Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIOFISIKA

KEISTIMEWAAN MATA UDANG MANTIS

DOSEN PEMBIMBING : Dr. RATNAWULAN M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11

1.AVILLA TRISISKA (17034094)

2.REZA NOVITA SARI (17034124)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah pada mata
kuliah pendidikan Pancasila ini tepat pada waktunya

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapat banyak bantuan dan


dorongan dari berbagi pihak, untuk itu tidak lupa penyusun mengucapkan terima
kasih yang sebesar besarnya kepada :Allah SWT atas berkat , rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya serta dosen mata kuliah pendidikan Pancasila yang membimbing dan
yang telah memberikan ilmunya kepada kami. Orang tua yang telah memberikan
dorongan baik material maupun spiritual. Teman-teman yang telah memberikan
saran dan kritiknya dalam penyusunan makalah ini. Serta semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini.

Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Hal ini
dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan kemampuan kami sebagai penyusun.
Adaupun demikian, kami telah berusaha dengan kemampuan yang ada dan yang
kami miliki untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi ilmu


pengetahuan dan bagi semua pihak yang membacanya.

Padang, 10 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Karakteristik udang mantis.....................................................................................3
B. proses melihat udang mantis……………………………………………….4

C. Pengaplikasian proses melihat udang mantis pada ilmu fisika……………7

D. polarisasi cahaya dalam kehidupan ………………………………………12

BAB III............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dilihat dari segi ekologinya Udang Mantis (Stomatopoda)


merupakan makhluk yang memiliki peran penting dalam ekosistem
terumbu karang dengan menjaga populasi dan memelihara semua
spesies yang ada baik secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku hidup
dari Udang Mantis yang menggali lubang pada terumbu karang memberi
peluang untuk oksigenisasi sehingga kesehatan terumbu karangakan lebih
terjaga. Udang Mantis akan menggali terumbu karang yangkondisinya tidak
baik, sehingga dapat disimpulkan peran Udang Mantis dalam ekosistem laut
sebagai bioindikator.

Udang mantis atau ordo stomatopoda secara umum, sebenarnya telah


banyak menyita perhatian para peneliti internasional. Penelitian tentang ordo
2stomatopoda telah banyak dilakukan sejak lama, diantaranya tentang ekologi
stomatopoda ekonomis penting, tingkah laku udang mantis, dinamika populasi
Squillamantis kebiasan, fungsi ekologi retina mata ordo
Stomatopoda,pengaruh lingkungan terhadap distribusi udang mantis, dan
keragaman genetik populasi stomatopoda.

Dari hal tersebut maka penulis membahas mengenai keistimewaan mata udang
mantis. Keistimewaannya yang paling menonjol terletak pada matanya.
Seorang ahli biologi, dari Bristol, Inggris, Dr.Nicholas Roberts mengatakan
bahwa, ”Mata udang itu jauh mengungguli apa pun yang mampu diciptakan
manusia hingga saat ini. Udang mantis dapat melihat cahaya yang terpolarisasi
dan memprosesnya dengan cara yang tidak dapat dilakukan manusia. Mata
udang mantis dapat mempolarisiakan cahaya sehingga udang mantis dapat
melihat sinar UV sampai infra red.

Keistimewaan ini yang menginspirasi para peneliti untuk mempelajari sistem


penglihatan dan bagaimana struktur mata udang mantis. Sehingga nantinya
dapat diaplikasikan kepada teknologi khususnya pada bidang optic. Sehingga
hal ini dapat membantu manusia untuk dapat melihat lebih tajam dan jelas lagi
terhadap suatu objek.

1
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu:

1. Bagaimana karakteristik dari udang mantis?

2. Bagaimanakah proses melihat udang mantis?

3. Pengaplikasian proses melihat udang mantis pada ilmu fisika

4. pengaplikasian polarisasi cahaya dalam kehidupan

C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, tujuan yaitu:

1. Mengetahui karakteristik dari udang mantis

2. Mengetahui proses melihat udang mantis

3. Mengetahui Pengaplikasian proses melihat udang mantis pada ilmu fisika

4. Mengetahui polarisasi cahaya dalam kehidupan

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah, yaitu:

1. Mahasiswa dapat memahami dan mengimplementasikan proses melihat


dari udang mantis kedalam rumusan fisika.

2. Masyarakat dapat mengetahui apa saja teknologi yang menggunakan


prinsip polarisasi cahaya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik udang mantis

Udang Mantis merupakan salah satu jenis crustacea yang memiliki


kandungan nutrien yang cukup tinggi yaitu protein 43,91%; lemak
12,35%; serat kasar 16,01%. Udang ini hidup diantara susunan
terumbukarang yang sangat kompleks. Udang Mantis dapat hidup di air
lautmaupun air payau. Habitat sebagian besar Udang Mantis adalah pantaidan
senang hidup di dasar air terutama pasir berlumpur. Populasi UdangMantis
tersebar di kota Bengkulu tetapi tidak banyak dikonsumsi olehmasyarakat
Kota Bengkulu maupun di luar kota Bengkulukarenadagingnya sedikit. Selain
itu pengetahuan tentang kandungan dan jugamanfaat udang ini belum banyak
diketahui oleh masyarakat kota Bengkuludan juga pemasarannya masih
sangatjarang sekali bahkan hampirterbilang tidak ada yang memasarkannya.

Dilihat dari segi ekologinyaUdang Mantis (Stomatopoda) merupakan


makhluk yang memiliki peranpenting dalam ekosistem terumbu karang
dengan menjaga populasi danmemelihara semua spesies yang ada baik secara
langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi spesies UdangMantis (Stomatopoda) di Kota
Bengkulu.adapun lokasi penelitian yaitu diPantai Zakat, PPI Pondok Besi dan
PPI Pulau Baai.

Berdasarkan hasilpenelitian yang telah dilakukan di 3 Stasiunpeneliti


menemukan UdangMantis di Perairan Kota Bengkulu yang kemudian
diidentifikasi sampai ketingkat spesies. Dari 36 sampel yang diidentifikasi
hanya ditemukan satuspesies yaitu Harpiosquillaraphidea. Daerah
penangkapan Udang Mantisberlokasi di sekitar perairan yang tidak jauh dari
pantai.

Tubuh udang teriri atas tiga bagian, yakni cephalothorax abdomen (tubuh),
dan uropod (ekor). Cephalothorax merupakan gabungan dari kepala dan dada
udang galah. Bagian ini dibungkus oleh kulit keras yang disebut dengan
keramas atau cangkang. Bagian depan kepala udang galah terdapat tonjolan
karapas yang bergerigi (rostrum). Rostrum digunakan untuk mengidentifikasi
jenis udang galah. Kaki renang pada ujung betina agak melebar dan
membentuk ruang untuk mengerami telurnya (brood chambers). Uropada
berfungsi sebagai pengayah atau yang biasa disebut dengan ekor kipas.

3
Gambar 1. Struktur tubuh udang mantis

B. Proses melihat udang mantis

Udang mantis dapat melihat cahaya yang terpolarisasi dan memprosesnya


dengan cara yang tidak dapat dilakukan manusia. Gelombang cahaya yang
terpolarisasi dapat merambat lurus atau berputar seperti spiral. Tidak seperti
makhluk-makhluk lain, udang mantis ini tidak hanya melihat cahaya yang
terpolarisasi dalam bentuk lurus maupun memutar, tetapi juga bisa
mengubah cahaya tersebut dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Karena itu,
udang ini memiliki penglihatan yang lebih baik.

Berikut adalah karakteristik mata udang mantis:

Sejak 400 juta tahun lalu, udang mantis memiliki sistem penglihatan yang
bekerja seperti sensor satelit dibandingkan hewan lainnya. Alih-alih hanya
memiliki beberapa reseptor warna pada matanya, hewan warna-warni ini
bisa mengenali warna hanya dengan sedikit usaha.

 1. Si Mata Gila

Udang mantis atau Odontodactylus scyllarus dewasa ini jago


menghancurkan lawan. Mereka memiliki cakar yang dapat
menghancurkan mangsanya setara kecepatan peluru kaliber 0,22.
Krustasea warna-warni ini juga memiliki penglihatan super.

4
Gambar 2. Odontodactylus scyllarus

2. Mantis dengan Bercak Ungu

Gonodactylus smithii memiliki jumlah fotoreseptor yang


membingungkan. Tak mudah membedakan warnanya dalam percobaan
laboratorium.

Gambar 3. Gonodactylus smithii

 3. Bayi Udang Mantis

Tak seperti mata manusia yang dilengkapi 3 jenis fotoreseptor. Mata


udang mantis menciptakan pola yang diakui sebagai warna dengan
segera. Akibatnya, mereka kehilangan sebagian dari kemampuan untuk
membedakan warna. 

6. Si Mata Belok

5
Udang mantis Odontodactylus cultrifer sedang pamer matanya yang
menakjubkan. Warna mata yang unik ternyata digunakan untuk
menghemat energi tubuhnya. Ini dibutuhkan di dunia terumbu karang
yang agresif, habitatnya.  

Gambar 4. Odontodactylus cultrifer

 7. Si Kacamata

Ini dia mata udang mantis Pseudosquillana richeri.

Gambar 5. Pseudosquillana richeri.

 8. Mata Udang

Kenampakan mata udang Odontodactylus japonicus.

6
Gambar 6. Odontodactylus japonicus.

Seperti halnya beberapa hewan lainnya, seperti burung parkit dan semut,
kemampuan melihat cahaya yang terpolarisasi dimanfaatkan untuk navigasi
dan melihat mangsa. Mereka dapat melihat perubahan pola warna pantulan
cahaya jika jatuh dari sudut berbeda-beda di permukaan benda.

Mata udang mantis merupakan mata yang paling kompleks, yaitu dapat
membedakan 11-12 kombinasi warna primer sehinggga dapat melihat warna
pantulan cahaya ultraviolet hingga inframerah. Selain itu udang mantis
dapat melihat polarisasi cahaya lebih kompleks yang disebut circular
polarization. Polarisasi yang terjadi bukan hanya karena berkas cahaya yang
jatuh lurus ini sangat jarang terjadi. Hanya beberapa benda yang
menghasilkan polarisasi semacam ini, mislanya kunang-kunang, klorofil
daun, kumbang jimat, dan tubuh udang.

C. Pengaplikasian proses melihat udang mantis pada ilmu fisika

Udang Mantis mampu melihat dua belas warna primer, empat kali lebih banyak
dari yang dilihat manusia. Hewan ini juga mampu mendeteksi beberapa
polarisasi arah dari getaran gelombang cahaya yang berbeda-beda.

1. Polarisasi Gelombang

Pemantulan, pembiasan, difraksi, dan interferensi dapat terjadi pada


gelombang tali (satu dimensi), gelombang permukaan air (dua dimensi),
gelombang bunyi dan gelombang cahaya (tiga dimensi). Gelombang tali,
gelombang permukaan air, dan gelombang cahaya adalah gelombang
transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.
Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi pada gelombang
transversal, yaitu polarisasi. Jadi, polarisasi gelombang tidak dapat terjadi
pada gelombang longitudinal, misalnya pada gelombang bunyi.

7
Fenomena polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus pada
tahun 1969. Dalam fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami yang
getarannya ke segala arah tetapi tegak lurus terhadap arah merambatnya
(gelombang transversal) ketika melewati filter polarisasi, getaran
horizontal diserap� sedang getaran vertikal diserap sebagian (lihat
Gambar 1.25). Cahaya alami yang getarannya ke segala arah di sebut
cahaya tak terpolarisasi, sedang cahaya yang melewati polaroid hanya
memiliki getaran pada satu arah saja, yaitu arah vertikal, disebut cahaya
terpolarisasi linear.

Gambar 7. Cahya terpolarisasi linear

2. Macam macam polarisasi

Sebagai gelombang transversal, cahaya dapat mengalami polarisasi.


Polarisasi cahaya dapat disebabkan oleh empat cara, yaitu refleksi
(pemantulan), absorbsi (penyerapan), pembiasan (refraksi) ganda dan
hamburan.

Polarisasi adalah proses pembatasan gelombang vektor yang membentuk


suatu gelombang transversal sehingga menjadi satu arah. Tidak seperti
interferensi dan difraksi yang dapat terjadi pada gelombang transversal dan
longitudinal, efek polarisasi hanya dialami oleh gelombang transversal.
Cahaya dapat mengalami polarisasi menunjukkan bahwa cahaya termasuk
gelombang transversal. Pada cahaya tidak terpolarisasi, medan listrik
bergetar ke segala arah, tegak lurus arah rambat gelombang. Setelah
mengalami pemantulan atau diteruskan melalui bahan tertentu, medan
listrik terbatasi pada satu arah. Polarisasi dapat terjadi karena pemantulan
pada cermin datar, absorpsi selektif dari bahan polaroid, dan bias kembar
oleh kristal.

8
Gambar 8. karena pemantulan pada cermin datar

Cahaya termasuk gelombang transversal yang dapat mengalami polarisasi.

1. Polarisasi karena Pembiasan dan Pemantulan

Polarisasi cahaya yang dipantulkan oleh permukaan transparan akan


maksimum bila sinar pantul tegak lurus terhadap sinar bias. Sudut datang
dan sudut pantul pada saat polarisasi maksimum disebut sudut Brewster
atau sudut polarisasi ( ip ).

Gambar 9 .Polarisasi

Arah sinar pantul ( ip ) tegak lurus dengan sinar bias ( r ' ), maka berlaku:

ip + r ' = 90o

(1)

atau r ' = 90o – ip

Menurut Snellius:

n = tan ip

9
dengan:

n = indeks bias relatif bahan polarisator terhadap udara

ip = sudut pantul

r ' = sudut bias

2. Polarisasi karena Pembiasan Ganda (Bias Kembar)

Bias ganda merupakan sifat yang dimiliki beberapa kristal tertentu


(terutama kalsit) untuk membentuk dua sinar bias dari suatu sinar datang
tunggal. Sinar bias (ordinary ray) mengikuti hukum-hukum pembiasan
normal. Sinar bias lain, yang dinamakan sinar luar biasa (extraordinary
ray), mengikuti hukum yang berbeda. Kedua sinar tersebut bergerak
dengan kelajuan yang sama, di mana cahaya sinar biasa terpolarisasi tegak
lurus terhadap cahaya sinar luar biasa.

3. Polarisasi karena Absorpsi Selektif

Cahaya yang terpolarisasi bidang bisa diperoleh dari cahaya yang tidak
terpolarisasi dengan menggunakan bahan bias ganda yang disebut
polaroid. Polaroid terdiri atas molekul panjang yang rumit tersusun
pararel satu sama lain. Jika berkas cahaya terpolarisasi bidang jatuh pada
polaroid yang sumbuhnya membentuk sudut θ terhadap arah polorisasi
datang, amplitudonya akan diperkecil sebesar cos θ. Karena intensitas
berkas cahaya sebanding dengan kuadrat amplitudo, maka intensitas
terpolarisasi bidang yang ditransmisikan oleh alat polarisasi adalah:

I = I0 cos2 θ

dengan I 0 adalah intensitas datang.

Gambar 10. Perubahan intensitas cahaya dari cahaya tidak terpolarisasi menjadi
cahaya terpolarisasi.

10
Alat polarisasi menganalisis untuk menentukan apakah cahaya
terpolarisasi dan untuk menentukan bidang polarisasi adalah polaroid.
Cahaya yang tidak terpolarisasi terdiri atas cahaya dengan arah polarisasi
(vektor medan listrik) yang acak, yang masing-masing arah polarisasinya
diuraikan menjadi komponen yang saling tegak lurus. Ketika cahaya yang
tidak terpolarisasi melewati alat polarisasi, satu dari komponen-
komponennya dihilangkan. Jadi, intensitas cahaya yang lewat akan
diperkecil setengahnya karena setengah dari cahaya tersebut dihilangkan.

I = 1/2 I0

4. Polarisasi karena Hamburan

Hamburan didefinisikan sebagai suatu peristiwa penyerapan dan


pemancaran kembali suatu gelombang cahaya oleh partikel. Fenomena
yang menerapkan prinsip ini antara lain warna biru pada langit dan warna
merah yang terlihat ketika Matahari terbenam.

Penghamburan cahaya oleh atmosfer bumi bergantung pada panjang


gelombang ( λ ). Untuk partikel- artikel dengan panjang gelombang yang
jauh dari panjang gelombang cahaya, misalnya molekul udara, hal itu
tidak menjadi rintangan yang terlalu besar bagi λ yang panjang
dibandingkan dengan λ yang pendek. Penghamburan yang terjadi
berkurang menurut .

Gambar 11.Penghamburan cahaya oleh atmosfer bumi.

Matahari memberikan sinar putih yang dihamburkan oleh molekul udara


ketika memasuki atmosfer bumi. Sinar biru dihamburkan lebih banyak
daripada warna lain, sehingga langit tampak berwarna biru. Ketika
Matahari terbenam, berada di kerendahan langit, cahaya dari akhir
spektrum biru dihamburkan. Matahari terlihat berwarna kemerahan

11
karena warna dari akhir spektrum lewat ke mata kita, tetapi warna biru
lolos. Proses penghamburan yang terjadi menjelaskan polarisasi cahaya
langit.

D. pengaplikasian polarisasi cahaya dalam kehidupan

1.  Warna Biru langit akibat fenomena polarisasi karena hamburan


Sebelum sampai ke bumi, cahaya matahari telah melalui partikel – partikel
udara di atmosfer sehingga mengalami hamburan oleh partikel – partikel di
atmosfer itu.  Oleh karena cahaya biru memiliki panjang gelombang yang
lebih pendek daripada cahaya merah, maka cahaya birulah yang lebih
banyak dihamburkan dan warna itulah yang sampai ke mata kita.
2.   Kacamata ryben

Kacamata ryben adalah kacamata yang digunakan saat terik matahari,


seperti di pantai atau sedang naik sepeda motor. Tujuannya supaya sinar
yang keluar dari kaca ryben sudah terpolarisasi dan intensitas cahaya
mengecil tidak menyebabkan silau

3. Filter pada fotografi


Penggunaan filter pada fotografi memungkinkan memperoleh gambar yang
leih jelas dengan mereduksi cahaya-cahaya yang tidak diperlukan.
4. Filter Polaroid
Digunakan untuk melakukan analisis tegangan (stress) pada plastic
transparan.  Saat cahaya melewati plastic, tiap warna cahaya tampak akan
dipolarisasi dengan arahnya masing – masing.   Jika plastic semacam itu
diletakkan di antara dua pelat polarisasi, akan tampak pola warna – warni. 
Jika salah satu pelat diputar, pola warna akan berubah karena warna yang
semula dihambat sekarang diteruskan.

5. Pertunjukan Film 3 Dimensi


Film ini dibuat dengan menggunakan dua buah kamera atau kamera khusus
dengan dua lensa. Film 3 dimensi sebenarnya terdiri atas dua film yang
dipertunjukkan pada saat yang sama oleh dua proyektor film.  Di dalam
gedung bioskop, kedua film diproyeksikan pada layar secara simultan.
Kedua film berasal dari dua proyektor yang ditempatkan pada lokasi
berbeda. Tiap film kemudian diproyeksikan dari dua sisi yang berbeda ke
dalam layar logam.  Sebuah filter polarisasi yang diletakkan di depan lensa
proyektor sebelah kiri akan meneruskan gelombang cahaya dari gambar
pada suatu arah getar tertentu. Bersamaan dengan itu filter lain di bagian
kanan akan meneruskan gelombang cahaya tegak lurus arah getar yang
dihasilkan oleh filter pertama. Film diproyeksikan melalui filter polarisasi. 
Sumbu filter polarisasi untuk proyektor sebelah kiri dan sumbu filter

12
polarisasi untuk proyektor sebelah kanan saling tegak lurus.  Akibatnya, dua
film yang sedikit berbeda diproyeksikan ke layar.  Tiap film dipancarkan
oleh cahaya yang terpolarisasi dengan arah tegak lurus terhadap film yang
satunya. Penonton mengenakan kacamata khusus yang berfungsi sebagai
filter. Filter ini akan menyebabkan kesan gambar yang diterima oleh mata
kiri dan kanan akan berbeda. Sehingga kesan gambar tiga dimensi akan
terasa.
6. Kacamata 3 Dimensi
Kacamata ini memilikki dua filter Polaroid.  Tiap filter memilikki sumbu
polarisasi yang berbeda, satu horizontal dan satunya vertical.  Hasil penyusunan
proyektor dan filter itu adalah bahwa mata kiri menonton film dari proyektor
sebelah kanan, sedangkan mata kanan menonton film dari proyektor sebelah kiri. 
Hal ini memberi kesan adanya kedalaman gambar 3 dimensi.

7.Kaca mobil

Kaca mobil pada umumnya berwarna hitam, biru atau hijau tua. Kaca itu
sudah diberi lembaran plastik polaroid, sehingga sinar matahari yang keluar
dari kaca tersebut  sudah terpolarisasi dan intensitasnya sudah mengecil.

  8.Sacharimeter

Sacharimeter adalah polarimeter yang khusus untuk menentukan


konsentrasi larutan gula. Larutan gula disebut larutan optik aktif. Larutan
tersebut ada yang dapat memutar bidang getar polarisasi ke kiri dan ada
juga yang ke kanan. Dengan alat semacam ini, orang dapat menentukan
konsentrasi larutan optik aktif.

9. LCD (Liquid Crystal Display)

Salah satu penerapan penting dari proses polarisasi adalah Liquid Crystal
Dsiplay (LCD). LCD digunakan dalam berbagai tampilan, dari mulai jam
digital, layar kalkulator, hingga layar televise. LCD dapat diartikan alat
peraga kristal cair, berisi dua filter polarisasi yang saling menyilang dan
didukung oelh sebuah cermin. Biasanya polarisator yang saling
menyilang menghalangi semua cahaya yang melewatinya. Namun,
diantar kedua filter itu terdapat lapisan kristal cair. Selain energi listrik
alat ini dipadamkan, kristalnya memutar sinar-sinar yang kuat dengan
membentuk sudut 900. Sinar-sinar yang berputar itu kemudian dapat
menembus filter (penyaring) bagian belakang. Kemudian sinar-sinar itu
dipantulkan oleh cermin sehingga peraga (layar) tampak putih. Angka

13
atau huruf pada peraga dengan menyatakan daerah-daerah kristal cair. Ini
mengubah posisi kristal cair tersebut sehingga kristal-kristal tidak lagi
memutar cahaya.

10. Langit Berwarna Biru

Fenomena menarik dari peristiwa polarisasi hamburan adalah langit yang


tampak berwarna biru. Fenomena ini terjadi karena kuantitas cahaya
yang dihamburkan bergantung pada panjang gelombang cahaya tersebut.
Semakin besar panjang gelombang cahaya maka semakin sedikit cahaya
yang dihamburkan oleh molekul udara. Cahaya merah dan jingga
memiliki panjang gelombang lebih besar daripada cahaya biru dan ungu
sehingga cahaya merah dan jingga dihamburkan lebih sedikit daripada
cahaya biru dan ungu. Itulah sebabnya mengapa langit tampak berwarna
biru.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tubuh udang teriri atas tiga bagian, yakni cephalothorax abdomen (tubuh),
dan uropod (ekor). Cephalothorax merupakan gabungan dari kepala dan dada
udang Udang mantis dapat melihat cahaya yang terpolarisasi dan
memprosesnya dengan cara yang tidak dapat dilakukan manusia. Gelombang
cahaya yang terpolarisasi dapat merambat lurus atau berputar seperti spiral.
Udang Mantis mampu melihat dua belas warna primer, empat kali lebih
banyak dari yang dilihat manusia. Hewan ini juga mampu mendeteksi
beberapa polarisasi arah dari getaran gelombang cahaya yang berbeda-beda.

B. Saran

Pembuatan makalah ini berdasarkan pada rujukan jurnal penelitian dan


sumber – sumber yang relevan lainnya. Makalah ini dapat dikembangkan lagi
menjadi sebuah penelitian.

15
DAFTAR PUSTAKA

Informasipendidikan.com.2017.POLARISASI CAHAYA. http://www.informasi-


pendidikan.com/2015/03/pengertian-kalor-kapasitas-kalor-dan.html.
diakses tanggal 8 desember 2018.

Kimball, J. W. 1983. BiologI Jilid 1 Edisi Kelima. PT. Erlangga. Jakarta

Purnama, Dewi.dan Dede hartono. 2017. Identifikasi Spesies Udang Mantis Di


Kota Bengkulu. Jurnal Enggono VOL2 No.2. hal 239-248.

Yusa. 2004. Sain Biologi untuk SMP kelas III semester 1. GRAFINDO MEDIA
PRATAMA. Jakarta.

Sodiq,Mochammad. 2014.Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta: Kencana

16

Anda mungkin juga menyukai