Anda di halaman 1dari 18

BAB III

Hasil dan Pembahasan

3.1 Alternatif Pemecahan Masalah


3.1.1 Perencanaan Pemecahan Maasalah yang dipilih (P1)
A. Analisis situasi masalah
a. Akses Jamban Wilayah Kerja UPT Puskesmas DTP Palimanan

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Palimanan tahun 2018

Berdasarkan data di atas Jamban di Desa Pegagan wilayah kerja Puskesmas


Palimanan menjadi salah satu yang terendah berdasarkan kriteria jamban
sehat diantara tujuh desa wilayah kerja Puskesmas Palimanan yang lain, dari
masalah tersebut dilakukan inspeksi di Desa Pegagan Kecamatan Palimanan
Kabupaten Cirebon. Dari jumlah total 1979 jamban yang ada di Desa
Pegagan, sebanyak 901 jamban yang diperiksa dan diidentifikasi sebanyak
698 jamban memenuhi kriteria jamban sehat keluarga. Dari jumlah total
2.722 kepala keluarga yang ada di Desa Pegagan (Profil Desa Pegagan
2018) didapatkan 15 kepala keluarga yang belum mampu membangun
jamban keluarga dan masih menggunakan jamban terbuka.

40
Ketidaktersediaan jamban keluarga mengakibatkan warga masih buang air
besar sembarangan.5
b. Penyakit Berbasis Lingkungan masuk dalam 10 besar Penyakit perawatan
jalan dan rawat inap di UPT Puskesmas DTP Palimanan
Kejadian penyakit terbanyak di UPT Puskesmas DTP Palimanan adalah
penyakit berbasis lingkungan seperti diare yang disebabkan karena perilaku
hidup bersih dan sehat yang kurang, karena perilaku tersebut belum
diterapkan secara penuh dimasyarakat sehingga mempengaruhi prevalensi
angka kejadian penyakit berbasis lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari
sepuluh besar penyakit dari perawatan jalan dan rawat inap di UPT
Puskesmas DTP Palimanan, sebagai berikut5 :

Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

JUMLAH PENDUDUK
No Desa RT RW RUMAH KK
L P JML
1 Beberan 12 4 882 1.338 2.080 2.021 4.101
2 Ciawi 16 4 848 1.250 1.902 1.850 3.752
3 Palimanan Timur 23 8 1.510 1.666 3.291 3.200 6.491
4 Pegagan 28 7 2.278 2.722 5.267 5.116 10.383
5 Lungbenda 16 4 742 1.192 1.768 1.716 3.484
6 Tegal Karang 16 8 1.061 1.530 2.584 2.509 5.093
7 Cengkuang 24 9 932 1.345 2.442 2.373 4.815
Jumlah 135 43 8.253 11.043 19.334 18.785 38.119
Sumber : Kecamatan Palimanan tahun 2018

Tabel 3.2

41
10 Besar Penyakit Pasien Umum UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

KODE
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH
PENYAKIT
1 Commond Cold J00 9491
2 Myalgia M791 4643
3 Gangg. Gigi dan jaringannya K08 3728
4 Dermatitis L30 3002
5 Dyspepsia K30 2237
6 Hypertensi I10 1771
Demam yg tdk diketahui
7 R50 1717
penyebabnya
8 Gejala tanda umu lainnya R68 1707
9 Gang. Gusi K05 1631
10 Gastroduodenitis K29.9 850
Sumber : Laporan SP3 UPTD Puskesmas DTP Palimanan tahun 2018

Sepuluh besar penyakit peserta umum pada pelayanan rawat Inap


dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 3.3
10 Besar Penyakit Perawatan Pasien Umum
UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

NO NAMA PENYAKIT KODE PENYAKIT JUMLAH

1 Typhoid A01 94
2 Gastro Enteritis Akut A09.1 84
3 Gastritis K29 62
4 Febris R50 54
5 Vomitus K30 51
6 Diare A09 33
7 DBD A91 18
8 Colik Abdomen K.63 17
9 Faringitis J02.9 10
10 Ulkus Peptikum K.25 10

42
Sumber : Hasil Kegiatan perawatan UPTD Puskesmas DTP Palimanan tahun 2018

Sepuluh besar penyakit peserta Jamkesmas pada pelayanan rawat Inap


dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 3.4
10 Besar Penyakit Jamkesmas Rawat Inap
UPTD Puskesmas DTP Palimanan
Tahun 2018

NO NAMA PENYAKIT KODE PENYAKIT JUMLAH

Gastro Enteritis
1 A09 117
Akut
2 Typhoid A01 79
3 Gastritis K30 66
4 Vomitus R11 51
5 DBD A91 14
6 ISPA J00 4
7 Dengue Fever R50 5
8 Colik Abdomen K29 17
9 Anemia D64.9 9
10 Faringitis J029 3
Sumber : Hasil Kegiatan Jamkesmas UPTD Puskesmas DTP Palimanan tahun 2018

Tingginya kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti diare, typhoid dan


gastroenteritis akut, di UPT Puskesmas DTP Palimanan maka didapatkan bahwa
masalah yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan menjadi pokok
permasalahan yang dianggap paling mendesak, serius, dan harus segera
ditangani.5

B. Identifikasi Masalah
Kepadatan penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas DTP Palimanan
dengan jumlah penduduk tahun 2018 sebanyak 38.119 jiwa dibandingkan
dengan luas wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Palimanan 1.820.392 Ha
(6.97 Km²), kepadatan penduduknya adalah 478 Jiwa/Km². Jumlah penyebaran
setiap desa bervariasi. Terjadi kepadatan penduduk yang tidak merata dari setiap
luas wilayah masing-masing desa. Desa yang luas wilayahnya paling luas adalah
desa Pegagan dengan luas wilayah 221 Ha dengan jumlah penduduk terbanyak

43
yaitu sebanyak 10.383 jiwa dan dengan penduduk miskin yang cukup tinggi
sebanyak 5.014 jiwa. Cakupan Inspeksi jamban sehat masih dibawah target yaitu
baru mencapai 3328 jamban (61,6 %) dari target 5398 jamban yang harus
memenuhi syarat kesehatan, di wilayah kerja Puskesmas Palimanan pada tahun
2018. Jumlah jamban di desa Pegagan sendiri sebanyak 1.979 jamban dengan
jumlah jamban keluarga dinyatakan sehat sebanyak 698 jamban dari 901 jamban
yang diperiksa. Maka cakupan jamban keluarga sehat di desa Pegagan yaitu
sebesar 79.2% yang dimana persentase jamban keluarga sehat desa Pegagan
menjadi salah satu yang terendah dari 7 desa di Kecamatan Palimanan. Hal ini
ditunjang dengan persentase Open defecation Free (ODF) Desa Pegagan pada
tahun 2018 yaitu 94,47% yang dimana ke 6 desa lainnya di Palimanan sudah
mencapai 100%. Sehingga akan terjadi kemungkinan masyarakat rentan
penyakit-penyakit berbasis lingkungan seperti diare, demam typhoid,
gastroenteriris dan penyakit-penyakit lainnya dengan kondisi kesehatan
lingkungan yang kurang baik.
Dari data yang didapat di UPT Puskesmas DTP Palimanan dapat ditentukan
beberapa permasalahan terkait dengan kesehatan lingkungan, yaitu5 :

Tabel 3.5
Daftar Permasalahan
No. Program Total Tercapai Pencapaian
Cakupan Inspeksi Sanitasi Pembinaan
1 180 128 94,8%
Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
Cakupan Inspeksi Sanitasi Pembinaan
2 190 106 74,3%
Tempat-Tempat Umum (TTU)
38.577 35.228
3 Cakupan Akses Jamban 61,7%
Penduduk Penduduk

C. Menentukan Prioritas Masalah

Dari berbagai permasalahan yang didapat maka diprioritaskan satu pokok


permasalahan yang dianggap paling mendesak, serius, dan harus segera

44
ditangani. Media yang dapat digunakan untuk menentukan prioritas
permasalahan adalah dengan menggunakan matriks USG.
Pada penggunaan matriks USG, untuk menentukan suatu masalah yang
prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan. Ketiga faktor tersebut
adalah urgency, seriuosness, dan growth.8
Urgency berkaitan dengan tingkat kegawatan, apabila masalah tidak
ditanggulangi akan menyebabkan masalah yang lebih kompleks. Semakin
mendesak suatu masalah untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgency
masalah tersebut.8
Seriuosness berkaitan dengan tingkat keseriusan, apabila masalah tidak
diselesaikan dapat berakibat serius pada masalah lain. Dampak ini terutama yang
menimbulkan kerugian bagi organisasi seperti dampaknya terhadap
produktifitas, keselamatan jiwa manusia, sumberdaya atau sumber dana.
Semakin tinggi dampak masalah tersebut terhadap organisasi maka semakin
serius masalah tersebut. 8
Growth berkaitan dengan besar atau luasnya masalah penyebab atau yang
ditimbulkan. Semakin cepat berkembangnya masalah tersebut maka semakin
tinggi tingkat pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya
makin prioritas untuk diatasi permasalahan tersebut.8
Untuk mengurangi tingakat subyektivitas dalam menentukan
masalahprioritas, maka perlu menetapkan kriteria untuk masing-masing unsur
USG tersebut. Umumnya digunakan skor dengan skala tertentu. Misalnya
penggunaan skor skala 1-5. Semakin tinggi tingkat urgency, serius, atau
pertumbuhan masalah tersebut, maka semakin tinggi skor untuk masing-masing
unsur tersebut.8

KRITERIA
NO MASALAH JUMLAH PRIORITAS
U S G
1 Cakupan Inspeksi Sanitasi
Pembinaan Tempat- 2 2 2 6 III
Tempat Umum (TTU)
2 Cakupan Akses Jamban 4 4 4 12 I
3 Cakupan Inspeksi Sanitasi
3 3 3 9 II

45
Pembinaan Tempat
Pengolahan Makanan
(TPM)

D. Analisis Penyebab Masalah


Terdapat satu desa yang belum ODF diwilayah kerja UPT Puskesmas
DTP Palimanan Kabupaten Cirebon yaitu desa Desa Pegagan.5
Berdasarkan data tersebut merupakan suatu hal yang berkontribusi baik
langsung maupun tidak langsung terhadap tingginya penyakit berbasis
lingkungan sehingga masuk dalam 10 besar penyakit di perawatan umum
maupun pasien jamkesmas rawat jalan dan rawat inap di UPT Puskesmas DTP
Palimanan. Selain itu beberapa aspek seperti, kurangnya petugas kesehatan
lingkungan, kruangnya kepatuhan petugas kesling dan petugas lain yang
berkaitan dalam intervensi warga masih kurang, kurangnya pengetahuan kader
& warga tentang dampak yang ditimbulkan dari BABS, kurangnya kesadaran
warga untuk tidak BABS, kurangnya kerjasama lintas sektor dan peran serta
masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pemicuan terhadap warga
untuk tidak BABS, serta kerja sama lintas sektor untuk memperlancar jalanya
proses kegiatan, pembinaan terhadap kader-kader desa untuk pemantauan, serta
pemecahan masalah agar warga tidak BABS.

46
Manusia Metode

Kerjasama LS & LP (-)


Kinerja petugas (-) Kesadaran masyarakat ( - )

SDM petugas (-) Pendekatan LS & LP (-)


Pengetahuan masyarakat (-)
Petugas kurang

Belum tercapainya IS
Jamban sehat (61,6%)
di PKM Palimanan
pada tahun 2018,
khususnya desa
Pegagan sebagai satu-
satunya desa yang
Format IS
belum Open Defecation
Free

Tersedianya tempat
pembuangan air besar yang
terbuka

Sarana Dana Lingkungan

57
3.1.2 Penggerakkan dan Pelaksanaan Program Pemecahan Masalah (P2)
Kebutuhan sarana Sumber
Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Target pembiaya
Dana Alat Tenaga Keberhasilan
an
1 Sosialisasi dan Sosialisasi dan Danramil Camat - - Kepala Puskesmas keberhasilan: -
Komitmen komitmen Palimanan, Palimanan, Palimanan, Petugas Terjalinnya komitmen
Bersama Lintas bersama program Kepala Desa, Danramil Kesling, Bidan Desa, bersama dan dukungan
Sektoral Desa ODF terhadap Perangkat Palimanan, Coass FK Unswagati terhadap program odf
Pegagan, Lintas Sektoral Desa, Tokoh Kepala Desa,
Kecamatan (Kecamatan Masyarakat, Perangkat
Palimanan, Palimanan, Karang Desa, Tokoh
Kabupaten Koramil Taruna, dan Masyarakat,
Cirebon Palimanan, Warga desa Karang Taruna,
Kepala Desa, Pegagan dan Warga
Perangkat Desa, desa Pegagan
Tokoh
Masyarakat,
Karang Taruna,
dan Warga desa
Pegagan

2 Survey Mengidentifikasi Warga desa Warga Desa Rp. Kuesioner Coass FK Unswagati, Masyarakat memahami Mandiri
Kesehatan masalah Pegagan Pegagan yang 100.000 Petugas Kesling, permasalahan BABS
Masyarakat kesehatan di desa berperilaku Bidan desa, Perangkat serta cara
menanggulangi masalah
Pegagan BABS Desa
tersebut di desa

58
3 Perencanaan Perencanaan Kepala Desa Kepala Desa Rp. Infokus, Petugas Kesling, Penyusunan strategi Mandiri
Program ODF program ODF Pegagan dan Pegagan dan 200.000 laptop Bidan Desa, Coass FK sebagai penunjang
jajaran, jajaran, kader, Unswagati program ODF
kader, Tokoh
Tokoh Masyarakat,
Masyarakat, Karang Taruna
Karang Desa Pegagan
Taruna Desa
Pegagan

4 Sosialisasi Meningkatkan Warga Desa Warga Desa Rp.50.000 kuesioner, Petugas Kesling, Masyarakat memahami Mandiri
Pemicuan ODF kesadaran dan Pegagan Pegagan Air Bidan Desa, Coass FK dan mampu merubah
perilaku (khususnya mineral, Unswagati perilaku BAB
gambar sembarangan
masyarakat untuk warga yang
tempel, dan
tidak buang air belum odf) gabah
besar sebagai
sembarangan. media
peraga

5 Diskusi, Membuat Warga Desa Warga Desa Rp.200.0 Snack, Coass FK Unswagati, Warga desa tidak BAB Mandiri
kesepakatan kesepakatan Pegagan Pegagan yang 00 kuisioner Programmer PTM, sembarangan dan
dan dalam yang belum belum ODF Bidan desa, Kader sepakat mengadakan
kegiatan arisan jamban
Perencanaan mewujudkan ODF
sebagai pemecahan

59
Arisan Jamban perubahan masalah untuk
perilaku BAB mempermudah akses
sembarangan warga untuk tidak
BABS
serta pemecahan
masalah.

6 Deklarasi Desa Mendeklarasikan Warga Desa Camat Rp.200.00 Snack, Perwakilan Dinas Masyarakat mampu Mandiri
ODF Pegagan Desa Pegagan Pegagan Palimanan, 0 infocus, Kesehatan Kab. menyadari dan merubah
Sebagai Desa Danramil laptop Cirebon, Kepala perilaku BAB
ODF sembarangan.
Palimanan, Puskesmas Palimanan,
Kapolsek Petugas Kesling,
Palimanan, Bidan Desa, Coass FK
Kepala Desa, Unswagati
Perangkat
Desa, Tokoh
Masyarakat,
Karang Taruna,
dan Warga
desa Pegagan

60
61
Kegiatan yang kami lakukan dalam mempersiapkan pencapaian desa
Pegagan Bebas Buang Air Besar sembarangan adalah kami mengadakan
kegiatan pendataan, survey dan identifikasi masalah kesehatan masyarakat
dengan pembagian kuisioner terhadap warga yang masih BABS didesa
tersebut dengan cara mengumpulkan warga-warga yang memiliki jamban
terbuka dan turut menggunakannya. Kegiatan tersebut yang dibantu dengan
oleh kader, setelah terdata kita melakukan suatu upaya intervensi dengan
cara pemicuan mengenai bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari
perilaku BABS serta ajakan untuk stop BABS yang diberikan khususnya
kepada warga yang terdata belum BABS, warga pada saat posyandu, dan
siswa-siswi sekolah. Media yang kami gunakan media infokus, power point
serta gabah dan aqua gelas sebagai alat peraga.
Sebelum dan sesudah pemicuan kami mengukur pengetahuan
mengenai materi tersebut terhadap warga yang hadir dengan media
kuesioner untuk melihat sejauh mana materi yang kami sampaikan terserap
oleh warga. Selain itu, kami mengadakan penyusunan strategi sebagai
penunjang program ODF yang melibatkan Kepala Desa Pegagan beserta
jajaranya, kader, dibantu oleh bidan desa dan petugas kesling hingga
tercapai suatu kesepakatan untuk tidak BABS dengan cara BAB di jamban
rumah saudara, BAB di jamban mushola atau masjid, dan jamban tetangga
terdekat yang sudah memiliki jamban, selain itu kami mengadakan
perencanaan untuk mempermudah akses warga dalam Buang Air Besar
diwaktu mendatang berupa arisan jamban. Arisan jamban telah disepakati
oleh warga yang belum memiliki jamban dengan dana lima ribu rupiah
setiap harinya. Kami melakukan komitmen bersama yang dihadiri oleh
Kepala Desa Pegagan beserta jajarannya, kader, bidan desa, petugas kesling,
aparat kepolisian dan TNI serta warga yang belum memiliki jamban di Balai
Desa Pegagan untuk menghentikan perilaku Open Defecation (Buang air
besar sembarangan). Program arisan jamban juga turut diikuti oleh warga
yang dirasa mampu dan bersedia membantu meningkatnya sanitasi
lingkungan dengan turut membayar arisan jamban untuk warga tidak
mampu yang belum memiliki jamban sebanyak lima ribu rupiah perhari.

62
Kami juga membuatkan percontohan jamban sehat keluarga sebanyak 2
jamban sehat di rumah warga tidak mampu yang belum memiliki jamban
dan masih memiliki jamban terbuka, yang didanai oleh arisan jamban yang
sudah berlangsung 1 bulan dan bantuan dana dari instansi swasta setempat.
Setelah semua perencanaan kegiatan kami tercapai, kami melakukan
Deklarasi Desa ODF (Open Defecation Free) yang dihadiri oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Kepala UPT Puskesmas DTP
Palimanan, Camat Palimanan, Kapolsek Palimanan, Danramil Palimanan,
Petugas Kesling UPT Puskesmas DTP Palimanan, Bidan Desa, Kepala
Desa, Perangkat Desa, Tokoh Masyarakat, Karang Taruna, dan Warga desa
Pegagan. Pada kegiatan ini dilakukan pembacaan deklarasi oleh Kepala
Desa diikuti oleh warga untuk tidak buang air besar sembarangan dan
dilakukan penandatanganan pernyataan oleh pihak-pihak yang terkait

63
3.1.3 Pengawasan, Pengendalian dan Evaluasi Program (P3)
Setelah intervensi pemicuan, tingkat pengetahuan terhadap dampak
BAB sembarangan didapatkan perubahan pengetahuan: kurang ke baik 3
orang (6%), kurang ke cukup 3 orang (6%), cukup ke cukup 10 orang
(20%), cukup ke baik 19 orang (38%), baik ke baik 14 orang (28%), baik ke
cukup 1 orang (2%).
Dari data tersebut pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat
disimpulkan bahwa intervensi dengan cara pemicuan pada warga desa
Pegagan yang masih BAB sembarangan dapat meningkatkan pengetahuan
secara signifikan. Dengan bertambahnya pengetahuan tersebut diharapkan
warga desa Pegagan yang masih BAB sembarangan dapat berkontribusi
aktif terhadap perubahan perilaku dan kesadaran akan dampak BAB
sembarangan, sehingga dapat mewujudkan pilar 1 STBM : Stop Buang Air
Besar Sembarangan dengan meningkatnya akses jamban menjadi 100 % di
desa Pegagan sehingga desa Pegagan dapat dideklarasikan menjadi desa
ODF (Open Defecation Free).
Tingkat keberhasilan program dalam upaya menurunkan angka BAB
sembarangan ini belum sepenuhnya dapat tergambarkan karena perlu waktu
dan pemantauan. Melalui pembuatan surat pernyataan yang dibuat
ditandatangani langsung oleh warga yang belum memiliki jamban dan
masih buang air besar sembarangan yang disaksikan langsung serta
ditandatangani oleh Kepala Desa, komitmen bersama untuk stop buang air
besar sembarangan sekiranya dipenuhi dan diterapkan.
Dari hasil pengadaan arisan jamban untuk pembangunan jamban yang
melibatkan aparat desa, warga yang belum memiliki jamban, warga mampu
di Desa Pegagan dan instansi swasta terdekat, akses jamban di Desa
Pegagan meningkat hingga 100% dan kepemilikan jamban meningkat
karena dibangunnya jamban melalui dana arisan jamban. Keberlangsungan
arisan jamban kedepannya sudah disepakati oleh warga melalui surat
pernyataan. Kader dan Petugas Kesehatan lingkungan di Palimanan
diharapkan untuk mengontrol keberlangsungan arisan jamban tersebut
kedepannya sehingga akses kepemilikan jamban nantinya dapat meningkat

64
hingga 100% di Desa Pegagan. Program ini juga perlu pemantauan lebih
dari berbagai pihak diantaranya warga sekitar dan aparat Desa. Namun
kurangnya sumber daya manusia menjadi masalah utama dalam
keberhasilan program ini kedepannya.
Keberhasilan 100 % akses jamban dan meningkatnya kepemilikan
jamban melalui arisan jamban belum dapat diimbangi dengan ketersediaan
jamban sehat, karena jamban yang digunakan belum memenuhi syarat
jamban sehat. Oleh sebab itu target program selanjutnya adalah mendorong
warga untuk membenahi jamban keluarga agar memenuhi kriteria jamban
sehat. Sehingga warga dapat terhindari dari penyakit-penyakit berbasis
lingkungan akibat buruknya sanitasi

65
66
67

Anda mungkin juga menyukai