Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anastasya valerie

Kelas : XII IPS 1


Mapel : Sejarah Indonesia

.
1 Demokrasi liberal dapat diartikan sebagai demokrasi yang didasarkan
pada hak-hak individu. Setiap warga negara (individu) dapat menjadi pihak
yang berkuasa dalam sistem demokrasi ini tanpa memandang dari suku atau
agama mana individu tersebut berasal. 

Menurut Robert Dahl, ada dua konsep penting yang ada dalam demokrasi
liberal. Kedua konsep tersebut adalah kontestasi dan partisipasi. Kontestasi
(perdebatan, penyanggahan) dapat terwujud dengan adanya hak untuk
membentuk partai dan kebebasan pers. Adanya kebebasan membentuk
partai memungkinkan terakomodasinya aspirasi individu yang seringkali
berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Perbedaan pandangan
politik yang terakomodir itulah yang menjadi salah satu pemicu timbulnya
kontestasi. Pada masa demokrasi liberal, budaya kontestasi sangatlah kental
sampai-sampai perubahan kabinet terlihat begitu dinamis. Bagaimana tidak,
ada 7 kabinet yang berkuasa hanya dalam kurun waktu 9 tahun berlakunya
demokrasi liberal. 

Konsep partisipasi yang dimaksudkan Dahl dapat terwujud dengan adanya


pemilu. Pemilu yang diadakan pun harus diadakan secara adil dan dapat
diikuti oleh semua warga yang memiliki hak suara. 

Ciri-ciri demokrasi liberal 


Ada ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh sistem demokrasi liberal. Berikut
adalah ciri-ciri dari demokrasi liberal yang sebaiknya kamu ketahui. 

 Partisipasi politik yang bisa diikuti oleh semua lapisan


masyarakat

Dalam demokrasi liberal, semua individu dapat berpartisipasi dalam politik


tanpa memandang dari ras, agama, ataupun suku mana dia berasal.
Keikutsertaan berbagai golongan atau kelompok masyarakat tercermin dari
beragamnya partai yang ikut serta pada pemilu 1955 (pemilu pertama
Indonesia). Saat itu, peserta pemuli benar-benar beragam. Tak hanya partai,
bahkan ada yang menjadi peserta pemilu sebagai individu. Tercatat ada
partai-partai seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Sosialis
Indonesia (PSI), Murba, Angkatan Comunis Muda (Acoma), hingga
R.Soedjono Prawirosoedarso yang turut menyemarakkan pemilu 1955. 
 Pemungutan suara melalui pemilu dalam periode tententu
secara rahasia

Ciri selanjutnya adalah pemilu yang dilaksanakan secara rahasia dan dalam
periode tertentu. Hal ini menjadi sesuatu yang penting dalam demokrasi
liberal dikarenakan di sini pemilu bertindak sebagai jalan yang ditempuh
para peserta politik untuk menempari kursi pemerintahan. 

 Terfasilitasinya kebebasan individu

Salah satu nilai dalam liberalisme adalah kebebasan individu. Tanpa adanya
kebebasan individu, kata liberal kiranya tidaklah tepat untuk disematkan
pada suatu sistem. Kebebasan individu dapat disalurkan salah satunya
dengan cara mengimplementasikan kebebasan tersebut ke dalam afiliasi
politik tertentu. Karenanya, banyak sekali partai yang berdiri pada era
demokrasi liberal. Bahkan untuk partai yang berasaskan Islam sendiri
muncul lebih dari 3 partai seperti Masyumi, Nahdlatul Ulama, Partai
Syarikat Islam Indonesia, dan Pergerakan Tarbiyah Indonesia. Hal ini bisa
terjadi salah satunya karena memang pada dasarnya kebebasan individu
harus dapat terfasilitasi. 

 Pemerintahan yang dapat membentuk hukum (undang-undang


atau semacamnya) sesuai dengan suara mayoritas di parlemen

Di dalam sistem pemerintahan demokrasi terpimpin, pemerintahan dikepalai


oleh seorang perdana menteri. Perdana menteri biasanya berasal dari partai
peraih suara mayoritas (pemenang pemilu). Nah, pada masa demokrasi
liberal inilah banyak terjadi perubahan kebijakan. Hal yang sebenarnya
dapat dimaklumi melihat seringnya terjadi pergantian kabinet pada era
tersebut. Dalam rentang waktu 9 tahun saja sudah terjadi 7 pergantian
kabinet. 

 Kekuasaan pemerintah yang terbatas

Ciri berikutnya dari demokrasi liberal adalah kekuasaan pemerintah yang


terbatas. Kenapa harus dibatasi? Salah satunya adalah supaya tidak
terjadinya pemerintahan yang hanya dikuasai oleh satu kelompok tertentu.
Hal ini penting agar tetap ada mekanisme check and balance yang berlaku
dalam pemerintahan. 
Kelebihan dan kekurangan demokrasi
liberal 
Tidak ada sistem yang sempurna. Ada kelebihan yang dimiliki satu sistem
dan dalam waktu bersamaan, sistem tersebut juga mempunyai kekurangan.
Demikian halnya dengan demokrasi liberal. 

Kelebihan

 Perbedaan pandangan yang terjadi di tingkat akar rumput dapat


terakomodir karena semua bisa membentuk partainya sendiri-
sendiri. 
 Kekuasaan pemerintah yang terbatas dan lebih mudah diawasi. 

Kekurangan

 Terlalu banyak partai tidak selalu berarti baik bagi iklim


perpolitikan. 
 Berkaca pada demokrasi liberal yang pernah diterapkan di Indonesia,
partai dibikin lebih sibuk untuk mempertahankan kekuasaan
sehingga kurang fokus untuk membuat kebijakan. Bagaimanapun
juga, stabilitas adalah hal yang penting. 

2. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, tantangan berat yang harus
dihadapi salah satunya adalah kondisi ekonomi yang buruk. Kondisi ini
ditandai dengan:

1. Beragamnya mata uang yang beredar

Saat Indonesia merdeka bermacam-macam mata uang yang ada di pasar.


Seperti ORI (Oeang Republik Indonesia), uang De Javasche Bank dari masa
penjajahan, uang NICA (administrasi kolonial Belanda) dan sebagainya.
Nilai tukar mata-uang ini berubah-ubah dan membingunkan masyarakat
serta menyulitkan kegiatan perekonomian.

2. Blokade Belanda

Penjajah Belanda melakukan blokade untuk mencegah masuknya senjata ke


para pejuang dan merusak ekonomi Indonesia, akibatnya terjadi krisis
ekonomi. Selain itu para pejuang harus melakukan penyelundupan untuk
mendapat suplai seperti obat dan senjata. Pilot Abdurrahman Saleh dan
Iswahyudi tewas saat pesawatnya jatuh dalam salah satu upaya menembus
blokade Belanda ini.

3. Inflasi tinggi

Karena kondisi perang, blokade dan menyebabkan kenaikan harga yang


tinggi, atau disebut inflasi. Akibatnya harga kebutuhan tidak bisa
terjangkau.

4. Banyaknya pengangguran

Setelah perang kemerdekaan selesai, banyak bekas pejuang yang


menganggur. Mereka menuntut dimasukkan kedalam tentara. Namun karena
terbatasnya anggaran, pemerintah harus melakukan rasionalisasi, atau
merekrut tentara sesuai kebutuhan saja. Akibatnya terjadi pemberontakan
Andi Aziz di Makassar yang menuntut agar para bekas pejuang bisa
dijadikan tentara.

Anda mungkin juga menyukai