Anda di halaman 1dari 11

Pengajuan Tema Skripsi

Progran Studi Si Keperawatan

Stikes Mega Buana Palopo

2019-2020

Nama Suriyani S Lambe

Nim K.16.01.024

Fenomena

Pada sat ini di masyarakat pada ibu yang mempunyai bayi pada umur 7-12
bulan serti kita kita ketahui bahwa ASI Ekslusif biasa di berikan pada umur 02
tahun tapi realita yang kita lihat sekarang banyak ibu- ibu sudah memberikan susu
formula Pada bayi baru lahir.

Penomena sekarang ini ada tahun 2016 sekitar 38 % bayi usia 0-6 bulan di
dunia yang di berikan ASI Ekslusif dengan cara sesegera mungkin setelah bayi di
lahirkan,tidak memberikan makanan tambahan apapun, dan menyusui sesering
mungkin sebanyak yang dinginkan bayi.setelah itu barulah bayi di berikan makanan
pendamping asi (MP-ASI ) Sambil teta menyusui hingga usianya mancapai 2 tahun
(WHO 2016)

Di indonesia berdasarkan data riset kesehatan pada dasar tahun


2016,cakupan pemberian ASI di indonesia hanya hanya 42 % dalam undang -
undang Republik indonesia nomor 6 tentang keshatan,khususnya pada bab VII
tentang gizi di lakukan pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan
samapai lajunt usia dengan prioritas keada kalompok rawan,meliputi bayi dan
balita,remaja peremuan,ibu hamil dan ibu menyusui ( riset kesehatan 2016)
Masalah Penelitian

Dari penomena di atas atas masalah yang dapat di teliti adalah jumlah wanita
memilih menyusui sendiri baginya mulai berkurang sejak itu ada kecenderungan untuk
memberi ASI khususnya ada wanita pada kelas menengah dan sekarang sekitar 75 %
wanita mulai menyusui 3 bulan kemudian (baskoro 2011)

Terdapat banyak faktor yang memegaruhi ibu memberikan ASI seperti kerna
faktor umur ibu,pendidikan ibu dan status kerja ibu dan jumlah anak yang di
lahirkan,adapun dampak pada bayi tidak mendapat ASI Ekslusif memiliki resiko kematian
krna diare 3,94 kali lebih besar di bandingkan bayi yang mendapat asi ekslusif

Ibu yang bekerja lebih berisiko tidak tidak memberi ASI Ekslusif di bandingkan
dengan ibu yang tidak bekerja,di mana ibu yang tidak bekerja lebih berpeluang untuk
memberikan ASI Ekslusif sebesar 16,4 kali di bandingkan dengan ibu yang bekerja
(yuliandrin 2010)

Banyak faktor yang menyebabkan para ibu tidak menganggap penting dan
enggan untuk memberikan ASI kepada bayi mereka, secara garis besar ada 2
faktor yakni faktor internal seperti pengetahuan, pendidikan, perilaku, umur dan
faktor eksternal seperti pekerjaan dan dukungan keluarga .ASI merupakan hak asasi
seorang bayi dan memberikan ASI kepada bayi adalah hak seorang ibu, hal ini diatur
dalam UU perlindungan anak bab 1 pasal 1 no 12 dan bab 2 pasal 2. Depkes RI (2004)
menyebutkan definisi ASI ekslusifyaitu pemberian hanya ASI saja kepada bayi tanpa
tambahan makanan dan minuman lainnya kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan
(nurce arifianti. 2017)

Pengalaman menyusui merupakan faktor dominan yang berhubungan


dengan self-efficacy menyusui (Febriana, 2014). Salah satu faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI meliputi karakteristik ibu yaitu pengalaman ibu
menyusui (Suradi, 2007 dalam Handayani dkk, 2009). Perbedaan jumlah anak
akan berpengaruh terhadap pengalaman ibu dalam hal menyusui. Seorang ibu
yang telah sukses menyusui pada kelahiran sebelumnya akan lebih mudah serta
yakin akan dapat menyusui pada kelahiran berikutnya. Seorang ibu muda dengan
anak pertama akan merasakan kesulitan dalam menyusui (Sholihah dkk, 2010)

Alasan saya ingin meneliti dengan tema ini karna pada masyarakat khususnya
daerah perkotaan sudah bny ibu k memilih memberikan susu formula pada anak di umur
7-12 di karenakan krna fakotr pengetahuan, Pendidikan,pekerjaan dukungan keluarga
Berdasarkan Rumusan Masalah Di Atas,Penelitian Mengajuan Tema Riset
Sebagai Berikut : Faktor Yang Berhubunganh Dengan Kejadian Rendanya
Pemberian Asi Ekslusif Pada Ibu Yang Mempunyai Bayi 7-12 Bulan Bayi
Umur 7-12 Bulan Di Wilayah Kerja Di Puskesmas Ponrang Selatan
Kec.Ponrang Kab.Luwu.
Daftar Pustaka

Pujianu Mega Rahmawati. (2014).Analisis Faktor Pemberian Asi Ekslusif

Setia Sihombing. (2017). Hubungan Pekerja Dan Pendidikan Dengan Pemberian


Asi Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Hnai Kiri Tahun 2017.

Hanulan Septiani. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian


Asi Ekslusif Oleh Ibu Menyusul Yang Bekerja Sebgai Tenga Kesehatan.

Ifni Wilda. 2018. Hubungan Pemberian Asi Ekslusif Dengnan Penurunan Berat
Badan Ibu Menyusui

Yuyun Dwi Kohariningsi. (2013). Hubungan Antara Sikap Dan Dukungan Suami
Dengan Praktik Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Tidak Bekerja Yang
Mempunyai Bayi 7-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Simongan
Kecamatan Semarang Barat

Nurce Arifianti. (2017_. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi


Ekslusif Pada Bayi Di Kelurahan Warnasari Kec.Citangki Kota Cilegon

Noviani dewi maharani. (2018). Faktor Risiko Kegagalan Pemberian Asi


Eksklusif Pada Bayi Usia 7-9 Bulan
Pengajuan Tema Skripsi

Progran Studi Si Keperawatan

Stikes Mega Buana Palopo

2019-2020

Nama Suriyani S Lambe

Nim K.16.01.024
Fenomena

Pt.Panply merupakan perusahan industri pembuatan kayu yang masih aktif pada
saat ini d sulawesi selatan dalam perusahan pt.panply terdapat beberapa faktor yang
mengancam kesehatan bagi karyawan pekerja sepertii dapat menyebabkan gangguan
fungsi pendengaran di karenakan suara mesin yang ada dalam perusahan.

Menurut penelitian mengenai gangguan pendengaran paparan bisingan dengan


perilaku alat pelindung diri pada kariawan hal ini menunjukkan bahwa besarnya
hubungan gangguan pendengaran terhadap perilaku pemakaian alat pelindung diri
terjadi pada pekerja PT. Prismissin hanya (11,5%) hal ini menunjukkan bahwa faktor
gangguan pendengaran (11,5%) mempenggaruhi perilaku pemakaian alat pelindung diri.
(WHO 2013).

Kebisingan merupakan salah satu faktor yang tidak luput bagii lingkungan
pekerja terlebih di bagian produksi di suatu perusahaan. Sebuah pabrik biasa memiliki
beberapa mesin untuk menjalankan proses produksinya. Kebisingan di tempat kerja
bukan karna hanya menyebabkan pendengaran seperti penurunan nilai ambang batas
pekerja namun juga dapat konon dioto. (Wisman samyisar s. Russeng masita muis
2014).
Masalah penelitian

Dengan demikian masalah pada fenomena di atas kebisingan pada tempat kerja dapat
perpengaruh langsung pada tenaga kerja maupun orang lain yang berada pada area tersebut berupa
gangguan komunikasi,gangguan konsentrasi , dan gangguan kenyamanan pendengaran pada
pekerja . Kebisingan merupakan suatu faktor yang tidak luput dari lingkungan pekerjaan akibat
terpapar suara bising noise indusef haehring loss (NIHL) merupakan salah satu penyakit akibat
kerja paling banyak di jumpai pada lingkungan kerja (Ria m. Rantung,Fransiska Lintong
Venneti,R.danes 2015)

Gangguan pendengaran akibat bising adalah penurunan pendengaran tipe sensori neural
yang pada awalnya tidak disadari karna belum mengganggu percakapan sehari-hari (fausia &
Manopo weni cuplik fenita R nadnes 2013).Kebisingan merupakan salah satu faktor pencemar fisik
yang menjadi masalah lingkungan intensitas bising yang melebihi nilai ambang batas dapat
menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan pada manusia terutama pada ganguan pendengaran
(indah kusumawati 2012)

Oleh karena itu alasan saya mengangakat tema dari penelitian ini Krna kebisingan pada
Oleh pabrik
karyawan Krna Itu Alasan
lebih Sayameningkat
cendrung Mengangkat
krna Tema Ini Krna
kurangnya kepedulian pemakaian APD pada saat
bekerja singga kebisingan bisa menyebabkan NIHL (TULI) Sementara bahakan sampia permanen.

Berdasarkan Rumusan Masalah Di Atas,Penelitian Mengajuan Tema Riset


Sebagai Berikut : Hubungan Kebisinganan Mesin Terhadap Fungsi
Pendengaran Pada Keryawan Pt,Panply

Daftar Pustaka
Fauziah Dkk. 2013. Hubungan Antar Kebisingan Dengan Fungsi Pendengaran
Pada Karyawan Petugas Pt.Gapura Angkasa Di Bandar Udara Sam Ratulangi
Manado

Indah Kusumawati. 2012. Hubungan Kbisingan Dengan Di Lingkungan Kerja


Dengnan Kejadian Gangguan Pendenganran Pada Pekerja Di Pt. X 2012

Marselina Deo, 2012. Pengaruh Inttensitas Kebisingan Terhadap Gangguan


Fungsi Pendengaran Pada Tenaga Kerja Bagian Weaving Pt. Iskandar Indah
Perinting Textile Surakarta

Hm.Kholik,Da Krishna,2012. Analisis Tingkat Kebisingan Peralatan Produksi


Terhadap Kinerja Karyawan

T.Budiyanto,2010. Hubungan Kebisingan Dan Masa Kerja Terhadap Kejadian


Stres Kerja Pada Pekerja Di Bagian Tenun Agung Saputra Tex Piyungan Bantul
Yogyakarta
Pengajuan Tema Skripsi

Progran Studi Si Keperawatan

Stikes Mega Buana Palopo

2019-2020

Nama Suriyani S Lambe

Nim K.16.01.024

Fenomena

Aktifitas fisik adalah kegiatan menggerakan anggota tubuh yang membuat otot
beserta ranga tubuh dan akar membaakar lemak dan menrunkan kolestelor pada
tubu.adapun jenis aktifitas fisik sperti aktifitas ringan,sedang dan berat.

Fungsi kognitif adalah aktivtas mental secara sadar seperti


berfikir,mengingat,belajar dan menggunakan bahasa.fingis kognitif juga merupakan
kemampuan atensi,memori pertimbangan pemecah masalah,serta kemampuan aksekutif
seperti merencanakan,menilai,mengawasi dan melakukan evaluasi

Pada saat sekarang ini aktivitas fisik pada kalangan lansia sudah jarang dilalukan
aktifitas fisik krna sebagian besar lansia mengurangi jumlah aktivitas fisiknya karena
mengaggap bahwa akktifitas fisik tidak cocok lagi untuk gaya hidupnya,meskipun merekaa
sadar maanfaat dari aktifitas fiskik .pada lansia umur 60-70 tahun berpeluang besar untuk
terjadi fungsi kognitif krna kurang kesadaran akan aktifitas fisik.

Menrut penelitian masalah yang dihadapi pada lansia pada umumnya berkaitan
dengan proses penuaan,salah satunya adalah penurunan fungsi kognetif.penurunan fungsi
kognitif dapat di tandai dengan perubahan persepsi,hamabatan berkomunikasi gangguan
memori,penurunan fokus dan hambatan dalam melaksanakan tugas harian.(muzamil dan
martini, 2014)

Di selurh dunia jumlah lansia di perkirakan mencapai angka 500 juta dengan usia
rata-rata 60 tahun ke tas dan di perkirakan pada tahun 2025 akan menvcapai 1,2
milyar.Petambahan jumlah lansia di indonesia dalam kurun waktu tahun 1990 sampai 2025
tergolong ceat d ddi dunia.data BADAN STATISTIK (BPS) menunjukkan bahwa
penduduk lansia pada tahun 2000 berjumlah 14,4 juta jiwa (7,18)pada tahun 2020 di
perkirakan menjadi 23,9 juta (9,77) dan pada tahun 2030 akan berjumlah 28,8 juta jiwa
(11,34%) (PBS 2010)
MASALAH PENELITIAN

Penomena di atas dapat d simpulkan bahwa kesadaran pada lansia tentang


aktifitas fisik sudah mengurang dan lansia beranggapan bahwa aktiftas fisik tidak lagi
tren d jamannya mereka tau manfaat dari aktifitas fisik tapi sebagian besar lansia tidak
tidak melakukan aktifitas fisik sehingga lansia berpeluang besar untuk mengalami
penurunan fungsi kognitif.

Penurunan fungsi kognetif dapat berupa lupa (forget fulnes),gangguan kognetif


ringan mild gonitive/MCI),samai ke deminsia sebagai bentuk klinis yang aling berat.
Adapun pnyebab dari penurunan fungsi kognitif tersebut dapat berrasaldari
genetik,usia,faktor penyakit/kondisi kesehatan seperti hipertensi,DM,defisiensi maupun
faktor lingkungan tempat tinggal (wreksoatmodjo,2012.

Pada umunya fungsi kognitif di pengaruhioleh beberapa faktor sperti: minum


alkohol depresi,kurangnya dekungan sosial,gangguan fungsi fisik kurangnya aktivitas
fisikberhubungan dengan penurunan fungsi kognitif (gallo,reichel & andersen 2010)

Penurunan aktifitas,kemandirian,maupun kualiatas hidup adalah dampak dari


fungsional negatif dari adanya perubahan pada lansia.perubahan fungsi fisiologis
diantaranya terjadi pasa sitem neurologis,sensori dam muskoletal.perubahan sistem
nuerologis pada lansia mengakibatkan penurunan kognitif,penrunan waktu reaksi dan
masalah keseimbangangan dan kinetik serta gangguan tidur (Muak 2010)

Alasan saya mengangkat tema dari masalah d atas krna pada saat ini pada terjadi
penurunan kesadaran akan pentingnya aktivitas fisik bagi kesehatan dan berdampak
pada penurunan fungsi kognitif.
Berdasarkan Rumusan Masalah Di Atas,Penelitian Mengajuan Tema Riset
Sebagai Berikut :

Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Fungsi Kogntif Pada Lansia.


Daftar Pustaka

Aqidatul Izzah. 2014. Hubungan Aktivitas Fisik Dengnan Fungsi Kognitif Lansia
Pada Usai 60-70 Kyahun Di Kelurahan Purwantoro Kecematan Blimbing Kota
Malang.

Arum Kusuma Wardani. 2016 . Hubungan Aktivitas Fisik Dengnan Fungsi


Kognitif Lansia Wanita Di Posyandu Lansia Desa Kemukus Kecematan Gombong
Kabupatan Kebumen.

Try Vanny Sampe Polan Dkk. 2018. Hubungan Aktivitas Fisik Dengnan Fungsi
Kognitif Lansia Di Puskesmas Wori Fisik Dengan Kabupaten Minahasa Utara

Oktavina Safina Nisa. 2015 .Hubungan Antara Tingkat Aktifitas Dengnan Fungsi
Kognitif Pada Lansia Pada Lanjut Usia D Desa Pucangan Kecematan Karta
Surga.

Sylvia Lestari Sillalahi.2017. Hubngan Aktivitas Fisik Dengnan Fungsi Kognitif


Pada Lansia Di Cita Sehat Yogyakarta Tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai