Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

SEJARAH PURA ULUWATU

Disusun oleh :
Nama : M RYAN HAKIM B
Kelas : XI IBB 1
No. Absen : 20

SMA NEGERI 1 BANGIL


KABUPATEN BANGIL
Jalan Bader No. 3, Kalirejo, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur 67153
Telp. (0343) 741873
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pura Uluwatu adalah Pura Hindu yang terletak di
tepi tebing di bagian selatan semenanjung Bali. Pura ini
adalah salah satu Pura Sad Kahyangan di Bali (enam
kelompok besar Pura di Bali), terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten
Badung atau sekitar 25 km di selatan Kota Denpasar. Pura ini terletak pada terumbu karang,
kira-kira sekitar 80 meter di atas permukaan laut. Terdapat pula hutan kering kecil yang
sering disebut Alas Kekeran (hutan larangan) yang merupakan bagian dari Pura
dan dihuni oleh banyak monyet dan hewan lainnya. Nama Uluwatu adalah berasal
dari kata Ulu yang berarti kepala dan Watu berarti batu. Oleh karena itu Pura
Uluwatu berarti Pura yang dibangun di ujung terumbu karang.
Yang terkenal dari Pura Uluwatu adalah arsitektur yang luar biasa di batu
karang hitam, dirancang indah dengan pemandangan spektakulernya. Terkenal
tidak hanya karena posisinya yang unik, Uluwatu juga merupakan salah satu Pura
tertua di Bali. Menjadi tempat berselancar yang populer untuk orang yang sangat
berpengalaman, Uluwatu menawarkan sudut pandang yang indah untuk melihat
matahari terbenam yang spektakuler.
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini ialah untuk membahas mengenai Pura
Uluwatu mulai dari sejarah berdiri serta lokasi Pura.
1.2.1 sejarah pura uluwatu
1.2.2 stuktur pura uluwatu
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui mengenai Pura
Uluwatu mulai dari sejarah berdiri serta lokasi Pura
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah pura uluwatu


. Pura yangdidirikan berdasarkan konsepsi Sad Winayaka ini umumnya disebut Pura Sad
Kahyangan.Tidak kurang dari sembilan lontar menyatakan adanya Pura Sad
Kahyangan. Namun setiap lontar menyatakan pura yang berbeda-beda. Hal ini
disebabkan pada zaman dulu di Bali ada sembilan kerajaan dan sekarang dibagi
menjadi 7 kabupaten, 1 kota madya, 1 propinsi. Tiap-tiap kerajaan memiliki Sad
Kahyangan-nya masing-masing. Ada yang sama dan ada juga yang tidak sama.
Pura Sad Kahyangan yang dinyatakan dalam Lontar Kusuma Dewa itu
adalah Sad Kahyangan saat Bali masih satu kerajaan. Pura Luhur Uluwatu adalah
salah satu pura yang dinyatakan sebagai Pura Sad Kahyangan dalam Lontar
Kusuma Dewa dan juga beberapa lontar lainnya. Pura Luhur Uluwatu itu juga
dinyatakan sebagai Pura Padma Bhuwana yang berada di arah barat daya Pulau
Bali.Arah barat daya itu dalam sistem pengider-ider Hindu Sekte Siwa Sidhanta
adalah Dewa Siwa Rudra. Dalam konsep Siwa Sidhanta, Dewa Tri Murti itu
adalah manifestasi Siwa sebagai sebutan Tuhan Yang Maha Esa. Tetapi dalam
konsep Waisnawa, Tri Murti itu adalah perwujudan Maha Wisnu. Dalam Rgveda
I, 164. 46 dinyatakan bahwa Tuhan itu mahaesa para Wipra atau orang-orang suci
menyebutnya dengan banyak nama. Jadinya Pura Luhur Uluwatu itu adalah Pura
Kahyangan Jagat yang didirikan berdasarkan konsepsi Sad Winayaka dan
konsepsi Padma Bhuwana. Sebagai Siwa Rudra berkedudukan untuk
membumikan purusa wisesa dari Dewa Tri Murti agar umat tertuntun melakukan
dinamika hidupnya berdasarkan Tri Kona yaitu kreatif menciptakan sesuatu yang
sepatutnya diciptakan.
Kreatif memelihara dan melindungi sesuatu yang seyogianya dipelihara
dan dilindungi. Demikian juga melakukan upaya pralina pada sesuatu yang
seyogianya dipralina. Siapa pun yang dapat hidup seimbang berbuat berdasarkan
konsep Tri Kona itu dialah orang yang hebat karena sukses dalam hidupnya.
Karena itulah Tuhan di Pura Luhur Uluwatu dipuja sebagai Dewa Siwa Rudra.
Kata Rudra dalam bahasa Sansekerta artinya hebat atau bergairah.
Keberadaan Pura Luhur Uluwatu ini sejak abad XVI Masehi ada terkait
dengan tirthayatra Dang Hyang Dwijendra. Setelah itu didirikanlah Meru
Tumpang Tiga di Pura Luhur Uluwatu sebagai pemujaan Dewa Siwa Rudra di
mana aspek Brahma dan Wisnu juga terkait menjadi energi magis religius dalam
pemujaan Siwa Rudra di Meru Tumpang Tiga. Meskipun kedatangan Dang
Hyang Dwijendra memperluas tempat pemujaan di Pura Luhur Uluwatu bukan
berarti apa yang telah ada harus ditinggalkan begitu saja.
Di sebelah kiri sebelum masuk pintu Candi Bentar tersebut terdapat
kompleks pelinggih yang disebut Dalem Jurit. Di Pura Dalem Jurit inilah terdapat
tiga patung Tri Murti yang merupakan tempat pemujaan Siwa Rudra ketika Mpu
Kuturan mendirikan pura tersebut abad ke-11 Masehi. Dari Dalem Jurit kita terus
masuk melalui Candi Bentar.
Di jaba tengah ini kita menoleh ke kiri lagi ada sebuah bak air yang selalu
berisi air meskipun musim kering sekalipun. Hal ini dianggap suatu keajaiban dari
Pura Luhur Uluwatu. Sebab, di wilayah Desa Pecatu adalah daerah perbukitan
batu karang berkapur yang mengandalkan air hujan. Bak air itu dikeramatkan
karena keajaibannya itu. Keperluan air untuk bahan tirtha cukup diambil dari bak
air tersebut.
Dari jaba tengah ini kita terus masuk melalui Candi Kurung Padu Raksa
bersayap. Candi ini ada yang menduga dibuat pada abad ke-11 Masehi karena
dihubungkan dengan Candi Kurung bersayap yang ada di Pura Sakenan. Namunaitu abad
XVI. Karena

Dang Hyang Dwijendra-lah yang memperluas Pura Luhur Uluwatu.


Setelah kita masuk ke jeroan (bagian dalam pura) kita menjumpai
bangunan yang paling pokok yaitu Meru Tumpang Tiga tempat pemujaan Dewa
Siwa Rudra. Bangunan yang lainnya adalah bangunan pelengkap saja seperti
Tajuk tempat meletakkan upacara dan Balai Pawedaan tempat pandita memuja
memimpin upacara. Upacara piodalan atau sejenis hari besarnya Pura Luhur
Uluwatu pada hari Selasa Kliwon Wuku Medangsia atau setiap 210 hari
berdasarkan perhitungan kalender Wuku.
Pura Luhur Uluwatu memiliki wilayah suci dalam radius kurang lebih lima
kilometer. Wilayah ini disebut wilayah Kekeran, artinya wilayah yang suci. Yang
patut kita perhatikan adalah melindungi wilayah yang disebut sebagai wilayah
kekeran. Hendaknya semua pihak menghormati wilayah kekeran tersebut untuk
menjaga agar jangan ada bangunan yang tidak terkait dengan keberadaan Pura
Luhur Uluwatu itu Wilayah kekeran itu hendaknya dijaga agar tetap hijau dengan tumbuh-

tumbuhan yang khas Bali. Boleh dikreasi sepanjang untuk mengembangkan


tumbuh-tumbuhan hutan dengan tanem tuwuh-nya, sehingga wilayah kekeran itu
benar-benar asri dan juga suci tidak dijadikan pengembangan pasilitas yang
lainnya. Lebih-lebih berdasarkan Bhisama Kesucian Pura di Pura Kahyangan
Jagat seperti Pura Luhur Uluwatu ini harus dijaga tidak boleh ada bangunan di
luar fasilitas pura dengan radius apeneleng — sekitar lima kilometer — harus
steril dari bangunan yang tidak ada hubungannya dengan keberadaan Pura Luhur
Uluwatu.

2.2 STRUKTUR PURA ULUWATU

Pura Uluwatu terletak di ketinggian 70 meter di atas permukaan laut menjorok ketengah
laut di ujung batu karang. Sangat bagus untuk menyaksikan sunset dari Pura Uluwatu.
Pura Uluwatu terletak di desa Pecatu kecamatan Kuta kabupaten Badung. Pura Uluwatu
hanya 20 menit perjalanan dari Kuta, 15 menit dari arah Nusa Dua, 35 menit dari Sanur

dan sekitar 60 menit dari Ubud. Keunikan dari Pura Uluwatu adalah berupa bangunan kuno
berbentuk gapura yang bersayap. Dari corak dan pola hiasannya gapura memiliki persamaan
let untuk umum. Karena keindahan Pura Uluwatu dan lokasinya sangat diminati
untuk dikunjungi baik oleh wisatawan domestik dan manca negara.Puncak kunjungan
biasanya menjelang matahari terbenam dan tidak sedikit tamu berkunjung kesini juga
mengkombinasikan tournya dengan melihat tarian kecak dengan latar belakang matahari
terbenam serta makan malam special ikan laut di Furama Cafe Jimbaran.Pura Uluwatu
diperkirakan dibangun pada jaman Empu Kuturan mendirikan pura Agung Besakih
sekitar abad 11 dan dikisahkan Danghyang Nirartha mencapai Alam Moksa di Pura
Uluwatu setelah melakukan perjalanan suci (Tirta yatra) keliling Bali, Lombok dan
Sumbawa. Struktur Bangunan Pura Uluwatu sama seperti layaknya Pura yang ada di Bali
yaitu Tri Mandala terbagi atas 3 halaman, yaitu halaman luar, halaman tengah dan halaman
dalam (purian).Pura Uluwatu merupakan salah satu Kahyangan Jagat di Bali, tergolong
kedalam
Sad Kahyangan dan Pura Uluwatu sebagai tempat suci untuk memuja Sang Hyang
Widhi Wasa dalam prabhawaNYA sebagai Rudra dangan posisi Pura Menghadap
ke Timur

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pura Uluwatu diperkirakan dibangun pada jaman Empu Kuturan
mendirikan pura Agung Besakih sekitar abad 11 dan dikisahkan Danghyang
Nirartha mencapai Alam Moksa di Pura Uluwatu setelah melakukan perjalanan
suci (Tirta yatra) keliling Bali, Lombok dan Sumbawa. Struktur Bangunan Pura
Uluwatu sama seperti layaknya Pura yang ada di Bali yaitu Tri Mandala terbagi
atas 3 halaman, yaitu halaman luar, halaman tengah dan halaman dalam (purian).
Pura Uluwatu merupakan salah satu Kahyangan Jagat di Bali, tergolong kedalam
Sad Kahyangan dan Pura Uluwatu sebagai tempat suci untuk memuja Sang Hyang Widhi
Wasa dalam prabhawaNYA sebagai Rudra dangan posisi Pura Menghadap

ke Timur.
Pura Uluwatu terletak di ketinggian 70 meter di atas permukaan laut
menjorok ke tengah laut di ujung batu karang. Sangat bagus untuk menyaksikan
sunset dari Pura Uluwatu. Pura Uluwatu terletak di desa Pecatu kecamatan Kuta
kabupaten Badung. Pura Uluwatu hanya 20 menit perjalanan dari Kuta, 15 menit
dari arah Nusa Dua, 35 menit dari Sanur dan sekitar 60 menit dari Ubud.
3.2 Saran
Pura Luhur Uluwatu merupakan salah satu Pura Sad Khayangan yang ada
di Bali. Pura ini sangat unik karena berada di Puncak tebing di Uluwatu. Pura ini
menjadi simbolis dari keagungan dari agama Hindu yang selalu mendirikan
tempat suci yang dianggap sangat sacral. Oleh karena itu sebagai generasi muda
kita harus menjaga Pura ini dari ancaman luar seperti dijadikannya pura sebagai
objek wisata yang dapat menghilangkan kesucian Pura. Kita sebagai generasi
muda harus ikut aktif dalam upaya pelestarian pura.

Anda mungkin juga menyukai