DISUSUN OLEH :
P1337424416039
TAHUN 2016/2017
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB I
TINJAUAN TEORI
2. Penyebab Umum
Apendisitis merupakan infeksi bakteri berbagai hal berperan sebagai faktor
pencetusnya timbul tanpa sebab yang jelas atau timbul setelah obstruksi apendiks
oleh tinja atau akibat terpelintirnya apendiks atau pembuluh darah.
Penyebab lain yaitu erosi mukosa apendisitis karena entamuba histolytica
peran kebiasaan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap
timbulnya apendisitis. Konstipasi akan menaikan tekanan yang berakibat
timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman
flora kolon biasa dan semua ini akan mempermudah timbulnya penyakit apendiks
akut.
3. Tanda dan Gejala
Gejala yang terlihat pada penderita apendisitis diantaranya adalah:
1. Nyeri pada sisi kanan bagian bawah perut terasa sakit. Nyeri terus menerus
seharian. Jalan nyeri kadang jalan sambil membungkuk.Rasa sakit pada
apendisitis bisa datang dengan kram, dan akan menjadi lebih berat seiring
bertambahnya waktu.
2. Nyeri mulai di epigastrium atau region umbilicus disertai mual dan
anorexia.
3. Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5 – 38,5o C. Bila suhu
lebih tinggi, mungkin sudah terjadi perforasi.. Nyeri berpindah ke kanan
bawah dan menunjukkan tanda rangsangan peritoneum lokal di titik Mc
Burney
4. Nyeri tekan nyeri lepas defans muskuler. Nyeri rangsangan peritoneum tak
langsung nyeri kanan bawah pada tekanan kiri (Rovsing’s Sign) nyeri
kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan (Blumberg’s Sign)
nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam berjalan
batauk atau mengedan.
5. Mual dan muntah
6. Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, diare, sembelit,
7. Ketidakmampuan untuk buang angin,
8. Pembengkakan perut,demam yang disertai wajah memerah, dan merasa
nyaman dan lebih baik setelah buang tinja.
9. Radang usus buntu terkadang tidak mempengaruhi kebiasaaan buang air
besar, akan tetapi lebih mempengaruhi kebiasaan buang air kecil.
Gejala apendisitis pada anak tidak spesifik. Gejala awalnya sering hanya rewel
dan tidak mau makan. Anak biasanya tidak bisa melukiskan rasa nyerinya. Dalam
beberapa jam kemudian akan timbul muntah-muntah dan anak menjadi lemah dan
letargi. Karena gejala yang tidak khas tadi, sering apendisitis diketahui setelah
perforasi. Pada bayi, 80-90% apendisitis baru diketahui setelah terjadi perforasi.
Pada beberapa keadaan, apendisitis agak sulit didiagnosis sehingga tidak
ditangani pada waktunya dan terjadi komplikasi. Misalnya, pada orang berusia
lanjut yang gejalanya sering samar-samar saja sehingga lebih dari separuh
penderita baru dapat didiagnosis setelah perforasi.
Pada kehamilan, keluhan utama apendisitis adalah nyeri perut, mual dan
muntah. Yang perlu diperhatikan adalah, pada kehamilan trimester pertama sering
juga terjadi mual dan muntah. Pada kehamilan lanjut, sekum dan apendiks
terdorong ke kraniolateral sehingga keluhan tidak dirasakan diperu kanan bawah
tetapi lebih ke regio lumbal kanan.
4. Mekanisme Penyakit
Mula-mula disebabkan oleh sumbatan lumen, obstruksi lumen biasanya
disebabkan oleh penyempitan lumen akibat hiperplasia jaringan lymphoid
submukosa. Feces yang terperangkap dalam lumen apendiks mengalami
penyebaran air dan terbentuklah fekalit yang akhirnya sebagai kausa sumbatan.
Sumbatan lumen apendiks ini menyebabkan keluhan sakit disekitar imbilikus,
epigastrium nausea dan muntah.
Sekresi mukus yang terus menerus menyebabkan apendiks teregang
intralumen melebihi tekanan vena (> 85 cm H2O) apendiks menjadi hipoksia dan
dinding apendiks menjadi mudah diserang oleh invasi kuman dan multipikasi
bakteri dan kuman kelapisan mukosa, sub mukosa, lapisan muskularis dan
akhirnya ke peritonuim parietalis sehingga terjadilah peritonotis lokal ke bawah.
5. Diagnosis Penyakit
Diagnosis apendistis dapat ditegakkan melalui tiga hal yaitu anamnesis,
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang jika diperlukan. Penegakka
diagnosis yang tepat pada apendisitis dapat mengurangi komplikasi yang terjadi
serta mengurangi tingkat morbiditas dan mortalitas
B. Tinjauan Teori Prioritas Kebutuhan Klien
1. Pengertian Nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang
dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of Plain 2009 (IASP), nyeri
adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat
terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan.
Nyeri bisa diartikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari adanya kerusakan jaringan maupun kemungkinan
potensial yang menyebabkan kerusakan jaringan. Rasa nyeri ini bersifat subjektif
dan hanya bisa dirasakan oleh orang yang mengalaminya. (Mansjoer,2007).
2. Klaisifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yakni nyeri akut dan nyeri kronis.
1. Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang yang tidak memiliki atau melebihi 6 bulan dan ditandai
adanya peningkatan tegangan otot.
3. Mekanisme Nyeri
4. Skala Nyeri
Analgesik Narkotik
Opiat merupakan obat yang paling umum digunakan untuk
mengatasi nyeri pada klien, untuk nyeri sedang hingga nyeri yang
sangat berat. Pengaruhnya sangat bervariasi tergantung fisiologi klien
itu sendiri. Klien yang sangat muda dan sangat tua adalah yang sensitive
terhadap pemberian analgesic ini dan hanya memerlukan dosisi yang
sangat rendah untuk meringankan nyeri. Narkotik dapat menurunkan
tekanan darah dan menimbilkan depresi pada fungsi – fungsi vital
lainya, termasuk depresi respiratori, bradikardi dan mengantuk.
Sebagian dari reaksi ini menguntungkan contoh : hemoragi, sedikit
penurunan tekanan darah sangan dibutuhkan. Namun pada pasien
hipotensi akan menimbulkan syok akibat dosis yang berlebihan.
Analgesik Lokal
Analgesik bekerja dengan memblokade konduksi saraf saat
diberikan langsung ke serabut saraf.
Stimulasi kulit
Massase kulit memberikan efek penurunan kecemasan dan
ketegangan otot. Rangsangan masase otot ini dipercaya akan
merangsang serabut berdiameter besar, sehingga mampu mampu
memblok atau menurunkan impuls nyeri.
Akupuntur
Akupuntur merupakan pengobatan yang sudah sejak lama
digunakan untuk mengobati nyeri. Jarum – jarum kecil yang
dimasukkan pada kulit, bertujuan menyentuh titik-titik tertentu,
tergantung pada lokasi nyeri, yang dapat memblok transmisi nyeri
ke otak.
Plasebo
Plasebo dalam bahasa latin berarti saya ingin menyenangkan
merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk yang
dikenal oleh klien sebagai “obat” seperti kaplet, kapsul, cairan
injeksi dan sebagainya.
Relaksasi
Relaksasi otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merelaksasikan keteganggan otot yang mendukung rasa nyeri.
Teknik relaksasi mungkin perlu diajarkan bebrapa kali agar
mencapai hasil optimal. Dengan relaksasi pasien dapat mengubah
persepsi terhadap nyeri.
Hipnotis
Membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti
positif.
Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan
sampai sedang. Distraksi visual (melihat TV atau pertandingan
bola), distraksi audio (mendengar musik), distraksi sentuhan
(massase, memegang mainan), distraksi intelektual (merangkai
puzzle, main catur)
(Tamsuri,2007)
Daftar Pustaka
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.
Carpetino, Lynda Juali. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. EGC.
Jakarta.
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.
Mansoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I. EGC. Jakarta.
Nursalam. 2002. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek Salemba
Medical. Jakarta.
Potter, Perry. 1999. Buku Saku Keterampilan Dan Prosedur Dasar. EGC. Jakarta.
Robins and Kumar. 1995. Ilmu Bedah Edisi VII. EGC. Jakarta.