,5
juta/mm3). Presentasi kenaikan bergantung kepada jumlah besi yang tersedia,
massa SDM meningakt 30-33% pada kehamilan aterm, jika ibu
mengonsumsi suplemen besi. Apabila tidak mengonsumsi suplemen besi,
SDM hanya meningkat 17% pada beberapa wanita.
b) Sirkulasi darah.
Terjadi gangguan sirkulasi darah akibat pembesaran dan penekanan uterus
terutama pada vena pelvis ketika duduk dan vena cara inferior ketika
berbaring; peningkatan penyerapan kapiler.

Selama persalinan, curah jantung meningkat 40 % sampai 50 % dibandingkan


dengan kadar sebelum persalinan dan sekitar 80% sampai 100 % dibandingkan

13
dengan kadar sebelumnya (Hecker, 1997). Peningkatan curah jantung ini terjadi
karena pelepasan katekolamin akibat nyeri dan karena kontraksi otot abdomen dan
uterus. Seiring dengan kontraksi uterus sekitar 300 sampai 500 ml darah
dipindahkan ke volume darah sentral (sulivan et al, 1985).

Dalam studi klasik, Hendrik dan Quilligan (1956) mendemonstrasikan bahwa


nyeri dan ansietas dapat meningkatkan curah jantung sekitar 50 % sampai 60 %.
Karena kontraksi uterus dapat menyebabkan kompresi bermakna pada aorta dan
arteria iliaka, sebagian besar peningkatan curah jantung dialirkan ke ekstermitas
atas dan kepala (Gabbe et al, 1991).

Pada setiap kontaksi uterus, aliran darah di cabang-cabang arteri uterus yang
menyuplai ruang intervillli menurun dengan cepat sesuai dengan besarnya
kontraksi. Penurunan ini tidak berhubungan dengan perubahan yang bermakna
dalam tekanan perfusi sistemik, tetapi lebih berhubungan dengan peningkatan
tahanan vaskuler lokal di dalam uterus (Assali, 1989).

Tekanan vena istemik meningkat saat darah kembali dari vena uterus yang
membengkak. Pada kala I, sistolik rata-rata meningkat 10 mm hg dan tekanan
diastolik ratarata meningkat sebesar 5-19 mmhg selama kontraksi, tetapi tekanan
tidak banyak berubah. Diantara waktu kontraksi kala II terdapat peningkatan
30/25 mmhg selama kontraksi dari 10/5 sampai 10 mmhg (Beichter et al, 1986).
Jika wanita mengejan dengan kuat, terjadi kompensasi tekanan darah, seringkali
terjadi penurunan tekanan darah secara dramatis saat wanita berhenti mengejan di
akhir kontaksi.

Perubahan lain dalam persalinan mencakup peningkatan denyut nadi secara


perlahan tapi pasti sampai sekitar 100 kali per menit pada persalinan kala II.
Frekuensi denyut nadi dapat ditingkatkan lebih jauh oleh dehidrasi, perdarahan,
ansietas, nyeri dan obat-obatan tertentu, seperti terbutalin. Karena perubahan
kardiovaskuler yang terjadi selama kontraksi uterus, pengkajian paling akurat
untuk mengkaji tanda tanda vital maternal adalah diantara waktu kontraksi.
Pengaturan posisi memiliki efek yang besar pada curah jantung. Membalikkan

14
posisi wanita bersalin dari miring ke telentang menurunkan curah jantung sebesar
30% Tekanan darah meningkat selama kontraksi, kenaikan sistole 15 (10-20)
mmhg, kenaikan diastole 5-10 mmhg, diantara kontraksi tekanan kembali pada
level sebelum persalinan.

Posisi berbaring miring akan mengurangi terjadinya perubahan tekanan darah


selama proses kontraksi. Rasa sakit/nyeri, takut dan cemas juga dapat
meningkatkan tekanan darah. Kenaikan detak jantung berkaitan dengan
peningkatan metabolisme. Secara dramatis detak jantung naik selama uterus
berkontraksi. Antara kontraksi sedikit meningkat dibandingkan sebelum
persalinan.

4. Sistem Perkemihan
Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan
akibat kompresi pada kandung kemih. Pada trimester kedua, kandung kemih tertarik ke
atas dan keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm
karena kandung kemih bergeser ke arah atas. Kongesti panggul pada masa hamil
ditunjukkan oleh hiperemia kandung kandung kemih dan uretra. Peningkatan
vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah.
Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih
sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama, pembesaran uterus menekan kandung
kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya terisi sedikit
urine.
Pada akhir bulan ke 9, pemeriksaan fundus uteri menjadi lebih rendah, kepala janin
mulai masuk Pintu Atas Panggul dan menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga
merangsang ibu untuk sering kencing.
Pada kala I, adanya kontraksi uterus/his menyebabkan kandung kencing semakin
tertekan. Poliuria sering terjadi selama persalinan, hal ini kemungkinan disebabkan
karena peningkatan cardiac output, peningkatan filtrasi glomerolus, dan peningkatan
aliran plasma ginjal. Poliuri akan berkurang pada posisi terlentang. Proteinuri sedikit
dianggap normal dalam persalinan. Wanita bersalin mungkin tidak menyadari bahwa
kandung kemihnya penuh karena intensitas kontraksi uterus dan tekanan bagian

15
presentasi janin atau efek anestesia lokal. Bagaimanapun juga kandung kemih yang
penuh dapat menahan penurunan kepala janin dan dapat memicu trauma mukosa kandung
kemih selama proses persalinan.
Pencegahan (dengan mengingatkan ibu untuk berkemih di sepanjang kala I) adalah
penting. Sistem adaptasi ginjal mencakup diaforesis dan peningkatan IWL (Insensible
Water Loss) melalui respirasi.

5. Sistem Integumen
a. Muka
Terjadi perubahan warna bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada kulit di daerah
tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam akibat
peningkatan hormon estrogen dan progesteron, serta hormon melanokotikotropin.
b. Kulit
1) Hipersentivitas alergen plasenta.
2) Peningkatan kelenjar apocrine akibat peningkatan hormon, kelenjar tersebut
meningkat terutama akibat berat badan dan kegiatan metabolik yang meningkat;
peningkatan aktivitas kelenjar sebasea.
c. Perut
Terdapat garis pigmentasi dari simfisis pubis sampai ke bagian atas fundus di
garis tengah tubuh diinduksi hormon timbul. Pada primigravida, garis mulai terlihat
pada bulan ke tiga terus memanjang seiring dengan meningginya fundus. Pada
multigravida, keseluruhan garis sering kali muncul sebelum bulan ketiga. Terdapat
juga tanda regangan yang timbul pada 50-90% wanita selama pertengahan kedua
kehamilan yang dapat dise babkan oleh kerja adenokortikosteroid, menunjukkan
pemisahan jaringan ikat (kolagen) di bawah kulit. Garis-garis yang sedikit cekung ini
cenderung timbul di daerah dengan regangan maksimum (misalnya di abdomen, paha,
dan payudara).
6. Sistem Pernafasan
a. Hidung

16
Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respons terhadap peningkatan kadar
estrogen, juga terjadi pada traktus pernapasan atas. Oleh karena kapiler membesar,
terbentuklah edema dan hiperemia di hidung, faring, laring, trakea, dan bronkus.
b. Toraks dan difragma
Dengan semakin membesarnya uterus, maka akan mengalami desakan pada
diafragma sehingga naik 4 cm; terjadi pelebaran sudut toraks dari 68 menjadi 103
derajat; peningkatan pusat saraf untuk konsumsi oksigen.
Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau
kompresi akar saraf. Struktur ligamentum dan otot tulang belakang bagian tengah dan
bawah mendapat tekanan berat. Perubahan ini dan perubahan lainnya sering kali
menimbulkan rasa tidak nyaman pada muskuloskeletal. Terjadi relaksasi ringan dan
peningkatan mobilitas sendi panggul normal selama masa hamil, pemisahan simfisis
pubis, dan ketidakstabilan sendi sakroiliaka yang besar dapat menimbulkan nyeri dan
kesulitan berjalan.
7. Sistem Neurologi dan Muskuloskeletal
1) Penurunan kalsium dan alkolosis terjadi akibat perubahan pada sistem pernapsan,
tekanan uterus pada saraf, keletihan, dan sirkulasi yang buruk pada tungkai.
2) Perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang bertambah besar dan berat
membuat wanita mengambil sikap yang dapat menekan saraf ulnar, median, dan
skiatik; terjadi hiperventilasi.
3) Terjadi hipertensi postural yang berhubungan dengan perubahan hemodinamis;
hipoglikemia; penumpukan darah di bagian tungkai sehingga mengurangi arah balik
vena dan mengurangi curah jantung.

Berikut ini adalah perubahan fisiologis yang terjadi disetiap tahapan persalinan
2.2.1 Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan
servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I
berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase
aktif.
a. Fase laten persalinan
 Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servix secara bertahap

17
 Pembukaan servix kurang dari 4 cm
 Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
b. Fase aktif persalinan
Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maximal, dan
deselerasi
 Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih
 Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau
lebih perjam hingga permbukaan lengkap (10 cm)
 Terjadi penurunan bagian terendah janin

Fisiologi kala I
Uterus: Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar ke depan dan
ke bawah abdomen. Kontraksi berakhir dengan masa yang terpanjang dan sangat
kuat pada fundus. Selagi uterus kontraksi berkontraksi dan relaksasi
memungkinkan kepala janin masuk ke rongga pelvik.
Serviks Sebelum onset persalinan, serviks berubah menjadi lembut:
 Effacement (penipisan) serviks berhubungan dengan kemajuan
pemendekan dan penipisan serviks. Panjang serviks pada akhir
kehamilan normal berubah – ubah (beberapa mm sampai 3 cm).
Dengan mulainya persalinan panjangnya serviks berkurang secara
teratur sampai menjadi pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang
sangat tipis ini disebut sebagai menipis penuh
 Dilatasi berhubungan dengan pembukaan progresif dari serviks.
Untuk mengukur dilatasi/diameter serviks digunakan ukuran
centimeter dengan menggunakan jari tangan saat peeriksaan dalam.
Serviks dianggap membuka lengkap setelah mencapai diameter 10 cm
 Blood show (lendir show) pada umumnya ibu akan mengeluarkan
darah sedikit atau sedang dari serviks

2.2.2 Kala II
Pengertian Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks
dan berakhir dengan lahirnya bayi.

Fisiologi kala II
1. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 -100 detik, datangnya tiap 2-3
menit
2. Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan keluarnya cairan
kekuningkuningan sekonyong-konyong dan banyak

18
3. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di dasar panggul,
perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka

2.2.3 Kala III


Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban
 Berlangsung tidak lebih dari 30 menit
 Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta
 Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian
oksitosin untuk kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan
 Tanda-tanda pelepasan plasenta :
1. Perubahan ukuran dan bentuk uterus
2. Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas
karena plasenta sudah terlepas dari Segmen Bawah
Rahim
3. Tali pusat memanjang
4. Semburan darah tiba tiba

Fisiologi Kala III


Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak lagi berada di dalam
uterus, kontraksi akan terus berlangsung dan ukuran rongga uterus akan mengecil.
Pengurangan dalam ukuran uterus ini akan menyebabkan pengurangan dalam
ukuran tempat melekatnya plasenta. Setelah plasenta lahir, dinding uterus akan
berkontraksi dan menekan semua pembuluh-pembuluh darah ini yang akan
menghentikan perdarahan dari tempat melekatnya plasenta.

2.2.4 Kala IV
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu
 Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung
 Masa 1 jam setelah plasenta lahir
Fisiologi Kala IV
Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari dibawah
pusat. Otot-otot uterus berkontraksi, pembuluh darah yang ada diantara anyaman-
anyaman otot uterus akan terjepit.

2.3 Perubahan Psikologis


Perubahan Psikologi Pada Ibu Bersalinan Menurut Varney (2006) :
a. Pengalaman sebelumnya
Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri dan fokus pada dirinya sendiri ini timbul
ambivalensi mengenai kehamilan seiring usahanya menghadapi pengalaman yang

19
buruk yang pernah ia alami sebelumnya, efek kehamilanterhadap kehidupannya
kelak, tanggung jawab ,yang baru atau tambahan yang akan di tanggungnya,
kecemasan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk nenjadi seorang ibu.
b. Kesiapan emosi
Tingkat emosi pada ibu bersalin cenderung kurang bias terkendali yang di
akibatkan oleh perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya sendiri serta
pengaruh dari orang – orang terdekatnya, ibu bersalin biasanya lebih sensitive
terhadap semua hal. Untuk dapat lebih tenang dan terkendali biasanya lebih sering
bersosialisasi dengan sesame ibu – ibu hamil lainnya untuk saling tukar pengalaman
dan pendapat.
c. Persiapan menghadapi persalinan ( fisik, mental,materi dsb)
Biasanya ibu bersalin cenderung mengalami kekhawatiran menghadapi
persalinan, antara lain dari segi materi apakah sudah siap untuk menghadapi
kebutuhan dan penambahan tanggung jawab yang baru dengan adnya calon bayi yang
akan lahir. Dari segi fisik dan mental yang berhubungan dengan risiko keselamtan ibu
itu sendiri maupun bayi yang di kandungnya.
d. Support system
Peran serta orang – orang terdekat dan di cintai sangat besar pengaruhnya
terhadap psikologi ibu bersalin biasanya sangat akan membutuhkan dorongan dan
kasih saying yang le bih dari seseorang yang di cintai untuk membantu kelancaran
dan jiwa ibu itu sendiri.

2.3.1 Teori Perubahan Psikologi


1. Teori reva rubin
Rubin adalah seorang perawat bidan di USA. Dia membedakan antara
konsep dari posisi yaitu suatu status sosial yang diberikan kepada seseorang
(misal guru atau ibu) dan konsep dari peran yang dilukiskan sebagai aktivitas dan
tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut yang menentukan bahwa dalam
dia mempunyai posisi tertentu.. “Tindakan-tindakan yang diatur sekitar posisi,
terdiri dari peran”(Rubin,1967).
Tujuan riset Rubin adalah mengidentifikasi bagaimana wanita tersebut
mampu mengambil peran seorang ibu dan hal apa saja yang dapat membantu atau
menghambat atau memberi efek negatif terhadap proses pencapaian peran
tersebut. Menurut Rubin untuk mencapai peran tersebut seorang wanita
membutuhkan proses belajar berupa latihan-latihan. Dalam proses ini wanita

20
diharapkan mampu mengidentifikasi bagaimana wanita tersebut mampu
memngambil peran seorang ibu.
Menurut Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-
harapan, antara lain:
a. Kesejahteraan ibu dan bayinya
b. Penerimaan dari masyarakat
c. Penentuan identitas diri
d. Mengerti tentang arti memberi dan menerima

Perubahan yang terjadi pada ibu hamil adalah

a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga


dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan
janinnya.
b. Ibu memerlukan sosialisasi
Dalam penelitiannya dan observasinya lebih dari 20 tahun Rubin
menyimpulkan bahwa tujuan dari usaha ibu selama kehamilan adalah :
a. Meyakinkan adanya keamanan bagi diri dan bayinya selama kehamilan dan
persalinan.
b. Meyakinkan adanya penerimaan sosial bagi diri dan bayinya.
c. Meningkatkan ikatan tarik menarik dalam kontruksi dari image dan
identitas dari saya dan anda.
d. Mencari kedalaman dari arti tindakan transitif dari memberi dan menerima.
Dari data itu Rubin mengidentifikasikan 3 aspek yang meliputi : Reaksi
umum pada kehamilan, biasanya sebagai berikut :
Trimester I : Ambiven, takut, fantasi, khawatir.
Trimester II : Perasaan lebih enak, meningkatnya kebutuhan untuk
mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan
janin, menjadi narsistik, pasif, introvert, kadang egosentrik
dan self centered.
Trimester III : Berperasaan aneh, semberono, jelek. Menjadi lebih
introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.

21
Tiga aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu hamil :
a. Gambaran tentang idaman (Image idea)
Sebuah gambaran ideal atau positif mengenai perempuan yang berhasil
melaksanakan perannya sebagai ibu yang baik. Seorang ibu muda akan mempunyai
seseorang yang dijadikannya contoh bagaimana seharusnya menjadi seorang ibu.
b. Gambaran tentang Diri (image diri)
Gambaran mengenai dirinya sendiri dihasilkan melalui pengalaman. Gambaran
diri seorang perempuan adalah bagaimana seorang perempuan adalah bagaimana
seorang perempuan tersebut memandang dirinya, sebagai bagian dari pengalaman
diri, terkait dengan peran ibu yang akan dilakukan.
c. Gambaran tubuh (body image)
Perubahan yang terjadi pada tubuh perempuan selama proses kehamilan dan
perubahan spesifik yang terjadi selama kehamilan serta setelah melahirkan.

Tahap-tahap psikososial yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai perannya :
a. Anticipatory stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak
yang lain.
b. Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninnya. Pada tahap ini ibu
memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
c. Plateu stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Tahap ini
memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
d. Disengangement
Merupakan tahap penyelesaian yang mana latihan peran sudah berakhir.
Beberapa tahapan aktifitas penting sebelum seseorang menjadi ibu.
a. Taking On (tahapan meniru)
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan
meniru dan melakukan peran seorang ibu. Dalam tahap taking on terdapat kegiatan
mimicry (peniruan) yaitu perempuan meniru perilaku perempuan lain yang pernah

22
hamil dengan cara melihat, mendengar dan melaksanakan pengalaman menjadi
seorang ibu.
b. Taking in
Taking in meliputi kegiatan berfantasi. Fantasi perempuan tidak hanya meniru
tetapi sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan dimasa yang akan datang,
misalnya: akan seperti apa proses persalinannya nanti atau baju yang akan
dikenakan bayinya nanti. Dan kegiatan introjections, projection, dan rejection yang
merupakan tahap dimana perempuan menirukan model-model yang ada sesuai
dengan pendapatnya. Dalam tahap ini, bisa terjadi proses penerimaan dan
penolakan.
c. Letting go
Merupakan fase dimana perempuan mengingat kembali proses dan aktivitas yang
sudah dilaksanakannya. Perempuan tersebut mengevaluasi hasil tindakannya di
masa lalu dan menghilang tindakan yang dia anggap sudah tidak tepat lagi.
Rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi 3 yaitu :
a. Periode Taking in (hari ke 1-2 setelah melahirkan)
1. Ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain
2. Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran pada perubahan tubuhnya
3. Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu melahirkan
4. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikkan keadaan
tubuh ke kondisi normal.
5. Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan
peningkatan nutrisi.
b. Periode Taking Hold (hari ke 2-4 setelah melahirkan)
1. Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan
kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawab
akan bayinya.
2. Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK,
BAB, dan daya tubuh.
3. Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti
menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok.

23
4. Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan pribadi.
5. Kemungkinan ibu meengalami depresi post partum karena merasa
tidak mampu membesarkan bayinya.
c. Periode letting go
1. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta
perhatian keluarga.
2. Ibu sudah mengambil tanggungjawab dalam merawat bayi dan memahami
kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan
hubungan sosial.

Langkah-langkah proses pelaksanaan peran seorang ibu menurut Reva Rubin,


melalui tahap :
1. Mimicry (peniruan). Wanita meniru perilaku wanita lain (yang pernah hamil)
dengan melihat, mendengar, dan merasakan pengalaman menjadi seorang ibu.
Misalnya, apa yang dilakukan saat persalinan, bagaimana pertumbuhan bayi
pada hari-hari pertama, dan sebagainya.
2. Role play (mencoba bermain peran). Menciptakan kondisi di masa yang akan
datang dengan sengaja. Misalnya, berlatih merawat bayi dengan menjadi
babysitter (pengasuh anak) untuk anak temannya, mencoba menyuapi anak
kecil, dan sebagainya.
3. Fantasy (menghayal). Wanita menghayalkan dirinya di masa yang akan
datang. Misalnya, akan seperti apa proses persalinannya nanti, baju apa yang
akan dikenakan bayinya nanti, dan sebagainya.
4. Introjection-Projection-Rejection (pengolahan pesan). Wanita mencoba
mengolah pesan dan membandingkan gambaran ideal tentang seorang ibu
dengan keadaan dirinya sendiri. Dalam fase ini dapat terjadi proses
penerimaan dan penolakan. Misalnya, saat ibu memandikan bayinya di rumah
berdasarkan apa yang di pelajarinya di rumah sakit atau di tempat lainnya.
5. Grief-work (evaluasi). Wanita tersebut mengevaluasi hasil tindakannya di
masa lalu dan menghilangkan tindakan yang dia anggap sudah tidak tepat lagi.

24
2. Teori ramona mercer
Mercer melakukan 2 penelitian penting yaitu efek stress antepartum pada
keluarga dan pelaksanaan ibu. Teori Mercer lebih menekan pada stress
antepartum dan mencapai peran ibu. Ia mengidentifikasi seorang perempuan pada
awal postpartum, yang menunjukkan bahwa perempuan akan lebih mendekatkan
diri pada bayinya di banding dengan melakukan tugas sebagai seorang ibu pada
umumnya.
Teori ini lebih menekankan pada stress ante partum dalam pencapaian
peran ibu. Mercer membagi teorinya menjadi 2 pokok bahasan :
a. Efek stress ante partum
Stress ante partum dijelaskan sebagai komplikasi dari kehamilan
atau kondisi beresiko tingi dan peristiwa atau pengalaman atau pandangan
negatif tentang peristiwa kehidupan. Keluarga digambarkan sebagai satu
system yang dinamik yang meliputi subsistem-individu (bapak, ibu, janin
atau bayi) dan pasangan (ibu-bapak, ibu-janin atau bayi) dalam sistem
keluarga secara keseluruhan.
Riset Mercer dkk menjelaskan tentang efek stress antepartum
terhadap fungsi keluarga sebagai satu keutuhan, fungsi pasangan
individual (hubungan timbal balik ibu-ayah, ibu-bayi, ayah-bayi) dalam
keluarga, dan status kesehatan sebagai variabel dependen dan depresi.
Mercer kemudian mempresentasikan 3 model yang mendukung
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen diatas,
yaitu :
a) Hubungan stress antepartum dengan individu
b) Hubungan stress antepartum dengan pasangan individual
c) Hubungan stress antepartum dengan fungsi keluarga
Tahun 1988 Mercer mengemukakan hasil risetnya tentang efek stress
antepartum fungsi keluarga yaitu bahwa variabel-variabel mempunyai efek
negatif atau positif terhadap fungsi keluarga, yang dapat diuraikan sebagai
berikut: stress dari peristiwa kehidupan yang negatif dan resiko atau

25
komplikasi kehamilan diprediksi harga diri dan status kesehatan. Harga diri
dan status kesehatan, dan support sosial diprediksi mempunyai efek positif
langsung terhadap rasa penguasaan (sense of mastery). Sense of mastery
diperkirakan mempunyai efek negatif langsung terhadap kecemasan, yang
pada akhirnya mempunyai efek negatif langsung terhadap keluarga.
Mercer kemudian menguji coba model efek stress antepartum terhadap
fungsi keluarga pada para wanita yang dirawat di RS dengan resiko atau
komplikasi kehamilan resiko rendah. Hasilnya ternyata bahwa wanita dengan
kehamilan resiko tinggi mengalami fungsi keluarga yang optimal daripada
keluarga para wanita dengan kehamilan resiko rendah.
Stress ante partum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan
pengalaman negatif dalam hidup seorang wanita. Tujuan asuhan yang di
berikan adalah memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi
ketidak percayaan diri ibu. Penelitian Mercer menunjukkan ada 6 faktor yang
berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu :
a) Hubungan interpersonal
b) Peran keluarga
c) Stress antepartum
d) Dukungan sosial
e) Rasa percaya diri
f) Penguasaan rasa takut, ragu, dan depresi
Maternal role menurut Mercer adalah bagaimana seorang ibu memperoleh
identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap
tentang dirinya sendiri.
Empat tahapan dalam pelaksanaan peran ibu menurut Mercer:
a. Anticipatory
Saat sebelum wanita menjadi ibu, dimana wanita mulai melakukan penyesuaian
sosial dan psikologi dengan mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
menjadi seorang ibu.
b. Formal

26
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran dibutuhkan sesuai
dengan kondisi sistem sosial.
c. Informal
Di mana wanita sudah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan
perannya.
d. Personal
Merupakan tahap terakhir, dimana wanita sudah mahir melakukan perannya
sebagai ibu.

Wanita dalam mencapai peran ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor :


a. Faktor ibu :
a) Umur ibu pada waktu melahirkan
b) Persepsi ibu pada waktu melahirkan pertama kali
c) Stress sosial
d) Memisahkan ibu dengan anak secepatnya
e) Dukungan sosial
f) Konsep diri
g) Sifat pribadi
h) Sikap terhadap membesarkan anak
i) Status kesehatan ibu
b. Faktor bayi
a) Temperamen
b) Kesehatan bayi
c. Faktor-faktor lainnya
a) Latar belakang etnik
b) Status perkawinan
c) Status ekonomi

Dari faktor sosial support, mercer mengidentifikasikan adanya 4 faktor pendukung :


a. Emotional support, yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan
mengerti.

27
b. Informational support, yaitu memberikan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri.
c. Physical support, misalnya dengan membantu merawat bayi dan memberikan
tambahan dana.
d. Appraisal support, ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya
sendiri dalam pencapai peran ibu.

Persalinan
Kala I
Fase Laten: Merasa Bahagia, Gemas, dan khawatir
Fase Aktif : Takut, Gelisah, Gugup, dan Lebih Serius
Kala II
Sering timbul rasa jengkel, Tidak nyaman, kelelahan, tidak sabaran, dan panik
Kala III
Pada kala III ibu merasa bahagia, cemas dan takut
Kala IV
Honeymoon, dan butuh Ikatan Kasih

2.4 Upaya dengan Konseling dan Komunikasi Terapeutik


Saat ibu mengalami perubahan fisiologi dan psikologi maka diperlukan suatu kerja sama
yang baik antara bidan dengan ibu. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh bidan adalah
dengan melakukan konseling. Konseling yang diberikan kepada ibu hamil maupun keluarga
meliputi proses kehamilan, gejala kehamilan, tanda-tanda kehamilan, taksiran usia
kehamilan,perkiraan persalinan, status kesehatan ibu dan janin, keluhan umum, tanda-tanda
komplikasi kehamilan, dan lain-lain.
Konseling yang diberikan bidan pada trimester pertama kedua dan ketiga adalah
pemberian informasi tentang perubahan-perubahan yang akan terjadi selama perkembangan
janin berdasarkan usia kehamilannya, perubahan pada ibu, dan usaha pencegahannya.
Beberapa hal yang diperhatikan dalam konseling antara lain :
a. Rasa Mual yang Disertai Muntah

28
Konseling yang dilakukan adalah menganjurkan ibu hamil untuk memakan enam
kali sehari dalam jumlah sedikit demi sedikit atau makan beberapa keping biskuit
sebelum atau saat bangun tidur. Atau menganjurkan ibu menghindari makanan yang
bisa memperburuk keadaan mual. Bila mual dan pusing muncul di pagi hari, cobalah
minum air hangat sebelum tidur, hindari makanan yang berkadar banyak lemak,
asam, pedas dan beraroma bau-bauan dan makanlah makanan yang banyak
mengandung karbohidrat dan protein.
b. Seringnya Buang Air Kecil
Konseling yang dilakukan bidan adalah menganjurkan ibu saat buang air kecil
untuk memiringkan tubuh ke depan. Posisi ini akan membantu ibu untuk
mengosongkan kandung kemih. Selain itu, batasi cairan masuk ke dalam tubuh
malam dan siang hari sebaiknya minumlah air sedikitnya delapan gelas sehari.
Lakukan senam panggul dengan melakukan gerakan menarik dan menahan panggul
hingga 10 hitungan, dan menganjurkan ibu agar berkemih kurang-kurangnya setiap
dua jam.
c. Hidung Tersumbat dan Epistaksis
Untuk mengatasi gangguan ini, bidan dapat menganjurkan pada ibu hamil untuk
lebih banyak minum air hangat atau meletakkan handuk hangat dan memijit didaerah
sekitar hidung.
d. Nyeri pada Daerah Payudara
Untuk mereduksi rasa nyeri daerah payudara, bidan dapat menganjurkan agar ibu
hamil menggunakan bra yang mempu menyokong payudara atau menggunakan bra
tidak terlalu menekan.
e. Sakit Kepala dan Kelelahan
Untuk mereduksinya, bidan menganjurkan agar ibu hamil cukup istirahat dan
rajin olahraga, menghindari gerakan-gerakan yang mengagetkan, duduk dengan posisi
nyaman dan rileks, makan teratur, jangan lapar, hilangkan beban pikiran, dan selalu
berpikir positif.
Untuk mereduksi rasa kelelahan bidan dapat menganjurkan ibu agar cukup
istirahat dan cukup tidur, jangan memaksa melakukan aktivitas, cukup olahraga, dan
tingkatkan gizi, seperti protein dan zat besi.

29
f. Sakit Gigi
Untuk mereduksinya, bidan bisa menganjurkan agar ibu hamil rajin
membersihkan gigi setiap selesai makan atau mau tidur, dan sering berkumur agar
asam tak tertinggal di gigi, hindari makanan manis dan banyak makan-makanan yang
mengandung serat.
g. Varises Vena
Gangguan ini muncul akibat sirkulasi buruk dan melemahnya dinding pembuluh
darah. Untuk mereduksinya, bidan bisa memberikan anjuran kepada ibu hamil lebih
banyak berolahraga, jalan kaki di pagi hari secara teratur, dan tidak melipat kaki saat
duduk.
h. Kram Kaki
Penyakit ini muncul akibat spase otot grastokemios dan kurangnya kalsium.
Untuk mereduksinya, bidan dapat menganjurkan agar ibu melakukan kegiatan senam
hamil, periksalah darah, mengurangi makanan yang mengandung kalsium dan
magnesium atau mengurut kaki mulai ujung kaki hingga paha dan jangan
mengencangkan otot kaki secara mendadak dan selalu berolahraga dengan teratur.
i. Nyeri Punggung
Untuk mereduksinya, bidan dapat menganjurkan agar ibu tidak mengangkat
barang-barang berat, tidak menggunakan sepatu hak tinggi atau ibu bisa berendam
dengan air hangat. Jika lagi duduk gunakan bantal sebagai penyangga dan hindari
berdiri dalam waktu lama.
j. Sesak Napas
Cara mengatasi sesak napas masa kehamilan adalah tidur posisi miring, memeluk
bantal posisi kaki sebelah ditumpangkan ke atas bantall guling. Dengan begitu
diafragma dapat dikurangi dibandingkan bila ibu tidur telentang. Kurangi berat badan
dengan tidak berlebihan.
k. Rasa cemas dan khawatir
Cara mengatasi rasa cemas dan khawatir masa kehamilan ibu perlu diberikan
pankes tentang perubahan yang akan dialami ibu selain itu disarankan juga untuk
melakukan hal yang disenangi untuk membawa vibe yang positif..

30
Bab III

Penutupan
3.1 Kesimpulan

Ciri – ciri umum perubahan fisiologis selama masa kehamilan ialah tidak haid
(Amenorea), meningkatnya aktivitas hormon, membesarnya payudara, perubahan bentuk
rahim, perubahan sistem organ – organ tubuh, membesarnya perut, naiknya berat badan,
melemahnya relaksasi otot – otot saluran pencernaan, perubahan sistem kardiovaskuler.

Perubahan adaptasi psikologi pada masa kehamilan biasanya akan muncul perasaan
takut, ibu mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan dirinya sendiri seperti
apakah bayinya akan lahir abnormal, terkait persalinan (nyeri, kehilangan kendali dan
lain-lain).

Setiap gangguan fisiologis dan psikologi pada masa kehamilan memiliki penanganan
ataupun pengelolaannya masing-masing salah satunya melakukan konseling dan
komunikasi terapeutik pada masa kehamilan merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan oleh bidan. Konseling yang diberikan kepada ibu hamil maupun keluarga
meliputi proses kehamilan, tanda-tanda kehamilan, perkiraan persalinan, status kesehatan
ibu, tanda-tanda komplikasi kehamilan, perubahan fisiologi dan psikologis selama masa
kehamilan.

3.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa yang nantinya akan menjadi seorang tenaga kesehatan,
harusnya lebih memepelajari dan memahami bagaimana perubahan fisiologis dan
psikologis selama masa kehamilan. Oleh karena itu peran bidan sangatlah penting dalam

31
memberikan konseling pada ibu hamil mengenai perubahan-perubahan yang terjadi
selama masa kehamilan. Sehingga, ibu hamil bisa mengatasi perubahan-perubahan
tersebut tanpa ada rasa cemas, khawatir, takut dan sebagainya. Jadi, ibu bisa menjalani
proses kehamilannya dengan normal dan bahagia.

Daftar Pustaka
Kurniarum, ari. 2016. Asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir. Modul kementrian
kesehatan edisi 2018. Jakarta : Pusdik SDM kesehatan, ebook

Rosiyati, herry . 2017. Asuhan kebidanan persalinan. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta

https://www.
Academia.edu/114115388/BAB_IV_PERUBAHAN_FIFIOLOGIS_DAN_PSIKOLOGIS_PAD
A_WANITA_HAMIL

https://www. Academia.edu/16905409/MAKALAH_ PERUBAHAN


_PSIKOLOGIS_PADA_MASA_KEHAMILAN

32
Lampiran Sumber

33
34

Anda mungkin juga menyukai