Anda di halaman 1dari 50

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian metode ilmiah


Metode ilmiah dilakukan guna membuat suatu fenomena yang kompleks menjadi
sederhana dan mendasar dengan menemukan semua fakta dan kaitan-kaitannya. Inti dari
metode ilmiah adalah mengajukan pertanyaan dan jawaban yang bersifat ilmiah yang
dapat diuji dan diamati lebih lanjut. Dengan metode ilmiah diharapkan seorang ilmuan
akan memiliki sikap ilmiah seperti jujur, terbuka, dan berpandangan luas, toleran, tidak
merasa dirinya hebat, optimis, selalu ingin mendapatkan, dan menciptakan sesuatu yang
baru yang bernilai tambah. Tahapan tahapan metode ilmiah :

1. Melaksanakan Pengamatan (observasi)

Dalam melakukan pengamatan, pengamatan terbagi menjadi dua yakni


pengamatan kuantitatif (pengamatan dengan mengamati data angka) dan pengamatan
kualitatif (pengamatan yang menggunakan alat indera).

2. Mengajukan Pertanyaan (merumuskan masalah)

Dalam mengajukan pertanyaan, atau merumuskan masalah. Anda harus


memahami bagaimana etika atau syarat ataupun ketentuan-ketentuannya, antara lain
sebagai berikut :

o Harus dinyatakan secara jelas.

o Tidak menimbulkan penafsiran ganda

o Rumusan masalah dinyatakan dengan kalimat tanya.


contoh : Adakah pengaruh suhu perendaman biji terhadap kecepatan perkecambahan biji
kacang hijau?
3. Membuat Hipotesis (dugaan sementara)
Metode ilmiah kita harus membuat dugaan sementara (hipotesis) terlebih dahulu,
hipotesis adalah yang nantinya akan dibuktikan. Oleh karenanya berikut merupakan sifat
hipotesis yang harus anda pahami
o Hipotesis dirumuskan dalam suatu pertanyaan.

o Hipotesis harus mengandung dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat
(baca: Variabel bebas, terikat dan kontrol pada biologi)..

4. Melakukan Eksperimen

Eksperimen merupakan suatu usaha yang sistematik yang direncanakan untuk


menghasilkan data, untuk menjawab suatu masalah atau menguji hipotesis.

5. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dibuat tentunya memerlukan pengumpulan data daripada eksperimen


yang telah dilakukan, maka akan menemukan sebuah hasil seperti yang telah di
rencanakan dalam dugaan sementara dan prakiran supaya hasilnya lebih kuat dan akurat
maka sebuah eksperimen harus dilakukan lebih dari satu.

2.2. Mengapa kita mempelajari biologi?


Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa jerawat itu paling sering sering muncul
pada saat remaja, atau apa yang kamu rasakan saat kamu telah melakukan aktifitas
berlebihan sehingga jantungmu berdetak dari pada saat yang normal? Kamu juga akan
pernah ingin tau bagaimana madu bisa dihasilkan oleh lebah dan bagaimana mangga
ataupun durian yang masak menghasilkan bau yang sangat khas. Nah jawabannya bisa
kamu temukan di Biologi.

Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Istilah biologi diambil dari
bahasa yunani, yaitu bios (kehidupan) logos (ilmu). Dan mengapa kita perlu memiliki ilmu
tentang kehidupan?
Biologi sangat mempengaruhi dari semua aspek kehidupan sehari-hari, mulai hubungan
manusia dengan lingkungan, makanan yang kita konsumsi, dan penyakit yang dapat
menyerang kita. Dan dengan pemahaman biologi dapat membantu kita, dan dibiologi
mempunyai berbagai pemahaman yang dapat membantu kita, seperti :

 Memahami diri kita dan kehidupan makhluk hidup lain di sekitar kita ;
 Meningkatkan kualitas hidup seperti menggunakan sumber daya alam yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan
 Meningkatkan pengaruh positif terhadap lingkungan, seperti melestarikan habitat
alami dan melestarikan spesies langka serta ikut dalam menjaga kualitas lingkungan.
2.3. Cabang-cabang biologi
Biologi mempunyai cabang-cabang yaitu :
a. Sitologi
Adalah cabang biologi yang mempelajari tentang seluk beluk dan tingkatan sel.

b. Zoologi
Adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang hewan
Yang termasuk ke dalam zoologi, seperti :
- Entomologi, membahas tentang serangga
- Iktiologi, membahas tentang ikan
- Herpetologi, membahas tentang hewan reptil dan amfibi
- Ornitologi, membahas tentang unggas
- Mamologi, membahas tentang mamalia
c. Histologi
Cabang biologi yang membahas kehidupan di tingkat jaringan.

d. Anatomi
Cabang biologi yang membahas tentang struktur tubuh makhluk hidup pada bagian
dalam.
Yang termasuk ke dalam anatomi dan fisiologi seperti :
- Pulmonologi, mengkaji tentang paru-paru manusia
- Kardiologi, mengkaji tentang jantung manusia
- Endokrinologi, mrngkaji tentang sistem endokrim manusia
- Neurologi, mengkaji tentang sistem saraf manusia
e. Morfologi
Cabang biologi yang membahas tentang struktur tubuh makhluk hidup pada bagian
luar.
f. Embriologi
Salah satu cabang biologi yang membahas tentang perkembangan embrio.
g. Ekologi
Salah satu cabang ilmu biologi yang membahas tentang hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
h. Paleontologi
Salah satu cabang ilmu biologi yang mengkaji tentang perkembangan sejarah
kehidupan berdasarkan catatan fosil
i. Bioteknologi
Salah satu cabang biologi yang mengkaji tentang teknologi yang memanfaatkan
organisme.
2.4. Asal-usul kehidupan
Asal usul kehidupan mempunyai beberapa teori oleh dari berbagai ahli yaitu :
2.4.1. Teori Abiogenesis
Menurut teori ini, makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup atau dengan kata
lain makhluk hidup ada dengan sendirinya. Oleh karena makhluk itu ada dengan
sendirinya maka teori ini dikenal juga dengan teori Generatio Spontanea. Aristoteles
merupakan salah satu pelopor teori ini, dengan percobaan yang dilakukannya pada tanah
yang direndam air akan muncul cacing.

Pendukung lain teori Abiogenesis adalah Nedham, seorang ilmuwan dari Inggris.
Nedham melakukan penelitian dengan merebus kaldu dalam wadah selama beberapa
menit kemudian ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat bakteri dalam
kaldu tersebut. Nedham berpendapat bahwa bakteri berasal dari kaldu.

Setelah ditemukan mikroskop, Antonie van Leeuwenhoek melihat adanya


mikroorganisme (animalculus) di dalam air rendaman jerami. Temuan ini seolah-olah
menguatkan teori Abiogenesis. Para pendukung teori Abiogenesis menyatakan bahwa
mikroorganisme itu berasal dari jerami yang membusuk. Akan tetapi, Leeuwenhoek
menolak pernyataan itu dengan mengemukakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari
udara.

Para penganut abiogenesis tersebut di atas dalam menarik kesimpulan sebenarnya


terdapat kelemahan, yaitu belum mampu melihat benda yang sangat kecil (bakteri, kista,
ataupun telur cacing) yang terbawa dalam materi percobaan yang digunakan. Hal ini
karena pada zaman Aristoteles belum ditemukan mikroskop. Walaupun ada kelemahan
pada percobaan, tetapi cara berpikir dalam mencari jawaban mengenai asal usul
kehidupan di bumi ini sudah mengacu pada pola metode ilmiah.

2.4.2. Teori Biogenesis


Teori Biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Tokoh pendukung teori ini antara lain Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis
Pasteur. Francesco Redi merupakan orang pertama yang melakukan penelitian untuk
membantah teori Abiogenesis.

a. Percobaan Francesco Redi

Francesco Redi melakukan penelitian menggunakan 8 tabung yang dibagi menjadi


2 bagian. Empat tabung masing-masing diisi dengan daging ular, ikan, roti dicampur susu,
dan daging. Keempat tabung dibiarkan terbuka. Empat tabung yang lain diperlakukan
sama dengan 4 tabung pertama, tetapi tabung ditutup rapat. Setelah beberapa hari pada
tabung yang terbuka terdapat larva yang akan menjadi lalat.

Berdasarkan hasil percobaannya, Redi menyimpulkan bahwa ulat bukan berasal


dari daging, tetapi berasal dari telur lalat yang terdapat dalam daging dan menetas
menjadi larva. Penelitian ini ditentang oleh penganut teori Abiogenesis karena pada
tabung yang tertutup rapat, udara dan zat hidup tidak dapat masuk sehingga tidak
memungkinkan untuk adanya suatu kehidupan. Bantahan itu mendapat tanggapan dari
Redi. Redi melakukan percobaan yang sama, namun tutup diganti dengan kain kasa
sehingga udara dapat masuk dan ternyata dalam daging tidak terdapat larva.
b. Percobaan Lazzaro Spallanzani

Lazzaro Spallanzani pada tahun 1765 melakukan percobaan untuk menyanggah


kesimpulan yang dikemukakan oleh Nedham. Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan
dengan memanaskan 2 tabung kaldu sehingga semua organisme yang ada di dalam kaldu
terbunuh. Setelah didinginkan kaldu tersebut dibagi menjadi 2, satu tabung dibiarkan
terbuka dan satu tabung yang lain ditutup. Ternyata pada tabung yang terbuka terdapat
organisme, sedangkan pada tabung yang tertutup tidak terdapat organisme.

c. Percobaan Louis Pasteur

Louis Pasteur melakukan percobaan menggunakan labu leher angsa. Pertama-tama


kaldu direbus hingga mendidih, kemudian didiamkan. Setelah beberapa hari, air kaldu
tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme. Adanya leher angsa memungkinkan
udara dapat masuk ke dalam tabung, tetapi mikroorganisme udara akan terhambat
masuk karena adanya uap air pada pipa leher. Namun, apabila tabung dimiringkan
hingga air kaldu sampai ke permukaan pipa, air kaldu tersebut akan terkontaminasi oleh
mikroorganisme udara. Akibatnya setelah beberapa waktu, air kaldu akan keruh karena
terdapat mikroorganisme.

Berdasarkan hasil percobaan para ilmuwan tersebut maka muncullah teori baru yaitu
teori Biogenesis yang menyatakan bahwa:

a. setiap makhluk hidup berasal dari telur = omne vivum ex ovo,

b. setiap telur berasal dari makhluk hidup = omne ovum ex vivo,


c. setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya = omne vivum ex vivo.

3. Teori Evolusi Kimia

Teori ini menyatakan bahwa asal-usul kehidupan diawali oleh terbentuknya


senyawa-senyawa organik di atmosfer. Dengan adanya gas-gas, seperti metana (CH4),
hidrogen (H2), uap air (H2O), dan amonia (NH3) di atmosfer serta bantuan energi dari
sinar kosmis dan kilatan halilintar, dapat terbentuk senyawa organik seperti asam amino.
Senyawa organik tersebut terkumpul dalam sup primordial (sup purba). Melalui sup
purba inilah kemungkinan kehidupan paling sederhana muncul.

Beberapa ahli pernah mengemukakan pendapatnya, seperti :

a. Teori evolusi kimia menurut A.I. Oparin (Rusia)


Dia adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia telah
terjadi sebelum kehidupan ini ada. Dalam bukunya “The Origin of Life”, dia
mengemukakan bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi
terbentuknya bumi dan atmosfernya. Atmosfer bumi mula-mula memiliki air,
karbondioksida, metana, dan ammonia, namun tidak memiliki oksigen. Dengan adanya
panas dari berbagai sumber energi, zat-zat tersebut mengalami serangkaian perubahan
menjadi berbagai molekul organic sederhana. Senyawa-senyawa ini membentuk semacam
campuran yang kaya akan materi-materi dalam lautan yang masih panas, yang disebut
primodial soup. Bahan campuran ini belum merupakan makhluk hidup, tetapi bertingkah
laku mirip seperti system biologi.

Primodial soup ini melakukan sintesis dan membentuk molekul organic kecil atau
monomer, misalkan asam amino dan nukleotida. Monomer-monomer lalu bergabung
membentuk polimer, misalnya protein dan asam nukleat. Kemudian agregrasi ini
membentuk molekul dalam bentuk tetesan yang disebut protobion. Protobion ini memiliki
ciri kimia yang berbeda dengan lingkungannya.

Kondisi atmosfer masa kini tidak lagi memungkinkan untuk sintesis molekul organic
secara spontan, karena oksigen atmosfer akan memecah ikatan kimia dan mengekstrasi
electron.

Polimerasi atau penggabungan monomer ini dapat dibuktikan oleh Sidney Fox. Beliau
melakukan percobaan dengan memanaskan larutan kental monomer organic yang
mengandung asam amino pada suhu titik leburnya. Saat air menguap, terbentuk lapisan
monomer yang berpolimerasi. Polimer ini oleh Sydney Fox disebut proteinoid. Selanjutnya
dalam penelitiannya di laboratorium, proteinoid dicampur dengan air dingin dan akan
membentuk gabungan proteinoid yang menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer.
Mikrosfer diselubungi oleh membrane selektif permeable.

b. Teori Evolusi Kimia menurut Harold Urey (1893)


Urey menyatakan zat-zat organik terbentuk dari zat-zat anorganik. Menurut Urey,
zat-zat anorganik yang ada di atmosfer berupa gas karbondioksida, metana, amonia,
hidrogen,dan uap air. Semua zat ini bereaksi membentuk zat organik karena energi petir.
Menurut Urey, proses terbentuknya makhluk hidup dapat dijelaskan dengan 4 tahap,
yaitu:
Tahap I : Molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air
tersedia sangat banyak di atmosfer bumi.
Tahap II : Energi yang diperoleh dari aliran listrik halilintar
dan radiasi sinar kosmis menyebabkan zat-zat
bereaksi membentuk molekul-molekul zat yang
lebih besar.

Tahap III : Terbentuk zat hidup yang paling sederhana yang


memiliki susunan kimia, seperti susunan kimia
pada virus.
Tahap IV : Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam
waktu jutaan tahun menjadi organisme (makhluk
hidup) yang lebih kompleks.

c. Teori kimia menurut Stanley Miller


Miller adalah murid Harold Urey yang berhasil membuat
model alat yang digunakan untuk membuktikan hipotesis Urey.

Alat Stanley Miller :

Alat percobaan Miller tersusun atas tabung kaca yang dilengkapi dengan kran-kran
untuk memasukkan bermacam-macam gas, seperti metan (CH4), uap air (H2O), hidrogen
(H2), dan amonia (NH3). Mirip gas-gas yang terdapat di atmosfer bumi awal. Tabung
tersebut dilengkapi dengan dua elektroda yang dihubungkan dengan listrik 75.000 volt
untuk menghasilkan bunga api listrik sebagai pengganti halilintar.

Keterangan:
Sebelum alat digunakan divakumkan terlebih dahulu melalui penyedot udara baru
diisi dengan CH4 ,H2 ,NH3 , dan H2 O dengan teknik H2 Onya dimasukkan dalam wujud
cairan sehingga posisinya berada di bagian yang diharapkan. Setelah itu H2 O dirubah
wujud menjadi uap dengan cara dipanaskan sehingga uap dapat bercampur dengan 3 gas
lainnya dan mendorong masuk ke ruang reaksi. Yang dilengkapi dengan elektroda.
Elektroda yang ada di dalam ruang reaksi kemudian disambungkan ke sumber listrik
yang bertegangan tinggi. Alat percobaan tersebut dibiarkan aktif selama ± 1 minggu. Agar
hasilnya nanti lebih mudah untuk diketahui harus diubah wujud menjadi bentuk cairan
dengan cara pada pipa penghubung antara ruang reaksi dengan tempat penampung hasil
dipasang alat pendingin,.

Hasilnya setelah dianalisis oleh Stanley Miller menunjukkan adanya senyawa


organik sederhana seperti asam amino, adenin, dan gula sederhana / ribosa. Itu berarti
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Harold Urey. Tetapi tentang bagaimana
kelanjutan dari senyawa organik sederhana berubah menjadi mahluk hidup yang paling
sederhanapun, masih tetap menjadi misteri sampai sekarang, karena hal tersebut tidak
mungkin diuji coba karena adanya kendala “waktu” yang diperlukan. Walaupun
demikian dugaan Harold Urey yang terbukti kebenarannya itu mendorong lahirnya teori
Urey. Jadi teori Urey ini belum mampu menjelaskan asal-usul kehidupan pertama/awal di
bumi ini, akan tetapi telah memberi petunjuk bahwa senyawa organik dalam sistem
kehidupan seperti asam amino, adenin, gula sederhana / ribosa, lipida, nukleotida dapat
terbentuk dibawah kondisi abiotik.

Miller dapat membuktikan bahwa zat organik dapat terbentuk dari zat anorganik
secara spontan. Sejak saat itu, perkembangan ilmu evolusi kimia makin maju dengan
ditemukannya senyawa-senyawa penyusun unsur kehidupan. Salah satu peneliti bernama
Melvin Calvin yang menemukan bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, amonia,
hidrogen, dan air menjadi molekul-molekul gula, asam amino, purin dan pirimidin yang
merupakan zat dasar pembentuk DNA, RNA, ATP dan ADP. Jadi, asal-usul kehidupan
menurut Teori Evolusi Kimia adalah bahwa di dalam sup prabiotik terkandung zat-zat
organik, DNA, dan RNA. RNA dapat melakukan sintesis protein atas perintah DNA.
Dengan demikian, di dalam sup prabiotik terdapat protein. Setelah itu, terbentuklah sel
pertama. Sel tersebut hidup secara heterotrof yang mendapatkan makanan dari
lingkungannya berupa zat-zat organik yang melimpah. Sel tersebut mampu membelah diri
sehingga jumlahnya makin banyak. Sejak saat itu berlangsunglah Evolusi Biologi.

d. Melvin Calvin
Dia menunjukkan bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, ammonia,
hydrogen, dan air menjadi molekul-molekul gula dan asam amino, dan juga membentuk
purin dan pirimidin, yang merupakan zat dasar pembentukan DNA, RNA, ATP, dan ADP.
Dari evolusi kimia dapat kita simpulkan bahwa senyawa anorganik yang ada di atmosfer
mengalami perubahan sedikit demi sedikit membentuk senyawa organic. Senyawa organic
itulah yang merupakan komponen dasar makhluk hidup.

2.5. Ciri-ciri makhluk hidup


Semua makhluk hidup memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan
benda tidak hidup. Ciri-ciri makhluk hidup antara lain memerlukan makanan, bernapas,
mengeluarkan zat sisa, bergerak, peka/menanggapi rangsang, tumbuh dan berkembang,
berkembang biak, beradaptasi, dan memiliki bahan genetik. Contoh makhluk hidup, yaitu
manusia, hewan, dan tumbuhan. Berikut ini adalah ciri-ciri makhluk hidup.
a. Memerlukan Makanan

Makhluk hidup memerlukan makanan untuk mempertahankan hidupnya.


Makanan berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel-sel yang rusak,
menghasilkan tenaga untuk melakukan berbagai aktivitas, dan untuk
perkembangbiakan. Makhluk hidup memperoleh makanan dengan cara yang
berbeda-beda.

Tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri melalui proses


fotosintesis. Pada proses ini, tumbuhan mengambil air dari dalam tanah dan
mengambil karbon dioksida dari udara. Kedua zat tersebut dengan bantuan
cahaya matahari dapat diubah menjadi karbohidrat. Reaksi kimia dalam
fotosintesis berikut ini.

Sebagian karbohidrat merupakan sumber energi bagi tumbuhan dan


sebagian lagi disimpan sebagai makanan cadangan. Hewan dan manusia tidak
dapat membuat makanan sendiri. Manusia memperoleh makanannya dengan
cara memakan tumbuhan atau hewan.

Sementara itu, beberapa jenis hewan memperoleh makanannya dengan


cara memakan tumbuhan atau hewan saja. Namun, ada juga hewan yang
memakan baik tumbuhan maupun hewan lainnya.

b. Bernapas

Semua makhluk hidup memerlukan oksigen dari lingkungan untuk


bernapas. Oksigen yang kita hirup saat bernapas digunakan untuk membakar
makanan sehingga menghasilkan tenaga atau energi. Energi tersebut digunakan
untuk semua aktivitas kehidupan.

Selain energi, pembakaran makanan menghasilkan uap air dan karbon


dioksida. Kedua zat ini dikeluarkan saat kita mengembuskan napas. Proses
pernapasan ini dapat digambarkan dalam reaksi kimia berikut.

Alat pernapasan pada makhluk hidup bermacam-macam. Paru-paru


merupakan alat pernapasan pada manusia dan hewan darat. Insang merupakan
alat pernapasan pada hewan air. Trakea merupakan alat pernapasan serangga.

Tumbuhan tidak memiliki paru-paru atau insang sebagai alat pernapasan.


Tumbuhan memiliki alat pernapasan khusus, yaitu stomata dan lentisel. Stomata
merupakan lubang-lubang kecil yang terdapat pada permukaan daun dan
lentisel merupakan lubang-lubang kecil yang terdapat pada permukaan kulit
batang.

c. Mengeluarkan Zat Sisa

Tentu kamu mengeluarkan urine setiap hari. Urine ini dihasilkan oleh
ginjal dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui saluran kencing. Urine
mengandung urea dan garam mineral lain. Zat-zat dalam urine tersebut
merupakan zat sisa dari proses metabolisme tubuh. Zat sisa akan menumpuk
dalam tubuh jika tidak dikeluarkan. Keadaan ini dapat membahayakan tubuh
karena zat tersebut dapat meracuni tubuh.Proses pernapasan juga
mengeluarkan zat sisa, yaitu karbon dioksida dan uap air.

Kedua zat ini dihasilkan di paru-paru dan harus dikeluarkan dari dalam
tubuh. Proses pengeluaran zat sisa disebut ekskresi. Ginjal dan paru-paru
merupakan alat ekskresi pada manusia. Selain ginjal dan paru-paru, manusia
juga memiliki alat ekskresi berupa kulit dan hati. Kulit mengekskresikan
keringat dan hati mengekskresikan cairan empedu. Beberapa jenis hewan juga
memiliki alat ekskresi yang sama dengan manusia, contohnya kambing dan
kelinci.

Tumbuhan tidak memiliki saluran pembuangan khusus seperti hewan. Zat


sisa pada tumbuhan berupa karbon dioksida dan uap air. Zat-zat tersebut
dikeluarkan melalui stomata pada daun dan lentisel pada batang.

d. Bergerak

Gerakan pada makhluk hidup mudah kamu amati pada manusia dan
sebagian besar hewan. Hal ini karena manusia dan hewan mampu bergerak
aktif dan berpindah tempat. Alat gerak manusia berupa kaki dan tangan serta
alat gerak hewan berupa kaki/tungkai, sayap, dan sirip.

Gerakan tumbuhan sangat lambat sehingga gerakannya sulit untuk


diamati oleh mata kita. Gerak tumbuhan bersifat pasif. Tumbuhan melakukan
gerak tanpa berpindah tempat. Gerak tumbuhan dipengaruhi oleh rangsang.
Contohnya daun putri malu yang mengatup ketika disentuh dan gerak ujung
batang yang tumbuh ke arah cahaya matahari.

e. Peka terhadap Rangsang (Iritabilitas)

Makhluk hidup mampu menerima dan menanggapi rangsang yang


diterima. Kemampuan ini disebut iritabilita. Rangsang dapat berasal dari luar
tubuh maupun dari dalam tubuh. Rangsang dari luar tubuh dapat berupa
rangsang yang bersifat fisik dan kimiawi. Contoh rangsang yang bersifat fisik,
yaitu intensitas cahaya, perubahan suhu, dan sentuhan. Contoh rangsang yang
bersifat kimiawi adalah bau zat kimia tertentu. Rangsang dari dalam tubuh
dapat berupa rasa lapar dan haus.

Manusia dan hewan memiliki alat indra yang peka terhadap rangsang.
Ada lima indra, mata peka terhadap cahaya, telinga peka terhadap suara,
hidung peka terhadap bau, lidah peka peka terhadap
rasa, dan kulit peka terhadap sentuhan, perubahan suhu, dan tekanan. Semua
rangsang akan diterima oleh reseptor pada alat indra. Rangsang kemudian
diteruskan ke sistem saraf pusat sehingga tubuh dapat menanggapi rangsang
tersebut.

Tumbuhan tidak memiliki alat indra dan sistem saraf untuk menerima
dan menyebarkan rangsang. Rangsang yang datang pada tumbuhan disebarkan
oleh cairan dalam sel tumbuhan. Tumbuhan tertentu memiliki kepekaan
terhadap jenis rangsang tertentu pula. Contohnya ujung batang tumbuhan
tumbuh membengkok ke arah cahaya, akar tumbuhan tumbuh ke arah pusat
bumi, dan daun putri malu akan mengatup jika disentuh.

f. Tumbuh dan Berkembang

Manusia mengalami pertumbuhan dari bayi, anak-anak, remaja, dan


akhirnya menjadi dewasa. Pada proses pertumbuhan terjadi penambahan
ukuran tubuh dari yang semula kecil kemudian berubah menjadi besar. Hal ini
terjadi karena jumlah dan ukuran sel penyusun tubuh mengalami penambahan.
Pertumbuhan bersifat irreversible atau tidak dapat balik dan bersifat kuantitatif
atau dapat diukur. Manusia juga mengalami perkembangan. Perkembangan
merupakan proses menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif atau tidak dapat
diukur. Perkembangan merupakan perubahan/penyempurnaan struktur dan
fungsi organ tubuh yang menyertai proses pertumbuhan.

Hewan dan tumbuhan juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan.


Beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, yaitu
faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan yaitu faktor keturunan dan hormon. Adapun faktor luar
meliputi faktor-faktor lingkungan, misalnya suhu dan kelembapan udara.

g. Beradaptasi

Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri


dengan lingkungan hidupnya. Kemampuan ini berguna agar makhluk hidup
dapat bertahan hidup di lingkungannya. Ada tiga macam bentuk adaptasi yaitu
adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku. Adaptasi
morfologi adalah penyesuaian terhadap lingkunganyang berhubungan dengan
bentuk tubuh atau alat tubuh. Contoh adaptasi morfologi yaitu bentuk paruh
burung pelikan yang panjang dan berkantong sehingga ikan dapat masuk ke
dalam paruhnya.

Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat tubuh terhadap keadaan


lingkungan. Contoh adaptasi fisiologi yaitu bunga tanaman mengeluarkan bau
yang khas untuk menarik perhatian serangga agar datang dan membantu
penyerbukannya. Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian terhadap
lingkungan dalam bentuk tingkah laku. Contoh adaptasi tingkah laku yaitu
bunglon mengubah warna kulitnya sesuai dengan lingkungannya agar
keberadaannya tidak diketahui pemangsanya.

h. Memiliki Bahan Genetik

Setiap makhluk hidup memiliki bahan genetik berupa DNA


(Deoxyribonucleic Acid) dan RNA (Ribonucleic Acid). DNA dan RNA ini
terangkai di dalam kromosom. Kromosom berada di dalam inti sel. Bahan
genetik ini berperan menyintesis protein dan menentukan sifat-sifat genetik
setiap individu.
BAB 3
PENUTUP

Berdasarkan pembahasan mengenai metode ilmiah dapat kita simpulkan bahwa


para ahli ilmu pengetahuan alam memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai asal
usul kehidupan sesuai dengan percoban-percobaan yang telah dilakukan oleh mereka dan
telah dibuktikan sendiri oleh para ahli. Hasil dari percobaan yang telah dilekukan tersebut
tentu masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan sehingga masing-masing teori
yang dipaparkannya saling melengkapi satu sama lain.

Dan metode ilmiah akan juga membentuk seorang ilmuwan memiliki sikap ilmiah
seperti jujur, terbuka, berpandangan luas, toleran, tidak merasa dirinya hebat, bersifat
hati-hati tetapi kritis, optimis, kreatif, inovatif dan menciptakan sesuatu yang baru guna
memperoleh nilai tambah
DAFTAR PUSTAKA

Kimball, Jhon W. 1990. Biologi. Jakarta: Erlangga

Sodiq,Mochammad. 2014.Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta: Kencana

Villee,Claudea A.Walker,Warren F.,dan Barnes, Robert D.1984. Zoologi Umum. Jakarta:


Erlangga

Budi satrio, “Tahapn langkah metode ilmiah Biologi,” http://rumus-


ilmiah.blogspot.com/2014/09/tahapan-langkah-metode-ilmiah-biologi.html (diakses pada
tanggal 28 agustus 2015)

Sulis tyani, “Teori evolusi kimia,” http://sulistyani35.blogspot.com/2014/01/teori-evolusi-


kimia.html (diakses pada tanggal 27 agustus 2015)

Senin, 29 Februari 2016


Kedudukan Biologi Dengan Ilmu-ilmu Lain Serta Memahami Metode Ilmiah,
Masalah Biologi dan Ruang Lingkupnya
MAKALAH
BIOLOGI UMUM
( AKKC 211 )

“Kedudukan Biologi Dengan Ilmu-ilmu Lain Serta Memahami


Metode Ilmiah, Masalah Biologi dan Ruang Lingkupnya ”

Dosen Pembimbing :
Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si
Dra. St. Wahidah Arsyad, M.Pd

Disusun Oleh :
Muhammad oyon firdaus (A1C4122093)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULi
DAFTAR ISIii
KATA PENGANTARiii
BAB I. PENDAHULUAN1
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah3
BAB II. PEMBAHASAN4
Kedudukan dan misi Biologi serta hubungan ilmu Biologi dengan ilmu
lain...........................................................................................................4
Aplikasi dan penerapan metode ilmiah dalam Biologi............................6
Masalah-masalah Biologi dalam kehidupan dan alternatif
pemecahannya.......................................................................................10
Deskripsikan ciri-ciri makhluk hidup dan aspek kehidupannya...........16
BAB III. PENUTUP..............................................................................................24
3.1 Kesimpulan24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah Pendahuluan mata kuliah Biologi
Umum ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapat banyak bantuan dan dorongan dari berbagi
pihak, untuk itu tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :
Allah SWT atas berkat , rahmat, taufik, dan hidayah-Nya
Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si dan Dra. St. Wahidah Arsyad, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Biologi Umum yang membimbing dan yang telah memberikan ilmunya kepada kami
Orang tua yang telah memberikan dorongan baik material maupun spiritual
Teman-teman yang telah memberikan saran dan kritiknya dalam penyusunan makalah ini
Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusun laporan ini.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Hal ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan
kemampuan kami sebagai penyusun. Adaupun demikian, kami telah berusaha dengan
kemampuan yang ada dan yang kami miliki untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya.
Penyusun berharap semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan bagi
semua pihak yang membacanya. Aamiin…

Banjarmasin, September 2012


Penyusun,

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biologi sebagai ilmu dasar berupaya mengungkap fenomena alam dalam memahami dan
memanfaatkan keanekaragaman dan kemampuan hayati, serta meningkatkan produktivitasnya
dalam upaya memenuhi keperluan dasar manusia dan kesejahteraan masyarakat yang
berkelanjutan. Sebagai ilmu dasar, biologi mempunyai struktur dan konsep-konsep dasar yang
telah berkembang pesat dan digunakan untuk pengembangan dan berperan dalam menunjang
kemajuan ilmu yang terkait dengan sistem hayati. Mengingat peran dan tuntutan kemajuan ilmu-
ilmu yang terkait tersebut, serta tujuan pendidikan, Program Studi Biologi untuk Strata- 1 telah
melakukan pengembangan kurikulum yang disesuaikan dan diselaraskan dengan kemajuan ilmu,
tuntutan kebutuhan masyarakat dan negara. Di era otonomi perguruan tinggi, pengembangan
kurikulum baru telah dilakukan berdasarkan pendekatan kompetensi Program Studi Biologi
dengan mengacu pada Surat Kep Mendiknas No: 232/U/2001 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar serta Keputusan Mendiknas No:
045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.
Kurikulum baru tersebut merupakan pengembangan Kurikulum 2002 yang telah diberlakukan
pada mahasiswa angkatan tahun akademik 2001/2002 hingga sekarang. Fakultas Biologi
Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) sebagai institusi pendidikan tinggi bertujuan
menghasilkan sarjana biologi yang berkualitas dengan bekal pengetahuan biologi moderen yang
sesuai dengan perannya dalam biodiversitas dan bioteknologi, seperti biosistematik dan evolusi,
biologi perkembangan, biologi sel dan molecular, biologi mikrobia, dan biologi lingkungan.
Fakultas Biologi UNLAM telah memiliki alumni yang tersebar di seluruh penjuru tanah air pada
berbagai bidang profesi, baik sebagai pengajar maupun peneliti di berbagai perguruan tinggi
maupun lembaga penelitian serta sebagai staf ahli di berbagai instansi pemerintah, dan industri
milik pemerintah atau swasta. Hal tersebut membuktikan bahwa ahli Biologi diperlukan dan
mempunyai peran dalam pembangunan.
Biologi secara detail mempunyai begitu banyak cabang ilmu yang semua itu ditujukkan agar
lebih rinci penguasaan pada bidangnya. Biologi sebagai bagiaan dari Ilmu pengetahuan
merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk melalui serangkaian
kegiatan ilmiah. Kata Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup dan logos
yang berarti ilmu pengetahuan. Dengan demikian, biologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang hidup dan kehidupan. Objek dari biologi adalah semua makhluk hidup,
mulai dari tingkat atom,molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem, sampai
bioma. Pada tingkat molekul, biologi mempelajari berbagai macam struktur dan ciri molekul
yang berperan dalam reaksi penyusunan dan pembongkaran. Molekul-molekul tersebut saling
berhubungan dalam membentuk sel. Sel bergabung menyusun jaringan dan beberapa jaringan
menyusun organ. Sistem organ bergabung menyusun tubuh makhluk hidup (individu). Setiap
individu saling berhubungan membentuk sekumpulan individu sejenis yang disebut populasi.
Sekumpulan populasi yang saling berhubungan satu dengan yang lain akan membentuk
komunitas.Komunitas dengan lingkungan abiotik menyusun ekosistem. Gabungan berbagai
ekosistem akan membentuk bioma. Hubungan antarbioma di permukaan bumi akan membentuk
biosfer.
Menurut Biological Science Curriculum Study (BSCS), biologi memiliki objek berupa kingdom
(kerajaan), yaitu :
Monera
Protista
Fungi
Plantae
Animalia (hewan)

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana kedudukan dan misi Biologi serta hubungan ilmu Biologi dengan ilmu lain.
Bagaimana aplikasi dan penerapan metode ilmiah dalam Biologi.
Menjelaskan masalah-masalah Biologi dalam kehidupan dan alternatif pemecahannya.
Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup dan aspek kehidupannya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan dan Misi Biologi


Biologi merupakan cabang ilmu pengahuan alam (IPA), bersama-sama dengan Fisika dan Kimia.
Sebagai cabang IPA keberadaannya selalu terkait dan tidak bisa dipisahkan dengan cabang ilmu
lain. Misalnya dengan Kimia (Biokimia), dengan Fisika (Biofisika), dengan Geologi
(Palaentologi) dan lain-lain. Biologi berasal dari dua kata, yaitu ‘bios’ yang berarti hidup dan
‘logos’ yang berarti ilmu. Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Tak
hanya mempelajari tentang makhluk hidup saja, tetapi biologi juga mempelajari segala aspek
yang menyertainya. Dalam pengembangan penerapan biologi yang dikenal sebagai biologi
terapan. Selain itu, biologi juga berkaitan erat dengan ilmu sosial dan membentuk ilmu-ilmu baru
yang salah satu contohnya adalah psikologi dan biogeografi. Ilmu terapan tersebut dapat
digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia di belahan bumi ini. Bidang yang
tergolong biologi terapan misalnya kedokteran, pertanian, perikanan, kesehatan, farmasi, dan
bioteknologi.
Secara garis besar, biologi dapat dibagi menjadi dua cabang ilmu, yaitu: Zoologi, yaitu ilmu
yang mempelajari tentang kehidupan hewan di alam semesta ini.
Botani, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan tumbuhan di alam semesta ini.

Ada berbagai cabang ilmu biologi, yaitu :


Ekologi : Ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya.
Morfologi : Ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur makhluk hidup.
Sitologi : Ilmu yang mempelajari susunan dan fungsi sel.
Mikrobiologi : Ilmu yang mempelajari segala aspek kehidupan mikroorganisme.
Fisiologi : Ilmu yang mempelajari sifat faal dan cara kerja dari tubuh suatu organisme.
Taksonomi : Ilmu yang mempelajari klasifikasi atau pengelompokan makhluk hidup.
Evolusi : Ilmu yang mempelajari perubahan dan perkembangan serta hubungan kekerabatan jenis
makhluk hidup.
Embriologi : Ilmu yang mempelajari perkembangan suatu organisme, mulai dari zigot sampai
menjadi dewasa.
Genetika : Ilmu yang mempelajari cara menurunnya sifat pada makhluk hidup.
Patologi : ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk penyakit.

Salah satu contoh dari cabang biologi adalah bioteknologi. Bioteknologi adalah suatu cabang
ilmu biologi yang mempelajari tentang pemanfaatan makhluk hidup dan penggunaan biokimia,
mikrobiologi, serta rekayasa kimia secara terpadu dengan tujuan memperoleh penerapan
teknologi di bidang industri, kesehatan atau kedokteran, dan pertanian dari kapasitas mikroba, sel
atau jaringan sebagai kultur. Selain itu, bioteknologi juga menghasilkan barang atau jasa untuk
kepentingan makhluk hidup.
Misi Biologi dalam kehidupan manusia pada dasarnya adalah untuk menciptakan suasana ilmiah
yang alamiah, meyakinkan masyarakat akan suatu gejala kehidupan yang ilmiah, menyiapkan
bidang ilmu pendukung yang diperlukan dalam memecahkan masalah kehidupan, menyiapkan
tenaga ahli yang sesuai kompetensinya, mengembangkan sarana dan prasarana yang diperlukan,
selalu melakukan usaha-usaha perbaikan, pencarian dan penemuan hal-hal baru yang ilmiah
dalam kehidupan organisme.

2.2 Metode Ilmiah dalam Biologi


Metode ilmiah merupakan cara untuk memecahkan masalah-masalah dengan langkah-langkah
tertentu, sistematis, logis dan empiris. Langkah dimaksud diawali dengan Observasi –perumusan
masalah – penyusunan hipotesis – eksperimen – penarikan simpulan – teori – hukum .........
penerapan ?. Biologi sebagai ilmu yang diperoleh dan diterapkan melalui dan menggunakan
metode ilmiah, dapat dilihat pada : a. Penemuan ...... penyebab suatu............
b. Penemuan.... penyebar suatu.............
c. Penemuan ....cara pemberantasan suatu .......
d. Penemuan ... cara pencegahan suatu ...........
misalnya penyakit malaria, flu burung, demam berdarah, antrax, AIDS, dll.

Para ahli Biologi bekerja berdasarkan metode ilmiah


Biologi merupakan salah satu bagian dari sains. Biologi mempelajari objek yang amat dekat
dengan kehidupan manusia. Seperti bidang sains lainnya, Biologi merupakan kajian yang
memerlukan metode ilmiah dalam dalam pembelajarannya. Jadi, tidak cukup hanya mendengar
penjelasan guru. Adapun cara-cara yang ditempuh oleh para ahli biologi dalam metode ilmiah
adalah sebagai berikut :
1.Pengamatan
Kemampuan melakukan pengamatan merupakan hal yang paling penting dalam mempelajari
Biologi. Pengamatan yang baik harus melibatkan semua alat indra, seperti indra penglihatan,
penciuman, pendengaran, peraba, dan perasa. Pengamatan yang menggunakan alat indra disebut
pengamatan kualitatif. Suatu produk sains harus dapat dibuktikan kebenarannya. Oleh karena itu
pada saat pengamatan diperlukan alat bantu. Untuk memperoleh data yang akurat diperlukan
alat-alat ukur. Pengamatan dengan menggunakan alat ukur ini dinamakan pengamatan
kuantitatif.
2. Pengelompokan
Kegiatan pengelompokan dilakukan setelah Ahli Biologi mengamati ciri-ciri suatu benda atau
makhluk hidup. Jika diantara benda-benda atau makhluk hidup tersebut tedapat persamaan,
mereka mengelompokkannya ke dalam satu kelompok yang sama. Begitu juga sebaliknya.
3. Merencanakan dan Melaksanakan Penyelidikan
Ketika Ahli Biologi mempelajari suatu konsep pada Biologi akan tersirat suatu masalah yang
jawabannya harus dibuktikan melalui penyelidikan. Beberapa hal yang harus mereka tentukan
dalam merencanakan suatu penyelidikan antara lain sebagai berikut :
merumuskan masalah yang akan diselidiki.
menentukan tujuan penyelidikan yang akan dilakukan.
menentukan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan penyelidikan.
menentukan urutan atau langkah-langkah yanh harus ditempuh dalam melakukan penyelidikan.
menentukan faktor-faktor (variabel) yang terlibat dan mempengaruhi sesuatu yang diamati.
menentukan apa yang harus diamati, diukur, dan dibandingkan dalam kegiatan kegiatan
penyelidikan tersebut.
merencanakan bagaimana mengumpulkan dan mengolah data hasil penyelidikan untuk
disimpulkan.
membuat kesimpulan dari hasil penyelidikan.
4. Penafsiran
Fakta dan data yang kamu peroleh tidak ada artinya jika tidak ditafsirkan. Melalui penafsiran,
Ahli Biologi dapat menyimpulkan hasil suatu penyelidikan atau pengamatan. Kemampuan
menafsirkan akan memudahknmu dalam memperkirakan kejadian yang akan terjadi berdasarkan
fakta-fakta yang ada.
5. Mengkomunikasikan Hasil Penyelidikan
Setelah Ahli Biologi berhasil memperoleh kesimpulan, langkah selanjutnya adalah
mengkomunikasikannya. Hasil penyelidikan dapat dikomunikasikan dengan dua cara, yaitu
secara lisan dan tulisan.
6. Bertanya
Bertanya mempunyai tujuan, antara lain :
untuk memperoleh jalan keluar dari suatu masalah
untuk memperoleh informasi tentang sesuatu yang belum diketahui
mengungkap fakta yang ada
meminta penjelasan tentang prosedur kerja atau kegiatan
mendapatkan alasan.
7. Menerapkan Konsep dan Prinsip
Menerapkan konsep adalah menggunakan informasi yang telah dimiliki dari hasil belajar ke
dalam situasi yang baru.

Mengaplikasikan Cara-Cara Ahli Biologi Bekerja Berdasarkan Metode Ilmiah


Pengamatan
Pengamatan terbagi menjadi dua yaitu pengamatan kualitatif dan kuantitaif. Contoh
pengamatan kualitatif yaitu pengamatan yang menggunakan panca indra misalnya mengukur
tinggi tumbuhan di dalam pot A dan B. Sedangkan pengamatan kuantitatif yaitu pengamatan
yang menggunakan alat-alat ukur seperti pengamatan pada bagian sel.
Pengelompokkan
Kegiatan pengelompokan dapat dilakukan setelah mengetahui ciri-ciri benda atau makhluk
hidup, seperti tumbuhan pinang dan tumbuhan kelapa yaitu satu spesis tetapi beda genus.
Merencanakan dan melaksanakan penyelidikan
Merumuskan masalah yang akan diselidiki.
Contohnya : mengapa tanaman di dalam pot A lebih tinggi dari tanaman di dalam pot B.
Menentukan tujuan penyelidikan yang akan dilakukan.
Contohnya : untuk mengetahui faktor apakah yang menyebabkan tanaman di dalam pot A lebih
tinggi dibandingkan tanaman di dalam pot B.
Menentukan alat dan bahan yang diperlukan.
Alat dan bahan tergantung penelitian. Misalnya untuk meneliti tinggi tanaman digunakan
penggaris.
Menentukan urutan atau langkah-langkah yang ditempuh.
Contohnya : langkah pertama menentukan target yang akan diamati. Selanjutnya melakukan
penelitian berdasarkan prosedur yang ada.
Menentukan faktor-faktor (variabel) yang terlibat dan mempengaruhi sesuatu yang diamati.
Contohnya : faktor eksternal misalnya cahaya, air dan sebagainya. Sedangkan faktor internal
misalnya unsur hara dan sebagainya.
Menentukan apa yang harus diamati, diukur, dan dibandingkan dalam kegiatan. Contohnya :
yang diamati misalnya pertumbuhannya, yang diukur tingginya, serta yang dibandingkan tinggi
tanaman di dalam pot A dan B.
Merencanakan bagaimana mengumpulkan dan mengolah data.
Setelah penelitian dilakukan kita dapat menyimpulkan dan mengolah data sesuai dengan yang
kita dapat.
Membuat kesimpulan.
Setelah pengumpulan dan pengolahan data dilakukan kita dapat menyimpulkan bahwa tanaman
di dalam pot A lebih tinggi dibandingkan tanaman di dalam pot B karena tanaman di dalam pot
A lebih banyak mendapatkan sinar matahari dan unsur hara serta pemberian air yang cukup
dibandingkan dengan tanaman di dalam pot B.
Penafsiran
Setelah memperoleh fakta dan data tidak ada artinya jika tidak ditafsirkan. Kemampuan
menafsirkan akan mempermudah dalam memperkirakan kejadian yang akan terjadi berdasarkan
fakta-fakta yang ada.
Mengomunikasikan hasil penyelidikan
Mengomunikasikan dapat dilakukan dengan cara lisan dan tulisan. Lisan contohnya dengan
diskusi, sedangkan tulisan dengan makalah.
Menerapkan konsep dan prinsip
Menerapkn konsep adalah menggunakan informasi yng telah dimiliki dari hasil belajar
kedalam situasi yang baru.

2.3 Masalah –masalah Biologi dan Alternatif Pemecahannnya


Beberapa masalah Biologi yang terjadi dan alternatif pemecahannya dapat dilihat antara lain
pada :
Pertambahan penduduk yang cepat (meningkat), dapat diatasi antara lain dg menggalakkan
program Keluarga Berencana, pengaturan jarak kelahiran, penentuan usia kawin, dan
peningkatan pendidikan SDM dll.
Pemenuhan kebutuhan pangan yg besar & cepat, sesuai jlh penduduk yg ada, dapat diatasi dg
peningkatan teknologi pertanian, perluasan lahan dan usaha pertanian, sosialisasi
penganekaragaman makanan, dll.
Kerusakan Lingkungan akibat tekanan pada SDA dan sistem-sistem alam, dapat pengaturan tata
guna lahan, SDA dll
Masalah biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
Masalah biologi dapat terjadi pada tingkat molekul, senyawa, jaringan sampai bioma. Contoh
pada tingkat organ seperti kanker kulit, patah tulang. Pada tingkat ekosistem, hampir punahnya
badak bercula satu, berubahnya sawah menjadi pemukiman dll.
Pemecahan Masalah Secara Analitis dan Kreatif
Pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau ketidak-
sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan (Hunsaker, 2005).
Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan (decision
making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia
(Hunsaker, 2005). Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas hasil
dari pemecahan masalah yang dilakukan. Kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah
adalah ketrampilan yang dibutuhkan oleh hampir semua orang dalam setiap aspek kehidupannya.
Jarang sekali seseorang tidak menghadapi masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Pekerjaan
seorang manajer, secara khusus, merupakan pekerjaan yang mengandung unsur pemecahan
masalah di dalamnya. Bila tidak ada masalah di dalam banyak organisasi, mungkin tidak akan
muncul kebutuhan untuk mempekerjakan para manajer. Untuk itulah sulit untuk dapat diterima
bila seorang yang tidak memiliki kompetensi untuk menyelesaikan masalah, menjadi seorang
manajer (Whetten & Cameron, 2002).
Ungkapan di atas memberikan gambaran yang jelas kepada kita semua bahwa sulit untuk
menghindarkan diri kita dari masalah, karena masalah telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam kehidupan kita, baik kehidupan sosial, maupun kehidupan profesional kita.
Untuk itulah penguasaan atas metode pemecahan masalah menjadi sangat penting, agar kita
terhindar dari tindakan Jump to conclusion, yaitu proses penarikan kesimpulan terhadap suatu
masalah tanpa melalui proses analisa masalah secara benar, serta didukung oleh bukti-bukti atau
informasi yang akurat. Ada kecenderungan bahwa orang-orang, termasuk para manajer
mempunyai kecenderungan alamiah untuk memilih solusi pertama yang masuk akal yang
muncul dalam benak mereka (March & Simon, 1958; March, 1994; Koopman, Broekhuijsen, &
Weirdsma, 1998). Sayangnya, pilihan pertama yang mereka ambil seringkali bukanlah solusi
terbaik. Secara tipikal, dalam pemecahan masalah, kebanyakan orang menerapkan solusi yang
kurang dapat diterima atau kurang memuaskan, dibanding solusi yang optimal atau yang ideal
(Whetten & Cameron, 2002). Pemecahan masalah yang tidak optimal ini, bukan tidak mungkin
dapat memunculkan masalah baru yang lebih rumit dibandingkan dengan masalah awal.
Pemecahan masalah dapat dilakukan melalui dua metode yang berbeda, yaitu analitis dan kreatif.
Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang pemecahan masalah secara analitis
dan kreatif, serta perbedaan-perbedaan yang ada diantara keduanya, maka pada bagian berikut ,
saya akan menjelaskan secara singkat hal tersebut di atas.
I. Pemecahan Masalah Secara Analitis
Metode penyelesaian masalah secara analitis merupakan pendekatan yang cukup terkenal dan
digunakan oleh banyak perusahaan, serta menjadi inti dari gerakan peningkatan kualitas (quality
improvement). Secara luas dapat diterima bahwa untuk meningkatan kualitas individu dan
organisasi, langkah penting yang perlu dilakukan adalah mempelajari dan menerapkan metode
pemecahan masalah secara analitis (Juran, 1988; Ichikawa, 1986; Riley, 1998). Banyak
organisasi besar (misalnya : Ford Motor Company, General Electric, Dana) menghabiskan jutaan
Dolar untuk mendidik para manajer mereka tentang metode pemecahan masalah ini sebagai
bagian dari proses peningkatan kualitas yang ada di organisasi mereka (Whetten & Cameron,
2002). Pelatihan ini penting agar para manajer dapat berfungsi efektif, yang salah satu cirinya
adalah pada kemampuannya untuk memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat dari
Hunsaker (2005) yang menyatakan bahwa manajer yang efektif, seperti halnya Pemimpin
Eksekutif Porsche, Wendelin Wiedeking, mengetahui cara mengumpulkan dan mengevaluasi
informasi yang dapat menerangkan tentang masalah yang terjadi, mengetahui manfaatnya bila
kita memiliki lebih dari satu alternatif pemecahan masalah, dan memberikan bobot kepada
semua implikasi yang dapat terjadi dari sebuah rencana, sebelum menerapkan rencana yang
bersangkutan.
A. Definisikan Masalah
Langkah pertama yang perlu dilakukan dengan metode analitis adalah mendefinisikan masalah
yang terjadi. Pada tahap ini, kita perlu melakukan diagnosis terhadap sebuah situasi, peristiwa
atau kejadian, untuk memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan bukan pada
gejala-gejala yang muncul. Sebagai contoh : Seorang manajer yang mempunyai masalah dengan
staf-nya yang kerapkali tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya pada waktu yang telah
ditentukan. Masalah ini bisa terjadi karena, cara kerja yang lambat dari staf yang bersangkutan.
Cara kerja yang lambat, bisa saja hanya sebuah gejala dari permasalahan yang lebih mendasar
lagi, seperti misalnya masalah kesehatan, moral kerja yang rendah, kurangnya pelatihan atau
kurang efektifnya proses kepemimpinan yang ada. Agar kita dapat memfokuskan perhatian kita
pada masalah sebenarnya, dan bukan pada gejala-gejala yang muncul, maka dalam proses
mendefiniskan suatu masalah, diperlukan upaya untuk mencari informasi yang diperlukan
sebanyak-banyaknya, agar masalah dapat didefinisikan dengan tepat.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari pendefinisian masalah yang baik:
Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data objektif dipisahkan dari persepsi
Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi
Masalah harus dinyatakan secara eksplisit/tegas. Hal ini seringkali dapat menghindarkan kita dari
pembuatan definisi yang tidak jelas
Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak-sesuaian antara standar atau
harapan yang telah ditetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas, pihak-pihak yang terkait atau
berkepentingan dengan terjadinya masalah.
Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar. Contoh: Masalah yang kita
hadapi adalah melatih staf yang bekerja lamban.
B. Alternatif Pemecahan Masalah.
Langkah kedua yang perlu kita lakukan adalah membuat alternatif penyelesaian masalah. Pada
tahap ini, kita diharapkan dapat menunda untuk memilih hanya satu solusi, sebelum alternatif
solusi-solusi yang ada diusulkan. Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dalam kaitannya
dengan pemecahan masalah (contohnya oleh March, 1999) mendukung pandangan bahwa
kualitas solusi-solusi yang dihasilkan akan lebih baik bila mempertimbangkan berbagai alternatif
(Whetten & Cameron, 2002). Berikut adalah karakteristik-karakteristik dari pembuatan alternatif
masalah yang baik:
Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan dikemukakan terlebih dahulu sebelum
kemudian dilakukannya evaluasi terhadap mereka.
Alternatif-alternatif yang ada, diusulkan oleh semua orang yang terlibat dalam penyelesaian
masalah. Semakin banyaknya orang yang mengusulkan alternatif, dapat meningkatkan kualitas
solusi dan penerimaaan kelompok.
Alternatif-alternatif yang diusulkan harus sejalan dengan tujuan atau kebijakan organisasi. Kritik
dapat menjadi penghambat baik terhadap proses organisasi maupun proses pembuatan alternatif
pemecahan masalah.
Alternatif-alternatif yang diusulkan perlu mempertimbangkan konsekuensi yang muncul dalam
jangka pendek, maupun jangka panjang.
Alternatif–alternatif yang ada saling melengkapi satu dengan lainnya. Gagasan yang kurang
menarik , bisa menjadi gagasan yang menarik bila dikombinasikan dengan gagasan-gagasan
lainnya. Contoh : Pengurangan jumlah tenaga kerja, namun kepada karyawan yang terkena
dampak diberikan paket kompensasi yang menarik.
Alternatif-alternatif yang diusulkan harus dapat menyelesaikan masalah yang telah didefinisikan
dengan baik. Masalah lainnya yang muncul, mungkin juga penting. Namun dapat diabaikan bila,
tidak secara langsung mempengaruhi pemecahan masalah utama yang sedang terjadi.
C. Evaluasi Alternatif-Alternatif Pemecahan Masalah
Langkah ketiga dalam proses pemecahan masalah adalah melakukan evaluasi terhadap alternatif-
alternatif yang diusulkan atau tersedia. Dalam tahap ini , kita perlu berhati-hati dalam
memberikan bobot terhadap keuntungan dan kerugian dari masing-masing alternatif yang ada,
sebelum membuat pilihan akhir. Seorang yang terampil dalam melakukan pemecahan masalah,
akan memastikan bahwa dalam memilih alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan:
Tingkat kemungkinannya untuk dapat menyelesaikan masalah tanpa menyebabkan terjadinya
masalah lain yang tidak diperkirakan sebelumnya.
Tingkat penerimaan dari semua orang yang terlibat di dalamnya
Tingkat kemungkinan penerapannya
Tingkat kesesuaiannya dengan batasan-batasan yang ada di dalam organisasi; misalnya budget,
kebijakan perusahaan, dll.
Berikut adalah karakteristik-karakteristik dari evaluasi alternatif-alternatif pemecahan masalah
yang baik:
Alternatif- alternatif yang ada dinilai secara relatif berdasarkan suatu standar yang optimal, dan
bukan sekedar standar yang memuaskan
penilaian terhadap alternative-alternatif yang ada dilakukan secara sistematis, sehingga semua
alternatif yang diusulkan akan dipertimbangkan,
Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan organisasi dan
mempertimbangkan preferensi dari orang-orang yang terlibat didalamnya.
Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan dampak yang mungkin ditimbulkannya, baik
secara langsung, maupun tidak langsung
Alternatif yang paling dipilih dinyatakan secara eksplisit/tegas.
D. Terapkan Solusi dan Tindak- Lanjuti
Langkah terakhir dari metode ini adalah menerapkan dan menindak-lanjuti solusi yang telah
diambil. Dalam upaya menerapkan berbagai solusi terhadap suatu masalah, kita perlu lebih
sensitif terhadap kemungkinan terjadinya resistensi dari orang-orang yang mungkin terkena
dampak dari penerapan tersebut. Hampir pada semua perubahan, terjadi resistensi. Karena itulah
seorang yang piawai dalam melakukan pemecahan masalah akan secara hati-hati memilih
strategi yang akan meningkatkan kemungkinan penerimaan terhadap solusi pemecahan masalah
oleh orang-orang yang terkena dampak dan kemungkinan penerapan sepenuhnya dari solusi yang
bersangkutan (Whetten & Cameron, 2002). Berikut adalah karakteristik dari penerapan dan
langkah tindak lanjut yang efektif :
Penerapan solusi dilakukan pada saat yang tepat dan dalam urutan yang benar. Penerapan tidak
mengabaikan faktor-faktor yang membatasi dan tidak akan terjadi sebelum tahap 1, 2, dan 3
dalam proses pemecahan masalah dilakukan.
Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi "sedikit-demi sedikit" dengan tujuan
untuk meminimalkan terjadinya resistensi dan meningkatkan dukungan.
Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian umpan balik. Berhasil tidaknya
penerapan solusi, harus dikomunikasikan , sehingga terjadi proses pertukaran informasi
Keterlibatan dari orang-orang yang akan terkena dampak dari penerapan solusi dianjurkan
dengan tujuan untuk membangun dukungan dan komitmen
Adanya sistim monitoring yang dapat memantau penerapan solusi secara berkesinambungan.
Dampak jangka pendek, maupun jangka panjang diukur.
Penilaian terhadap keberhasilan penerapan solusi didasarkan atas terselesaikannya masalah yang
dihadapi, bukan karena adanya manfaat lain yang diperoleh dengan adanya penerapan solusi ini.
Sebuah solusi tidak dapat dianggap berhasil bila masalah yang menjadi pertimbangan yang
utama tidak terselesaikan dengan baik, walaupun mungkin muncul dampak positif lainnya.
2.4 Konsep Hidup Dan Ciri Hidup
Hidup dan ciri-ciri hidup hanya dimiliki oleh makhluk hidup (organisme). Makhluk
hidup berbeda dari benda tak hidup, karena makhluk hidup mempunyai ciri-ciri :
Memiliki bentuk, ukuran, sifat dan lingkungan hidup tertentu.
Memiliki protoplasma, dimana reaksi metabolisme sel (tubuh) berlangsung.
Melakukan aktivitas hidup dan kehidupan, seperti : Nutrisi (makan), Transfortasi,
Metabolisme, Gerak dan iritabilita Tumbuh dan berkembang, Reproduksi, Adaptasi
(morfologi, fisiologi, tingkah laku), Regulasi dan regenerasi.
Setiap makhluk dikatakan sebagai makluk hidup akan menampakkan ciri ciri makhluk hidup.
Ciri tersebut antara lain : bergerak, makan dan minum, tumbuh, peka terhadap rangasangan
(iritabilitas), bernafas, berkembang biak, mengeluarkan zat sisa dam mampu beradaptasi. Berikut
gambaran beberapa makhluk hidup yang menunjukkan cirinya. Contoh salah satu ciri makhluk
hidup adalah bernapas. Bernapas merupakan suatu aktivitas tubuh yang mutlak dilakukan oleh
setiap makhluk hidup. Bila suatu materi tidak melakukan aktivitas ini, maka dapat dikatakan
bahwa materi tersebut bukanlah merupakan makhluk hidup. Makhluk hidup tidak hanya harus
bernapas. Karena dalam melakukan kegiatan keseharian, maka makhluk hidup tersebut akan
memerlukan gerak. Sehingga bergerak juga merupakan ciri – ciri dari makhluk hidup.
Tumbuhan, hewan, manusia merupakan contoh nyata makhluk hidup yang dapat diamati, dilihat
setiap hari. Jumlah makhluk hidup di bumi ini kian waktu kian bertambah. Ini terkait dengan
kemampuan reproduksi dari makhluk hidup tersebut.
Ciri-ciri makhluk hidup adalah sebagai berikut :
a. Bernapas
Setiap saat makhluk hidup selalu bernapas. Bernapas adalah proses pengambilan oksigen dari
udara bebas serta melepaskan karbon dioksida dan uap air. Oksigen digunakan untuk
pembakaran zat makanan yang disebut proses oksidasi biologis. Proses oksidasi menghasilkan
energi yang digunakan untuk berbagai aktivitas. Sedangkan sisa oksidasi berupa karbondioksida
dan uap air dikeluarkan bersama udara yang dihembuskan ketika bernapas.
Makhluk hidup membutuhkan oksigen dalam kaitannya dengan usahanya untuk memperoleh
energi. Di dalam tubuh, zat-zat makanan yang kita makan perlu dipecah untuk menghasilkan
energi. Dalam salah satu tahapan proses pembentukan energi ini diperlukan oksigen. Oleh karena
itu, oksigen sangat diperlukan oleh makhluk hidup. Dalam proses pernapasan, selain dihasilkan
energi juga dihasilkan sisa pembakaran, yaitu karbon dioksida. Karbon dioksida harus
dikeluarkan dari dalam tubuh sebab karbon dioksida merupakan racun bagi tubuh kita. Jika
oksigen dimasukkan ke dalam tubuh pada saat kita menarik napas, sebaliknya karbon dioksida
dikeluarkan dari dalam tubuh pada saat kita mengeluarkan napas. Oleh karena itu, pernapasan
berperan penting dalam pertukaran gas-gas, yaitu mengambil oksigen yang kita butuhkan dan
sekaligus membuang karbon dioksida yang tidak kita butuhkan. Ciri lain terjadinya proses
pernapasan adalah timbulnya panas yang merupakan hasil sampingan dari proses pembentukan
energi. Oleh karena itu, untuk melihat apakah terjadi proses pernapasan atau tidak, kita dapat
melihatnya dari dihasilkan tidaknya panas dan karbon dioksida.
b. Makan
Seluruh makhluk hidup membutuhkan makanan. Makanan yang dimakan harus mengandung zat-
zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Contohnya, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan
mineral. Karbohidrat sangat diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi. Zat makanan ini
terdapat dalam umbi-umbian seperti singkong, kentang, dan ketela. Selain itu, terdapat dalam
biji-bijian, seperti jagung, beras, gandum, dan tepung terigu. Lemak berfungsi sebagai cadangan
makanan bagi tubuh. Lemak memiliki kalori paling tinggi dibandingkan zat makanan lainnya.
Zat makanan ini terdapat dalam susu dan mentega. Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan
mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Protein dibagi menjadi dua macam, yaitu protein hewani
dan protein nabati. Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, contohnya: telur,
daging, susu, dan ikan. Sedangkan, protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuhan,
contohnya: kacang-kacangan, dan buah-buahan.
Seluruh organisme yang kita kenal di sekeliling kita sebagian besar tersusun dari air dan hidup di
lingkungan yang didominasi oleh air. Sebagian besar sel dikelilingi oleh air, dan sel itu sendiri
mengandung 70% sampai 95% air. Oleh karenanya air sangat berperan penting dalam kehidupan
makhluk hidup.
c. Bergerak
Semua makhluk hidup dapat bergerak. Tetapi tidak semua benda yang bergerak pasti makhluk
hidup. Hewan bergerak secara aktif karena dapat berpindah tempat. Gerakan hewan sangat
mudah diketahui, terutama hewan yang berukuran besar. Tumbuhan bergerak secara lambat dan
pasif karena tidak berpindah tempat. Tumbuhan juga melakukan gerakan, tapi gerakan ini tidak
mudah dilihat. Contoh gerakan pada tumbuhan adalah menutupnya daun putri malu bila
disentuh. Daun-daun pohon petai cina yang menutup pada sore hari, arah tumbuhnya tanaman
selalu ke arah datangnya sinar matahari, dan bunga matahari yang selalu menghadap matahari.
Gerakan pada tumbuhan disebabkan karena ada rangsangan dari luar.
d. Tumbuh dan berkembang
Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan
pertambahan sel-sel tubuh, sehingga ukuran tubuh bertambah dan tidak bisa mengecil kembali.
Hewan dan tumbuhan juga mengalami pertumbuhan seperti manusia, yaitu ukuran tubuhnya
makin besar. Pertumbuhan ini dapat diukur. Pertumbuhan makhluk hidup mencakup dua hal.
Pertama, ukuran selnya bertambah besar. Kedua, jumlah selnya bertambah banyak. Pertumbuhan
adalah proses pertambahan jumlah dan ukuran yang bersifat irreversible atau tidak dapat
kembali ke keadaan semula. Pertumbuhan pada makhluk hidup tidak berlangsung terus menrus,
tetapi akan berhenti pada tahap tertentu. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan. Contoh pertumbuhan dan perkembangan ini dapat dilihat pada tumbuhan yaitu
mulai dari biji, biji tumbuh, kemudian berkembang menjadi tanaman kecil, tanaman kecil
menjadi tanaman yang menghasilkan cabang dan ranting dan saatnya akan berbunga dan
menghasilkan biji. Pertumbuhan pada hewan dapat dilihat pada katak yaitu dari telur menjadi
kecebong, menjadi katak berekor, menjadi katak muda dan akhirnya akan menjadi katak dewasa
yang akan menghasilkan telur dan sperma.
e. Peka terhadap rangsang (irritabilitas)
Salah satu ciri makhluk hidup adalah respons terhadap rangsangan. Kemampuan makhluk hidup
memberi tanggapan terhadap rangsangan disebut iritabilitas. Hewan memiliki sistem saraf dalam
menanggapi adanya rangsangan, sedangkan tumbuhan tidak. Rangsangan dapat disebabkan oleh
faktor luar tubuh. Contohnya, mata kita akan mengedip bila terkena cahaya yang silau. Contoh
reaksi rangsangan yang diterima hewan adalah anjing akan menegakkan telinga bila mendengar
suara yang asing dan sekelompok rusa akan berlari bila ada pemangsa yang mengintai.
Gerak pada tumbuhan terjadi karena adanya rangsangan zat kimia, gaya gravitasi bumi, cahaya,
air, dan sentuhan. Contohnya, daun putri malu akan menutup bila disentuh, akar tumbuhan
menjalar ke tempat banyak air, tumbuhnya batang tumbuhan ke arah sinar matahari, dan akar
tumbuhan yang selalu tumbuh ke arah pusat bumi.
f. Ekskresi
Tidak semua perombakan bahan makanan maupun pernapasan dapat dimanfaatkan oleh tubuh.
Bahan yang tidak dimanfaatkan menjadi bahan sisa atau yang jumlahnya berlebihan harus
dikeluarkan dari dalam tubuh untuk menjaga keseimbangan. Hewan menghasilkan bahan sisa
berupa urine, uap air, dan karbondioksida sedangkan tumbuhan mengeluarkan uap air,
karbondioksida, dan oksigen. Hewan memiliki alat ekskresi khusus dan membentuk suatu sistem
yang disebut sistem ekskresi. Tumbuhan tidak memiliki saluran pembuangan khusus seperti
hewan. Bahan sisa misalnya uap air di siang hari dikeluarkan melalui lentisel atau mulut daun
(stomata). Tetapi ketika malam hari melalui jalan yang sama, dikeluarkan karbondioksida.
g. Berkembang biak
Berkembang biak atau reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk memperoleh
keturunan. Perkembangbiakan ini berguna untuk melestarikan jenisnya. Cara perkembangbiakan
pada hewan dibagi menjadi dua macam, yaitu secara generatif (kawin) dan secara vegetatif (tak
kawin). Pada hewan tingkat tinggi umumnya berkembang biak secara kawin, sedangkan pada
hewan tingkat rendah berkembang biak dengan vegetatif (tak kawin). Berbeda dengan hewan,
tumbuhan tidak hanya berkembang biak dengan biji, tetapi juga dapat berkembang biak secara
vegetatif atau tidak kawin. Contoh perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan, di antaranya
stek, cangkok, dan tunas.

Sumber : Sandrach, Bobly. 20 September 2012. Ciri-ciri makhluk


hidup. walhijabar.http//www.blogspot.com.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Biologi sebagai ilmu dasar berupaya mengungkap fenomena alam dalam memahami dan
memanfaatkan keanekaragaman dan kemampuan hayati, serta meningkatkan produktivitasnya
dalam upaya memenuhi keperluan dasar manusia dan kesejahteraan masyarakat yang
berkelanjutan.
Kedudukan dan misi Biologi serta hubungan ilmu Biologi dengan ilmu lain yaitu sebagai cabang
IPA yang keberadaannya selalu terkait dan tidak bisa dipisahkan dengan cabang ilmu lain.
Misalnya dengan Kimia (Biokimia), dengan Fisika (Biofisika), dengan Geologi (Palaentologi),
dan bidang Biologi terapan misalnya kedokteran, pertanian, perikanan, kesehatan, farmasi, dan
bioteknologi.
Aplikasi dan penerapan metode ilmiah dalam Biologi merupakan cara untuk memecahkan
masalah-masalah dengan langkah-langkah tertentu, sistematis, logis dan empiris. Langkah
tersebut diawali dengan observasi yang diikuti dengan perumusan masalah – penyusunan
hipotesis – eksperimen – penarikan simpulan – teori – hukum ......... penerapan.
Beberapa masalah Biologi dalam kehidupan dan alternatif pemecahannya antara lain :
Pertambahan penduduk yang cepat (meningkat), dapat diatasi antara lain dengan program
Keluarga Berencana
Pemenuhan kebutuhan pangan dengan peningkatan teknologi pertanian, perluasan lahan dan
usaha pertanian, sosialisasi penganekaragaman makanan, dll.
Kerusakan Lingkungan dengan pengaturan tata guna lahan, SDA dll
Ciri-ciri makhluk hidup dan aspek kehidupannya
Memiliki bentuk, ukuran, sifat dan lingkungan hidup tertentu.
Memiliki protoplasma, dimana reaksi metabolisme sel (tubuh) berlangsung.
Melakukan aktivitas hidup dan kehidupan, seperti : Nutrisi (makan), Transfortasi,
Metabolisme, Gerak dan iritabilita Tumbuh dan berkembang, Reproduksi, Adaptasi
(morfologi, fisiologi, tingkah laku), Regulasi dan regenerasi.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Kimball, J. W. 1983. BiologI Jilid 1 Edisi Kelima. PT. Erlangga. Jakarta
Rustaman Andrian,dkk. 2004. Sains Biologi untuk SMP kelas VIII . GRAFINDO MEDIA
PRATAMA. Jakarta.
Sandrach, Bobly. 20 September 2012. Ciri-ciri makhluk hidup.
walhijabar.http://www.blogspot.com.
Yusa. 2004. Sain Biologi untuk SMP kelas III semester 1. GRAFINDO MEDIA PRATAMA.
Jakarta.
Anonim, 2012.Biologi Umum. http://www.netblog. blogspot.com.
Agromedia. 2010. Dasar-dasar Biologi Umum. Jakarta. PT. Agromedia Pustaka.
Anonim. 2021. Peta Konsep Biologi. http://file-education.blogspot.com.

Teori Asal Usul Kehidupan (Teori Abiogenesis, Biogenesis, Kosmozoan,


Penciptaan, Evolusi Biokimia, dan Evolusi Biologi Lengkap)
juni hartono Jumat, 30 September 2016 Biology

Asal-usul kehidupan menjadi pertanyaan bagi para ilmuwan dan manusia selama ini. Selama ratusan
tahun, para ilmuwan telah mengetahui bahwa makhluk hidup yang ada di bumi beraneka ragam. Dalam
keanekaragaman tersebut, para ilmuwan menemukan bahwa pada beberapa makhluk hidup ditemukan
juga beberapa kesamaan. Sejak lama, para ilmuwan berusaha menjawab sebuah pertanyaan, bagaimana
kehidupan berasal / berawal? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, banyak ilmuwan yang
mengemukakan berbagai teorinya disertai bukti-bukti yang mendukung teori tersebut. Meskipun
demikian, pertanyaan tersebut belum dapat sepenuhnya terjelaskan oleh teori-teori tersebut karena
teori-teori tersebut sulit dibuktikan.
Dari banyak teori mengenai asal-usul kehidupan, terdapat dua teori utama yang dapat diterima secara
luas, yakni teori evolusi kimia dan teori evolusi biologi. Selain kedua teori tersebut, dijelaskan pula
sejarah munculnya teori abiogenesis dan teori biogenesis yang merupakan awal pemikiran manusia
mengenai asal-usul kehidupan.

1. Teori Abiogenesis
Menurut teori abiogenesis, makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup atau dengan kata lain
makhluk hidup ada dengan sendirinya. Oleh karena makhluk itu ada dengan sendirinya maka teori ini
dikenal juga dengan teori Generatio Spontanea. Generatio spontanea berarti penciptaan yang terjadi
secara spontan. Artinya bahwa kehidupan berasal dari benda tak hidup yang terjadi secara spontan.
Aristoteles merupakan salah satu pelopor teori ini, teori ini diajukan oleh Aristoteles pada tahun 384–
322 SM. Aristoteles menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda tak hidup yang terjadi secara
spontan. Teori ini dikemukakan oleh Aristoteles berdasarkan pengamatan adanya larva lalat yang
muncul secara tiba-tiba pada daging yang busuk. Aristoteles berkesimpulan bahwa larva lalat tersebut
berasal dari daging yang busuk.
Pendukung lain teori Abiogenesis adalah Nedham, seorang ilmuwan dari Inggris. Pada tahun 1713-1781
John Needham melakukan percobaan dengan mengisi beberapa labu tertutup dengan kaldu daging,
kemudian dipanaskan tetapi tidak sampai mendidih. Selanjutnya labu tersebut ditutup dan disimpan
pada suhu kamar. Setelah beberapa hari, ternyata semua labu menjadi keruh yang menunjukkan bahwa
di dalam labu sudah berisi mikrobia. Berdasarkan hasil percobaannya, Needham
menyimpulkan bahwa mikrobia yang menyebabkan kekeruhan dalam labu berasal dari kaldu daging
yang disiapkan. Berdasarkan percoban tersebut, dapat disimpulkan bahwa kehidupan berasal dari benda
mati.
Jadi, menurut paham generation spontanea, semua kehidupan berasal dari benda tak hidup secara
spontan, seperti:
a. ikan dan katak berasal dari lumpur
b. cacing berasal dari tanah
c. belatung terbentuk dari daging yang membusuk
d. tikus berasal dari sekam dan kain kotor.

Akhir tahun 1600, banyak orang percaya mengenai teori generatio spontanea pada hewan. Bahkan
seorang doktor saat itu, Jan Baptist Van Helmont, membuat resep untuk membuat tikus, yaitu dengan
melempar biji-bijian dan kain lusuh ke sudut ruangan. (Sumber: Heath Biology, 1985)

Setelah ditemukan mikroskop, Antonie van Leeuwenhoek melihat adanya mikroorganisme


(animalculus) di dalam air rendaman jerami. Temuan ini seolah-olah menguatkan teori Abiogenesis. Para
pendukung teori Abiogenesis menyatakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari jerami yang
membusuk. Akan tetapi, Leeuwenhoek menolak pernyataan itu dengan mengemukakan bahwa
mikroorganisme itu berasal dari udara. Para penganut abiogenesis tersebut di atas dalam menarik
kesimpulan sebenarnya terdapat kelemahan, yaitu belum mampu melihat benda yang sangat kecil
(bakteri, kista, ataupun telur cacing) yang terbawa dalam materi percobaan yang digunakan. Hal ini
karena pada zaman Aristoteles belum ditemukan mikroskop. Walaupun ada kelemahan pada percobaan,
tetapi cara berpikir dalam mencari jawaban mengenai asal usul kehidupan di bumi ini sudah mengacu
pada pola metode ilmiah. Tidak semua orang puas dengan teori yang dikemukakan
oleh para penganut paham abiogenesis. Oleh karena itu, ada orang yang mulai menyelidiki asal-usul
makhluk hidup melalui berbagai percobaan. Walaupun bertahan beratus-ratus tahun, teori Abiogenesis
akhirnya goyah dengan adanya penelitian tokoh-tokoh yang tidak puas dengan paham Abiogenesis.
Tokoh-tokoh ini antara lain: Francesco Redi (Italia, 1626 - 1697), Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729 - 1799),
dan Louis Pasteur (Perancis, 1822 - 1895)

2. Teori Biogenesis
Teori Biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Tokoh pendukung
teori ini antara lain Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Francesco Redi merupakan
orang pertama yang melakukan penelitian untuk membantah teori Abiogenesis.
a. Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi melakukan penelitian menggunakan 8 tabung yang dibagi menjadi 2 bagian. Empat
tabung masing-masing diisi dengan daging ular, ikan, roti dicampur susu, dan daging. Keempat tabung
dibiarkan terbuka. Empat tabung yang lain diperlakukan sama dengan 4 tabung pertama, tetapi tabung
ditutup rapat. Setelah beberapa hari pada tabung yang terbuka terdapat larva yang akan menjadi lalat.
Berdasarkan hasil percobaannya, Redi menyimpulkan bahwa ulat bukan berasal dari daging, tetapi
berasal dari telur lalat yang terdapat dalam daging dan menetas menjadi larva. Penelitian ini ditentang
oleh penganut teori Abiogenesis karena pada tabung yang tertutup rapat, udara dan zat hidup tidak
dapat masuk sehingga tidak memungkinkan untuk adanya suatu kehidupan. Bantahan itu mendapat
tanggapan dari Redi. Redi melakukan percobaan yang sama, namun tutup diganti dengan kain kasa
sehingga udara dapat masuk dan ternyata dalam daging tidak terdapat larva.

b. Percobaan Lazzaro Spallanzani


Lazzaro Spallanzani pada tahun 1765 melakukan percobaan untuk menyanggah kesimpulan yang
dikemukakan oleh Nedham. Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan dengan memanaskan 2 tabung
kaldu sehingga semua organisme yang ada di dalam kaldu terbunuh. Setelah didinginkan kaldu tersebut
dibagi menjadi 2, satu tabung dibiarkan terbuka dan satu tabung yang lain ditutup. Ternyata pada
tabung yang terbuka terdapat organisme, sedangkan pada tabung yang tertutup tidak terdapat
organisme.
Percobaan Spallanzani ini pada prinsipnya sama dengan percobaan Redi, tetapi bahan yang digunakan
adalah air kaldu.
Labu 1 : diisi 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15º C dan dibiarkan terbuka.
Labu 2 : diisi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat dengan sumbat gabus, lalu dipanaskan dan pada
daerah pertemuan gabus dengan mulut labu dapat diolesi lilin agar lebih rapat.
Kedua labu itu ditempatkan di tempat terbuka dan didinginkan. Setelah beberapa hari kemudian, hasil
percobaan menunjukkan bahwa:
Labu 1 : terjadi perubahan, air kaldu menjadi keruh dan berbau tidak enak, serta banyak mengandung
mikroba.
Labu 2 : tidak ada perubahan sama sekali, air tetap jernih dan tanpa mikroba. Tetapi, bila dibiarkan
terbuka lebih lama terdapat banyak mikroba.
Dengan mikroskop tampak bahwa pada kaldu yang berasal dari labu 1 dan labu 2 terdapat
mikroorganisme. Spallanzani menyimpulkan bahwa timbulnya kehidupan hanya mungkin jika telah ada
kehidupan sebelumnya. Jadi, mikroorganisme tersebut telah ada dan tersebar di udara. Pendukung
abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Spallanzani, sebab udara diperlukan
untuk berlakunya generation spontanea. Sedangkan, paham biogenesis beranggapan bahwa udara itu
merupakan sumber kontaminasi.
c. Percobaan Louis Pasteur
Orang yang memperkuat teori Biogenesis dan menumbangkan teori Abiogenesis hingga tak
tersanggahkan lagi adalah Louis Pasteur (1822 - 1895) seorang ahli biokimia berkebangsaan Perancis.
Pasteur melakukan percobaan penyempurnaan dari percobaan yang dilakukan Spallanzani. Louis
Pasteur melakukan percobaan menggunakan labu leher angsa. Pertama-tama kaldu direbus hingga
mendidih, kemudian didiamkan. Setelah beberapa hari, air kaldu tetap jernih dan tidak mengandung
mikroorganisme. Adanya leher angsa memungkinkan udara dapat masuk ke dalam tabung, tetapi
mikroorganisme udara akan terhambat masuk karena adanya uap air pada pipa leher. Namun, apabila
tabung dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukaan pipa, air kaldu tersebut akan terkontaminasi
oleh mikroorganisme udara. Akibatnya setelah beberapa waktu, air kaldu akan keruh karena terdapat
mikroorganisme. Kesimpulan percobaan Pasteur adalah mikroorganisme
yang ada pada air kaldu bukan berasal dari cairan (benda tak hidup), melainkan dari mikroorganisme
yang terdapat di udara. Mikroorganisme yang ada di udara masuk ke dalam labu bersama-sama dengan
debu.
Dalam buku versi lain percobaan Louis Pasteur adalah sebagai berikut:
Percobaan Louis Pasteur hasilnya,
a. air kaldu yang terdapat di dalam labu yang tidak berbentuk leher angsa, mengandung
mikroorganisme.
b. Adapun labu yang berbentuk leher angsa dan berhubungan dengan udara luar, tidak terdapat
mikroorganisme.
Berdasarkan hasil percobaan para ilmuwan tersebut maka muncullah teori baru yaitu teori Biogenesis
yang menyatakan bahwa:
a. setiap makhluk hidup berasal dari telur = omne vivum ex ovo
b. setiap telur berasal dari makhluk hidup = omne ovum ex vivo
c. setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya = omne vivum ex vivo

Perhatikan ikhtisar percobaan yang dilakukan oleh Nedham, L. Spallanzani, dan L. Pasteur dalam Tabel
berikut.
3. Teori Cosmozoic / Kosmozoan
Teori Cosmozoic atau teori Kosmozoan menyatakan bahwa asal mula makhluk hidup bumi berasal dari
”spora kehidupan” yang berasal dari luar angkasa. Keadaan planet di luar angkasa diliputi kondisi
kekeringan, suhu yang sangat dingin serta adanya radiasi yang mematikan sehingga tidak
memungkinkan kehidupan dapat bertahan. Pada akhirnya spora kehidupan itu sampai ke bumi. Teori ini
tidak dapat diterima oleh banyak ilmuwan.

4. Teori Penciptaan (Special Creation)


Teori ini berpandangan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan seperti apa adanya. Paham ini
hanya membicarakan perkembangan materi sampai terbentuknya organisme tanpa menyinggung asal
usul materi kehidupan. Penciptaan setiap jenis makhluk hidup terjadi secara terpisah. Teori ini tidak
berdasarkan suatu eksperimen.

5. Teori Evolusi Biokimia


Teori ini mencoba menggali informasi asal usul makhluk hidup dari sisi biokimia. Menurut Oparin
dalam bukunya yang berjudul The Origin of Life (1936) menyatakan bahwa asal mula kehidupan terjadi
bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi beserta atmosfernya. Alexander Oparin adalah ahli
evolusi molekular berkebangsaan Rusia. Lebih lanjut, Oparin menjelaskan bahwa pada mulanya
atmosfer bumi purba terdiri atas metana (CH4), amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2).
Oleh karena adanya pemanasan dan energi alam, berupa sinar kosmis dan halilintar, gas-gas tersebut
mengalami perubahan menjadi molekul organik sederhana, sejenis substansi asam amino.
Selama berjuta-juta tahun, senyawa organik itu terakumulasi di cekungan perairan membentuk
primordial soup, seperti semacam campuran materi-materi di lautan panas. Tahap selanjutnya,
primordial soup ini membentuk monomer. Monomer bergabung membentuk polimer. Polimer
membentuk agregasi berupa protobion. Protobion adalah bentuk awal sel hidup yang belum mampu
bereproduksi, tetapi mampu memelihara lingkungan kimia dalam tubuhnya. Di samping itu, protobion
juga telah memperlihatkan sifat yang berhubungan dengan makhluk hidup, seperti dapat melakukan
metabolisme, kemampuan menerima rangsang, dan bereplikasi sendiri. Terbentuknya polimer dari
monomer-monomer telah dibuktikan oleh Sydney W. Fox. Dalam percobaannya, Fox memanaskan 18–
20 macam asam amino pada titik leburnya dan didapatkan protein.
Pendapat Alexander Oparin mendapat dukungan dari ahli kimia Amerika Serikat, bernama Harold
Urey. Urey menyatakan bahwa atmosfer bumi purba terdiri atas gas-gas metana (CH4), amonia (NH3),
uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Dengan adanya energi alam (berupa halilintar dan sinar kosmis),
campuran gas-gas tersebut membentuk asam amino.
Pada tahun 1953, seorang mahasiswa Harold Urey, yaitu Stanley Miller (USA) mencoba melakukan
eksperimen untuk membuktikan kebenaran teori yang dikemukakan Urey.
Percobaannya itu juga dikenal dengan eksperimen Miller-Urey.
Alat percobaan Miller-Urey Terdiri atas bagian yang berupa sebuah tabung tertutup yang dihubungkan
dengan 2 ruangan. Ruangan atas berisi beberapa gas yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi
purba. Selanjutnya pada tempat ini diberi percikan listrik yang menggambarkan halilintar. Kondensor
berfungsi untuk mendinginkan gas, menyebabkan terbentuknya tetesan-tetesan air dan berakhir pada
ruangan pemanas kedua yang menggambarkan lautan. Beberapa molekul kompleks yang terbentuk di
ruangan atmosfer, dilarutkan dalam tetesan-tetesan air ini dan dibawa ke ruangan lautan tempat
sampel yang terbentuk diambil untuk dianalisis.

a. Teori Evolusi Kimia menurut Harold Urey (1893)


Urey menyatakan zat-zat organik terbentuk dari zat-zat anorganik. Menurut Urey, zat-zat anorganik
yang ada di atmosfer berupa gas karbondioksida, metana, amonia, hidrogen, dan uap air. Semua zat ini
bereaksi membentuk zat organik karena energi petir.
Menurut Urey, proses terbentuknya makhluk hidup dapat dijelaskan dengan 4 tahap, yaitu:
Tahap 1 : Molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air tersedia sangat banyak di atmosfer bumi.
Tahap 2 : Energi yang diperoleh dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis menyebabkan zat-zat
bereaksi membentuk molekul-molekul zat yang lebih besar.
Tahap 3 : Terbentuk zat hidup yang paling sederhana yang memiliki susunan kimia, seperti susunan
kimia pada virus.
Tahap 4 : Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam waktu jutaan tahun menjadi organisme (makhluk
hidup) yang lebih kompleks.
b. Teori kimia menurut Stanley Miller
Miller adalah murid Harold Urey yang berhasil membuat model alat yang digunakan untuk
membuktikan hipotesis Urey. Miller memasukkan uap air, metana, amonia, gas hidrogen, dan
karbondioksida ke dalam tabung percobaan. Tabung tersebut kemudian dipanasi. Untuk mengganti
energi listrik halilintar ke dalam perangkat alat tersebut dilewatkan lecutan listrik bertegangan tinggi
sekitar 75.000 volt. Hal ini dimaksudkan untuk meniru kondisi permukaan bumi pada waktu terjadi
pembentukan zat organik secara spontan. Dengan adanya energi listrik, terjadilah reaksi-reaksi yang
membentuk zat baru. Zat-zat yang terbentuk didinginkan dan ditampung. Hasil reaksi kemudian
dianalisis. Ternyata, di dalamnya terbentuk zat organik sederhana, seperti asam amino, gula sederhana
seperti ribosa dan adenin. Dengan demikian, Miller dapat membuktikan bahwa zat organik dapat
terbentuk dari zat anorganik secara spontan.
Miller menggunakan campuran gas yang diasumsikan terdapat di atmosfir bumi purba, yaitu amonia,
metana, hidrogen, dan uap air dalam percobaannya. Oleh karena dalam kondisi alamiah gas-gas itu tidak
mungkin bereaksi, Miller memberi stimulus energi listrik tegangan tinggi, sebagai pengganti energi alam
(halilintar dan sinar kosmis). Miller mendidihkan campuran gas tersebut pada suhu 100 derajat C selama
seminggu. Pada akhir percobaan, Miller menganalisis senyawa-senyawa kimia yang terbentuk di dasar
gelas percobaan dan menemukan 3 jenis dari 20 jenis asam amino.
Keberhasilan percobaan Miller ini memunculkan hipotesis lanjutan tentang asal usul kehidupan. Para
evolusionis menyatakan bahwa asam-asam amino kemudian bergabung dalam urutan yang
tepat secara kebetulan untuk membentuk protein. Sebagian protein-protein yang terbentuk secara
kebetulan ini menempatkan diri mereka pada struktur seperti membran sel yang diikuti pembentukan
sel primitif. Sel-sel ini kemudian bergabung membentuk organisme hidup. Mereka menyebutnya sebagai
evolusi biologi.

6. Evolusi Biologi
Teori biologi merupakan teori evolusi kimia, yang berpendapat bahwa bumi ini pada awalnya sangat
panas sekali, kemudian suatu ketika bumi mengalami proses pendinginan. Dari proses-proses tersebut
maka dapat dihasilkan bahan-bahan kimia. Bahan-bahan yang berat akan menyusun
bumi sedangkan bahan yang ringan akan menyusun atmosfer.nnya ini asam amino tersebut belum
menunjukkan gejala hidup.
A.I Oparin
Oparin adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Rusia. Oparin juga memiliki gagasan yang sama
seperti Urey, tetapi Oparin tidak dapat membuktikan bahwa reaksi gas CH4, NH3, H2 dan H2O
membentuk asam amino. Ia berpendapat bahwa asam amino terbentuk secara alami. Menurut Oparin,
lautan bumi pada awalnya memiliki persediaan cukup bahan-bahan organik. Dalam waktu yang lama
maka bahan-bahan organik tersebut akan berikatan satu dengan lainnya membentuk selaput-selaput,
kemudian molekul organik berselaput ini akan mengikat molekul lainnya dan menyatukan diri sehingga
terbentuk gabungan molekul baru yang karakteristik. Ikatan kompleks inilah yang diperkirakan
merupakan awal dari kehidupan.

Alexander Oparin (1894-1980) adalah seorang ahli biokimia berkebangsaan Rusia. Tahun 1917 Oparin
menyelesaikan studinya di Universitas Moscow dan menjadi profesor biokimia pada tahun 1927. Oparin
merupakan salah satu ahli yang mengungkapkan asal usul kehidupan dari sudut pandang fisika dan
kimia.

Oparin dan Haldane serta teori Urey menyebutkan bahwa zat organik (asam amino) yang merupakan
bahan dasar penyusun makhluk hidup, pada mulanya terakumulasi di lautan.
Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa dalam sel-sel tubuh makhluk hidup mengandung garam (NaCl).
Hal ini mendasari kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari laut.
Evolusi biologi dimulai pada saat pembentukan sel. Asam amino yang terbentuk dari evolusi kimia akan
bergabung membentuk makromolekul. Hal ini dibuktikan pada penelitian Sidney W. Fox. Larutan yang
mengandung monomer-monomer organik diteteskan ke pasir, batu, atau tanah yang panas sehingga
mengalami polimerisasi. Hasil polimerisasi ini dinamakan proteinoid. Apabila proteinoid dicampur
dengan air dingin terbentuklah kumpulan proteinoid yang menyusun tetesan
kecil yang disebut mikrosfer. Mikrosfer memiliki beberapa sifat hidup yang mempunyai membran
selektif permeabel namun belum dapat dikatakan hidup.

Kumpulan proteinoid - Proteinoid merupakan polipeptida yang secara spontan berpolimerisasi dari
penguapan kumpulan asam amino. Proteinoid dibentuk oleh aktivitas vulkanik yang tinggi.

Oparin menggunakan istilah koaservat untuk mikrosfer. Koaservat merupakan tetesan koloid yang
terbentuk saat larutan protein, asam nukleat, dan polisakarida dikocok. Substansi dalam koaservat
dapat membentuk enzim yang berperan dalam pengambilan bahan dari lingkungan sebagai bahan
pembentuk tubuh. Adanya deretan molekul-molekul lipid dan protein yang membatasi koaservat
dengan lingkungan luar sekitarnya, telah dianggap sebagai selaput sel primitif. Selaput sel primitif ini
menyebabkan stabilitas koaservat akan tetap terjaga. Selaput sel primitif ini diperkirakan berperan
dalam pengaturan pertukaran substansi antara koaservat dan lingkungan sekitarnya. Koaservat dengan
selaput lipid protein mungkin merupakan tipe sel primitif yang disebut protosel. Protosel kemudian akan
membentuk sel awal yang merupakan permulaan dari organisme uniselular. Oleh karena keadaan
atmosfer saat itu tidak mengandung O2, organisme awal tersebut diperkirakan bersifat prokariotik,
anaerob, dan heterotrof. Bagaimana protosel dapat berkembang menjadi organisme uniselular, bahkan
menjadi makhluk hidup multiselular seperti saat ini?
Perkembangan protosel menjadi organisme uniselular maupun multiselular tidak terlepas dari sistem
genetik pada protosel itu sendiri. Sehubungan dengan hal itu, seorang ahli biokimia dari
Havard yaitu Walter Gilbert pada tahun 1986 mengajukan hipotesis dunia RNA. Menurut hipotesis itu,
miliaran tahun yang lalu sebuah molekul RNA yang dapat mereplikasi terbentuk secara kebetulan.
Melalui pengaktifan oleh lingkungan, RNA ini dapat memproduksi protein. Selanjutnya, diperlukan
molekul kedua untuk menyimpan informasi tersebut, maka dengan suatu cara tertentu
terbentuklah DNA. Perhatikan gambar sistem genetik yang pertama agar Anda lebih jelas.
Sistem genetik yang pertama
a. Gen pertama terbentuk dari polimerisasi secara spontan beberapa nukleotida.
b. RNA sederhana mengalami replikasi, tanpa keberadaan protein katalitik atau enzim.
c. RNA yang terdiri atas intron dan ekson mensintesis polipeptida (protein) dengan cara melepaskan
intron-intron.
d. Enzim reverse transkriptase merupakan enzim pertama dalam sistem ini yang memungkinkan
terbentuknya DNA.
e. Sel awal yang terdiri atas DNA, masih merupakan hubungan antara intron dan ekson.
Catatan:
1. Intron dan ekson biasanya merupakan kelipatan kode triplet.
2. Intron adalah penyusun RNA yang tidak dapat diekspresikan, sedangkan ekson merupakan penyusun
RNA yang dapat diekspresikan.

Segera setelah protosel memperoleh gen yang mampu mereplikasi menyebabkan protosel mampu
bereproduksi, dan dimulailah proses evolusi biologi. Sejarah kehidupan pun telah dimulai. Selanjutnya
organisme-organisme mengalami proses evolusi menurut jalur kehidupan yang berbeda-beda.

Teori Asal-Usul Kehidupan Lain


1. Teori Kreasi Khas
Teori Kreasi Khas menyatakan bahwa asal usul kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (gaib) pada
saat yang istimewa. Teori ini dikenal dengan nama Teori Kreasi Khas atau Teori Penciptaan Khusus.
Carolus Linnaeus adalah salah satu pengikut teori ini.
2. Teori Kataklisma
Teori kataklisma menyatakan bahwa asal semua spesies diciptakan sendiri-sendiri dan berlangsung
dalam periodeperiode, di antara periode yang satu dengan yang lain terjadi bencana yang
menghancurkan spesies lama dan memunculkan spesies baru. Pandangan ini dipelopori oleh cuvier.
Itulah tadi bahasan mengenai teori asal-usul kehidupan, semoga bermanfaat :)

erikut Ini Merupakan Contoh Keterkaitan Ilmu Biologi Dengan Ilmu – ilmu Lain

1. Keterkaitan Ilmu Biologi dengan Ilmu Arkeologi

Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tulang belulang maka biologi akan memiliki
keterkaitan dan pengaruh yang sangat kuat dengan bidang ini karena ada bidang / cabang ilmu
biologi yang mempelajari tentang struktur dan susunan tulang.
2. Keterkaitan Ilmu Biologi dengan Ilmu Geografi

Saat kita belajar biologi tentu kita akan belajar mengenai respirasi atau pernapasan , maka saat
kita belajar geografi ada keterkaitan saat mempelajari tentang tinggi rendah suatu daerah dan
akan berlanjut dengan pengaruh tinggi rendah daerah tinggal ke cara seseorang bernapas /
respirasi.

3. Keterkaitan Ilmu Biologi dengan Ilmu Sosiologi

Perkembangan ilmu biologi di bidang cloning telah memiliki keterkaitan dengan ilmu sosiologi ,
karena saat tubuh seorang menusia di klon maka akan tercipta orang yang dna dan selnya sama /
identik namun memiliki sikap yang sangat berbeda , dan kita tau sifat sifat manusia dipelajari
dalam pelajaran sosiologi.

4. Keterkaitan Ilmu Biologi dengan Ilmu Fisika

Fisika dan biologi merupakan dua dari sekian banyak ilmu pengetahuan alam yang ada.
Penyatuan dua cabang ilmu ini menghasilkan cabang ilmu biofisika, dan fisika medis. Biofisika
mempelajari tentang bagaimana mengaplikasikan hasil temuan bidang fisika terhadap dunia
biologis (ilmu penyakit dan penanggulangannya). Sebagai contoh, penggunaan radiasi gamma
dan emisi positron sebagai penghambat sel kanker dan pelacak bagian tubuh yang digerogoti
kanker. Selain itu, ilmu instrumentasi digunakan bagi membentuk gambar bagian tubuh yang
berpenyakit, baik secara 1-D, 2-D atau 3-D.

Fisika merupakan ilmu yang memahami tentang interaksi alam dan penyebab interaksi tersebut.
Biologi mempelajari tentang benda hidup serta sifat-sifat dari benda hidup. Penyatuan antara
keduanya memberikan sebuah cabang ilmu baru yang memperkaya khazanah ilmu pengetahuan
alam.

5. keterkaitan Ilmu Biologi dengan Ilmu kimia

Biologi dan kimia jelas memiliki keterkaitan yang erat. Buktinya ada ilmu yang bernama
biokimia, salah satu contoh hubungan kimia dengan biologi adalah, Biologi mempelajari tentang
fotosintesis, sedangkan fotosintesis dapat terjadi jika ada zat-zat kimia yg diperlukan. Misalnya,
klorofil, karbon dioksida, dan air. Hasil dari fotosintesis pun menghasilkan zat kimia yaitu
karbohidrat sederhana (glukosa) dan oksigen.

6. Keterkaitan Ilmu Biologi dengan Ilmu Matematika

Matematika dan biologi sama sama memakai logika dan analisa serta perhitungan matematis.

 Bidang Fisika; dalam bidang ini biologi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti
perubahan wujud zat, proses menguapnya air, dan sebagainya
 Bidang Hukum; Cabang biologi yang mempelajari genetika biasanya dapat mengungkap
kasus pembunuhan dengan sidik jari, dll
 Bidang Kimia; Cabang biologi berkaitan dengan bidang kimia misalnya terjadinya
perubahan kimia pada makanan/minuman; misalnya: Buah Apel yang dipotong, dibiarkan
selama berjam-jam maka daging buahnya akan berubah warna menjadi cokelat,
perubahan nasi menjadi basi, dan sebagainya
 Bidang Matematika; Biologi berdiri dengan bantuan cabang matematika yaitu dalam
hitung menghitung. Misalnya dalam perhitungan biologi genetika mendel, komposisi
penduduk (mortalitas dan natalitas),dalam sensus penduduk, dan sebagainya.
 Bidang Antropologi; Biologi berkaitan dengan bidang antropologi dalam menentukan
usia fosil purba, struktur lapisan tanah, dan sebagainya.
 Bidang sosiologi; Biologi dengan cabang sosiologi berkaitan dalam hal sensus penduduk,
mengetahui jumlah kelahiran dan kematian penduduk per tahun.
 Bidang Kedokteran; Biologi selalu berkaitan dengan dunia kedokteran/medis, misalnya:
dalam menentukan kanker dan terapi, penetuan jenis penyakit, serta obat-obatan alami
dan dosisnya.
 Bidang Evolusi; Biologi berperan dalam menetukan evolusi manusia, hewan, tumbuhan
di muka bumi
 Bidang Astronomi; Biologi dengan cabang ilmu astronomi berperan dalam menentukan
fungsi matahari sebagai planet, mempelajari bumi serta komponen ekologi dan kejadian
alam. Termasuk akhir-akhir ini pembahasan tentang permasalahan global/global
warming.

Anda mungkin juga menyukai