NIM : P17324419040
Jalum : 1B
Pemasangan Infus dan Tranfusi Darah
Pemasangan Infus
Pemberian cairan intravena (infus) yaitu memasukan cairan atau obat langsung
kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus
set.
Tujuan Memasang Infus:
1. Mempertahankan atau menganti cairan tubuh yang hilang
2. Memperbaiki keseimbangan asam basa
3. Memperbaiki komponen darah
4. Tempat memasukkan obat atau terapi intra vena
5. Rehidrasi cairan pada pasien shock
6. Pada Keadaan emergency resusitasi jantung paru memungkinkan pemberian obat
secara langsung kedalam intravena.
7. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat(furosemid, digoxin)
8. Untuk memasukkan dosis obat dalam jumlah obat dalam jumlah besar secara terus-
menerus melalui infuse (lidokain, xilokain)
9. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan
injeksi intramuskuler.
10. Untuk mencegah masalah yang mungkin timbul apabila beberapa obat di campur
dalam satu botol.
11. Untuk memasukkan obat yang tidak dapat diberikan secara oral (missal :pada pasien
koma) atau intra muskuler (missal : pasien dengan gangguan koagulasi
Manfaat
1. Dapat menggantikan cairan elektrolit tubuh yang hilang
2. Dapat menyalurkan obat ke dalam tubuh
Indikasi
1. Tindakan infus diberikan pada klien dengan
2. Dehidrasi, sebelum transfusi darah, pra dan pasca bedah sesuai program pengobatan,
serta klien yang sistem pencernaannya terganggu.
Komplikasi
1. Infiltrasi (Ekstravasasi)
2. Tromboplebitis
3. Bakterimia
4. Emboli Udara
5. Perdarahan
1. Vena supervisial atau perifer kutan terletak di dalam fasia subcutan dan merupakan
akses paling mudah untuk terapi intravena.
2. Vena-vena tersebut diantaranya adalah :
Permukaan dorsal tangan
Vena Sevalika
Vena supervisial dorsalis
Ramus Vena Dorsalis
Vena Basilika
Pemukaan lengan bagian dalam
Vena Basilika
Vena Sevalika
Vena kubital median
Vena Median lengan bawah
Vena radialis
Permukaan Dorsal kaki
Vena Savenamagna
Fleksus Dorsalis
Ramus Dorsalis
Prosedur kerja
Pemberian cairan intravena yaitu memasukkan cairan atau obat langsung kedalam
pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set.
Tindakan ini dilakukan pada klien dengan dehidrasi, sebelum transfusi darah, pra dan pasca
bedah sesuai pengobatan, serta klien yang tidak bisa makan dan minum melaui mulut.
1. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan
2. Persiapan alat
Standar infus
Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan
Jarum / wings needle/abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
Perlak dan tourniquet
Plester dan gunting
Bengkok
Sarung tangan bersih
Kassa seteril
Kapas alkohol dalam tempatnya
Bethadine dalam tempatnya
3. Penatalaksanaannya
Mencuci tangan
Memberitahu tindakan yang akan dilakukan
Mengisi selang infus
Membuka plastic infus set dengan benar
Tetap melindungi ujung selang steril
Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi cairan infus
mengarah keatas
Menggantung cairan infus di standar cairan infus
Mengisi cairan infus set dengan cara menekan (tapi jangan sampai terendam)
Mengisi selang infus dengan cairan yang benar
Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan kesterilan
Cek adanya udara dalam selang
Pakai sarung tangan bila perlu
Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus
Meletakkan perlak dan pengalas
Memilih vena yang tepat dan benar
Memasang tourniquet
Deninfeksi vena dengan alcohol dari atas kebawah dengan sekali hapus
Buka abocath apakah ada kerusakan atau tidak
Menusukan abocath pada vena yang telah dipilih
Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam abocath
Tourniquet di cabut
Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan
cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit
Memberikan plester pada ujung abocath tapi tidak menyentuh area penusukan
untuk fiksasi
Membalut dengan kassa betadinsteril dan menutupnya dengan kassa steril
kering
Memberi plester dengar benar dan mempertahankan keamanan abocath agar
tidak tercabut
Mengatur cairan tetesan infus sesuai kebutuhan pasien
Alat-alat di bereskan dan perhatikan bagaimana respon pasien
Perawat kembali cuci tangan
Catat tindakan yang dilakukan
4. Evaluasi
Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikan juga respon klien terhadap
pemberian tindakan.
5. Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan,
reaksi respon klien terhadap pemasangan infus, cairan dan tetesan yang diberikan,
nomor abocath, vena yang dipasang, dan perawat yang melakukan ) pada catatan
dokumentasi
Transfusi darah
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu
orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis
seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak
berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.( a. Harryanto reksodiputro,1994)
Tujuan
1. Memelihara dan mempertahankan kesehatan donor.
2. Memelihara keadaan biologis darah atau komponen – komponennya agar tetap
bermanfaat.
3. Memelihara dan mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah
(stabilitas peredaran darah).
4. Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah.
5. Meningkatkan oksigenasi jaringan.
6. Memperbaiki fungsi hemostatis.
7. Tindakan terapi kasus tertentu.
Manfaat
1. Dapat mengetahui golongan darah
2. Dapat menambah cairan darah yang hilang di dalam tubuh
3. Dapat menyelamatkan jiwa pasien
Indikasi
1. Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar (operasi besar, perdarahan
postpartum, kecelakaan, luka bakar hebat, penyakit kekurangan kadar hb atau
penyakit kelainan darah).
2. Pasien dengan syok hemoragi.
3. Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien dengan
kultur darah positif, demam persisten /38,3° c dan granulositopenia)
4. Pasien dengan penekanan system imun (imunokompromise).
5. Pasien dengan defisiensi faktor koagulasi yang tidak bisa ditentukan
6. Klien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan
Kontraindikasi
1. Hb dan jumlah eritrosit dan leukosit pasien yang tidak normal.
2. Pasien yang bertekanan darah rendah.
3. Transfusi darah dengan golongan darah yang berbeda.
4. Transfusi darah dengan darah yang mengandung penyakit, seperti hiv/aids, hepatitis
b.
Efek tranfusi
1. Alergi
2. Anafilaksis
3. Sepsis
4. Urtikaria
5. Kelebihan sirkulasi
6. Hemolitik
7. Demam non-hemolitik
8. Hiperkalemia
9. Hipokalemia
10. Hipotermia
Persiapan peralatan
Set Pemberian Darah
Kateter Besar (18g Atau 19g)
Cairan Iv Salin Normal (Nacl 0.9%)
Set Infuse Darah Dengan Filter
Produk Darah Yang Tepat
Sarung Tangan Sekali Pakai
Kapas Alcohol
Plester
Manset Tekanan Darah
Stetoskop
Thermometer
Format Persetujuan Pemberian Transfusi Yang Ditandatangani
Prosedur
1. Jelaskan prosedur kepada klien.kaji pernah tidaknyaklien menerima transfusi
sebelumnya dan catat reaksi yang timbul
2. Minta klien untuk melaporkan adanya menggigil,sakit kepala,gatal-gatal atau ruam
dengan segera
3. Pastikan bahwa klien telah menandatangani surat persetujuan
4. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
5. Pasang selang iv dengan menggunakan kateter berukuran besar
6. Gunakan selang infuse yang memiliki filter didalam selang
7. Gantungkan botol larutan salin normal 0.9% untuk diberikan setelah pemberian infuse
darah selesai
8. Ikuti protokol lembaga dalam mendapatkan produk darah dari bank darah
9. Identifikasi produk darah dank lien dengan benar
10. Ukur tanda fital dasar klien
11. Berikan dahulu larutan salin normal
12. Mulai berikan transfuse secara perlahan diawali dengan pengisian filter didalam
selang
13. Atur kecepatan sampai 2ml/menit untuk 15 menit pertama dan tetaplah bersama klien.
14. Monitor tanda vital setiap 5 menit selama 15 menit pertama transfuse,selanjutnya ukur
setiap jam dengan kebijakan lembaga.
15. Pertahankan kecepatan infuse yang di programkan dengan menggunakan pompa
infuse.
16. Lepas dan buang sarung tangan, cuci tangan.
17. Observasi timbulnya reaksi yang merugikan secara berkelanjutan, catat pemberian
darah atau produk darah.
18. Setelah pemberian infuse selesai, kembalikan kantung darah serta selang ke bank
darah.
Evaluasi
1. Observasi reaksi : kedinginan, kemerahan, gatal, dispnoe, kram dan bengkak.
2. Observasi klien dan kaji hasil laboratorium untuk dapat mencatat hasil pemberian
komponen darah.
3. Monitor tempat pemasangan infus dan kaji keadaan fisiologis setiap pengukuran tanda
vital.
4. Hasil yang tidak diharapkan bisa terjadi seperti:
Klien menunjukkan tanda kedinginan, panas, urtuikaria, dispnue, sakitkepala, nyeri
dada.
Gejala anafilaktik shock: hipertensi takikardi, kemerahan, kesdran menurun kardiak
ares.
Tanda overload cairan : dispnoe, takikardi, takipnoe, cracless.
Infiltarsi dan flebitis terjadi pada vena.
Dokumentasi
Mencatat tipe dan jumlah pemberian darah serta respon klien terhadap trenfusi darah
biasanya pencatatan tranfusi dibuat terpisah.
Folow up:
1. Reaksi tranfusi
Stop darah segera dan ikuti anjuran
Pelihara keadaan infus dengan nacl
Kembalikan darah ke bank darah
2. Anaphilatic shock
Ketidaklancaran tranfusi
Panggil petugas imergensi
Bila perlu cpr
Pelihara keadaan iv
3. Overload cairan
Lambatkan atau stop cairan
Turunkan kepala klien
Berikan deuritik, morfin, o2 sesuai anjuran
4. Infiltrasi atau infeksi pada lokasi infus
Pasang infus kembali pada tempat lain
Mengadakan penilain untuk menurunkan infiltrasi atau inflamasi
5. Secara perlahan atau menggoyang bagian bagian infus dapat mencegah timbulnya
kepadatan cairan. Pemberian nacl secara bersamaan dengan infus darah dapat
mencairkan darah yang terlalu kental