Anda di halaman 1dari 4

Nama : Reny Ika Hidayati

No. Peserta : 201501488868


Unit Kerja : SMKS NAHDLATUTH THALABAH

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul PEMBELAJARAN INOVATIF


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pembelajaran STEAM
2. Pembelajaran berbasis Neurosains
3. Pembelajaran Digital
4. Pembelajaran “Blended Learning”
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta KB 1. Pembelajaran STEAM
konsep
(istilah dan 1. STEAM merupakan singkatan dari pembelajaran Science, Technology,
Engineering, Art and Mathematics.
definisi) di
2. Pembelajaran STEAM merupakan suatu pendekatan pembelajaran
modul ini interdisipliner yang inofatif dimana IPA, teknologi, teknik,seni dan
matematika di integrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran
pemecahan masalah dalam kehidupan nyata.
3. Tujuan pembelajarn STEAM dapat mengasah tingkat literasi STEAM pada
peserta didik maupun pendidik. Bagi peserta didik, literasi STEAM akan
berguna dalam perkembangan kehidupannya dan bagi pendidik literasi
STEAM bermanfaat menunjang kinerja mendidik generasi yang kompetitif
dan kolaboratif
4. Pendekatan terpisah (silo), dimana setiap disiplin STEAM diajarkan secara
terpisah untuk menjaga domain pengetahuan dalam batas – batas dari
masing – masing disiplin (Asmuniv,2015)
5. Pendekatan tertanam (embeded) pada STEAM lebih menekankan untuk
mempertahankan keaslian materi pelajaran yang menjadi bidang utama,
tidak focus pada mata pelajaran yang tertanam dan materi pada
pendekatan tertanam tidak dirancang untuk dievaluasi atau dinilai
6. Pendekatan terpadu (integrated) memungkikan setiap bidang STEAM
diajarkan seolah – olah terpadu dalam satu bidan studi
7. Prinsip – prinsip pembelajaran STEAM
a. Prinsip perhatian dan motivasi
b. Prinsip keaktifan
c. Prinsip keterlibatan langsung
d. Prinsip pengulangan
e. Prinsip tantangan
f. Prinsip balikan dan penguatan
g. Prinsip perbedaan individual
8. Pembelajaran STEAM menggunakan model PBL
Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan
model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar
bagaimana belajar dan bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi
dari permasalahan dunianyata. (Arends & Kilcher, 2020)
SINTAK pembelajran berbasis masalah
a. Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah
b. Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik
c. Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
d. Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

KB 2. Pembelajaran berbasis Neurosains

9. Neurosains merupakan ilmu yang mempelajari sistem syarf otak dengan


seluruh fungsinyaseperti bagaimana proses berfikir terjadi dalam otak
manusia.
10. Batang otak merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan
pertahanan seseorang ketika mendapatkan suatu ancaman, atau ketika
diliputi rasa takut.
11. Sistem limbik merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan
emosi seseorang, oleh karena itu daerah ini juga disebut sebagai pusat
emosi
12. Korteks merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan
kemampuan berfikir dan bernalar seseorang. Bagian otak ini juga dikenal
sebagai bagian “kerja sekolah” atau “topi berfikir”
13. Neurotransmitter adalah zat kimia yang kirimkan karena adanya
komunikasi antara axon dan dendrit.
Setiap axon hanya terkoneksi dengan dendrit dan dendrit tidak berkoneksi
dengan sesama dendrit.
14. Tahap – tahap pembelajaran berbasis neurosains
Tahap pertama : tahap persiapan, tahap ini merupakan tahap pemberian
kerangka kerja bagi pembelajaran baru dan mempersiapkan otak peserta
didik dengn koneksi -koneksi yang memungkinkan.
Tahap kedua : akuisisi, tahap akuisis adalah tahap penciptaan koneksi
dimana neuron – neuron dapat saling berkomunikasi satu sama lain.
Koneksi antar neuron akan terbentuk ketika pengalaman belajar yang
dialami peserta didik bersifat baru dan koheren (berhubungan) dengan
materi yang pernah dipelajari.
Tahap ketiga : elaborasi, tahap elaborasi merupakan tahap untuk
memastikan bahwa apa yang dikuasai peserta didik adalah ilmu yang benar
dan akurat.
Tahap keempat : formasi memori. Tahap ini dapat disebut sebagai tahap
pembelajaran yang merekatkan ikatan koneksi neuron lebih kuat.
Tahap kelima : integrasi fungsional, adalah upaya untuk memperkuat dan
memperluas materi pembelajaran.

KB 3. Pembelajaran Digital

15. Pembelajaran digital pada hakikatnya adalah pembelajaran yang


melibatkan penggunaan alat dan teknologi digital secara inovatif selama
proses belajar mengajar dan sering juga disebut sebagai technology
enhanced learning atau e-learning. Pembelajaran digital bukan hanya
berkaitan dengan perangkat keras saja, melainkan juga mencakup
perangkat lunak berupa datayang dikirim atau disimpan yang bisa diakses
sewaktu – waktu.
16. Networking (jaringan) fungsi sharing yang diciptakan oleh beberapa
komputer yang saling berhubungan satu sama lain
17. Ragam pembelajaran digital
a. Mobile learning atau biasa disebut M-learning, didefinisikan sebagai
pembelajaran yang disampaikan oleh teknologi mobile
b. Social media , media sosial harus dimanfaatkan untuk kebutuhan yang
lebih baik, seperti pembelajaran digital, dengan begitu fungsi media
sosial benar- benar teraplikasikan sebagai media untuk bersosialisasi
dalam hal – hal yang positif.
c. Games based Learning secara singkat GBL terdiri dari 3 komponen
besar yakni proses, input dan output.
d. Pembelajaran elektronik berbasis “awan” atau “cloud” atau biasa
disebut cloud computing merupakan sebuah model yang
memungkinkan terjadinya penggunaan sumber daya (jaringan, server,
media penyimpanan, aplikasi dan service) secara bersama – sama.

KB 4. Pembelajaran “Blended Learning”

18. Blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara


pembelajaran online dengan pembelajaran konvensional (tatap muka).
(Staker & Horn :2012)
19. Model Rotasi (Rotation Model), peserta didik akan diatur untuk
bergantian menempati pos-pos kegiatan pembelajaran yang telah
disediakan.
a. Model Kelas Station Rotation, dalam model pembelajaran ini terdapat
beberapa tempat atau 6perhentian (station) dimana peserta didik
dapat menempatinya secara bergiliran sesuai dengan kesepakatan
atau arahan dari guru.
b. Model Kelas Lab/Whole Group Rotation, peserta didik akan diatur
untuk berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain.
c. Model Kelas Flipped (Flipped Clasroom), membalik siklus yang
biasanya terjadi. Sebelum peserta didik memulai kelas, mereka akan
mendapatkan pengajaran secara langsung melalui video secara online.
Sehingga ketika kelas dimulai, peserta didik dapat mulai mengerjakan
dan menyelesaikan tugasnya serta dapat meminta bantuan melalui
kegiatan diskusi dikelas.
d. Rotasi Individu (Individual Rotation), siswa mendapatkan jadwal yang
telah disesuaikan dengan masing-masing individual untuk dapat belajar
secara mandiri.
20. Model Kelas Flex, guru dapat berperan sebagai fasilitator melalui sesi
diskusi, pengerjaan proyek dalam kelompok, maupun tutoring secara
individu.
21. Model Self-Blend, peserta didik dapat mengambil satu atau lebih kegiatan
pembelajaran online sebagai tambahan dari kegiatan pembelajaran tatap
muka yang telah dilakukan.
22. Model Enriched-Virtual, pembelajaran dilakukan secaar online, Model
enriched-virtual berbeda dengan model flipped karena pembelajaran
tatap muka dalam model enriched-virtual tidak dilakukan setiap hari.
Model kelas ini juga berbeda dengan model Self-Blend karena
pembelajaran yang ditawarkan adalah kegiatan pembelajaran secara
utuh, bukan berupa materi secara khusus.

2 Daftar materi 1. Pembelajaran blended learning dalam pembelajaran.


yang sulit 2. Langkah- langkah pembelajaran secara rinci
dipahami di 3. Prinsip STEM
4. Fungsi pembelajaran digital
modul ini
5. Merancang model pembelajaran Blended Learning

3 Daftar materi 1. Instrument penilaian hasil belajar


yang sering 2. Tujuan dan Fungsi STEM
mengalami 3. Prinsip neurosains
miskonsepsi 4. Model-model pembelajaran blended
5. Perbedaan pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai