Anda di halaman 1dari 11

PENGAJUAN TEMA SKRIPSI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MEGA BUANA PALOPO

2019/2020

NAMA : EMA CENDRA

NIM : K.16.01.008

FENOMENA
Peran perawat sangat penting dalam suatu rumah sakit karena perawat merupakan ujung
tombak bagi rumah sakit. Perawat merupakan tenaga paling lama melakukan kontak atau
berhubungan dengan pasien yaitu selama 24 jam. Persepsi masyarakat perawat sebagai “one
of us”, yaitu orang yang berjasa, cekatan, perhatian kepada orang lain, bekerja dengan hati,
dapat di percaya dan bersahabat, profesi sebagai perawat juga mempunyai sebuah tanggung
jawab besar dalam memberikan pelayanan secara professional. Hal ini merupakan stressor
yang kuat pada lingkungan kerjanya (Christien A. Karambut & Eka Afnan T, Noormijati,
2012).
Kelelahan emosional adalah salah satu dimensi burnout dan predictor Organization
Citizenship Behavior (OCB). Sarjana manajemen sumber daya manusia telah
memperhatikan hal ini. Namun, mereka cenderung mengabaikan fenomena EE di rumah
sakit. Padahal kelelahan emosional sebagai sindrom psikologi penting di ketahui dan di
pantau lebih lanjut untuk memberikan umpan balik yang terbaik dalam pelayanan dan
kepuasan pasien.( Rina febriani, Zaitul, Antoni,2019)
MASALAH PENELITIAN

Informasi dan pelayanan, merupakan masalah yang paling banyak di keluhkan oleh
konsumen, artinya informasinya dan pelayanan yang di berikan oleh pihak rumah sakit di
anggap masih belum cukup, bahkan malah mengecewakan pasien. sehingga data tersebut
menunjukkan masih kurangnya tingkat kepuasan pasien di Indonesia terhadap pelayanan
DAFTAR P USTAKA
rumah sakit, termasuk pelayanan perawat (Wa Satria & A. Indahwaty Sidin,2013)

Pada saat ini masalah yang sering di hadapi perawat yaitu meningkatnya stress kerja,
karena dipacu harus selalu maksimal dalam melayani pasien. Dalam hal ini seorang perawat
harus belajar mengelola perasaannya sehingga dapat mengekspresikannya secara tepat dan
efektif, Karena dalam era seperti sekarang ini banyak perawat yang melibatkan perasaan dan
emosi, sehingga perawat di tuntut untuk memiliki kecerdasan emosi yang tinggi. Dan
kecerdasan emosional juga yang dapat membuat seseorang sukses dalam bekerja dan
menonjol dalam pekerjaan, hal ini di sebabkan oleh karena dengan kecerdasan emosional
seseorang akan lebih merasa empati pada orang lain. Sikap empati ini sangat di perlukan
oleh perawat dalam berinteraksi dan membina hubungan yang baik dengan pasien maupun
dengan rekan keja lainnya (Febriyanti & Mitayani, 2017)
Perawat yang bekerja di ruang rawat inap sering sekali mengalami stress mengalami
kehilangan motivasi, kejenuhan yang berat dan tidak masuk kerja lebih sering, sehingga
akan berdampak pada penurunan kualitas kerja terutama terhadap perilaku caring yang di
tunjukkan oleh perawat terhadap pasien, khususnya bagi perawat yang berada di instalasi
rawat inap yang menghadapi berbagai macam keluhan pasien.( Riza Desima,2013)

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti mengajukan tema riset sebagai berikut:

“Analisis pengaruh kecerdasan emosional, stress kerja terhadap pelayanan keperawatan dan
kepuasan pasien”
DAFTAR ISI

Christien A. Karambut & Eka Afnan T, Noormijati, 2012. Analisi pengaruh kecerdasan
emosional, stress kerja dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional (studi pada
perawat unit rawat inap RS panti waluya malang)

Rina Febriani, Zaitul, Antoni,2019.beban kerja dan kelelahan emosional perawat wanita
yang sudah berkeluarga: konflik kerja keluarga sebagai variabel mediasi.

(Febriyanti & Mitayani, 2017).kecerdasan emosional perawat dengan kepuasan pasien di


RSUP Dr.m.djamil padang.
Riza Desima,2011. Tingkat stress kerja perawat dengan perilaku CARING perawat.

Wa Satria & A. Indahwaty Sidin,2013. Hubungan beban kerja dengan kinerja perawat
dengan mengimplementasikan patient safety di rumah sakit UNIVERSITAS HASANUDDIN.
FENOMENA

Fenomena pada sat ini Penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap perawat
dengan pelaksanaan keselamatan pasien (pasien sefty) di ruang rawat inap RSUD liun
kendage tahuna, oleh (bawelle 2013) menyimpulkan bahwa pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien di setiap ruangan sudah baik 90,8% sedangkan sikap di peroleh 95%
pwerawat di rumah sakit mempunyai sikap baik terhadap pelaksanaan keselamatan pasien
(pasien safty) di rumah sakit

Pada tahun 2000 institute of medicine di Amerika serikat meneliti bahwa dari 33,6
juta pasien rawat inap terdapat 44.000 sampai 98.000 orang meninggal akibat medical error
dan adverse event tindakan medis di setiap tahunnya. menurut (WHO 2004) mengumpulkan
angka-angka penelitian rumah sakit di berbagai Negara : Amerika, inggris, Denmark, dan
Australia, di temukan KTD dengan rentan 3,2-16,6 itu menurut depkes 2008.
MASALAH PENELITI

Berdasarkan study pendahuluan yang di lakukan dengan observasi terhadap 5 orang


perawat di ruang inap teratai RSUD Dr.soedirman kebumen, di dapatkan data 80% perawat
telah melakukan identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan, dan 20% perawat tidak
melakukan identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan. Pada komunikasi efektif di
dapatkan data 60% pefawat telah melakukan komunikasi secara efektif dan 40% perawat
tidak melakukan komunikasi secara efektif. Pada peningkatan keamanan obat di dapatkan
100% perawat telah melakukan 5 prinsip benar obat. Pada pengurangan resiko infeksi di
dapatkan data 60% perawat melakukan 5 momen cuci tangan, dan 40% perawat tidak
melakukan momen cuci tangan. Dan pada pengurangan resiko jatuh di dapatkan 80%
perawat telah melakukan pengurangan resiko jatuh dan 20% perawat tidak melakukan
pengurangan resiko jatuh.

Menurut penelitian (ananta 2015) kejadian yang berkaitan dengan keselamatan pasien
semakin marak masuk rana hukum sampai ke pengadilan. Kenyataan bahwa di RS terdapat
puluhan bahkan ratusan jenis obat, ratusan prosedur, terdapat banyak pasien, banyak profesi
yang bekerja serta banyak sistem yang berpotensi sangat besar untuk terjadinya kesalahan.

Menurut WHO 2011 pasien rawat inap beresiko mengalami kejadian yang tidak di harapkan
atau (KTD). oleh sebab itu perawat memiliki peranan penting dalam memberikan asuhan
keperawatan pasien sehingga menjamin keselamatan pasien dan menurunkan kejadian tidak
di inginkan di rumah sakit.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti mengajukan tema riset sebagai berikut:

“Faktor yang mempengaruhi penerapan sasaran keselamatan pasien pada perawat di ruang rawat
inap”
Daftar pustaka

Yuliana aristya dewi,2017, Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sasaran


keselamatan pasien pada perawat di RUANG RAWAT INAP KELAS I, II, III RSUD
DR.SOEDIRMAN KEBUMEN

FENOMENA

Pada saat ini Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa, di lapangan ada
kecenderungan perawat tidak caring dalam memberikan asuhan keperawatan. Hasil
penelitian Sobirin (2002), didapatkan bahwa penerapan perilaku caring lebih dari separuh
perawat pelaksana (52,5%) di RSUD Unit Swadana Kabupaten Subang termasuk kategori
rendah. Hasil penelitian Agustin (2002) di RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang
menyebutkan bahwa hampir separuh perawat dinilai tidak caring (48,5%).( Nurlaili
hidayati, 2013)

perilaku caring merupakan fenomena universal yang merupakan cara manusia berfikir,
merasa dan mempunyai hubungan dengan sesame (potter & perry 2009). Berdasarkan
peneliti yang di lakukan garvin (2003), di dapatkan data 79,8% mengatakan bahwa
penenganan kecemasan sangat penting dan 17,6% menyatakan penanganan kecemasan
penting, di dapat data berikutnya 33% berfikir bahwa kecemasan dapat mengancam
kehidupan , dan hampir setengah dari responden 49,5% mengatakan sangat berbahaya bila
kecemasan tidak di tangani dengan baik hal ini membuktikan bahwa penanganan kecemasan
pada pasien.(Anastasia Paputungan,2018)
MASALAH PENELITI

Masalah yang pada saat ini yaitu Kecemasan yang di alami anak dalam masa
hospotalisasi memberikan dampak yang buruk yaitu mengganggu proses penyembuhan.
berkurangnya kecemasan akan meningkatkan pertahanan tubuh dan membantu meningkatka
penyembuhan, singga akan mempercepat lama rawat inap dan dapat meminimalkan trauma
pada anak. Kecemasan akan memberikan dampak yaitu anak bereaksi seperti rekresi yaitu
hilangnya kontrol, displacemen, agresi (menyangkal, menarik diri, tingkah laku protes, serta
lebih oeka dan pasif seperti menolak makan dan lain-lain.( Hendra arfiani, 2013)

Pada saat ini banyak perawat yang tidak memperhatikan dan memberikan sikap caring
pasien Ketika pasien berada di ruangan pre operasi. Dan hal tersebut merupakan keadaan
yang
menambah kecemasan pasien. Kecemasaan tersebut ditimbulkan akibat dari segala
acaman tindakan dan prosedur yang belum mereka ketahui selama proses operasi dan juga
tindakan pembiusan menghadapi pembedahan adalah suatu yang sangat
menghawatirkan karena akan timbul perasaan antara hidup dan mati.( Novi sepriani,2017,)

berdasarkan data dari WHO pada tahun 2007, amerika serikat menganalisis data dari
35.539 klien bedah di rawat di unit perawatan intense antara 1 oktober 2003 – 30 september
2006, sebanyak 8922 klien (25,1%) mengalami kondisi kejiwaan dan 2473 klien (7%)
mengalami kecemasan.(Retno Twistiandayani & Fuad Muzakki,2017)
Berdasrkan rumusan masalah di atas, peneliti mengajukan tema riset sebagai berikut:

“Hubungan prilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di ruang
ok”
DAFTAR PUSTAKA

Retno Twistiandayani & Fuad Muzakki,2017 caring perawat pengaruhi tingkat


kecemasan pasien dan keluarga pre operasi.

Nurlaili hidayati, 2013, hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan
pasien rawat inap di RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

Anastasia Paputungan,2018 hubungan caring perawat dengan tingkat kecemasan


pasien rawat inap di RUMAH SAKIT UMUM GMIM PANCARAN KASIH MANAD.

Hendra arfiani, 2013,hubungan penerapan perilaku cering perawat dengan tingkat


kecemasan pada anak usia sekolah yang di rawat di RS PKUMUHAMMADIYAH JOGJAKARTA
Novi sepriani,2017, hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasaan
pasien pre operasi di RUANG BEDAH RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL SKRIPSI

PENGAJUAN TEMA SKRIPSI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES MEGA BUANA PALOPO
2019/2020

NAMA : EMA CENDRA

NIM : K.16.01.008
1. HUBUNGAN PRILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT
KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG OK
2. HUBUNGAN FAKTOR KETIDAK PATUHAN PERAWAT DENGAN INFEKSI
LUKA OPERASI
3. ANALISIS PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, STRESS KERJA TERHADAP
PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KEPUASAN PASIEN

Anda mungkin juga menyukai