Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS PERSEPSI SENSORI


GLAUKOMA

Dosen Pembimbing :
Ns. Mareta Dea Rosaline, M.Kep

MIFTAHUL JANNAH
2010721043

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
2020

1
KASUS 5 SISTEM PERSEPSI SENSORI

Seorang perempuan berusia 39 tahun dirawat di Ruangan Bedah dengan keluhan sakit kepala
sebelah kiri. Hasil pengkajian mata kiri menonjol keluar dan penglihatan mata kiri berkurang,
sakit pada mata kiri berdenyut, skala nyeri 7, TD: 140/80mmHg frekuensi nadi 88 x/menit, Suhu
tubuh: 36oC, frekuensi napas: 20 kali/menit .

Analisa Data

Data objektif Data objektif


1. pasien mengeluh sakit kepala sebelah 1. TD: 140/80mmHg frekuensi nadi 88
kiri x/menit, Suhu tubuh: 36oC, frekuensi napas:
2. pasien mengatakan penglihatan mata 20 kali/menit.
kiri kabur 2. Mata kiri menonjol keluar dan penglihatan
mata kiri berkurang
3. Sakit pada mata kiri berdenyut, skala nyeri 7
4. Pupil menyempit dan Mata tampak merah
Data Fokus

No Data Fokus Masalah Etiologi


.
1. Ds Nyeri Akut Penyebab glukoma
- pasien mengeluh sakit kepala ↓
sebelah kiri
Peningkatan TIO
Do

- TD: 140/80mmHg frekuensi
nadi 88 x/menit, Suhu tubuh: Gangguan anatomik
36oC, frekuensi napas: 20
Dan fungsi mata
kali/menit.
- Mata kiri menonjol keluar dan ↓
penglihatan mata kiri berkurang Distensi area sekitar rongga orbita
- Sakit pada mata kiri berdenyut, ↓
skala nyeri 7 Pelepasan mediator kimia
Merangsang saraf sensorik
Trigeminal (proses transmisi,
transduksi

2
Modulasi dan presepsi)

Nyeri
2. Ds Resiko Cidera Peningkatan TIO

- pasien mengatakan penglihatan
Gangguan anatomic dan fungsi
mata kiri kabur
mata
Do

- TD: 140/80mmHg frekuensi
Distensi area sekitar rongga orbita
nadi 88 x/menit, Suhu tubuh:

36oC, frekuensi napas: 20
Ketidak seimbagan metabolic
kali/menit.
lensa dan aquaus humor
- Mata kiri menonjol keluar dan

penglihatan mata kiri berkurang
Perubahan selaput halus pada
- xPupil menyempit dan Mata
lensa
tampak merah

Menghalang cahaya yang
masuk

Bayangan tidak ditangkap oleh
saraf optik

Signal tidak dipresepsikan oleh
nukleus germikulatum lateral
talamus

Keterbatasan lapang pandang

Resiko cidera

3
Diagnosa Keperawatan

Tanggal Tanggal Paraf dan


No Diagnosa Keperawatan
ditemukan teratasi nama jelas
2 Nyeri akut berhubungan dengan Agens Cedera 09-09-20 Miftahul Jannah
biologis (glaukoma)

3 Resiko Cidera 09-09-20 Auliya Shobah

Intervensi Keperawatan

No Dx. Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


.
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
agen cidera keperawatan selama 3x24
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
biologis jam diharapkan masalah
nyeri
(glaukoma) nyeri akut dapat diatasi
2. Indentifikasi skala nyeri
dengan kriteria hasil :
3. Identifikasi faktor yang
a) Kontrol Nyeri
memperberat dan memperingan
1. Klien melaporkan
nyeri
nyeri terkontrol
4. Jelaskan penyebab, periode, dan
2. Klien dapat
pemicu nyeri
menggunakan teknik
5. Berikan teknik nonfarmakologis
non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
3. Keluhan nyeri
6. Anjurkan memonitor nyeri secara
menurun
mandiri
b) Status Kenyamanan
7. Kontrol lingkungan yanag
1. Klien tidak merintih memperberat nyeri
kesakitan 8. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Klien tidak lagi 9. Monitor keberhasilan terapi
mengkonsumsi komplementer yang diberikan

4
alcohol 10. Monitor efek samping analgetik
3. Pola tidur klien baik

2. Resiko Cidera Setelah dilakukan tindakan Manajemen Keselamatan Lingkungan


keperawatan selama 3x24 1. Modifikasi lingkungan untuk
jam diharapkan gangguan meminimalkan bahaya dan resiko
resiko cidera dapat teratasi 2. Identifikasi kebutuhan keselamatan
dengan kriteria hasil : 3. Ajarkan individu dan keluarga resiko
a. Fungsi Sensori tinggi bahaya lingkungan
Penglihatan Pencegahan CIdera
1. Lapang pandang 4. Identifikasi area lingkungan yang
sedikit terganggu/ berpotensi menyebabkan cidera
tidak terganggu 5. Sediakan pencahayaan yang
2. Pandangan kabur memadai
tidak ada 6. Sosialisasi pasien dan keluarga
3. Tekanan pada mata dengan lingkungan ruang rawat
tidak ada 7. Diskusikan latihan dan terapi fisik
b. Kejadian Jatuh yang diperlukan
1. Jatuh saat berjalan 8. Diskusikan bersama anggota
tidak ada keluarga yang dapat mendampingi
2. Jatuh di kamar mandi pasien
tidak ada

5
LAPORAN ANALISA SINTESA KETERAMPILAN
(Prosedur medik yang baru dipelajari /tindakan keperawatan yang dilakukan)
Nama : Miftahul Jannah
NIM : 2010721043

1. Tindakan Keperawatan :Teknik relaksasi nafas dalam


2. Nama klien : Ny. X
Diagnosa medik : Glaukoma
3. Pengertian:
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang mengalami
nyeri kronis. Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh,
kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri.
4. Diagnosa keperawatan :
a. Nyeri akut b.d Agen cedera biologis (Glaukoma)
b. Resiko cidera

5. Tujuan tindakan:
Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri Indikasi
Prinsip tindakan dan rasional:
Prinsip tindakan
Tahap Pra interaksi
1. Membaca status pasien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat

Tahap Orientasi
1. Memberikan salam teraupetik
2. Validasi kondisi pasien
3. Menjaga privacy pasien
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga

Tahap Kerja
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Usahakan tetap rileks dan tenang

6
3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas
atas dan bawah rileks
5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8. Usahakan agar tetap konsentrasi
9. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
10. Latihan dilakukan dalam 2 sesi yaitu pada pagi hari pukul 09.00 dan siang hari
pukul 13.00. setiap sesi latihan nafas dalam dilakukan sebanyak 3 kali.

Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan baik
4. Cuci tangan

6.Bahaya dan pencegahan


 Bahaya
Jika tidak saling percaya dan klien tidak kooperatif maka latihan napas dalam tidak akan
efektif sehingga rasa nyeri akan semakin meningkat.
 Pencegahan
Jangan banyak perasaan klien, bina hubungan saling percaya

7. Hasil yang didapat/pencapaian tujuan


a. Memegang area nyeri tidak ada
b. Ekspresi wajah nyeri tidak ada
c. TTV batas normal
d. Dapat mengenali nyeri yang terjadi
e. Dapat menggambarkan faktor penyebab nyeri
f. Dapat melaporkan nyeri yang terkontrol

8. Identifikasi tindakan yang lain


a. pilih dan implementasi tindakan farmakologi penurun nyeri, analgesik ketorolac

7
b. pastikan perawatan analgesik bagi pasien dilakukan dengan pemantauan ketat
c. gunakan komunikasi teraupetik dan sampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri
d. tentukan akibat dari nyeri terhadap kualitas hidup
e. ajarkan prinsip manajemen nyeri, nafas dalam
f. dukung istirahat dan tidur yang adekuta untuk membantu penurunan nyeri
g. libatkan keluarga dalam modalitas penurunan nyeri
9. Evaluasi diri
Melakukan tindakan pemberian insulin sesuai dengan prosedur yang dianjurkan

Anda mungkin juga menyukai