Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA (IV)

PEMERINTAH KOTA SERANG


DINAS KESEHATAN KOTA SERANG
UPTD PUSKESMAS WALANTAKA
TAHUN 2020

-
BAB I
DEFINISI
1. Terapi Intravena adalah pemberian cairan, elektrolit, nutrisi, darah atau produk
darah atau obat-obatan melalui jalur vena.
2. Obat adalah suatu bahan yang digunakan dalam menetapkan diagnosis. Selain itu
obat berfungsi untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit, atau gejala penyakit yang berupa luka atau kelainan pada manusia atau
hewan.
3. Obat parenteral adalah pemberian obat melalui jaringan tubuh.
4. Efek terapeutik adalah efek obat yang memiliki kesesuaian terhadap efek yang
diharapkan
5. Efek samping adalah dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramalkan dan
bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alergi, toksisitas
(keracunan), penyakit iatrogenik, kegagalan dalam pengobatan dan lain-lain.

-
BAB II
RUANG LINGKUP

Sebagai Acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas Walantaka dalam melaksanakan


pemberian cairan intravena dan injeksi intravena pada pelayanan terhadap pasien yang
dilakukan tindakan di Puskesmas Walantaka

-
BAB III
TATA LAKSANA
Sebelum melakukan prosedur terapi cairan melalui intravena perifer, maka tenaga
keperawatan harus mengetahui dan memahami tentang terapi cairan, diantaranya :
1. Tipe cairan intravena
Cairan Kristaloid : zat terlarut dalam suatu larutan & tidak dibedakan dari larutan.
Dapat berdifusi melalui sel membran.
a. Cairan isotonik
Memiliki osmolaritas kurang lebih sama dengan serum. Karena tinggal dalam
ruang intravaskular, cairan mengekspansi kompartemen intravaskuler dan
merupakan pilihan terbaik untuk hidrasi.
b. Cairan hipotonik
Memiliki osmolaritas lebih rendah dari serum. Cairan akan berpindah dari
kompartemen intravaskular, menghidrasi sel dan kompartemen inersitial.
c. Cairan hipertonik
Memiliki osmolaritas ;ebih tinggi dari serum. Cairan terdorong ke kompartemen
intravaskular, dari sel dan kompartemen intersitial.
Cairan koloid : Zat terlarut tidak dapat membentuk cairan (true solution) karena
amolekul koloid tidak akan larut bila disebarkan, melainkan tetap tersuspensi
secara merata & terdistribusi menyeluruh dalam cairan produk darah dan nutrisi
parenteral
2. Jenis cairan intravena
a. Kristaloid (isotonik, hipotonik, hipertonik)
Isotonik Ringer lactat
Asering
Nacl 0,9%
Hipotonik Nacl 0,5%
Hipertonik Dextrose 5 %
Dextrose 10 %

b. Koloid (darah, albumin, gelatin, dektran, HES)


 Cairan yang mengandung partikel onkotik, sehingga mengasilkan tekanan
onkotik
 Bila diinfuskan, koloid akan tinggal terutama dalam ruang intravaskular
 Darah dan produk darah menghasilkan tekanan onkotik karena
mengandung molekul protein besar

-
Manajemen Terapi Cairan Melalui Intravena Perifer
a. Persiapan pasien
Melakukan pendekatan ke pasien
 Periksa catatan medik untuk : alergi, riwayat penyakit, rencana pengobatan
 Periksa ulang program terapi (dokter)
 Perhatika hasil laboratorium yang terkait
Pemahaman mengenai terapi IV untuk pasien
 Pengertian terapi intravena
 Tujuan pemberian terapi cairan intravena
 Berapa lama infus atau iv catheter akan terpasang
 Jumlah dan tipe cairan infus yang diperlukan
 Jelaskan bahwa pasien mungkin merasakan rasa sakit insersi, dan rasa sakit
ini akan berkurang setelah kateter / jarum masuk ke dalam pembuluh darah
vena
 Dukung pasien / keluarga untuk bertanya.
Selalu periksa dan astikan program terapi dari dokter sudah diperiksa
 Tepat pasien?
 Tepat indikasi?
 Tepat cairan?
 Tepat obat?
 Tepat jalur?
 Tepat waktu?
 Tepat dokumentasi?

b. Pemilihan peralatan
- Wadah cairan : plastik atau gelas
- Infus set : set standar, add-a-line set, volume-cntrol set
- Kateter untuk akses vena
Persiapan peralatan
- Inspeksi wadah dan cairan
 Periksa ukuran wadah, tipe cairan IV, waktu kadaluarsa
 Pastikan keutuhan wadah cairan
 Untuk wadah gelas, periksa bila ada retak, pecah
 Untuk wadah lastik, periksa bila ada robek, kebocoran
- Persipan cairan
Pastikan label pada wadah tercantum :

-
 ID pasien (nama & no. rekam medis) : stiker ID pasien
 Tanggal dan waktu ciran infus di pasang
 Nama perawat

c. Memasang infus set


1) Pilih infus set yang tepat : makro atau mikro
2) Pastikan infus set, tipe wadah IV dan tipe cairan tepat untuk pasien
3) Pastikan tidak ada retak, lubang, atau tudak adanya klem
4) Pegang wadah cairan lebih tinggi dari drip chamber
5) Tekan drip chamber sehingga terisi 1/3
6) Buka clamp and buang udara dari selang infus set
7) Tutup klem dan siap disambung sesudah kanulasi vena berhasil

d. Pemilihan tempat insersi


- Pilih bagian vena yang paling lurus
- Pilih vena yang kokoh, bulat dalam penampakan atau perabaan
- Hindari area persendian
- Jika bukan keadaan gawat darurat, hindari akses IV pada area yang lebih distal
Pemilihan Vena
1. Dorsal difitan vein
- Tidak terlalu stabil, perlu pendukung
- 22 gauge lebih disukai
2. Metacarval veins
- Posisi ideal untuk IV : pilihan pertama lakukan kanulasi pada ujung terdistal
dari vena
- Pada orang tua, vena tipis, disertai jaringan dan otot yang tidak adekuat
3. Median antebrachial vein
- Tidak mudah dicari sehingga sering terlupakan
4. Median cephalic dan median basilic veins
- Tempat terakhir untuk pengambilan darah atau untuk terapi yang lama

-
e. Labeling kanulasi
1) Waktu insersi kateter vena perifer
2) Jenis kateter intravena yang digunakan
3) Nama inisial perawat

BAB IV
DOKUMENTASI

Tenaga kesehatan yang melakukan prosedur dalam pemberian terapi intravena


bertanggung jawab mendokumentasikan dalam status rekam medis yang sudah
diberlakukan di Puskesmas Walantaka

Anda mungkin juga menyukai