Anda di halaman 1dari 1

Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) telah menjadi salah satu alat yang

berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai
aplikasi alat Bantu pembuatan keputusan dalam pengenalan program-program baru di lembaga
pendidikan kejuruan. Proses penggunaan manajemen analisa SWOT menghendaki adanya suatu survei
internal tentang strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) program, serta survei eksternal
atas opportunities (ancaman) dan threats (peluang/kesempatan). Pengujian eksternal dan internal
yang terstruktur adalah sesuatu yang unik dalam dunia perencanaan dan pengembangan kurikulum
lembaga pendidikan.

Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada sebuah lembaga pendidikan.
Selama dekade terakhir abad ke duapuluh, lembaga-lembaga ekonomi, masyarakat, struktur politik,
dan bahkan gaya hidup perorangan dihadapkan pada perubahan-perubahan baru. Perubahan dari
masyarakat industri ke masyarakat informasi dan dari ekonomi yang berorientasi manufaktur ke arah
orientasi jasa, telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap permintaan atas program baru
pendidikan kejuruan yang ditawarkan (Martin, 1989). Program kejuruan pada sekolah-sekolah
menengah umumnya mencakup bidang pelayanan (area service) dalam spektrum yang luas, akan
tetapi program-program sekolah kejuruan sekarang harus dapat menyediakan program yang lebih
baik daripada sekolah kejuruan maupun sekolah-sekolah khusus (Weber, 1989). Program-program
yang ada, dan yang direncanakan untuk masa depan tanpa memandang jenis sekolah, harus
didasarkan pada pertimbangan yang seksama secara cermat tentang kecenderungan (trend) dalam
masyarakat di masa yang akan datang.

Para administrator atau pengelola sekolah kejuruan harus berperan sebagai penggagas atau inovator
dalam merancang masa depan lembaga yang mereka kelola. Strategi-strategi baru yang inovatif harus
dikembangkan untuk memastikan bahwa lembaga pendidikan akan melaksanakan tanggung jawab
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mendatang khusunya pada abad 21 dan setelahnya. Untuk
melakukan hal ini, antara lain dibutuhkan sebuah pengujian mengenai bukan saja lingkungan
lembaga pendidikan itu sendiri tetapi juga lingkungan eksternalnya (Brodhead, 1991). Analisis
kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang, dan ancaman atau SWOT (juga dikenal sebagai analisis
TOWS dalam beberapa buku manajemen), menyediakan sebuah kerangka pemikiran untuk para
administrator pendidikan dalam memfokuskan secara lebih baik pada layanan kebutuhan dalam
masyarakat.

Meskipun sebenarnya analisi ini banyak ditujukan untuk penerapan dalam bisnis, ide penggunaan
perangkat ini dalam bidang pendidikan bukanlah hal yang sama sekali baru. Sebagai contoh, Gorski
(1991) menyarankan pendekatan ini untuk meningkatkan minat dalam masyarakat untuk memasuki
sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan khususnya sekolah kejuruan. Perangkat manajemen yang
sedianya ditujukan untuk bidang industri seringkali bisa diolah untuk diterapkan di bidang pendidikan,
karena adanya kemiripan yang fundamental dalam tugas-tugas administratif. Langkah pertama dalam
analisis SWOT adalah membuat sebuah lembaran kerja dengan jalan menarik sebuah garis persilangan
yang membentuk empat kuadran, keadaan masing-masing satu untuk kekuatan, kelemahan,
peluang/kesempatan, dan ancaman. Secara garis besar lembaran kerja tersebut diperlihatkan dalam
lembar-1. Langkah berikutnya adalah membuat daftar item spesifik yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi di bawah topik masing. Dengan membatasi daftar sampai 10 poin atau lebih
sedikit, untuk menghindari generalisasi yang berlebihan (Johnson, et al., 1989) Berikut ini adalah
contoh tabel data dan diagram analisis SWOT.

Anda mungkin juga menyukai