Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pembelajaran STEAM 2. Pembelajaran berbasis Neurosains 3. Pembelajaran Digital 4. Pembelajaran “Blended Learning” No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Daftar peta KB 1. Pembelajaran STEAM konsep (istilah dan 1. STEAM merupakan singkatan dari pembelajaran Science, Technology, Engineering, Art and Mathematics. definisi) di 2. Pembelajaran STEAM merupakan suatu pendekatan pembelajaran modul ini interdisipliner yang inofatif dimana IPA, teknologi, teknik,seni dan matematika di integrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran pemecahan masalah dalam kehidupan nyata. 3. Tujuan pembelajarn STEAM dapat mengasah tingkat literasi STEAM pada peserta didik maupun pendidik. Bagi peserta didik, literasi STEAM akan berguna dalam perkembangan kehidupannya dan bagi pendidik literasi STEAM bermanfaat menunjang kinerja mendidik generasi yang kompetitif dan kolaboratif 4. Pendekatan terpisah (silo), dimana setiap disiplin STEAM diajarkan secara terpisah untuk menjaga domain pengetahuan dalam batas – batas dari masing – masing disiplin (Asmuniv,2015) 5. Pendekatan tertanam (embeded) pada STEAM lebih menekankan untuk mempertahankan keaslian materi pelajaran yang menjadi bidang utama, tidak focus pada mata pelajaran yang tertanam dan materi pada pendekatan tertanam tidak dirancang untuk dievaluasi atau dinilai 6. Pendekatan terpadu (integrated) memungkikan setiap bidang STEAM diajarkan seolah – olah terpadu dalam satu bidan studi 7. Prinsip – prinsip pembelajaran STEAM a. Prinsip perhatian dan motivasi b. Prinsip keaktifan c. Prinsip keterlibatan langsung d. Prinsip pengulangan e. Prinsip tantangan f. Prinsip balikan dan penguatan g. Prinsip perbedaan individual 8. Pembelajaran STEAM menggunakan model PBL Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar dan bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunianyata. (Arends & Kilcher, 2020) SINTAK pembelajran berbasis masalah a. Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah b. Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik c. Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok d. Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya e. Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
KB 2. Pembelajaran berbasis Neurosains
9. Neurosains merupakan ilmu yang mempelajari sistem syarf otak dengan
seluruh fungsinyaseperti bagaimana proses berfikir terjadi dalam otak manusia. 10. Batang otak merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan pertahanan seseorang ketika mendapatkan suatu ancaman, atau ketika diliputi rasa takut. 11. Sistem limbik merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan emosi seseorang, oleh karena itu daerah ini juga disebut sebagai pusat emosi 12. Korteks merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan kemampuan berfikir dan bernalar seseorang. Bagian otak ini juga dikenal sebagai bagian “kerja sekolah” atau “topi berfikir” 13. Neurotransmitter adalah zat kimia yang kirimkan karena adanya komunikasi antara axon dan dendrit. Setiap axon hanya terkoneksi dengan dendrit dan dendrit tidak berkoneksi dengan sesama dendrit. 14. Tahap – tahap pembelajaran berbasis neurosains Tahap pertama : tahap persiapan, tahap ini merupakan tahap pemberian kerangka kerja bagi pembelajaran baru dan mempersiapkan otak peserta didik dengn koneksi -koneksi yang memungkinkan. Tahap kedua : akuisisi, tahap akuisis adalah tahap penciptaan koneksi dimana neuron – neuron dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Koneksi antar neuron akan terbentuk ketika pengalaman belajar yang dialami peserta didik bersifat baru dan koheren (berhubungan) dengan materi yang pernah dipelajari. Tahap ketiga : elaborasi, tahap elaborasi merupakan tahap untuk memastikan bahwa apa yang dikuasai peserta didik adalah ilmu yang benar dan akurat. Tahap keempat : formasi memori. Tahap ini dapat disebut sebagai tahap pembelajaran yang merekatkan ikatan koneksi neuron lebih kuat. Tahap kelima : integrasi fungsional, adalah upaya untuk memperkuat dan memperluas materi pembelajaran.
KB 3. Pembelajaran Digital
15. Pembelajaran digital pada hakikatnya adalah pembelajaran yang
melibatkan penggunaan alat dan teknologi digital secara inovatif selama proses belajar mengajar dan sering juga disebut sebagai technology enhanced learning atau e-learning. Pembelajaran digital bukan hanya berkaitan dengan perangkat keras saja, melainkan juga mencakup perangkat lunak berupa datayang dikirim atau disimpan yang bisa diakses sewaktu – waktu. 16. Networking (jaringan) fungsi sharing yang diciptakan oleh beberapa komputer yang saling berhubungan satu sama lain 17. Ragam pembelajaran digital a. Mobile learning atau biasa disebut M-learning, didefinisikan sebagai pembelajaran yang disampaikan oleh teknologi mobile b. Social media , media sosial harus dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lebih baik, seperti pembelajaran digital, dengan begitu fungsi media sosial benar- benar teraplikasikan sebagai media untuk bersosialisasi dalam hal – hal yang positif. c. Games based Learning secara singkat GBL terdiri dari 3 komponen besar yakni proses, input dan output. d. Pembelajaran elektronik berbasis “awan” atau “cloud” atau biasa disebut cloud computing merupakan sebuah model yang memungkinkan terjadinya penggunaan sumber daya (jaringan, server, media penyimpanan, aplikasi dan service) secara bersama – sama.
KB 4. Pembelajaran “Blended Learning”
18. Blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara
pembelajaran online dengan pembelajaran konvensional (tatap muka). (Staker & Horn :2012) 19. Model Rotasi (Rotation Model), peserta didik akan diatur untuk bergantian menempati pos-pos kegiatan pembelajaran yang telah disediakan. a. Model Kelas Station Rotation, dalam model pembelajaran ini terdapat beberapa tempat atau 6perhentian (station) dimana peserta didik dapat menempatinya secara bergiliran sesuai dengan kesepakatan atau arahan dari guru. b. Model Kelas Lab/Whole Group Rotation, peserta didik akan diatur untuk berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain. c. Model Kelas Flipped (Flipped Clasroom), membalik siklus yang biasanya terjadi. Sebelum peserta didik memulai kelas, mereka akan mendapatkan pengajaran secara langsung melalui video secara online. Sehingga ketika kelas dimulai, peserta didik dapat mulai mengerjakan dan menyelesaikan tugasnya serta dapat meminta bantuan melalui kegiatan diskusi dikelas. d. Rotasi Individu (Individual Rotation), siswa mendapatkan jadwal yang telah disesuaikan dengan masing-masing individual untuk dapat belajar secara mandiri. 20. Model Kelas Flex, guru dapat berperan sebagai fasilitator melalui sesi diskusi, pengerjaan proyek dalam kelompok, maupun tutoring secara individu. 21. Model Self-Blend, peserta didik dapat mengambil satu atau lebih kegiatan pembelajaran online sebagai tambahan dari kegiatan pembelajaran tatap muka yang telah dilakukan. 22. Model Enriched-Virtual, pembelajaran dilakukan secaar online, Model enriched-virtual berbeda dengan model flipped karena pembelajaran tatap muka dalam model enriched-virtual tidak dilakukan setiap hari. Model kelas ini juga berbeda dengan model Self-Blend karena pembelajaran yang ditawarkan adalah kegiatan pembelajaran secara utuh, bukan berupa materi secara khusus.
2 Daftar materi 1. Pembelajaran blended learning dalam pembelajaran.
yang sulit 2. Langkah- langkah pembelajaran secara rinci dipahami di 3. Prinsip STEM 4. Fungsi pembelajaran digital modul ini 5. Merancang model pembelajaran Blended Learning
3 Daftar materi 1. Instrument penilaian hasil belajar
yang sering 2. Tujuan dan Fungsi STEM mengalami 3. Prinsip neurosains miskonsepsi 4. Model-model pembelajaran blended 5. Perbedaan pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional