terkesan terburu-buru tanpa persiapan jangka panjang untuk melaksanakannya. Jika membaca petunjuk
pelaksanaan memang kesannya menarik dan mudah untuk dilaksanakan namun kenyataan di lapangan
tak demikian. Banyak sekali kendala-kendala yang tak bisa terselesaikan dengan juknis semata.Disisi
satu sisi pemerintah ingin menerapkan kurikulum baru namun dalam pemenuhan bimtek dan buku
masih amburadul.
Kadang dalam benak berfikir, " Apakah pak menteri bisa mengajar sehari saja dengan format kurikulum
2013 di sekolah?". Memang pertanyaan ini konyol, namun saya rasa tidak bisa bisa sesuai juga dengan
tuntutan dikurikulum 2013. Meskipun bisa mungkin pak menteri harus bekerja keras belajar dan
memahami kurikulum 2013 dan itu hanya sekali waktu saja padahal guru harus membelajarkan setiap
hari.
Berbicara mengenai kurikulum 2013 memang menarik, pasalnya produk kurikulum ini terkesan acak-
acakan dibanding masa transisi kurikulum sebelum. Berbagai kendala di lapangan menganai keikulum
2013 yaitu,
Pengadaan buku disekolah memang amburadul, hal ini terlihat dari ketersediaan buku. Buku pemerintah
yang seharusnya bisa digunakan untuk belajar siswa juga belum seluruhnya sampai disekolah utamanya
untuk mata pelajaran peminatan dijenjang SMA.
Dalam anggaran kurikulum 2013 diprogramkan bimtek untuk guru dalam rangka akselerasi kemampuan
guru dalam penerapan kurikulum 2013. Dan lagi-lagi hanya sebagian mapel saja yang sudah mengikuti
bimtek. Alhasil guru harus menerapkan pembelajaran tuntutan pemerintah yang belum jelas seperti apa
isi kurikulum dan teknik penilaiannya.
Budaya belajar siswa di Indonesia memang masih jauh dari tuntutan kurikulum 2013. Jika dalam
kurikulum 2013 siswa dituntut untuk mengeksplorasi materi pembelajaran secara mandiri. Namun,
kendalanya adalah pada sumber belajar. Mau mengekplorasi materi dari buku belum ada buku acuan,
mau melalui internet tak semua siswa memiliki sarana internet yang memadai.
Dalam kurikulum 2013, sebenarnya tugas guru untuk mengajarkan materi sedikit berkurang karena
siswa dituntut untuk aktif. Namun, kendalanya adalah pada budaya guru yang masih mengajar dengan
budaya lama. Dan alhasil kurikulum 2013 hanya kulitnya saja isi tetap kurikulum lama.
Segudang masalah ini merupakan pembelajaran yang luar biasa bagi pemerintahan mendatang. Jika
ingin melaksanakan kurikulum baru persiapkan dengan baik jangan hanya sekedar mengejar pensiun
kabinet sehingga pelaksanaannya menjadi acak-acakan. Jika perlu perubahan kurikulum dilaksanakan
pada awal kabinet sehingga tak mewarisi masalah pendidikan negeri ini pada menteri selanjutnya.