Anda di halaman 1dari 5

RESUME JURNAL MAKSILO FACIAL

“MODIFIED FEEDING BOTTLE FOR INFANT WITH CLEFT LIP AND PALATE
AT THE PERIPHERAL AREA : A CASE REPORT”
( Botol susu yang dimodifikasi untuk bayi dengan celah bibir dan langit-langit di
daerah peripheral : sebuah laporan kasus)

Disusun oleh :

Cilvi Aryna Dewie (151810513001)


Ayu Lailatul Syiami (151810513002)
Bintang Jaya W (151810513003)
Afifah Tsabita I (151810513004)
Renita Melinia S (151910513005)
Shafira Tamara (151810513006)
Sasadhara Nirmala R. H (151810513007)
Diny ‘Ilmy A (151810513008)
Desy Nissa U (151810513009)
Nevi Krisa Marlia (151810513010)

Dosen Pembimbing :
Mia Laksmi Lita R, drg., M. Kes

D3 TEKNIK GIGI
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
Latar belakang
Banyak penderita bibir sumbing dan kelainan langit langit yang membutuhkan perawatan. Umumnya
keadaan kelainan ini dapat diklasifikasi menjadi celah mulut termasuk celah bibir (CL), CL dengan
celah langit-langit (CL / CP), dan celah
langit-langit saja (CPO). Data menunjukkan bahwa CL / CP merupakan jenis yang paling banyak
(59,8%) diikuti oleh CPO 21,9% dan CL 18,3% 1. Prevalensi celah mulut sekitar 1-2 per 1.000
kelahiran hidup di seluruh dunia. Prevalensi tertinggi telah dilaporkan di Asia, diikuti oleh Eropa, dan
Afrika.
Bayi yang lahir dengan celah bibir dan langit-langit membutuhkan asupan makanan untuk
meningkatkan nutrisinya. Secara alami, bayi baru lahir dapat mengisap payudara dan menempel
dengan baik untuk mendapatkan ASI, tetapi mereka yang memiliki bibir dan langit-langit sumbing
mengalami kesulitan untuk menekan puting dengan lidahnya ke arah palatal. Asupan ASI yang tidak
memadai dapat menyebabkan penurunan berat badan dan gizi buruk. Selain itu, perbaikan bedah pada
sumbing dan langit-langit tersebut memiliki persyaratan berat badan dan usia minimum. Karenanya,
nutrisi yang buruk akan mengganggu persiapan operasi pada pasien dengan celah bibir dan langit-
langit. Sayangnya, masih sulit ditemukan botol susu bayi dengan celah bibir dan langit-langit.

Laporan Kasus
Seorang bayi perempuan berumur 10 hari datang ke Klinik Mulut dan Maksilofasial Rumah
Sakit Universitas Brawijaya dengan keluhan tidak bisa menyusu atau menyusu dari botol
biasa dan karenanya perlu menggunakan sendok untuk menyusui. Pasien direncanakan
melakukan operasi pertama pada usia 3 bulan. Berdasarkan pemeriksaan klinis, pasien
mengalami celah bibir dan langit-langit. Selama perawatan di rumah, selang nasogastrik
(NGT) telah dipasang pada pasien untuk memfasilitasi asupan susu kedalam perut.
Prosedur :
1. Tahap pertama, yaitu dilakukan prosedur pencetakan dengan menggunakan bahan
malam merah. Bahan tersebutdihangatkan agar konsistensinya lebih fleksibel,
kemudian dimasukkan kedalam rongga mulut bayi dan dibentuk secara manual oleh
tangan operator sesuai dengan defek pada langit-langit mulut bayi. Pembuatan
cetakan dengan bahan malam merah dapat diulang 2-3 kali untuk mendapatkan
cetakan yang paling akurat.

Gambar 1. Cetakan palatal dengan bahan malam merah


2. Cetakan dicetak menggunakan plester gips biru. Pencetakan bertujuan untuk
mendapatkan cetakan sebagai model pembuatan bottle feeding obturator.

Gambar 2. Pencetakan menggunakan plester gips biru


3. Hasil gips yang dibuat dengan plester gips biru menginterpretasikan model langit-
langit pasien dengan celah. Selanjutnya, bottle feeding obturator dibuat menggunakan
bahan cetakan silicon tambahan dan botol susu standar disiapkan. Botol susu bayi bisa
didapatkan di took bayi. Material impresi silicon disiapkan agar memungkinkan untuk
dibentuk. Selanjutnya bahan cetakan silicon dibentuk sesuai model celah yang telah
dicetak dengan plester gips berwarna biru. Dot botol susu ditempatkan di area oklusal.
Silikon tambahan juga dibentuk untuk mengikat bagian dot.

Gambar 3. Pembentukan silicon sesuai dengan model plester gips biru

4. Dot botol susu dicoba di mulut pasien dan diperiksa apakah ada bahan silicon yang
berlebihan, jika ada dipangkas untuk mendapatkan bentuk yang sesuai. Setelah
kecocokan dipastikan, kemudian dipasang kembali kebadan botol dan dapat
digunakan untuk menyusui bayi.

Gambar 4. Bottle feeding obturator dapat digunakan dengan baik


Diskusi
Secara alami, bayi baru lahir dapat mengisap payudara dengan baik untuk
mendapatkan ASI, tetapi mereka yang memiliki bibir dan langit-langit sumbing mengalami
kesulitan untuk menekan puting dengan lidahnya ke arah palatal. Posisi puting yang tidak
tepat menyebabkan tekanan intra-oral negatif yang tidak memadai yang menyebabkan
pemberian ASI tidak mencukupi.
Tahapan perbaikan celah bibir dan langit-langit terdiri dari perbaikan bibir yang
dilakukan pada tiga bulan pertama, dan perbaikan langit-langit yang harus dilakukan paling
lambat pada usia satu tahun atau sebelum memasuki fase bicara. Perbaikan bibir sumbing
dapat dilakukan pada usia 4-6 bulan, mengikuti “rule of ten” sebagai persyaratan standar
yaitu 10 pon berat badan, usia 10 minggu dan 10 mg / dl hemoglobin. Perbaikan langit-langit
mulut sumbing dapat dilakukan pada usia 9-15 bulan tepat sebelum keterampilan berbicara
mulai berkembang.
Penderita celah bibir dan langit-langit sangat rentan mengalami malnutrisi. Asupan
nutrisinya tidak mencukupi karena tidak dapat mengisap ASI dari botol bayi atau untuk
menempel pada payudara untuk menyusui. Cara yang tepat untuk memberi makan bayi yang
memiliki celah bibir dan langit-langit adalah dengan memposisikan bayi dalam posisi tegak
untuk mencegah tersedak dan ASI mengalir kembali ke saluran pernapasan. Selain itu,
frekuensi pemberian makan yang disarankan minimal 8 hingga 12 kali dalam 24 jam.
Asupan ASI yang tidak memadai dapat menyebabkan penurunan berat badan dan gizi
buruk. Selain itu, operasi perbaikan bibir sumbing dan langit-langit memiliki persyaratan
berat badan dan usia minimum. Karenanya, nutrisi yang buruk akan mengganggu persiapan
pembedahan pada pasien dengan celah bibir dan langit-langit.
Botol susu yang dirancang dan diproduksi secara khusus untuk pasien CLP tersedia
secara komersial dan dijual di toko-toko. Namun di beberapa daerah, botol semacam ini tidak
tersedia. Oleh karena itu, modifikasi botol susu standar diperlukan agar pasien dapat diberi
makan. Berbagai modifikasi telah dilakukan terkait gangguan sumbing, salah satunya
modifikasi botol susu dengan sendok. Beberapa metode pemberian makan yang
memungkinkan asupan nutrisi bagi bayi dengan celah bibir atau langit-langit mulut antara
lain metode hisap dengan botol susu; tabung nasogastrik (NGT); atau pipet untuk meneteskan
makanan ke dalam mulut bayi.
Penggunaan botol susu pada bayi dengan celah bibir atau celah langit-langit dapat
membantu meningkatkan asupan nutrisi secara optimal. Namun, pasien tidak boleh
menggunakan botol (metode hisap) untuk asupan nutrisi pada periode pasca operasi
perbaikan langit-langit karena risiko komplikasi pasca operasi, seperti perdarahan atau
pelepasan jahitan pada flap palatal.
Penggunaan botol susu modifikasi dengan obturator ini perlu beberapa kali direvisi,
sehingga tidak tuntas dalam satu kali proses pembuatan. Tulang rahang yang terus
berkembang menyebabkan perubahan ukuran pada celah langit-langit mulut. Revisi obturator
harus dilakukan minimal setiap 1-2 minggu sekali. Penggunaan botol susu yang dimodifikasi
dapat memberikan tekanan negatif yang cukup di rongga mulut yang mengarah pada proses
hisap dan menelan yang memadai.
Bahan silikon tambahan yang digunakan sebagai obturator pada botol susu memiliki
kualitas yang baik sebagai akurasi dimensi dan stabilitas selama satu minggu. Oleh karena
itu, prosedur pencetakan perlu dilakukan kembali setelah jangka waktu satu minggu.
Meskipun secara fungsional obturator masih dapat digunakan setelah tujuh hari, namun
kerusakan bahan silikon dapat menyebabkan pembentukan pengeroposan yang berpotensi
menjadi tempat penumpukan bakteri.
Penutupan celah langit-langit sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pada langit-langit
lunak, sedangkan koreksi pada langit-langit keras adalah penutupan mukosa tanpa melibatkan
tulang alveolar. Ini bertujuan untuk meningkatkan asupan nutrisi dan fungsi bicara pasien.
Selain itu, koreksi bedah tulang dapat dilakukan setelah usia kecepatan puncak pubertas
untuk mendapatkan efek yang lebih menguntungkan . Palatoplasty dini menghasilkan
penghambatan pada pertumbuhan rahang atas dan daerah pembedahan telah terbukti tumbuh
lebih lambat daripada jaringan sekitarnya.
Hal-hal penting yang harus diinformasikan kepada orang tua pasien dengan celah
bibir dan langit-langit selama penggunaan botol susu yang dimodifikasi, sebagai berikut:
posisi botol susu yang tepat untuk mencegah tersedak; frekuensi pemberian makan
setidaknya 8 sampai 12 kali dalam 24 jam; Untuk meringkas, selain dari posisi makan yang
tepat, instruksi berikut ini juga harus diberikan kepada orang tua; lebih sering bersendawa, 2
sampai 3 kali selama menyusui; pemeliharaan kebersihan mulut, terutama pada gusi dan
prostesis obturator; sterilisasi pemberian makan botol dan dot. Pemberian nutrisi
menggunakan botol susu yang dimodifikasi akan memberikan efek asupan nutrisi yang cukup
karena memungkinkan bayi melakukan hisapan ASI yang optimal.

Kesimpulan
Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa botol susu modifikasi tersebut dibuat
khusus untuk bayi yang lahir dengan kasus celah bibir dan langit-langit terbuka, botol susu
ini terbuat dari bahan-bahan yang mudah ditemukan karena hampir semua dokter gigi
memilikinya. Bahan yang digunakan dalam pembuatannya juga memiliki karakteristik
kestabilan yang baik sehingga memungkinkan bayi dapat beradaptasi selama menyusui. Botol
susu modifikasi ini juga mudah ditemukan di pasaran,namun dalam penggunaannya tetap ada
beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan diinformasikan dengan baik kepada orang
tua pasien dengan celah bibir dan langit-langit.

Anda mungkin juga menyukai