Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK GIGI TIRUAN LENGKAP LEPASAN AKRILIK

“PROCESSING AKRILIK”

Disusun oleh :

Diny ‘Ilmy ‘Afifah (151810513008)

Fenia Samantha (151810513062)

Khairunnisa Hasna P. (151810513063)

Anita Yulia Rahman (151810513065)

Putri Julian Fauziah A. (151810513067)

Qurotul Aini (151810513069)

Shinta Viera Yuniar P. (151810513074)

Kelompok 6

PRODI TEKNIK GIGI

FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA


2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Akrilik merupakan salah satu bahan kedokteran gigi yang

diaplikasikan untuk pembuatan basis gigi tiruan, pelat ortodonsi, sendok

cetak khusus, serta restorasi mahkota dan jembatan. Akrilik sangat baik

dalam hal estetik maupun fungsinya. Resin akrilik adalah jenis resin

termoplastik, di mana merupakan senyawa kompon non-metalik yang dibuat

secara sintesis dari bahan-bahan organik. Resin akrilik dapat dibentuk selama

masih dalam keadaan plastis, dan mengeras apabila dipanaskan. Pengerasan

terjadi karena reaksi polimerisasi adisi antara polimer dan monomer.

Akrilik berasal dari asam acrolain atau gliserin aldehid. Secara kimia

dinamakan polymethyl methacrylate yang terbuat dari minyak bumi, gas

bumi atau arang batu. Bahan ini disediakan dalam kedokteran gigi berupa

ciaran (monomer) mono methyl methacrylate dan dalam bentuk bubuk

(polymer) polymthtyl methacrylate. Berdasarkan reaksinya, resin akrilik

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 

1. Heat Cured Akrilik (membutuhkan pemasakan pada pengolahannya

untuk membantu proes polimerisasinya).

2. Self Cured Akrilik ( berpolimerisasi pada temperature ruang ).

3. Light Cured Akrilik Resin.

1
1.2 Tujuan

1. Memahami dan bisa melakukan cara manipulasi resin akrilik heat cured.

2. Mengetahui jenis - jenis dari resin akrilik.

3. Mengerti dan memahami sifat-sifat resin akrilik.

4. Mengetahui nilai resin akrilik heat cured sebagai bahan restorasi gigi.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis resin akrilik yang digunakan pada gigi tiruan lepasan?

2. Bagaimana cara memanipulasi heat cured resin akrilik ?

3. Apa saja sifat yang ada pada heat cured resin akrilik?

4. Apa saja nilai resin akrilik heat cured sebagai bahan restorasi?

1.4 Manfaat Penelitian

1. Mahasiswa dapat mengerti, memahami serta dapat melakukan proses

manipulasi resin akrilik heat cured pada GTSL.

2. Mahasiswa dapat memahami sifat resin akrilik heat cured pada GTSL.

3. Mahasiswa dapat mengetahui nilai pada resin akrilik heat cured.

4. Menambah wawasan bagi mahasiswa TKG Universitas Airlangga

mengenai resin akrilik dan macam-macamnya.

2
1.5 Tinjauan Pustaka

Resin akrilik adalah resin termoplastis, merupakan persenyawaan

komponen metalik yang dibuat secara sintetis dari bahan-bahan organik.

Resin ini dapat dibentuk selama masih dalam keadaan plastis dan mengeras

apabila dipanaskan karena tejadi reaksi polimerisasi adisi antara polymer dan

monomer. Berdasarkan polimerisasinya, resin akrilik dibedakan menjadi tiga,

berikut merupakan penjelasannya :

A. HEAT CURED AKRILIK

Heat cured akrilik resin, komposisinya terdiri dari dua kemasan yaitu: 

1. Polymer (Bubuk):

Polymer diperoleh dari polimerisasi methyl metacrylate dalam

air maupun pertikel yang tidak teratur bentuknya yang diperolah

dengan cara menggerinda batangan polimer.

2. Cairan (Monomer):

Monomer methyl methacrylate. Dengan Stabilizer; sekitar

0,006% hydroquinone untuk mencegah polymerisasi selama

penyimpanan. Terkadang terdapat bahan untuk memacu cross-link;

seperti ethylene glycol dimethacrylate.

B. SELF CURED AKRILIK

Komposisi serupa dengan bahan heat cured akrilik, kecuali bahwa

cairannya mengandung bahan activator seperti dimethyl-p-toluidine. Sifat

dari perbandingan bahan akrilik heat cured dengan bahan akrilik self cured

yaitu metode aktivasi berbeda, komposisinya sama tapi pada bahan self

3
cured cairannya mengandung bahan activator seperti dimethyl

paratoluidin, porositas bahan self cured lebih daripada bahan heat cured,

bahan self cured tidak sekuat heat cured, mengenai sifat-sifat rheologinya;

bahan heat cured lebih baik dari self cured, stabilitas warna bahan self

cured kurang baik.

C. LIGHT CURED AKRILIK RESIN

Reaksi polimerisasi free radikal addition dapat dilakukan dengan

menggunakan sinar tampak (visible light).

1. Syarat-syarat yang dibutuhkan resin akrilik adalah tidak toxis dan tidak

mengiritasi, tidak terpengaruh cairan rongga mulut, mempunyai

modulus elastisitas tinggi, mempunyai proporsional limits yang tinggi,

mempunyai kekuatan impact tinggi, mempunyai fatigue strength

tinggi, keras dan memiliki daya tahan yang baik terhadap abrasi, estetis

cukup baik (transparan dan warna tidak luntur), radio-opacity, mudah

direparasi jika patah, mempunyai densitas rendah, mudah dibersihkan.

2. Sifat-sifat fisik resin akrilik adalah hardness sebesar 16-22 KHN,

thermal conductivity resin akrilik rendah dibandingkan logam, akrilik

mengalami pengerutan waktu polimerisasi dan pendinginan, adhesi

akrilik terhadap logam rendah, akrilik menyerap air sebesar 0,45

mg/cm2, sifat estetika cukup baik, akrilik tidak mempunyai warna, bau

serta tidak menimbulkan alergi, akrilik mempunyai sifat cold flow,

retak (crazing)

4
1.6 LandasanTeori

Resin akrilik sekarang menjadi bahan pilihan karena memiliki kualitas

estetika yang bagus, murah dan mudah pembuatannya. Resin akrilik

berdasarkan aktivasinya dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1. Resin Akrilik Aktivasi Panas (Heat-Cured Resins)

2. Resin AkrilikAktivasi Kimia (Cold-Cured Resins)

3. Resin Akrilik Aktivasi Sinar Tampak (Visible-Light Cured Resins)

5
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Alat dan Bahan

1. Alat :

a. Pisau malam  h. Mesin pulas

b. Pisau model  i. Mata bur

c. Bowl dan spatula  j. Masker

d. Kuvet dan begel k. Kompor dan panci 

portable  l. Kuas kecil

e. Bunch press hidrolik  m. Vibrator

f. Brender  n. Trimmer

g. Mixing jar 

2. Bahan :

a. Model spacer malam  f. Baseplate wax 

b. Vaselin  g. Kertas gosok 

c. Gips putih  h. Air sabun

d. Gips biru i. CMS

e. Resin akrilik j. Celophan

6
2.2 Cara Kerja

1. Mould space dibentuk dari malam yang direkatkan pada model rahang

dan dibentuk sesuai dengan keadaan rahang dan outline formnya

dimana malam beserta modelnya ditanam dalam gips di kuvet.

2. Pembuangan malam yang perlu diperhatikan adalah suhu air yang

besarnya 1000 C sedang lama perebusan 15 menit. Waktu perebusan

harus tepat, bila terlalu lama malam yang ada akan mencair dan

merembes kepori-pori gips berakibat bahan separator CMS tidak dapat

menempel dan melapisi mould space secara sempurna.

3. Tahap selnjutnya adalah packing akrilik. Dengan menggunakan kuas,

mengulasi seluruh permukaan model dengan menggunakan bahan

separator (CMS), ditunggu sampai kering. Menyiapkan cellophan dan

merendam dalam air. Menyiapkan monomer dan polimer akrilik

dengan perbandingan 2 : 1 menurut volume dan 3 :1 menurut berat.

Menuang monomer ke dalam mixing jar menambahkan polimer

kemudian mengaduknya sampai homogen, menutup mixing jar agar

terhindar dari sinar matahari, didiamkan, ditunggu sampai campuran

akrilik mencapai fase dough stage.

Setelah mencapai dough stage ambil dari mixing jar, dibagi menjadi

dua bagian sama basar, diaplikasikan masing masing bagian kedalam

kuvet atas dan bawah, ditambahkan sedikit monomer kemudian

menutup kuvet bawah dengan cellophan, memasang kuvet lawan lalu

di press dengan press hidrolik, ditekan sampai mencapai 900 psi,

7
dipertahankan sampai 10 detik, lalu perlahan lahan dilepaskan tekanan

hingga mencapai 0, kuvet dikeluarkan dari press hidrolik.

4. Memisahkan kuvet, melepaskan cellophan, membuang kelebihan

akrilik dengan pisau model, menambahkan monomer, menutup

kembali dengan cellophan kemudian mengkatupkan kembali dengan

cellophan kemudian mengkatupkan kembali kedua kuvet. Meletakkan

kuvet pada press hidrolik kembali, ditekan hingga mencapai tekanan

1200 psi dipertahankan 10 detik, memisahkan kedua kuvet, merapikan

kembali akrilik, membuang kelebihan akrilik lalu menambahkan sedilit

monomer pada masing masing kuvet kemudian katupkan kembali,

pada tahap ini tanpa menggunakan cellophan. Meletakkan kuvet pada

press hidrolik memberi tekanan sebesar 1500 psi mempertahankan 10

detik, lalu membuka tekanan press keluarkan kuvet dan letakkan kuvet

pada press portable, memutar hingga mencapi kekuatan maksimal, lalu

merendam kuvet dalam air.

5. Tahap selanjutanya adalah proses pemasakan akrilik. Masak air dalam

panci, banyaknya air diperkirakan cukup sampai seluruh permukaan

kuvet terendam, pada saat air mendidih kuvet dan begel portable

dimasukkan ke dalam panci kemudian ditunggu hingga air mendidih

kembali lalu dipertahankan selama 20 menit. Setelah itu api dimatikan

dan kuvet dibiarkan ke dalam panci hingga air mencapai suhu normal

kembali.

8
6. Tahap selanjutnya adalah polishing, meratakan permukaan lempeng

akrilik dengan menggunakan kertas gosok, setelah rata dan halus

dipulas dengan mesin pulas dengan menggunakan pumice dan cryet.

9
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Berdasarkan praktikum ini didapatkan hasil sebuah model landasan

gigi tiruan pada rahang atas dari akrilik yang halus dan mengkilat. Model

tersebut telah selesai dilakukan tahap finishing dimana model tersebut harus

sesuai dengan model rahang atas yang telah diterima dan pinggirannya

dipotong sesuai garis outline yang merupakan batas mukosa bergerak dan

tidak bergerak dan juga membebaskan daerah frenulumnya. Hasil fiksasi

lempeng gigit yang terbuat dari malam mengalami penipisan di bagian

tepinya.Tanam malam, rahang bawah tegak lurus dalam kuvet dengan hasil

yang halus tidak porus dan tanpa ada daerah under cut. Buang malam,

didapat hasil kuvet lawan yang halus dan tidak porus. Setelah packing akrilik

dan pemasakan didapat hasil kasar yang belum rapi tapi tidak porus. Hasil

akhir setelah dilakukan pemolesan dan penghalusan adalah cetakan resin

akrilik yang halus, homogen dan mengkilat.

3.2 Pembahasan

Secara umum jenis dari akrilik bertipe heat cured yang digunakan

dalam percobaan ini, untuk berpolimerasinya dibantu dengan penekanan

tertentu dan dipanaskan dengan suhu tertentu dalam waktu yang tertentu pula.

1. Manipulasi Bahan Akrilik

10
Pencampuran polymer dan monomer harus dilakukan dalam tempat yang

terbuat dari keramik atau gelas yang tidak tembus cahaya (mixing jar). Hal

ini dimaksudkan agar tidak terjadi polymerisasi awal. Bila polymer dan

monomer dicampur, akan terjadi reaksi dengan tahap-tahap sebagai berikut:

Tahap 1 : Adonan seperti pasir basah (sandy stage).

Tahap 2 : Adonan seperti lumpur basah (mushy stage).

Tahap 3 : Adonan apabila disentuh dengan jari atau alat bersifat lekat, apabila

ditarik akan membentuk serat (stringy stage).

Tahap 4 : Adonan bersifat plastis (dough stage).

Tahap 5 : Kenyal seperti karet (rubbery stage).

Tahap 6 : Kaku dan keras (rigid stage).

a. Pencampuran bahan akrilik ini harus sesuai dengan perbandingan

antara powder atau polimer dengan liquid atau monomer yaitu 3 : 1.

Bila ratio terlalu tinggi maka akrilik yang telah digodok akan

bergranula dan bila terlalu rendah kontraksi yang terjadi akan lebih

besar. Pada pencampuran, tempat yang digunakan terbuat dari bahan

porselen atau dari bahan kaca yang tertutup karena adanya proses

polimerisasi akrilik yang akan bereaksi pada tempat berbahan plastik

sehingga hal tersebut menyebabkan terjadinya adonan gips ikut

bereaksi, dan hasil tidak sesuai. Tempat yang tertutup berfungsi untuk

meminimalkan pengaruh-pengaruh dari luar yang nantinya akan

mengurangi tingkat keberhasilan dalam pencetakan akrilik.

11
b. Pengisian diawali dengan pemberian bahan separator yaitu CMS.

Tujuan dari bahan separato ini adalah :

1) Mencegah merembesnya monomer ke bahan cetakan ( gips )

yang berpolimerisasi disana sehingga menghasilkan permukaan

yang kasar dan merekat dengan bahan cetakan/ gips.

2) Mencegah air dari bahan cetak masuk kedalam akrilik.

Adonan yang dimasukkan kedalam mould space yang ideal pada

stadium dought.

c. Terdapatnya plastisier, ini mempercepat terbentuknya dought.

d. Perbandingan polimer : monomer yang tinggi memerlukan waktu lebih

singkat. Tujuan pemberian monomer (cairan) pada proses pembuangan

kelebihan akrilik agar monomer dari akrilik mudah menguap sehingga

dapat menjaga perbandingan powder dan liquid seimbang.

e. Kiur/pemanasan karena tipe akrilik ini adalah heat cured maka

polimerisasinya dibantu dengan pemanasan. Cara dari pemanasannya

yaitu dengan memanaskan pada air mendidih yang suhunya kira-kira

1000 C selama 15 menit.

f. Kuvet yang masih dalam press dibiarkan perlahan karena selama

pendinginan terdapat kontraksi antara bahan cetakan dan akrilik yang

menyebabkan timbulnya stress dalam polimer.

12
BAB IV

PENUTUPAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan praktikum resin akrilik yang telah dilakukan dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Resin akrilik merupakan resin termoplastis, terdiri dari persenyawaan

kompon non metalik yang dibuat secara sintetis dari bahan-bahan

organic.

a. Komposisi resin akrilik terdiri dari cairan/monomer

(monomethyl methacrylate) dan bubuk/poli (pollimthyl

methacrylate). Manipulasi dengan mencampur monomer dan

polimer dengan perbandingan 1:3 menurut volume atau 1:2

menurut berat.

b. Stadium yang paling baik untuk memasukkan adonan akrilik

kedalam rongga cetak (mould space) adalah dough stage.

c. Untuk akrilik heat cured, untuk menyempurnakan

polimerisasinya memerlukan pemanasan. Ada empat tahap yang

diperllikan untuk mencapai polimerisasi sempurna, yaiut:

inisiasi, propagasi, terminasi dan chains transfers.

2. Sifat-sifat fisik resin akrilik adalah :

a. Kekerasan (hardness)sebesar 16-22 KHN.

b. Penghantaran panas.

13
c. Akrilik mengalami pengerutan waktu proses polimerisasi dan

pendinginannya.

d. Akrilik menyerap air sebesar 0,45 mg/cm.

e. Akrilik tidak larut dalam pelarut asam, basa lemah dan pelarut

organic tapi larut dalam keton dan ester.

f. Adhesi akrilik terhadap logam rendah.

g. Sifat estetika cukup memuaskan 

h. Akrilik tidak mempunyai warna dan bau serta tidak

menimbulkan gejala-gejala alergi 

i. Akrilik mempunyai sifat cold flow, 

j. Retak (crazing), dapat timbul retak retak di permukaan akrilik.

4.2 Saran

Penulis menyarankan beberapa hal terkait Processing akrilik yaitu:

 Saat mengulas CMS usahakan searah, tipis, dan rata. Hal ini untuk

menghindari terbentuknya permukaan akrilik yang kasar.

 Saat dilakukan pengepresan, antara kuvet atas dan bawah harus rapat

dan tidak boleh ada celah, hal ini untuk menghindari peninggian gigit

yang berlebihan.

Penulis menyadari bahwa makalah diatas terdapat banyak sekali

kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah

tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat

14
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran

mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas

15
DAFTAR PUSTAKA

Annusavice, Kenneth J.2003.Phillips:Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.

Jakarta:EGC.

Combe, EC.1992.Sari Dental Material.Penerjemah : Slamat Tarigan.Jakarta:Balai

Pustaka.

O’Brien dan Gunnar Ryge.1985.An Outline of Dental Materials and Their

Selection. 9th edition.Philadelphia USA:W.B Saunders Company.

Anda mungkin juga menyukai