Anda di halaman 1dari 5

Perbandingan antara gaya gravitasi antara Bumi dan orang dengan oarang dengan orang

Jika Massa Bumi 5,972 × 1024 kg dan jari-jari Bumi 6,371 × 106 m dan massa orang 60 kg

Gaya gravitasi antara Bumi dengan orang bermassa 60 kg:

mM
F=G
R2

−11 60 ×5,972 ×10 24


= 6,67 ×10 6 2
(6,371 ×10 )

¿ 60 N

Gaya gravitasi antara orang bermassa 60 kg dan orang bermassa 60 kg

mM
F=G
R2

−11 60× 60
= 6,67 ×10
(6,371× 106 )2

= 60 ×10−22

Fenomena ini bisa dibahas menggunakan Relativitas umum dan sedikit Fisika Kuantum.

Sebenarnya tidak masalah menganggap bahwa gravitasi itu menarik massa ataupun energi,
karena keduanya merupakan besaran yang sama, tapi beda satuan. Namun, massa sudah
terlebih dulu didefinisikan di fisika klasik sebagai "kuantitas" inersia gerakan. Sedangkan
energi dapat mewakili gerakan (energi kinetik) ataupun interaksi lain, misalnya energi
potensial atau radiasi gelombang.

Pada hakikatnya, setiap partikel memiliki atribut yang kita namakan 4-vector, alias vektor
dengan 4 arah sumbu. Gravitasi merupakan interaksi yang memanipulasi 4-vector ini.

4-vector ini ada banyak jenisnya. Kalau kita bicara tentang 4-vector di alam semesta yang
kita tinggali, vektor ini mesti memiliki 3 komponen ruang (spacelike) dan 1 komponen waktu
(timelike). Alam semesta yang kita tinggali cukup unik karena ternyata komponen ini tidak
bisa bercampur. Komponen ini diukur menggunakan metrik yang unik yang kita namakan
metrik ruangwaktu. Kalau belum paham apa artinya metrik, anggap saja metrik merupakan
mekanisme atau cara menghitung panjang vektor dari komponennya.

Metrik yang kita gunakan mengikuti metrik cahaya. Artinya, kita mengukur menggunakan
patokan cahaya. Anggap saja cahaya merupakan penggaris. Misalnya, panjang suatu benda
diukur dengan cara sesuatu dikali panjang gelombang cahaya yang dijadikan penggaris.
Kebalikannya juga sama. Waktu dihitung menggunakan frekuensi sumber cahaya, yaitu
waktu yang dibutuhkan untuk cahaya merambat hingga sesuatu dikali panjang
gelombang.

Mengapa kita menggunakan metrik cahaya? Ini karena menurut hasil pengamatan, semua
hukum fisika mematuhi bahwa kecepatan cahaya itu bersifat invarian terhadap pengamat.
Siapapun pengamatnya, asalkan berada di kerangka invarian, pasti mengukur kecepatan
cahaya yang sama, karena komponen ruang dan waktu berubah persis supaya kecepatan
cahaya tidak berubah.

Singkatnya, berdasarkan sifat ini, metric-signature  cahaya yang berupa -+++ (komponen


waktu dianggap negatif) atau +--- (komponen ruang dianggap negatif) dialami semua
partikel di alam semesta ini. Apa ya bahasa Indonesianya metric-signature? ciri metrik?

Mengapa saya harus menjelaskan metric-signature dulu? Karena saya mau bahas 4-vector.

Seperti yang sudah saya bilang tadi, setiap pengamat akan mengukur
menggunakan metric-signature yang sama. Katakanlah kita menggunakan konvensi -+++,
berarti komponen waktu dianggap negatif. Artinya, saat membicarakan vektor posisi benda
lain (bukan kita), vektornya harus berbentuk 4-vektor dengan komponen waktu yang
basisnya negatif, dan komponen ruang yang basisnya positif. Jika ada benda lain yang kita
amati berada di lokasi yang jauh, jarak benda tersebut bisa dihitung kalau kita punya 4-
vektor dan metriknya.

Namun, konsekuensi yang pentingnya di sini:

Kalau saya sederhanakan, jarak benda ini bisa punya tiga kemungkinan. Karena ada
komponen yang metric-signature-nya negatif, total kuadrat jaraknya ada 3 kemungkinan,
bilangan positif, nol, atau negatif. Ilustrasinya, jika t, x, y, dan z merupakan komponen 4-
vektor ini, jarak s bisa didapat dengan cara:

s2=−t2+x2+y2+z2s2=−t2+x2+y2+z2
Hasilnya bisa negatif kan? Kalau negatif artinya apa? Artinya s bilangan kompleks. Untuk
konvensi -+++ yang kita gunakan, jika s bilangan kompleks, artinya benda tersebut bisa
kita amati. Dari tadi saya katakan ini benda, padahal kurang tepat. Dalam teori relativitas,
yang kita bahas itu event atau kejadian. Jika s2s2 negatif, artinya kejadian tersebut
bersifat timelike (ingat metric-signature  yang kita pilih, komponen negatif artinya waktu).
Artinya, kejadian tersebut bisa mempengaruhi kita, bisa diamati. Namun, jika s2s2 positif
artinya kejadian tersebut bersifat spacelike.  Artinya kejadian tersebut terlalu jauh, sehingga
tidak akan pernah bisa kita amati, karena tidak akan pernah sampai ke kita. Mengapa kita
selalu dapat mengamati kejadian yang timelike? Ini karena kita berasumsi bahwa kita selalu
punya masa depan. Selama kita masih punya waktu (berjalan di sumbu waktu), kita dapat
mengamati kejadian yang timelike, karena semua kejadian yang timelike lebih condong
bergerak ke arah masa depan.
Jika kita pahami lebih dalam, sesungguhnya setiap orang berjalan lurus ke masa depan
(murni timelike) menurut perspektif masing-masing. Kalian tidak pernah kan melihat tubuh
kalian jalan sendiri menjauhi kalian? Jadi sebenarnya kalian tidak pernah gerak, benda lain
yang bergerak. Ini salah satu cara memahami relativitas.

Nah, prinsip tadi berlaku untuk semua partikel. namun khusus untuk cahaya, kita mesti
tambah aturan khusus. Yaitu, cahaya selalu bergerak dengan kecepatan invarian. Jadi tidak
pernah diam. Apa konsekuensinya? Cahaya itu kebalikan dari kita. Kalau menurut perspektif
kita, diri kita tidak pernah bergerak, sedangkan menurut perspektif kita, cahaya itu tidak
pernah diam.

Ada 4-vektor lain yang berhubungan dengan Energi dan massa (momentum). Dengan
menggunakan metric-signature yang sama, vektor ini akan punya komponen timelike dan
komponen spacelike. Untuk kita yang selalu diam. Komponen spacelike-nya nol.
Komponen timelike-nya ada, komponen timelike inilah yang kita namakan Energi diam, alias
massa. Cahaya itu kebalikannya, komponen timelike-nya tidak ada, jadi dia tidak punya
energi diam. Tapi komponen spacelike-nya ada yaitu energi kinetik. Menurut fisika kuantum,
energi kinetik cahaya atau foton itu tergantung dari frekuensinya saja.

Setelah ini, baru kita bisa menjawab pertanyaan tadi:

Jika gravitasi adalah atraksi antara dua benda bermassa, mengapa cahaya yang tidak
mempunyai massa dapat ditarik oleh gravitasi blackhole? Apakah gravitasi itu
menarik massa ataukah energi?

Pertama, gravitasi itu bukan atraksi dua benda bermassa, melainkan lengkungan geometri.
Apapun yang memiliki energi dapat melengkungkan geometri. Geometri yang melengkung,
akan mengubah metrik (tapi signature-nya tetap).  Perbedaan metrik pengamat dan metrik
benda yang diamati kemudian memberikan kesan bahwa ada gaya tarik menarik yang
sedang terjadi (padahal tidak ada).

Kedua, cahaya itu tidak bisa diam. Artinya dia akan terus bergerak. Dia tidak punya
komponen energi diam di komponen 4-vektor energi-momentum-nya.

Ketiga, karena komponen energi cahaya tidak bisa berubah menjadi


komponen timelike sepenuhnya (energi diam), maka energinya hanya energi kinetik.
Keempat, Total energi partikel bersifat tetap, tetapi gravitasi dapat mengubah komponen
4-vektor dari energi partikel, yang terdiri dari energi diam dan momentum (energi kinetik).
Khusus untuk cahaya, gravitasi tidak bisa mengotak-atik energi diam (massa), jadi yang
diotak-atik itu energi kinetiknya. Ini jawaban pertanyaan kedua.

Kelima, baik untuk partikel maupun cahaya, blackhole akan mempengaruhi benda apapun


yang memiliki 4-vektor momentum-energi. Karena keduanya punya 4-vektor momentum-
energi, ya dua-duanya terpengaruh. Bedanya, untuk cahaya, karena komponen  timelike-
nya tidak bisa berubah, maka yang berubah itu lintasan cahayanya (akan mengikuti jalur
geodesik geometri lokalnya) atau frekuensi si cahaya. Mengapa cahayanya hanya mengikuti
jalur geodesik? Soalnya menurut cahaya itu sendiri, dia hanya bisa bergerak lurus, maju.
Jalur geodesik merupakan jalur terlurus menurut si cahaya tersebut, karena kecepatannya
mesti invarian (tidak berubah, baik arah maupun besarnya). Ini menjawab pertanyaan
pertama.

Terakhir sebagai bonus, jika cahaya melewati event horizon. Cahaya tersebut sudah terpisah
dari kita secara spacelike  (jarak antara kita dan cahaya tersebut sudah terlalu jauh).
Meskipun ia benda tercepat di alam semesta, tidak akan ada sinyal yang bisa sampai ke kita,
sehingga cahaya tersebut tidak akan pernah bisa kita amati. Itulah mengapa lubang hitam
dikatakan hitam, karena cahaya tidak akan bisa keluar. Ini yang membuat cahaya seolah-
olah ditarik oleh lubang hitam, padahal dia tidak bermassa (energi diamnya nol).

Dahulu cahaya begitu dibedakan benar dengan materi. Karena begitu tajamnya perbedaan
gelombang dan partikel terlebih dengan susunan materi yang rapat dan padat. namun
semenjak temuan fisika belakangan yang makin meringkaskan satu gaya dengan gaya yang
lain membuat kita semakin tahu benar bahwa materi, partikel dan gelombang itu satu
adanya dan hakikatnya, namun beda wataknya, berubah dalam kondisi ekstrem.

Listrik bisa berfungsi magnet kala menarik besi bahkan manusia, magnetpun berperilaku
listrik saat dirakit jadi kumparan. Gaya nuklir kuat yang berwenang membuat utuh inti atom
dan elektronnya juga terkadang berlaku sebaliknya meluruh dan membelah dengan
menyisakan ledakan dan muntahan energi. Pun dengan partikel mampu berwatak
gelombang kala dipercepat mencekati cahaya, dan sebaliknya pula bahwa cahaya akan
berahklak materi jika didinginkan. Waktu tidak terpisah dengan ruang dan materi sebab
waktu diukur dari gerakan materi baik gerakan naik atau turun. Usia materipun juga makin
muda dan lambat jika berada pada gravitasi kuat, dan makin cepat tua jika gravitasinya
rendah.Demikian ruang juga mencerminkan kekuatan gravitasi. Makin kuat gravitasi makin
melengkung ruang, makin lemah makin datar ruang.

Oleh sebab itulah cahaya karena berlaku ganda sebagaimana materi maka ia pasti terseret
oleh rayuan gravitasi masuk ke dasarnya, terlepas perdebatan apakah ia bermassa nol sama
sekali atau tidak, meskipun tidaknya lebih mendekati benar, sebab adanya massa cahaya
menandakan dualisme watak partikel-gelombang itu.

Pada Teori Fisika Kuantum, diajarkan tentang dualisme cahaya, dimana cahaya bisa berlaku
sebagai gelombang dan bisa berlaku sebagai partikel. Jadi itu sebabnya cahaya juga
dipengaruhi oleh grafitasi.

Anda mungkin juga menyukai