Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu target Pemerintah Indonesia yang dimuat dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang menetapkan tarcapainya akses
universal 100% air minum, 0% pemukiman kumuh dan 100% stop bebas buang air besar
sembarangan (SBS) atau juga bisa disebut Open Defecation Free (ODF). Hal tersebut
tentunya juga menunjang program Sustainable Development Goals (SDG’s) 2015 tujan 6
tentang memastikan ketersediaan dan pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan
dengan salah satu targetnya yaitu mencapai akses sanitasi dan kebersihan yang memadai dan
layak untuk semua, dan mengakhiri buang air besar sembarangan (BABS), memberikan
perhatian khusus pada kebutuhan perempuan dan anak perempuan dan orang-orang dalam
situasi rentan pada tahun 2030,.(1),(2)
STBM merupakan pendekatan dan paradigma pembangunan sanitasi di Indonesia
yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku. STBM diadopsi
dari hasil uji coba Community Led Total Sanitation (CTS) yang telah sukses dilakukan di
beberapa lokasi proyek air minum dan sanitasi di Indonesia, khususnya dalam mendorong
kesadaran masyarakat untuk mengubah perilaku buang air besar sembarangan (BABS)
menjadi buang air besar di jamban yang saniter dan layak. STBM ditetapkan sebagai
kebijakan nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
852/MENKES/SK/IX/2008 untuk Sustainable Development Goals (SDG’s) 2015 tujan 6
tentang memastikan ketersediaan dan pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan
pada tahun 2030. Pada tahun 2014, Kepmenkes tersebut diganti dengan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 3 Tahun 2014 tentang STBM. Adapun tujuan penyelenggaraan STBM adalah
untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Saat ini
Indonesia masih menghadapi tantangan untuk menuntaskan target Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang menetapkan tarcapainya akses
universal 100% air minum, 0% pemukiman kumuh dan 100% stop bebas buang air besar
sembarangan (SBS). Berdasarkan data yang dirilis oleh sekretariat STBM, hingga 2015
sebanyak 62 juta atau 53% penduduk perdesaan masih belum memiliki akses terhadap sanitasi
yang layak. 34 juta diantaranya masih melakukan praktik buang air besar sembarangan.
Diperlukan percepatan 400% untuk mencapai target Indonesia stop buang air besar

1
sembarangan (SBS) pada tahun 2019. Selanjutnya, pada tahun 2025, diharapkan seluruh
masyarakat Indonesia telah memiliki akses sanitasi dasar yang layak dan melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat dalam kesehariannya, sebagaimana amanat Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia 2005-2025.(2)(3)
Desa/Kelurahan ODF adalah desa/kelurahan yang 100% masyarakatnya telah buang
air besar di jamban sehat, ini berarti desa/kelurahan tersebut telah mencapai perubahan
perilaku terkait pilar 1 dari 5 pilar STBM. Terkait dengan target Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia 2005-2025, diharapkan seluruh masyarakat
Indonesia telah memiliki akses sanitasi dasar yang layak dan melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat dalam kesehariannya, maka perlu dilakukan strategi upaya percepatan
pencapaian target salah satunya adalah pencapaian minimal satu Desa/Kelurahan terverifikasi
ODF setiap tahunnya untuk setiap wilayah kerja Puskesmas.(3),(4)

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak buang air besar sembarangan.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait dampak buang air besar
sembarangan.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat agar buang air besar dijamban sehat.
3. Merubah perilaku masyarakat untuk tidak buang air besar sembarangan.
4. Meningkatkan akses agar masyarakat tidak buang air besar sembarangan.

1.3 Manfaat
a. Manfaat Bagi Penulis
Penulis diharapkan dapat menambah kajian ilmu Kesehatan Masyarakat
terutama bidang kesehatan lingkungan.
b. Manfaat Bagi Institusi
Diharapkan dapat memberikan wawasan dan keilmuan serta tambahan
informasi untuk dijadikan bahan referensi bagi institusi Kedokteran.
c. Manfaat Bagi Puskesmas Palimanan.
Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan dapat
menemukan pemecahan permasalahan terutama di bidang kesehatan
lingkungan.

2
d. Manfaat Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menjadi motivasi bagi Desa itu sendiri dan Desa
lainnya untuk melakukan program STBM karena mengetahui dampak dari
Program STBM tersebut sangat bermanfaat.

1.4 Profil Puskesmas dan Analisis Situasi


1.4.1 Dasar hukum , Visi dan Misi
1) Dasar Hukum
Pengertian Puskesmas:
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya.(5)
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. (5)
Dasar Hukum Puskesmas:
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

1. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara


Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)

2. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

3. Undang-Undang nomor 23 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2000 tentang Pelaporan


Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

5. Intruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah.

6. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon nomor 50 Tahun 2001 tentang


Program Pembangunan daerah (PROPEDA) tahun 2001 – 2004.

3
7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Mekes/SK/11/2004
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.

8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total


Berbasis Masyarakat.

9. Surat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Nomor 188.31/161/T


tentang laporan tahunan.

2) Visi Puskesmas
Visi UPT Puskesmas DTP Palimanan :
“Terwujudnya Puskesmas Palimanan sebagai Puskesmas yang bermutu dalam
pelayanan kesehatan kepada Masyarakat di Kabupaten Cirebon” (5)
3) Misi Puskesmas
Untuk menetapkan visi yang ditetapkan, maka UPT Puskesmas DTP Palimanan
menetapkan misi sebagai berikut : (5)
1. Pemerataan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan memberdayakan
Jaringan Puskesmas.
2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga yang bersifat preventif dalam
berpartisipasi aktif terhadap masalah kesehatan secara mandiri
3. Menggalang kemitraan dengan berbagai pihak dengan menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan untuk kepentingan pembangunan
kesehatan masyarakat
4. Menjadi pusat informasi kesehatan sebagai panutan perubahan perilaku
masyarakat untuk hidup sehat
5. Menggunakan teknologi tepat guna dan tepat sasaran
6. Meningkatkan sarana prasarana dan SDM untuk meningkatkan mutu
pelayanan
Visi, misi serta stategi Puskesmas didasarkan pada analisa lingkungan
baik internal maupun eksternal yang merupakan kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan serta amunisi yang ada di Puskesmas Palimanan.
Berdasarkan visi dan misi UPT Puskesmas DTP Palimanan yaitu
mewujudkan puskesmas sebagai unit kesehatan mandiri sehingga dapat
dicapai upaya kesehatan dasar yang efektif yaitu mampu memuaskan
masyarakat dan responsif terhadap berbagai masalah kesehatan masyarakat
dalam wilayah kerja UPT Puskesmas DTP Palimanan.
4
1.4.2 Data Geografis
1. Gambaran Umum Wilayah Kerja UPT Puskesmas DTP Palimanan
UPTD Puskesmas DTP Palimanan terletak di desa Palimanan Timur Kecamatan
Palimanan Kabupaten Cirebon merupakan puskesmas yang berada di wilayah pantura
yang sangat strategis, suhu di siang hari mencapai 34°C s/d 38°C.
Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Palimanan : wilayah 9.96 km² terdiri
7 (tujuh) desa.
Batas–batas wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Palimanan adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Arjawinangun (wilayah kerja
Puskesmas Arjawinangun)
2. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Klangenan (wilayah kerja
Puskesmas Klangenan)
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Palimanan (wilayah kerja
Puskesmas Kepuh)
4. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Gempol (wilayah
kerjaPuskesmas Gempol
Gambar 2.1
Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Palimanan

PUSTU

T. KARANG
CENGKUANG

LUNGBENDA
CIAWI

PEGAGAN
Keterangan :
PALTIM

: DESA
PKM

Sumber: PUSTU/PKM
: Kecamatan Palimanan tahun 2015

BEBERAN
: JALAN RAYA
Tabel 2.1
Situasi Geografis diwilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Palimanan Tahun 2018
: JALAN DESA

No DESA Luas (Ha) Klasifikasi Jarak Kondisi terjangkau Rata-rata


: SUNGAI terjauh dari desa waktu
5
fasilitas
Roda Roda Jalan tempuh ke
kesehatan
2 4 kaki puskesmas
Puskesmas
1 Beberan 84 Ha Swadaya 2.2 Km √ √ √ 8 mnt
2 Ciawi 128 Ha Swadaya 3 Km √ √ √ 11 mnt
3 Pal-Tim 126 Ha Swadaya 1.3 Km √ √ √ 4 mnt
4 Pegagan 221 Ha Swadaya 1.5 KM √ √ √ 5 mnt
5 Lungbenda 97 Ha Swadaya 2.5 Km √ √ √ 10 mnt
6 Tegalkarang 182 Ha Swadaya 3.8 Km √ √ √ 15 mnt
7 Cengkuang 158 Ha Swadaya 3.5 Km √ √ √ 12 mnt
996 Ha
Sumber : Kecamatan Palimanan tahun 2018

Berdasarkan tabel diatas, UPTD Puskesmas DTP Palimanan cukup strategis serta dapat
dengan cepat dan mudah dijangkau oleh penduduk di wilayah kerja puskesmas.

2.1.1. Keadaan Penduduk


Jumlah penduduk pada tahun 2018, tercatat 38.119 jiwa, terdiri dari laki-laki 19.334
jiwa dan perempuan 18.785 jiwa.
Berdasarkan data yang diperoleh jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok
umur terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

JUMLAH PENDUDUK
No Desa RT RW RUMAH KK
L P JML
1 Beberan 12 4 882 1.338 2.080 2.021 4.101
2 Ciawi 16 4 848 1.250 1.902 1.850 3.752
3 Palimanan Timur 23 8 1.510 1.666 3.291 3.200 6.491
4 Pegagan 28 7 2.278 2.722 5.267 5.116 10.383
5 Lungbenda 16 4 742 1.192 1.768 1.716 3.484
6 Tegal Karang 16 8 1.061 1.530 2.584 2.509 5.093
7 Cengkuang 24 9 932 1.345 2.442 2.373 4.815
Jumlah 135 43 8.253 11.043 19.334 18.785 38.119
Sumber : Kecamatan Palimanan tahun 2018

Berdasarkan tabel tersebut kepadatan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP
Palimanan dengan jumlah penduduk tahun 2018 terdapat 38.119 jiwa dibandingkan dengan

6
luas wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Palimanan 1.820.392 Ha (6.97 Km²), kepadatan
penduduknya adalah 478 Jiwa/Km².
Jumlah penyebaran setiap desa bervariasi. Terjadi kepadatan penduduk yang tidak
merata dari setiap luas wilayah masing-masing desa. Desa yang luas wilayahnya sempit
adalah desa Tegal karang dengan luas wilayah 183.835 Km² dengan jumlah penduduk yang
cukup banyak 5.154 jiwa, kepadatan penduduknya tinggi yaitu 357 jiwa/Km². Sehingga akan
terjadi kemungkinan masyarakat rentan dengan kondisi kesehatan lingkungan yang kurang
baik, penyakit – penyakit yang berbasis lingkungan akan lebih mudah terjadi dan rawan
masalah kesehatan.

Tabel 2.3
Data Penduduk Kelompok Rentan
Di Wilayah UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

N Jumlah
Desa Neo Bayi Balita Bumil Bulin PUS WUS USILA
o Penduduk
1 Beberan 4.101 103 99 382 107 103 3.153 3.033 460
2 Ciawi 3.752 101 98 372 106 103 3.346 2.952 492
Palimanan
3 6.491 145 143 529 155 150 3.792 4.227 560
Timur
4 Pegagan 10.383 174 172 783 201 183 4.844 6.256 715
5 Lungbenda 3.484 88 83 330 92 89 2.640 2.625 390
Tegal
6 5.093 116 115 432 119 117 3.252 3.441 478
Karang
7 Cengkuang 4.815 109 106 412 117 112 3.350 3.288 495
Jumlah 38.119 836 816 3.240 897 857 24.377 25.822 3.590
Sumber : Pendataan Estimasi Penduduk dan Sasaran Program UPTD Puskesmas DTP Palimanan tahun 2018

Dari tabel 2.3 penduduk kelompok rentan masalah kesehatan diwilayah kerja UPTD
Puskesmas DTP Palimanan mencapai 10.236 jiwa (26.9 %). Sehingga dapat diartikan bahwa
26.9 % penduduk adalah kelompok masyarakat yang memerlukan penanganan masalah
kesehatan yang serius yang dilaksanakan melalui upaya-upaya kesehatan masyarakat esensial
dan pengembangan (UKP & UKM).
Upaya Kesehatan masyarakat esensial meliputi :
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan Kesehatan ibu, anak, keluarga Berencana
4. Pelayanan gizi
5. Pelayanan pencegahan penyakit
7
Untuk itu pembinaan petugas pelayanan kesehatan, kader kesehatan dan lintas sektoral
perlu ditingkatkan serta kewaspadaan dini pada bumil dan bayi juga sangat perlu ditingkatkan
untuk mengurangi Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB )

2.1.2. Penduduk Miskin


Indikator kemiskinan ditentukan dengan nilai rupiah yang dibelanjakan untuk 2100
kalori perkapita perhari ditambah dengan pemenuhan kebutuhan pokok minimum lainnya
seperti perumahan, bahan bakar, sandang, pendidikan, kesehatan dan transportasi.

Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Miskin di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

Jumlah Jumlah Jiwa


No Desa %
Penduduk Miskin
1 Beberan 4.101 2.910 70.5 %
2 Ciawi 3.752 2.596 69.2 %
3 Palimanan Timur 6.491 3.708 57.1 %
4 Pegagan 10.383 5.014 48.3 %
5 Lungbenda 3.484 2.195 63 %
6 Tegal karang 5.093 3.668 72.0 %
7 Cengkuang 4.815 4.160 86.4 %
Jumlah 38.119 24.251 63.6 %
Sumber : Kecamatan Palimanan tahun 2018
Berdasarkan tabel diatas, jumlah penduduk miskin diwilayah UPTD Puskesmas DTP
Palimanan tercatat 24.251 jiwa (63.6 %) dari jumlah penduduk yang ada.
Jumlah penduduk miskin tertinggi berdasarkan jumlah penduduk masing -masing desa
terdapat di Desa Cengkuang (86.4%) dan Tegal karang (72%). Dilihat dari pelayanan
kesehatan jumlah kunjungan Gakin ke pelayanan kesehatan diwilayah UPTD Puskesmas DTP
Palimanan tercatat 11.769 jiwa (48.5%) penduduk miskin yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan dasar di UPTD Puskesmas DTP Palimanan.

2.1.3. Keadaan Ekonomi


Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan
masyarakat dan untuk mengukur tingkat produktifitas.

Grafik 2.1
Proporsi Penduduk di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Palimanan

8
Tahun 2018

PNS, 795, 6%

LAIN2, 3399, 27% TNI/POLRI, 169, 1%


PEG. SWASTA, 2013,
16%
PEDAGANG, 2651,
USAHA JASA, 1739, 21%
14%
PETANI, 1924, 15%

Sumber: Data Monografi Kecamatan Palimanan tahun 2018

Pada Grafik 2.1 terlihat perekonomian masih didominasi oleh Pedagang (21%), dan
karyawan Swasta/sektor buruh (16%). Dengan proporsi mata pencaharian yang demikian
menggambarkan tingkat pendapatan yang belum memadai (daya beli masyarakat masih
kurang). Hal ini akan berdampak kepada penurunan kesejahteraan masyarakat dan derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Palimanan

2.1.4. Keadaan Pendidikan


Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang bermutu, sehingga dapat meningkatkan
status sosial ekonomi masyarakat. Berdasarkan data yang tercatat diwilayah UPTD
Puskesmas DTP Palimanan bahwa anak yang dapat melanjutkan sekolah dan putus
sekolah/tidak tamat sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.5
Data Anak sekolah dan tidak sekolah
Diwilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

Umur 7 - 12 Tahun Umur 13 - 15 Tahun


Tidak Tidak
No DESA Sekolah Sekolah Jumlah
Sekolah Sekolah
L P L P L P L P
1 Beberan 172 229 4 2 134 111 21 20 778
2 Ciawi 289 287 2 2 134 130 2 4 850
Palimanan
3 322 306 15 12 134 139 20 16 964
Timur

9
4 Pegagan 416 438 2 1 188 190 5 9 1249
5 Lungbenda 187 215 3 2 114 114 4 6 645
6 Tegal Karang 277 272 4 3 154 149 5 3 867
7 Cengkuang 326 317 2 1 143 132 3 6 930
Jumlah 2074 2064 32 21 1001 965 60 64 6283
Sumber : Data Monografi Kecamatan Palimanan tahun 2018

Pada tabel diatas terlihat bahwa masih ada anak yang tidak sekolah sebanyak 177 orang
yang tidak bersekolah, Hal ini besar kemungkinan disebabkan oleh karena status ekonomi
masyarakat yang masih rendah, sehingga sangat mempengaruhi terhadap kualitas hidup dan
kesehatan masyarakat itu sendiri. Perlu adanya perhatian dan antisipasi kedepan dengan
bekerja sama dengan lintas sektoral seperti desa yang bersangkutan, Dinas Pendidikan, dll.
Agar tidak bertambah jumlah penduduk yang tidak sekolah SD dan SMP, hal ini akan
berdampak pada masalah kesejahteraan, masalah kriminal dan masalah kesehatan seperti
narkoba, miras maupun PSK ( Pekerja Seks Komersial ) yang perlu ditindak lanjuti oleh
semua pihak.
Tabel 2.6
Data Sekolah di wilayah Kerja UPT Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018
Jumlah Siswa Jumlah
Nama Jumlah Guru
No Sekolah Dokcil
Sekolah Lak-Laki Perempuan Sekolah Uks
Uks
1 TK/RA 251 301 14 14 0 14
2 SD 2.161 2.195 16 16 84 16
3 SLTP 2.395 2.349 7 7 4 7
4 SMA 2.371 2.462 6 6 2 6
  JUMLAH 7.178 7.307 43 43 90 43
Sumber : Dinas Pendidikan tahun 2018

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 43 Sekolah yang ada di wilayah kerja
UPT Puskesmas DTP Palimanan semuanya sudah mempunyai UKS Sekolah, guru UKS dan
Dokcil di setiap jenjang pendidikan (SD, SLTP, SLTA, PT)

Tabel 2.7
Data Anak Sekolah di wilayah Kerja UPT Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018
Anak Sekolah
No Kelurahan / Desa SD/MI SMP/MTs SMP/MTs SMA/MA SMA/MA
Kelas 1 Kelas 1 Kelas 2 Kelas 1 Kelas 2
10
1 Beberan 43 0 0 0 0
2 Ciawi 77 0 0 0 0
3 Palimanan Timur 235 987 917 1.130 1.110
4 Pegagan 156 773 601 641 542
5 Lungbenda 63 0 0 0 0
6 Tegal Karang 96 0 0 0 0
7 Cengkuang 79 0 0 0 0
  JUMLAH 749 1.760 1.518 1.771 1.652
Sumber : Dinas Pendidikan Palimanan tahun 2018

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran UKS jenjang SD sudah tersebar di
desa yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Palimanan, sehingga diharapkan dapat
menjadi agen perubahan pola hidup sehat dalam keluarga dan lingkungan siswa di wilayah
kerja puskesmas.

2.1.5. Keadaan Lingkungan


Lingkungan merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi derajat kesehatan.
Peningkatan derajat kesehatan 45% ditentukan oleh faktor lingkungan dan kualitas
lingkungan (*Teori Blum). Lingkungan yang sehat ditunjang oleh perilaku sehat masyarakat
akan berdampak pada masyarakat yang produktif.
Unsur-unsur lingkungan yang berhubungan erat dengan aktifitas kehidupan sehari – hari
seperti : air bersih, jamban keluarga, rumah sehat dan tempat-tempat umum sehat serta
pembuangan sampah dan limbah rumah tangga sesuai dengan ketentuan.
Keadaan akses sarana lingkungan fisik wilayah UPTD Puskesmas DTP Palimanan
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

11
Tabel 2.8
Sarana S.A.B, JAGA dan SPAL diwilayah Kerja UPT Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

Jumlah Rumah TPM TTU


No Desa Rumah Rumah TPM Yg Memenuhi TTU Yg Memenuhi
Diperiksa % Diperiksa % Diperiksa %
Yg Ada Sehat Ada Syarat Ada Syarat
1 Beberan 882 480 371 77.3 11 8 8 100 23 19 14 73.7
2 Ciawi 848 470 379 80.6 19 14 12 85.71 20 18 15 83.3
3 Paltim 1.510 872 721 82.7 44 29 25 86.21 43 34 29 85.3
4 Pegagan 2.278 901 730 81.0 38 31 28 90.32 50 37 33 89.2
5 Lungbenda 742 454 345 76 16 15 15 100 20 16 33 62.5
6 Tegal Karang 1.061 482 347 72 36 21 19 90.48 16 14 10 71.4
7 Cengkuang 932 469 345 73.6 15 10 10 100 17 13 10 76.9
  JUMLAH 8.253 4.128 3.238 78.4 179 128 117 91.4 189 151 121 80.1

Kriteria rumah sehat


SAB Jamban Keluarga Sehat SPAL
No Desa SAB Yg Memenuhi Jaga Yg Memenuhi SPAL Memenuhi
Diperiksa % Diperiksa % Diperiksa %
Ada Syarat Ada Syarat Yg Ada Syarat
1 Beberan 730 480 414 86.30 784 480 390 82.97 643 480 372 77.5
2 Ciawi 750 470 399 85 809 470 353 76.4 638 470 374 79.57
3 Paltim 1.660 872 862 98.8 1.410 872 749 82.9 1.189 872 706 80.96
4 Pegagan 1.967 901 739 82.01 1.979 901 698 79.2 1.481 901 743 82.46
5 Lungbenda 652 454 382 84.1 695 454 391 92.6 578 454 346 76.21
6 Tegal Karang 730 482 409 84.2 861 482 387 80.29 560 482 362 75.10
7 Cengkuang 863 469 392 83.5 658 469 360 82.75 490 469 338 72.06
  JUMLAH 7.352 4.128 3484 84.4 7.197 4.128 3.328 80.62 5.579 4.128 3.241 78.51
Sumber : Laporan Tahunan Upaya Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas DTP Palimanan tahun 2018
Tabel 2.9
Data Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat
di Wilayah Kerja Puskesmas DTPD Palimanan dengan 10 Indikator PHBS
Tahun 2018

INDIKATOR PHBS RUMAH TANGGA

JUMLAH RUMAH TANGGA YANG DIDATA

MENIMBANG BAYI DAN BALITA TIAP BULAN

MAKAN SAYUR DAN BUAH TIAP HARI


MEMBERANTAS JENTIK DI RUMAH

AKTIFITAS / LAH RAGA TIAP HARI

TIDAK MERKK DALAM RUMAH


JUMLAH RUMAH TANGGA

CUCI TANGAN PAKAI SABUN


MENGGUNAKAN AIR BERSIH
N0 NAMA
DESA

JAMBAN SEHAT
ASI EKSKLUSIF

TIDAK SEHAT
LINAKES

SEHAT
%

1 Beberan 1209 1209 91 70 339 1173 1162 1158 1156 1168 1162 956 956 79.07 253 20.93
2 Ciawi 1116 1116 88 60 325 1094 1091 1082 1054 1065 1062 912 912 81.72 204 18.28
3 Paltim 1766 1766 128 95 427 1661 1652 1642 1582 1566 1558 1457 1457 82.50 309 17.50
4 Pegagan 2587 2587 177 245 564 1909 1894 1883 1836 1845 1832 1869 1869 72.25 728 27.75
5 Lungbenda 1087 1087 79 76 283 982 997 1052 1064 998 1065 985 985 90.62 102 9.38
6 Tegal Karang 1553 1553 113 95 381 1345 1254 1532 1522 1254 1524 1164 1164 74.95 389 25.05
7 Cengkuang 1279 1279 98 85 345 1125 1026 1185 1234 1221 1210 1087 1087 84.99 192 15.01

JUMLAH 10597 10.597 774 726 2664 9289 9076 9534 9448 9117 9413 8430 8430 79.55 2167 20.45
Sumber : Hasil Pendataan PHBS Program Promkes UPTD Puskesmas DTP Palimanan tahun 2018
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Rumah Tangga yang tidak sehat sebanyak
20.45 % menjadi target upaya promkes dalam memenuhi pencapaian target yang ditetapkan.
Keadaan sosial ekonomi sangat mempengaruhi hasil Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).

Anda mungkin juga menyukai