Anda di halaman 1dari 24

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Program Kegiatan


Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok dan membina peran serta
masyarakat.(6)
Menurut Depkes RI (2004) puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerja. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan
pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif
(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis
kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.(7)

Fungsi Puskesmas
Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: (8)
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya.

Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya agar perorangan


terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup
sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan
program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan
dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

16
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi: Upaya kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(privat goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat
inap. Upaya kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods)
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Upaya kesehatan
masyarakat disebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana,
kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.(8)
Upaya penyelenggaraan untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui
puskesmas yakni terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari kesehatan nasional merupakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama.Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni
upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. (8)

a) Upaya kesehatan wajib


Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.(5)
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah: (5)
 Promosi Kesehatan
 Kesehatan Lingkungan
 KIA/KB
 Perbaikan Gizi
 P3M ( Imunisasi, Diare, ISPA, TB Paru, DBD, Kusta)
 Pengobatan termasuk Laboratorium
17
b) Upaya kesehatan pengembangan
Sedangkan upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar
upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yaitu : (5)
a. Upaya kesehatan sekolah
b. Upaya kesehatan olah raga
c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
d. Upaya kesehatan kerja
e. Upaya kesehatan gigi dan mulut
f. Upaya kesehatan jiwa
g. Upaya kesehatan mata
h. Upaya kesehatan usia lanjut
j. Upaya pembinaan kesehatan kerja

c) Upaya Kesehatan Inovatif (5)


 Penanggulangan IMS di wilayah kerja UPT Puskesmas DTP Paliamanan
 Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Acetat) & SADARI untuk deteksi dini
kanker rahim dan kanker payudara
 Upaya Kendali Mutu : Indek Kepuasan Masyarakat

II.2 Penilaian Cakupan Pelayanan Upaya Kesehatan Wajib dan Pengembangan


A. Program Kesehatan Wajib
Tabel 2.1
18
Hasil Cakupan Program Upaya Promosi Kesehatan Estimasi Target Kabupaten
UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

Masalah/
No Kegiatan Target Pencapaian
Kesenjangan
1 Jumlah pengunjung yang mendapat 1.861 2.025 +
KIP/K di klinik terpadu ( 5% x 37.206) (108.8 %)
2 Materi penyuluhan kelompok dan 96 96 (100 %) 0
Frekuensi penyuluhan kelompok di
dalam gedung (96 x/thn)
3 Pengkajian dan pembinaan PHBS di 1.866 1.866 0
tatanan rumah tangga dilihat dari (100 %)
presentase rumah tangga sehat
(55% rumah tangga sehat)
4 Pembinaan posyandu dilihat dari 14 14 0
presentase posyandu purnama & (100 %)
mandiri ( T = 55% )
5 Pembentukan desa siaga 7 7 0
( T = 60% desa ) (100 %)
6 Penyuluhan kelompok oleh petugas di 540 582 +
masyarakat (107.7 %)
(T . 12 kali / posyandu/tahun)
7 Kunjungan rumah 931 1.050 +
(T=50% pengunjung klinik khusus) (112.9 %)
8 Pembinaan PHBS Sekolah 43 43 0
(100 %)

Tabel 2.2
Hasil Cakupan Program Upaya Promosi Kesehatan Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas
UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 20181
19
Masalah/
No Program Target Pencapaian
Kesenjangan
1 Cakupan KIP/K 1.861 2.025 +
(T = 5 % x Seluruh Pengunjung (108.8)
Puskesmas)
T = 5% x 37.206 = 1.861
2 Cakupan Penyuluhan kelompok 96 96 +
dalam gedung (100%)
(T = 100 % x 96 Penyuluhan
kelompok dalam gedung)
T = 100 % x 96 kali = 96
3 Cakupan Institusi Kesehatan Ber- 2 2 0
PHBS (100%)
(T = 100 % x Jmlh Institusi
Kesehatan)
T = 100 % x 2 = 2
4 Cakupan Pengkajian dan Pembinaan 6.595 8430 +
PHBS Rumah tangga (127.8%)
(T = 65 % x Jumlah Rumah tangga)
T = 65 % x 10.146 = 6.595
5 Cakupan Pemberdayaan Masyarakat 540 540 0
Melalui Penyuluhan Kelompok oleh (100%)
Petugas di Masyarakat
(T = 100 % Jumlah RW/Posy x 12
kali)
T = 100 % x 540
6 Cakupan Pembinaan UKBM melalui 29 14 15
Presentasi Posyandu Purnama dan (48,3%) (51.7%)
Mandiri
(T = 65 % x Jumlah Posyandu)
T = 65 % x 45 posy = 29
7 Cakupan Pembinaan Pemberdayaan 4 7 +
Masyarakat Melalui Presentasi Desa (57.1%)
Siaga Aktif
(T = 60 % x Seluruh Desa Siaga)
T = 60 % x 7 Ds = 4
8 Cakupan Pemberdayaan Keluarga 931 1.050 0
melalui Kunjungan Rumah (112.8%)
(T = 50 % x Jml Pengunjung KIP/K
di klinik sehat)
T = 50 % x 1.862
Sumber : Laporan Tahunan Upaya Kesehatan Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas DTP Palimanan Tahun 2018
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa cakupan Program Upaya Promosi Kesehatan
berdasarkan pencapaian target Kabupaten (SPM) sudah mencapai target semua, tetapi untuk
pencapaian target Provinsi (PKP) masih ada yang belum mencapai target, yaitu Cakupan
Pembinaan UKBM melalui Presentasi Posyandu Purnama dan Mandiri baru mencapai 48.3 %
20
(14 Posyandu) yang memiliki strata Purnama dan Mandiri dari target 100 % jumlah posyandu
(45 Posyandu).
Rendahnya capaian ini menggambarkan bahwa dukungan dan komitmen Tokoh
Masyarakat dan Kader kesehatan masih rendah, sehingga diperlukan intervensi untuk
meningkatkan fungsi dan kinerja Posyandu agar dapat memenuhi kebutuhan tumbuh kembang
anak sejak dalam kandungan dan agar status gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat
dipertahankan dan atau ditingkatkan

1.1.1. Upaya Kesehatan Lingkungan


Lingkungan fisik dan biologi sehat berdampak kepada kesehatan masyarakat yaitu
penurunan angka kesakitan, penyakit infeksi, parasit dan penyakit menular.
Dalam mempertahankan keadaan lingkungan yang sehat tidak lepas dari kepedulian semua
pihak, karena lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan
UPTD Puskesmas DTP Palimanan untuk menilai kualitas unsur-unsur lingkungan tersebut berupa
kegiatan inspeksi Sarana Air Bersih ( SAB ), Jamban Keluarga (JAGA), Rumah Sehat, Tempat-
tempat Umum (TTU), Tempat Pengolahan Makanan (TPM) serta pembuangan sampah dan
limbah rumah tangga (SPAL).
Hasil kegiatan inspeksi unsur – unsur lingkungan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.3
Hasil Cakupan Program Upaya Kesehatan Lingkungan Target Estimasi Kabupaten
UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018
Masalah/
No Program Target Pencapaian
Kesenjangan

21
1 IS SAB 3.676 4.128 +
( T = 50 % x 7.352 SAB ) (112.3%)
IS SAB MS 2.940 3238 +
( T = 80 % x 3.676 IS SAB ) (110.1%)
2 IS jamban 3.598 4.128 +
( T = 50 % x 7.197 KK ) (114.7%)
IS jamban MS 2.698 3.328 +
( T = 75 % x 4.128 IS Jamban) (123.4%)
3 IS pembuangan air limbah 2.784 4.128 +
( T = 50 % x 5.568 SPAL) (148.3%)
IS pembuangan air limbah MS 2.227 3.241 +
( T = 80 % x 4.128 IS SPAL) (145.5%)
4 IS sarana pembuangan sampah & 2.854 4.128 +
limbah (144.6%)
( T = 50% x 5.708 Tmp sampah)
IS Sarana pembuangan sampah & 1.569 3.239 +
limbah MS (206.4)
( T = 55% x 4.128 IS sarana
pembuangan sampah & limbah )
5 IS Rumah 4.126 4.128 +
(T= 50% x 8.253 rumah) (100.1%)
IS Rumah MS 3.094 3.238 +
(T= 75% x 3.238 IS rumah) (104.7%)
6 IS Pembinaan TPM 90 128 +
(50% x 180 TPM) (142.2%)
IS Pembinaan TPM MS 72 83 +
(80% x 128 TPM) (115.3%)
7 IS Pembinaan TTU 95 106 +
( T = 50 % x 190 TTU) (111.6%)
IS Pembinaan TTU MS 76 89 +
( T = 80 % x 106 TTU) (117.1%)
8 IS pembinaan tempat pengelolaan 3 3 +
peptisida (100%)
( T = 3 x TP2 )
IS pembinaan tempat pengelolaan 3 3 +
peptisida MS (100%)
( T = 3 x TP2 )
9 Akses SAB
( T = 90 % x 38.577 Penduduk ) 34.719 36.436 (104.9%) +
( T = 90 % x 11.043 KK ) 9.939 10.733 (108%) +
10 Akses Jamban
( T = 90 % x 38.577 Penduduk ) 34.719 35.228 (101.5%) +
( T = 90 % x 11.043 KK ) 9.939 10.378 (104.4%) +

Sumber : Laporan Tahunan Upaya Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas DTP Palimanan tahun 2018

Tabel 2.4
22
Hasil Cakupan Program Upaya Kesehatan Lingkungan
Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas
UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018
Masalah/
No Program Target Pencapaian
Kesenjangan
1 IS Cakupan Rumah Sehat 6.190 3.238 2.952
(T = 75 % x Jumlah rumah yang ada) (52.3%) (47.7%)
T = 75% x 8.253 = 6.190
2 IS SAB 5.882 3.238 2.644
(T = 80 % x Sarana Air Bersih yang (55.1%) (44.9%)
ada)
T = 80% x 7.352 = 5.882
3 IS jamban 5.398 3.328 2.070
(T = 75 % x Jamban yang ada) (61.7%) (38.3%)
T = 75 % x 7.197 = 5.398
4 IS pembuangan air limbah 4.454 3.239 1.215
(T = 80 % x SPAL yang ada) (72.7%) (27.3%)
T = 80 % x 5.568 = 4.454
5 IS TTU 143 89 54
(T = 75 % x TTU yang ada) (62.3%) (37.7%)
T = 75 % x 190 = 143
6 IS TPM 135 83 52
(T = 75 % x TPM yang ada) (61.5%) (38.5%)
T = 75 % x 180 = 135
7 IS Industri 2 3 +
(T = 75 % x Industri yang ada) (150%)
T = 75 % x 3 = 2
8 Klinik Sanitasi 3.942 753 3.189
(T = 25 % x Penderita peny. berbasis (19.1) (80.9%)
lingk)
T = 25 % x 15.767

Dari tabel tersebut dapat terlihat hasil kegiatan yang dilaksanakan untuk memeriksa
kualitas dari unsur-unsur lingkungan yang ada diwilayah kerja UPTD Puskesmas DTP
Palimanan, menurut target Kabupaten (SPM) sudah mencapai target,tapi bila disesuaikan dengan
target Provinsi atau Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP), semua indikator Kesehatan Lingkungan
masih di bawah target kecuali Inspeksi Sanitasi Industri, Rumah sehat / memenuhi syarat baru
mencapai 52.3% (3.238) rumah dari jumlah jumlah sarana rumah yang ada sebanyak 6.190
rumah yang ada. Sedangkan untuk sarana kualitas unsur-unsur lingkungan yang sudah dilakukan
pemeriksaan semuanya belum mencapai target dan memenuhi syarat kesehatan yang berarti

23
masyarakat dengan jumlah penduduk 38.577 jiwa, dari segi kualitas belum mencukupi kebutuhan
masyarakat diwilayah kerja UPT Puskesmas DTP Palimanan.
Untuk jamban keluarga (JAGA), sarana JAGA keluarga yang memiliki akses jamban sudah
memenuhi syarat. Dilihat dari segi kuantitas sudah memenuhi kebutuhan masyarakat, tapi dari
segi kualitas masih butuh perhatian untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah
kerja UPTD Puskesmas DTP Palimanan.
Sistem pembuangan air limbah ( SPAL ) dilihat dari akses belum memenuhi standar yang
dibutuhkan oleh masyarakat.

2. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P3M)


a. P2 Diare
Tahun 2018 penemuan kasus diare di puskesmas dan kader sebesar 70.9 %. Dengan
penemuan kasus penderita Balita 416 anak (37.5%) dan Dewasa 694 orang (62.5%).

Tabel 2.5
Cakupan Program Upaya P2 Diare Estimasi Target Kabupaten
di UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

Masalah/
No Program Target Pencapaian
Kesenjangan
1 Penemuan kasus diare di
puskesmas dan kader
1. Semua umur 1.029 694 335
(S = 270/1000 x Jml Pend. x 10%) (67.4%) (32.6%)
S = (270/1000 x 38.119) x 10 % =
1.029
T = 100 % x 1.029 = 1.029
2. Balita
(S = 834/1000 x Jml Balita x10%) 555 416 139
S = (834/1000 x 6.660) x 10 % = (74.9%) (25.1%)
555
T = 100 % x 555 = 555
2 Jumlah kasus diare yang diberi 1.110 1.110 0
oralit (100%)
(S = Jml Kasus diare yang berobat)
S = 694
T = 100 % x 694 = 694

24
Jumlah Pemakaian Oralit
3  Oralit 6660 6.660 0
(T = 6 x kasus diare) (100%)
T = 6 x 1110 = 6.660
 Zink
(T = 100% x kasus diare
anak)
T = 100 % x 416 = 416 416 416 0
(100%)
Sumber : Laporan tahunan Upaya P2 Diare UPTD Puskesmas DTP Palimanan Tahun 2018

Tabel 4.12
Cakupan Program Upaya P2 Diare Indikator Penilaian Kinerja
di UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018
Masalah/
No Program Target Pencapaian
Kesenjangan
1 Penemuan kasus diare di puskesmas 1.175 1.110 65
dan kader (94.5%) (5.5%)
(S = 411/1000 x jml penduduk x
10%)
S = (411/1000 x 38.119) x 10 % =
1.566
T = 75 % x1.566 = 1.175
(T = 75 %)

Sumber : Laporan Tahunan Upaya UKS UPTD Puskesmas DTP Palimanan Tahun 2018

Berdasarkan tabel di atas hasil cakupan penemuan kasus diare baik berdasarkan
target estimasi Kabupaten atau target Provinsi masih belum mencapai target dengan
kesenjangan sebesar 5.5 % (65) orang dari target sebanyak 1.175 orang. Masalah ini dapat
diatasi dengan pembinaan petugas, refresing kader dan penyuluhan kepada masyarakat
serta rencana tindak lanjut yaitu: pembagian tugas sesuai dengan binaan wilayah kerja
masing-masing, meningkatkan penyuluhan pengetahuan penanganan diare kepada
masyarakat lewat petugas masing-masing, meningkatkan inspeksi sanitasi sesuai dengan
binaan wilayah masing-masing, pembagian target setiap bulan dalam rangka pembagian
tugas, setiap bulan evaluasi pencapaian cakupan diare, meningkatkan pencapaian program
dan cakupan pemberian oralit dan zinc sesuai standar.

B. Program Kesehatan Pengembangan

25
1. Program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
Variabel yang ditonjolkan pada program ini adalah kegiatan penjaringan dan
pemeriksaan berkala kesehatan pada anak SD, SLTP dan SLTA. Pelaksanaan penjaringan
dilaksanakan pada SD kelas I seluruh SD sudah terlaksana. Pemeriksaan Berkala
dilaksanakan pada SD kelas IV, SMP, SMA kelas 1,2,dan 3. Sedangkan pelaksanaan
penjaringan untuk SMP dan SMA seluruh sekolah sudah terlaksana. Hasil cakupan
program UKS dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.6
Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Sekolah Estimasi Target Kabupaten
UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018
Masalah/
No Program Target Pencapaian
Kesenjangan
Penjaringan kesehatan SD kls 1 733
1 733 0
( T = 100 % x 733 siswa kls 1 ) (100 %)
Penjaringan kesehatan SMP/SMA
6.750
2 kls 1 6.750 0
(100 %)
( T = 100 % x 6.750 siswa kls 1 )
Cakupan PKPR
48 -909
3 ( T = 10 % x 9.577 Jumlah Siswa 957
(5.1%) (94.9 %)
SMP/SMA )
Pembinaan kader dokcil 144 -291
4 435
(T = 10% x 4.356 siswa SD) (33.1 %) (66.9%)
SD yang melakukan yankes 16
5 12 +
( T = 80% x 16 SD ) (133.3 %)
SMP/SMA yang melakukan
13
6 yankes 10 +
(130 %)
( T = 80% x 13 SMP/SMA )
Pembinaan Sekolah Sehat 2
7 2 0
(T = Minimal 2 sekolah SD) (100 %)
Sumber : Laporan Tahunan Upaya UKS UPTD Puskesmas DTP Palimanan Tahun 2018

Tabel 2.7
Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Sekolah Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas
UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018
Masalah/
No Program Target Pencapaian
Kesenjangan
1 Cakupan Sekolah yang 16 16 0
melaksanakan Penjaringan (100 %)
Kesehatan
S = 16
26
(S = Sekolah / SD/MI sederajat)
T = 100 % x 16 = 16
(T = 100 %)
Sumber : Laporan Tahunan Upaya UKS UPTD Puskesmas DTP Palimanan Tahun 2018

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pencapaian Pembinaan PKPR masih belum
mencapai target yaitu baru mencapai 5.1 % (48 orang) siswa dari 957 siswa yang harus
mendapatkan pembinaan sebagai Kader PKRP. Sedangkan untuk cakupan Pembinaan
Kader Dokcil terdapat kesenjangan 66.9 % (291 orang) siswa yang tidak mendapatkan
pembinaan dari jumlah siswa 435 orang.

1.1.2. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)


Variabel pada program ini terbagi dalam 4 ( empat ) kriteria, yaitu :
1. Kasus rawan
2. Kasus resiko tinggi
3. Kasus keperawatan tindak lanjut
4. Pembinaan kelompok khusus ( dalam hal ini kelompok lansia yang dibina dalam
kegiatan Posbindu )

Tabel 2.8
Hasil Cakupan Program Upaya Keperkom Estmasi Target Kabupaten
UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

Masalah/
No Program Target Pencapaian
Kesenjangan

27
1 Cakupan keluarga dibina 87 102 +
(S = 2.66 % x 3.709 KK Miskin) ( 117.2 %)
S = 99 KK Miskin
(T = 88 % x 99 KK Miskin)
T = 87 KK Miskin
2 Cakupan keluarga selesai 102 102 0
dibina ( 100 %)
(S = KK Miskin yang dibina)
S = 102 KK Miskin
(T = 100 % x 102 KK Miskin)
T = 102 KK Miskin
3 Cakupan tingkat keluarga mandiri 102 102 0
IV (100 %)
(S = KK Miskin selesai dibina)
S = 102 KK Miskin
(T = 100 % x 102 KK Miskin)
T = 102 KK Miskin

Sumber : Laporan Tahunan Upaya Keperawatan Komunitas UPTD Puskesmas DTP Palimanan Tahun
2018

Tabel 2.9
Hasil Cakupan Penilaian Kinerja Puskesmas Program Keperkom
UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

Masalah/
No Program Target Pencapaian
Kesenjangan
1 Cakupan keluarga rawan 52 102 +
yang dibina ( 196.2 %)
(S = 52 Keluarga Rawan)
(T = 100 % x 52 keluarga
rawan )
T = 100% x 52 KK = 52
KK keluarga rawan
2 Cakupan keluarga selesai 52 102 +
Dibina ( 196.2 %)
(S = 52 Keluarga Rawan)
(T = 100 % x 52 keluarga
rawan )
T = 100% x 52 KK = 52
KK keluarga rawan
3 Cakupan tingkat keluarga 52 102 +
mandiri III (196.2 %)
(S = 52 Keluarga Rawan)
(T = 100 % x 52 keluarga
rawan )
T = 100% x 52 KK = 52
28
KK keluarga rawan

Sumber : Laporan Tahunan Upaya Keperawatan Komunitas UPTD Puskesmas DTP Palimanan Tahun
2018

Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Pencapaian Cakupan Upaya Perkesmas
di UPTD Puskesmas DTP Palimanan pada tahun 2018 semua indicator sudah mencapai
target.
Fokus utama kegiatan Keperkom adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dari
segi pengetahuan, ketrampilan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatannya.
Output dari kemandirian masyarakat diatas dapat dilihat pada kriteria kemandirian
masyarakat dari KM I sampai KM IV

1.1.3. Kesehatan Usila


Pada program ini yang menjadi sasaran adalah para usia lanjut. Kegiatan yang
dilakukan adalah pembinaan terhadap Usila dan pelayanan kesehatan (penimbangan, tensi,
pemeriksaan dan pengobatan). Jumlah Usila yang dibina pada tahun 2018 terdapat 1.453
orang.
Untuk lebih lanjut kegiatan yang dilakukan program Usila dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Tabel 2.10
Cakupan Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas Kegiatan Upaya Kesehatan Lansia
UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

Masalah/
No Program Target Pencapaian
Kesenjangan

29
1 Cakupan Kesehatan Usia Lanjut 1.772 1.453 -319
(S = Jumlah Sasaran Usila) (82 %) (18 %)
(T = 70 %)
T = 70 % x 2.531 = 1.772

2 Cakupan Pembinaan Kesehatan 9 9 0


Usia lanjut Pada Kelompok Usia
(100%)
lanjut
(S = Jumlah Kelompok Usila)
(T = 100 %)
T = 100 % x 9 = 9

Sumber : Laporan Tahunan Program Upaya Kesehatan Usila tahun 201

Tabel 2.11
Cakupan Kegiatan Upaya Kesehatan Usila Estimasi Target Kabupaten
UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

Masalah/
No Program Target Pencapaian
Kesenjangan
1 Puskesmas santun lansia 5 0 -5
- Adanya papan nama Pusk. (0%) (100%)
Santun lansia
- Loket khusus lansia
- Adanya RR
- Adanya alur/ protap pd pelayanan
lansia
- Sarana fisik penunjang peduli
lansia
(T = 5 kriteria )
Pelayanan senam lansia di
Posbindu
(T = 50 % x Posbindu)
T = 50 % x 9 Posbindu = 5
2 5 5 0
Posbindu/kelompok lansia yg
30
melaksanakan pelayanan kesehatan (100%)
(T = 50 % x Jumlah posbindu )
T = 50 % x 9 Posbindu = 5
3 Puskesmas membina kelompok 5 9 +
usila
(180%)
(T = 25% x kelompok usila )
T = 25 % x 9 Posb = 2
Desa mempunyai Posbindu
4 2 9 +
(T = 50% x desa)
(450%)
T = 50 % x 7 Ds = 4
Pelayanan kesehatan pada 37 %
lanjut usia
5 4 7 +
(S = 37 % Usila)
(175%)
(T = 37 % x 2.531) = 936
T = 100 % x 936 = 936
6 936 1.453 +
Pelayanan Kesehatan Penderita
Hypertensi (155.2%)
(T = 100 % x Penderita)
T = 100 % x 113 = 113
Pelayanan Kesehatan Penderita
DM
7 113 113 0
(T = 100 % x Penderita DM)
(100%)
T = 100 % x 59 = 59

8 59 59 0
(100%)

Sumber : Laporan Tahunan Program Upaya Kesehatan Usila tahun 2018

31
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pencapaian Upaya kesehatan Usila sesuai
target Penilaian Kinerja Puskesmas, terdapat kesenjangan pada indicator cakupan kesehatan usia
lanjut yaitu 18 % (319) usia lanjut yang belum mendapatkan pelayamam kesehatam usia lanjut
dari target 1.772 usia lanjut yang ada. Sedangkan pada target estimasi kabupaten terdapat
kesenjangan pada pencapaian Puskesmas santun lansia, dimana Puskesmas Palimanan belum
melaksanakan Puskesmas Santun Lansia. Hal ini terjadi karena kepatuhan petugas terhadap alur
pelayanan usila masih kurang, kerjasama antar unit pelayanan masih kurang, dan klinik khusus
pelayanan usila. Hal ini dapat diatasi dengan refresing program pada petugas, meningkatkan
kerjasama antar unit pelayanan, merencanakan pembuatan klinik khusus kesehatan usila.

1.1.4. MTBS
UPT Puskesmas Palimanan mulai melaksanakan program MTBS pada tahun 2008, setelah
adanya pelatihan MTBS. Adapun hasil kegiatannya dapat dilihat dari grafik dibawah ini.

Grafik 2.1
Hasil Cakupan MTBS di UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

32
2500
2271
2133
2000
1705
1500

1000
907

500 581
433 466

0 24 84 21

Sumber : Hasil Kegiatan Program MTBS tahun 2018

1.1.5. Upaya Pengobatan Farmasi


Kegiatan yang dilakukan pada program ini bertujuan untuk mengelola obat dan
alat kesehatan yang ada di puskesmas. Adapun kegiatannya meliputi:
1. Perencanaan
2. Pengambilan obat ke gudang farmasi
3. Penyimpanan
4. Pencatatan dan Pelaporan

33
2. Upaya Kesehatan Penunjang
Upaya kesehatan penunjang yang dilakukan UPTD Puskesmas DTP
Palimanan yaitu dengan diadakannya laboratorium sederhana. Pemeriksaan
yang dilakukan diantaranya darah rutin, urine rutin, kimia darah, widal, paps
smear. Peralatan dan reagent selain diperoleh dari dinas, UPTD Puskesmas
DTP Palimanan juga menyediakan peralatan dan reagent secara swadaya.

3. Upaya Kesehatan Inovasi


Pelayanan kesehatan Inovasi di UPT Puskesmas DTP Palimanan adalah
Upaya Kesehatan Sahabat Siswa yang telah disusun pada bulan September
dan telah disosialisasikan baik lintas program maupun lintas sector pada bulan
September 2017.
Konsep kegiatan sahabat siswa adalah meningkatkan peran serta aktif
jejaring dan masyarakat terutama siswa/siswi disekolah untuk berperan aktif
dalam upaya kesehatan dirinya dan keluarga serta diharapkan menjadi agen
perubahan dalam lingkungannya.
Kegiatan dilaksanakan secara terkordinasi dan terintegrasi antara program
terkait (Upaya esensial & Upaya pengembangan) yang dikoordinir oleh
petugas / penanggung jawab Upaya Kesehatan Sahabat Siswa. Kegiatannya
sudah berlangsung setiap bulan sejak bulan September 2016.

II.3 Kebijakan dan Strategi Kesehatan Nasional STBM


STBM merupakan pendekatan dan paradigma pembangunan sanitasi di
Indonesia yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan
perilaku. STBM diadopsi dari hasil uji coba Community Led Total Sanitation
(CTS) yang telah sukses dilakukan di beberapa lokasi proyek air minum dan
sanitasi di Indonesia, khususnya dalam mendorong kesadaran masyarakat
untuk mengubah perilaku buang air besar sembarangan (BABS) menjadi
buang air besar di jamban yang saniter dan layak. STBM ditetapkan sebagai
kebijakan nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 untuk mempercepat pencapaian
MDGs tujuan 7C, yaitu mengurangi hingga setengah penduduk yang tidak
memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi pada tahun 2015. Pada tahun

34
2014, Kepmenkes tersebut diganti dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 3
Tahun 2014 tentang STBM. Adapun tujuan penyelenggaraan STBM adalah
untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara
mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Selanjutnya, pada tahun 2025, diharapkan seluruh
masyarakat Indonesia telah memiliki akses sanitasi dasar yang layak dan
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kesehariannya,
sebagaimana amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) Indonesia 2005-2025. Pendekatan STBM terdiri dari tiga strategi
yang harus dilaksanakan secara seimbang dan komprehensif, yaitu: 1)
peningkatan kebutuhan sanitasi, 2) peningkatan penyediaan akses sanitasi, dan
3) penciptaan lingkungan yang kondusif. Penerapan STBM dilakukan dalam
naungan 5 pilar STBM, yaitu (1) Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS),
(2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), (3) Pengelolaan Air Minum dan
Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT), (4) Pengamanan Sampah Rumah
Tangga (PS-RT), dan (5) Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-
(1),(2),(3)
RT).

A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi


Undang-Undang No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 menetapkan bahwa
Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terwujud. Selanjutnya dalam
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) Tahun 2010-
2014 yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Repulik Indonesia
No. HK.03.01/160/1/2010 ditetapkan bahwa Visi Kemenkes adalah
Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Adapun Misi Kemenkes
adalah 1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani; 2) Melindungi kesehatan
masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna,
merata, bermutu dan berkeadilan; 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan

35
sumber daya kesehatan; dan 4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang
baik. (1),(4)
Untuk memperbaiki sanitasi di Indonesia, perlu dilakukan intervensi
terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Untuk itu, pemerintah merubah
pendekatan pembangunan sanitasi nasional dari pendekatan sektoral dengan
penyediaan subsidi perangkat keras yang selama ini tidak memberi daya
ungkit terjadinya perubahan perilaku higienis dan peningkatan akses sanitasi,
menjadi pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat yang menekankan pada
5 (lima) perubahan perilaku higienis.(10)
Pada tahun 2005, pemerintah melakukan uji coba implementasi
Community Led Total Sanitation (CLTS) atau Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat di 6 kabupaten. Pada tahun 2006, ujicoba ini telah berhasil
menciptakan 160 desa bebas buang air besar sembarangan (open defecation
free-ODF), sehingga pada tahun 2006, pemerintah mencanangkan gerakan
sanitasi total dan kampanye cuci tangan pakai sabun nasional. Pada tahun
2007, sebanyak 500 desa sudah ODF dan pada tahun 2008 pemerintah
menetapkan kebijakan nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
852/MENKES/SK/IX/2008. Pada tahun 2014, Kepmenkes tersebut
disesuaikan dan diganti dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun
2014 tentang STBM.(1),(2),(5)
Melalui program STBM yang disinergikan dengan upaya kolaboratif
seperti terobosan pemimpin daerah, kemitraan lintas sektor dan partisipasi aktif
masyarakat, STBM sebagai strategi nasional pembangunan sanitasi perdesaan
telah berhasil meningkatkan akses sanitasi 47% penduduk perdesaan di tahun
2015 serta menurunkan jumlah penduduk perdesaan yang melakukan praktik
buang air besar sembarangan (BABS) tiga kali lipat dari rata-rata 0,6% per
tahun (2000-2008) menjadi 1,6% per tahun sepanjang 2008-2015.(12)
Saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan untuk menuntaskan
target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-
2019 yang menetapkan tarcapainya akses universal 100% air minum, 0%
pemukiman kumuh dan 100% stop bebas buang air besar sembarangan (SBS).

36
Berdasarkan data yang dirilis oleh sekretariat STBM, hingga 2015 sebanyak 62
juta atau 53% penduduk perdesaan masih belum memiliki akses terhadap
sanitasi yang layak. 34 juta diantaranya masih melakukan praktik buang air
besar sembarangan. Untuk mencapai target Indonesia stop buang air besar
sembarangan (SBS) pada tahun 2019 perlu menggerakan para pemimpin
daerah untuk berinovasi, menelurkan kebijakan yang mendukung program
STBM, mengalokasikan anggaran untuk memprioritaskan investasi terhadap
program sanitasi serta membangun sistem dan prasarana monitoring evaluasi
untuk mempertahankan keberlanjutan layanan program STBM di daerahnya.
Melalui keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) nomor
852/Menkes/SK/IX/2008 yang kemudian diperkuat menjadi Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes) Nomor 3 tahun 2014 tersebut, STBM dikukuhkan
sebagai strategi nasional pembangunan sanitasi di Indonesia. STBM
merupakan sebuah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan sanitasi
melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Untuk dapat
mencapi tujuan tersebut, strategi penyelenggaraan STBM fokus pada
penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment), peningkatan
kebutuhan sanitasi (demand creation) serta peningkatan penyediaan akses
sanitasi (supply improvement).

B. Arah Kebijakan dan Strategi STBM


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk
merubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat
dengan metode pemicuan. Pendekatan STBM memiliki indikator outcome dan
indikator output.
Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare
dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan
perilaku.
Sedangkan indikator output STBM adalah sebagai berikut:
1. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana
sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari
buang air di sembarang tempat (SBS).

37
2. Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan
makanan yang aman di rumah tangga.
3. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu
komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar,
terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan),
sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
4. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
5. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.

Untuk mencapai kondisi sanitasi total, STBM memiliki 3 strategi, yaitu :


1. Penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment) (11)
Prinsip :
• Meningkatkan dukungan pemerintah dan pemangku kepentingan
lainnnya dalam meningkatkan perilaku higienis dan saniter.
Pokok Kegiatan :
• Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan
pemangku kepentingan lainnya secara berjenjang,
• Mengembangkan kapasitas lembaga pelaksana di daerah,
• Meningkatkan kemitraan antara pemerintah, pemerintah daerah,
organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan swasta.
2. Peningkatan kebutuhan sanitasi (demand creation) (11)
Prinsip :
• Menciptakan perilaku komunitas yang higienis dan saniter untuk
mendukung terciptanya sanitasi total.
Pokok Kegiatan :
• Meningkatkan peran seluruh pemangku kepentingan dalam
perencanaan dan pelaksanaan sosialisasi pengembangan kebutuhan
• Mengembangkan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi dari
kebiasaan buruk sanitasi (buang air besar) dan dilanjutkan dengan
pemicuan perubahan perilaku komunitas,
• Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilih teknologi,
material dan biaya sarana sanitasi yang sehat.

38
• Mengembangkan kepemimpinan di masyarakat (natural leader)
untuk memfasilitasi pemicuan perubahan perilaku masyarakat.
• Mengembangkan sistem penghargaan kepada masyarakat untuk
meningkatkan dan menjaga keberlanjutan sanitasi total.

3. Peningkatan penyediaan akses sanitasi (supply improvement) (11)


Prinsip :
• Meningkatkan kertersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Pokok Kegiatan :
• Meningkatkan kapasitas produksi swasta lokal dalam penyediaan
sarana sanitasi
• Mengembangkan kemitraan dengan kelompok masyarakat,
koperasi, lembaga keuangan dan pengusaha lokal dalam
penyediaan sarana sanitasi
• Meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian perguruan
tinggi untuk pengembangan rancangan sarana sanitasi tepat guna.

Ketiga komponen sanitasi total tersebut menjadi landasan strategi


pelaksanaan untuk pencapaian 5 (lima) pilar STBM, yaitu: (3)
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS);
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS);
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT);
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PS-RT);
5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT).

39

Anda mungkin juga menyukai