PEMBELAJARAN INOVATIF
Pembelajaran inovatif pada dasarnya pembelajaran pada era abad 21 yang mencangkup
pembelajaran STEAM, pembelajaran berbasis neurosains, pembelajaran digital, dan
pembelajaran blended learning. Empat pembelajaran ini saling berkaitan dan menjadi satu
kesatuan yang terangkum menjadi pembelajaran inovatif. Adapan penjelasannya sebagai
berikut :
1. Pembelajaran STEAM
2. Pembelajaran Neurosains
a. Persiapan
b. Akusisi
c. Elaborasi
d. formasi memori
e. integrasi fungsional.
Cara kerja otak sangat menentukan karena kecerdasan peserta didik sangat ditentukan oleh
banyak sedikitnya sambungan (sinapsis) antar sel neuron di dalam otaknya. Untuk
meningkatkan dan menguatkan jumlah koneksi (sinapsis) antar sel neuron pada otak dapat
dilakukan dengan cara memfasilitasinya dengan lingkungan yang kaya akan rangsangan
belajar. Ada beberapa prinsip pembelajaran berbasis neurosain yang perlu diperhatikan agar
pembelajaran mampu mengoptimalkan potensi kecerdasan otak peserta didik, diantaranya
yaitu; (a) pembelajaran terkait penyerapan informasi paling baik dilakukan di pagi hari,
sedangkan waktu terbaik untuk pengulangan, pengolahan dan refleksi informasi paling baik
dilakukan di waktu sore hari; (b) Pembelajaran akan membantu otak untuk tetap
mempertahankan perhatiannya jika peserta didik setiap sembilan puluh menit diberi
kesempatan untuk melakukan gerakan peregangan otot atau relaksasi tubuh dengan tenang
sekitar sepuluh menit; (c) Belahan otak kanan dan kiri kita mengalami siklus efisiensi secara
bergantian setiap sembilan puluh sampai seratus menit; (d) Pembelajaran akan lebih optimal
apabila mampu mengembangkan belahan otak kanan dan kiri secara seimbang; (e)
Pembelajaran akan mencapai hasil terbaik apabila difokuskan pada pembahasan materi,
dipecah, dan difokuskan kembali pada pembahasan materi; (f) Pembelajaran akan menarik
perhatian otak, jika memperhatikan perubahan gerakan, cahaya, kekontrasan, dan warna; (g)
Proses pembelajaran agar optimal perlu memperhatikan beberapa faktor lingkungan seperti
suhu ruangan, pilihan warna kelas, desain warna tampilan media, pengaturan ruang kelas,
pencahayaan dan lain-lain; dan (h) Proses pembelajaran akan lebih optimal jika peserta didik
memperoleh asupan gizi dan nutrisi yang cukup serta ingkatkan kondisi emosional positif
peserta didik dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, permainan, humor, dan
perhatian personal.
3. Pembelajaran Digital
Alasan utama mengapa guru menggunakan pembelajaran blended learning adalah untuk
meningkatkan kualitas belajar peserta didik, meningkatkan akses dan fleksibilitas dalam
pembelajaran, dan meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran. Selain itu dapat membantu
guru dalam menghadapi permasalahan dalam pembelajaran diantaranya dari partisipasi
peserta didik, kecepatan belajar, indivindualisasi, tempat, interaksi pribadi, persiapan, dan
umpan balik. Adapun karakteristik dari pembelajaran yang menggunakan model blended
learning (Prayitno, 2015) diantaranya yaitu:
c. Guru dan orangtua memiliki peran yang sama penting, dimana guru berperan sebagai
fasilitator dan orangtua berperan sebagai pendukung.
b. Model Kelas Flex;
c. Model Kelas Self-Blend;
d. Model Enriched-Virtual.
Ada tiga komponen penting harus diperhatikan dalam merancang dan mengembangkan aktifitas
pembelajaran dengan model blended learning yaitu, Standar capaian dan tujuan pembelajaran;
Penilaian; dan Kegiatan pembelajaran. Beberapa aplikasi atau platform yang dapat dimanfaatkan
untuk model pembelajaran blended learning yaitu: (a) Moodle; (b) Edmodo; (c) Google Group.