Anda di halaman 1dari 2

Setelah mengkaji modul 2 saya mendapat banyak hal baru terkait dengan pembelajaran inovatif.

Pembelajaran inovatif dikembangkan untuk menghadapi tantangan pembelajaran abad 21 dan


revolusi industri 4.0. Dengan pembelajaran inovatif diharapkan guru akan mampu mengantarkan
peserta didik untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi
secara kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif sesuai tuntutan dunia kerja abad 21.

Pembelajaran STEAM memperlihatkan kepada peserta didik bagaimana konsep-konsep, prinsip-


prinsip IPA, teknologi, teknik, dan matematika digunakan secara terpadu untuk mengembangkan
produk, proses, dan sistem yang memberikan manfaat bagi kehidupan manusia yang kompetitif.
Pendekatan pembalajaran STEAM dapat diintegrasikan ke dalam model pembelajaran yang
relevan seperti problem based learning dan project based learning. Implementasi pembelajaran
STEAM pada masing-masing jenjang sekolah berbeda-beda. Pada tingkat PAUD dan sekolah
dasar pembelajaran STEAM dilaksanakan secara terintegrasi tetapi pada tingkat sekolah
menengah dilaksanakan secara tertanama (embeded). Tantangan pembelajaran STEAM
mengharapkan adanya inetgrasi antar mata pelajaran dalam suatu masalah sehingga diperlukan
kolaborasi antar guru mata pelajaran. Di samping itu juga pembelajaran STEAM harus
diterapkan mulai dari jenjang yang lebih dasar sehingga peserta didik terbiasa dengan model
pembelajaran STEAM.

Pembelajaran Neurosains merupakan pembelajaran sains yang menitik beratkan pada kerja sel
saraf otak. Pembelajaran neurosains mengkondisikan lingkungan belajar untuk memaksimalkan
kerja otak. Untuk menerapkan pembelajaran neurosains diperlukan stimulus dalam bentuk audio,
visual dan gerakan yang dapat merangsang sel otak untuk bekerja. Dalam kontek neurosains,
pembelajaran akan semakin berhasil jika mampu lebih banyak menyalakan kelompok-kelompok
neuron secara bersama sama. Semakin lebat jaringan neuron yang terbentuk dan dinyalakan,
semakin berhasil anak mempelajari materi pelajaran.

Pembelajaran digital adalah pembelajaran yang melibatkan alat atau teknologi inovatif. Prinsip-
prinsip pembelajaran digital adalah melihat kemampuan awal siswa (personalisasi). keaktifan
siswa dalam pembelajaran (partisipas), menggunakan platform digital yang dapat diakses oleh
siswa (aksesibilitas), penilaia atau refleksi pembelajaran. Contoh model pembelajaran yang
menerapkan pembelajaran digital antara lain mobile learning, media sosial game base learning
dan pembelajaran elektronik berbasis awan dan cloud.

Blended Learning sebagai pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran online


dengan pembelajaran konvensional (tatap muka) . Pembelajaran blended tidak hanya sekedar
mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran di kelas. Namun keberadaan teknologi lebih
difokuskan untuk mefasilitasi peserta didik dalam mengeksplorasi materi bahan ajar dan
mendapatkan pengalaman belajar mandiri. Karakteristik pembelajaran blended learning dengan
menggabungkan cara penyampaian dan media berbasis teknologi, mengkombinasikan pola
pembelajaran langsung dengan sistem online, dan guru dan orang tua memiliki peran yang sama
penting dimana guru berperan sebagai fasilitator dan orang tua berperan sebagai pendukung.
Model pembelajaran yang sesuai dengan blended learning yaitu model kelas station rotation,
model kelas lab/whole group rotation, model kelas flipped, model kelas iflex, model self-blend,
dan model enriched-virtual. Pengajar perlu menguasai bagaimana cara mengintegrasikan
pembelajaran online dengan pembelajaran tatap muka.

Anda mungkin juga menyukai