Anda di halaman 1dari 3

Tahapan Operasional/Sintak Pembelajaran STEAM beorientasi Proyek (PjBL STEAM)

Tahapan Operasional/Sintaks
Kegiatan pembelajaran
pembelajaran
Reflection Tujuan dari tahap pertama untuk membawa siswa ke dalam konteks
masalah dan memberikan inspirasi kepada siswa agar dapat segera
mulai menyelidiki/investigasi.
Research Tahap kedua dapat mengambil bentuk penelitian siswa, guru
membimbing dalam konsep sains, siswa memilih bacaan atau
mengumpulkan informasi dari sumber yang relevan.
Discovery Tahap penemuan umumnya menjembatani penelitian dan informasi
yang sudah dikenal dengan langkah-langkah proyek. Siswa mulai
menemukan proses pembelajaran dan menentukan apa yang masih
belum diketahui
Application Dalam tahap aplikasi, siswa memodelkan suatu pemecahan masalah,
siswa menguji model yang dirancang, berdasarkan hasil pengujian
siswa dapat mengulang ke langkah sebelumnya
Communication Tahap akhir dalam setiap proyek adalah mempresentasikan model dan
solusi langkah ini untuk mengembangkan keterampilan komunikasi
dan kolaborasi serta kemampuan untuk menerima dan menerapkan
umpan balik yang membangun

Komentar 1

Secara ideal seandainya tahapan-tahapan pembelajaran PBL STEAM sudah dilakukan secara maksimal
oleh peseta didik maka hasil belajar yang diperoleh juga maksimal. Kondisi real yang dialami oleh Pak
Roni adalah hasil ketercapaian belajar hanya 10%. Saya menduga bahwa ada tahapan pembelajaran PBL
STEM tidak berjalan secara maksimal. Misalnya masalah yang disajikan oleh Pak Roni tidak membuat
peserta didik menjadi tertantang atau mungkin proses penyelidikan yang dilakukan peserta didik tidak
maksimal.

Komentar 2

Untuk memaksimalkan proses tahapan pembelajaran PBL STEAM berjalan maksimal maka perlu
didukung dengan media dan bahan ajar yang sesuai. Misalnya orientasi masalah disajikan dalam bentuk
tayangan vidio serta proses penyelidikan didampingi dengan LKPD yang menuntun peserta didik
memecahkan masalah sehingga peserta didik dapat berfikir secara sistematis. Untuk memaksimalkan
hasil belajar peserta didik maka Pak Roni seharusnya menggunakan media dan pendukung pembelajaran,
kemungkinan besar penyebab ketercapaian peserta didik rendah karena LKPD yang digunakan tidak
cukup baik untuk memaksimalkan komptensi peserta didik

Komentar 3

Kita ketahui pembelajaran STEM berorientasi tertanam mengharuskan peserta didik memiliki
kemampuan pendukung yang baik seperti kemampuan matematika dan teknologi. Jika kemampuan
matematika dan literasi teknolig baik maka proses pembelajaran kan menjadi maksimal. Pada kondisi Pak
Roni kemungkinan besar kemampuan matematika dan teknologi peserta didik tidak cukup baik sehingga
proses pembelajaran tidak maksimal.
Komentar 4

Dengan mengasumsikan tahapan/sintaks pembelajaran PBL STEAM tertanam (embeded) dilaksanakan


dengan maksimal oleh Pak Roni disertai dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai serta
LKPD yang menuntun. Maka faktor yang mungkin sebagai penyebab ketercapaian hasil belajar adalah

a. Jumlah komptensi yang diharapkan tidak sesuai dengan alokasi yang disediakan oleh pak Roni.
Kita ketahui bahwa target pembelajaran PBL STEAM adalah diharapkan komptensi peserta didik
sampai pada level High Order Thingking Skill (HOTS). Untuk mencapai level HOTS diperlukan
tahapan belajar yang tidak instan, membutuhkan proses pembelajaran yang lama. Semestinya
pembelajaran didesain lebih dari satu pertemuan untuk memaksimalkan proses berfikir peserta
didik.
b. Kita ketahui bahwa pembelajaran yang diterapkan pak Roni adalah PBL STEAM tertanam yang
mengharuskan peserta didik tidak hanya mengkaji mata pelajaran IPA saja tetapi juga harus
mengintegrasikan matematika, seni dan teknologi dalam pembelajaran. Agar hasil belajar menjadi
maksimal maka selayaknya peserta didik juga harus memiliki kemampuan matematika dan
penggunaa teknologi yang baik.

c. peserta didik untuk menyelesaikan masalahPada kondisi pembelajaran yang dilakukan oleh Pak
Roni tidak ideal dikarenakan ketidaksesuaian antara jumlah komptensi yang diharapkan dengan
alokasi waktu yang disediakan. Dengan 4 komptensi yang diharapkan setidaknya pak Roni harus
mensetting pembelajaran menjadi beberapa pertemuan karena pembelajaran PBL STEAM
membutuhkan pemikiran tingkat tinggi dan melibatkan kemampuan dasar yang lain.

Berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami, tantangan yang saya hadapi saat menerapkan
pembelajaran STEAM tertanam (emebadded) berorientasi proyek pada peserta didik SMA adalah :

a. Peserta didik belum terbiasa disuguhkan model pembelajaran yang mengharuskan peserta didik
mengintegrasikan kemampuan matematika, teknik dan teknologi dalam pembelajaran sains.
Walaupun jenjang peserta didik SMA namun pada kenyataannya peserta didik harus
menyesuaikan diri dengan model pembelajaran yang mengharuskan berfikir tingkat tinggi.
Sehingga model pembelajaran STEAM ini harus dimulai dari jenjang paling dasar dari tingkat
PAUD agar terbiasa dengan model pembelajaran STEAM.
b. Untuk memudahkan pembelajaran STEAM maka dibutuhkan kemampuan matematika, teknologi
dan seni yang cukup memadai. Agar pembelajaran STEAM berjalan maksimal semestinya
peserta didik harus memiliki kemampuan matematika, seni dan penguasaan teknologi yang baik.
Maka diperlukan kolaborasi antar mata pelajaran.
c. Pembelajaran STEAM yang ideal membutuhkan kolaborasi antar mata pelajaran sehingga
masalah yang dikaji lebih komperhensip. Sehingga dalam implementasinya mengharuskan guru
melakukan kajian dan pengembangan kurikulum bersama guru mata pelajaran yang langsung
terkait dengan masalah yang dikaji.
d. Guru juga dituntut harus memiliki komptensi untuk melaksanakan pembelajaran STEAM. Guru
harus membekali diri dengan kemampuan matematika, teknologi dan seni untuk mendukung
pembelajaran STEAM.
e. Pada dasarnya STEAM berbasis proyek lebih cenderung meningkatkan komptensi keterampilan
peserta didik dibandingkan komptensi pengetahuan. Sehingga diperlukan strategi untuk
menyeimbangkan antara komptensi pengetahuan dan keterampilan.

Anda mungkin juga menyukai