Anda di halaman 1dari 7

KINESTETIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 2 (2) 2018 ISSN:2477-331X

ANALISIS TENDANGAN SABIT PADA PERGURUAN PENCAK SILAT TAPAK SUCI


DI KOTA BENGKULU
Fani Marlianto
PENJAS FKIP UNIB, e-mail: fanimarlianto2003@gmail.com
Yarmani
Universitas Bengkulu
Ari Sutisyana
Universitas Bengkulu
Defliyanto
Universitas Bengkulu

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tendangan sabit seluruh perguruan
pencak silat Tapak Suci di Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian desktiptif kualitatif. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian
adalah siswa perguruan pencak silat tapak suci . yang mendapatkan hasil yang sama
pada tiga belas indikator mengenai tendangan sabit pada pada perguruan pencak
silat Tapak Suci di Kota Bengkulu. hal ini tentunya menunjukan bahwa tendangan
sabit pada perguruan pencak silat Tapak Suci semuanya mempunyai langkah dan
gerakan yang sama. Sedangkan untuk analisis data berdasarkan tes kemampuan
tendangan sabit mengambil objek pada ke tiga puluh (30) siswa perguruan tapak suci
Kota Bengkulu.Hasil yang di peroleh dari tigapuluh (30) siswa dengan waktu 10 detik
sehingga diperoleh berapa banyaknya tendangan sabit yang di dapatkan .skor
sebesar 25-ke atas termasuk dalam kategori baik sekali sebanyak dua (2) orang atau
sebesar 6,67%, pada skor 20-24 yang termasuk dalam kategori baik sebanyak delapan
belas (18) orang atau sebesar 60%, untuk skor 17-19 di dalam kategori Cukup
sebanyak 10 orang atau sebesar 33%, untuk 15-16 di dalam kategori kurang tidak ada
atau sebesar 0 %. Dan untuk kategori kurang sekali dengan skor 14-ke bawah juga
tidak ada atau sebesar 0 %. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa kemampuan tendangan sabit yang dimiliki oleh siswa perguruan pencak silat
Tapak Suci di Kota Bengkulu masuk dalam rata-rata kategori baik dengan persentase
60 %
Kata kunci : Tendangan Sabit ,Tapak Suci , Kota Bengkulu

179
KINESTETIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 2 (2) 2018 ISSN:2477-331X

Abstract
This study aims to determine the sickle kick of all martial arts colleges in the city of
Bengkulu. This research uses descriptive qualitative research method. In this research,
the subject of research is the martial arts pencak silat college students. Who got the
same results on thirteen indicators on sickle kicks at the martial arts college in
Bengkulu City. This certainly shows that the sickle kick at the martial arts college Tapak
Suci all have the same steps and movements. While for data analysis based on test of
sickle cycling ability take object at thirty (30) student of sacred treadmill of Bengkulu
City. The result is obtained from thirty (30) students with time 10 seconds so that
obtained how many sickle kick get. Of 25-over are included in the excellent category of
two (2) persons or equal to 6.67%, on the score of 20-24 which fall into either the
eighteen (18) or 60% category for the score 17-19 In the category Quite as many as 10
people or by 33%, for 15-16 in the category of less absent or by 0%. And for the once
less category with a 14-down score is also absent or 0%. Based on the results of the
analysis can be concluded that the ability of sickle kick owned by students of martial
arts college in the City of Bengkulu Tapak entered the average category either with a
percentage of 60%

Keywords: Sickle Kick, Tapak Suci, City of Bengkulu

PENDAHULUAN memiliki ragam seni, ragam budaya dan ciri


khas masing-masing yang sekaligus juga
Olahraga merupakan segala bentuk sebagai penggambaran dari wilayah itu
aktivitas fisik jasmani dan rohani yang sendiri. Seni beladiri pencak silat adalah
dilakukan dengan maksud untuk memelihara salah satu seni budaya yang sedang
kesehatan dan memperkuat otot-otot berkembang pesat di Indonesia.
tubuh.Kegiatan ini dalam perkembangannya
dapat dilakukan sebagai kegiatan yang
menghibur, menyenangkan atau juga
dilakukan dengan tujuan untuk Pencak silat adalah budaya nenek
meningkatkan prestasi. Kementerian Negara moyang yang masih melekat dan termasuk
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, salah satu seni budaya bangsa Indonesia.
“Olahraga prestasi dimaksudkan sebagai Pencak silat adalah budaya asli bangsa
upaya untuk meningkatkan kemampuan dan Indonesia. Para pendekar dan pakar pencak
potensi olahragawan dalam rangka silat meyakini bahwa masyarakat Melayu
meningkatkan harkat dan martabat bangsa”. menciptakan dan menggunakan ilmu beladiri
sejak masa prasejarah. Pada masa
Indonesia adalah Negara yang kaya prasejarah manusia harus menghadapi alam
akan seni dan budaya mulai dari tari, adat yang keras untuk tujuan survive dengan
istiadat, beladiri pencak silat dan lainnya. melawan binatang buas, dan pada akhirnya
Hampir di semua wilayah Indonesia pasti dikembangkan menjadi gerak-gerak bela

180
KINESTETIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 2 (2) 2018 ISSN:2477-331X

serang. Seiring berjalannya waktu, kini depan, tendangan t, tendangan belakang,


pencak silat merupakan kesatuan dari empat dan tendangan sabit. Keempat tendangan ini
aspek yaitu sebagai aspek spiritual, seni merupakan tendangan yang sering
budaya, bela diri dan olahraga. Pencak, digunakan dalam pertandingan kategori
dapat mempunyai arti gerak dasar bela diri, laga. Dari beberapa teknik dasar yang ada
yang terikat pada suatu peraturan dalam dalam olahraga pencak silat tendangan sabit
belajar, berlatih dan pertunjukkan. merupakan teknik yang banyak di gunakan
Sedangkan silat, mempunyai arti suatu gerak saat pertandingan. Oleh karena itu seorang
bela diri yang bersumber pada kerohanian siswa harus memiliki tendangan sabit yang
murni, guna keselamatan diri dan baik dan tepat agar dapat memperoleh
kesejahteraan bersama dalam suatu sistem point.
kehidupan bermasyarakat. Lubis
(2014:1)Disamping itu, selain di Indonesia Dalam pertandingan pencak silat,
terdapat IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) tendangan sabit merupakan bentuk
sebagai induk organisasi silat di Indonesia. serangan yang sering kali menghasilkan poin
Dengan beranggotakan khusus IPSI secara atau angka yang lebih jelas dan telak
otomatis 10 perguruan pencak silat historis, dibandingkan dengan serangan lainnya.
meliputi : METODE
1 Persaudaraan Setiah Hati (PSH) Jenis penelitian yang digunakan
2 Persaudaraan Setia Hati Terate dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
(PSHT) deskriptif. Menurut Arikunto (2010: 3)
3 Perisai Diri (PD) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang
4 Merpati Putih (MP) dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,
5 Tapak Suci (TS) kondisi atau hal-hal yang sudah disebutkan
6 Pajajaran yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk
7 Persatuan Pencak Indonesia (PERPI laporan penelitian”.Penelitian lapangan yang
HARIMURTI) bersifat deskriptif analisis yang
8 Terlat Sakti menggunakan pendekatan kualitatif.
9 Persinas ASAD Maksudnya adalah sumber data yang
10 Nusantara diperoleh dari siswa Perguruan Silat Tapak
Tendangan merupakan teknik dan Sucidi Kota Bengkulu yang terkait dalam
taktik serangan yang dilaksanakan dengan penelitian ini. Deskriptif adalah hanya ingin
menggunakan tungkai dan kaki sebagai menggambarkan situasi yang sedang
komponen menyerang. Serangan dengan berlangsung, tanpa penguji hipotesis.
menggunakan kaki yang bertujuan untuk Metode yang digunakan adalah survey yaitu
mengenai atau menjatuhkan lawan agar pengumpulan data di lapangan Sugiyono
memperoleh point dalam suatu (2006: 6) menyatakan bahwa metode survey
pertandingan pencak silat. Notoesoejitno digunakan untuk mendapatkan data dari
(1997: 71). Ada beberapa teknik dasar tempat tertentu yang alamiah (bukan
tendangan dalam pencak silat. Namun, buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan
hanya beberapa tendangan yang digunakan dalam pengumpulan data, misalnya dengan
dalam kategori tanding, yaitu tendangan observasi wawancara dan tes kemampuan
tendangan sabit. Dalam penelitian ini akan

181
KINESTETIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 2 (2) 2018 ISSN:2477-331X

diungkapkan/digambarkan tentang Analisis digunakan bila, penelitian berkenaan dengan


Tendangan Sabit Pada Siswa Perguruan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
Pencak Silat Tapak SuciDi Kota alam dan bila responden yang diamati tidak
Bengkulu.Tempat Penelitian ,Penelitian terlalu besar. Sugiyono (2006:162)Kemudian
dilakukan di Kota Bengkulu. Waktu Wawancara, Wawancara digunakan sebagai
Penelitian ,Penelitian dilakukan selama 1 teknik pengumpulan data apabila peneliti
bulan terhitung sejak dikeluarkanya surat ingin melakukan studi pendahuluan untuk
izin meneliti hingga batas waktu yang menemukan masalah yang harus di teliti,
ditentukan. Mengambil subyek dalam dan juga apabila peneliti ingin mengetahui
penelitian ini menggunakan teknik hal-hal dari responden yang lebih mendalam
purposive, yaitu dengan memilih orang- dan jumlah respondennya sedikit. Instrumen
orang yanng diangggap tahu tentang fokus Penelitian Instrumen tendangan sabit dalam
masalah dengan pengambilan keputusan penelitian ini dibuat atau dimodifikasi untuk
seperti pelatih dan siswa Perguruan Pencak mengukur siswa secara individu bukan
silat Tapak Suci. Kemudian dipadukan beregu . Penelitian ini menggunakan
dengan teknik snowball sampling, yaitu rangkaian tes kemampuan tendangan sabit
meminta informan sebelumnya untuk pada pencak silat menurut Lubis (2014:171)
menunjukan orang-orang yang dapat Pengukuran Kecepatan Tendangan Sabit
dijadikan informan. Sugiyono (2006: 246) Prosedur Pelaksanaan : Siswa bersiap-siap
Penelitian ini mengambil obyek penelitian berdiri di belakang hand box/sandsack
seluruh yang berhubungan dengan dengan satu kaki tumpu berada di belakang
tendangan sabit . siswa dan pelatih garis sejauh 50 cm (putri) 60 cm (putra).
.Menurut Sanafiah Faisal dalam Sugiyono Pada saat aba-aba ‘ya’ , siswa melakukan
(2006: 328) dalam mengambil subyek dan tendangan dengan kaki kanan dan kembali
obyek penelitian harus yang memahami dan ke posisi awal dengan menyentuh lantai
yang tergolong masih berkecimpung atau yang berada di belakang garis, kemudian
terlibat dalam kegiatan yang akan diteliti. melanjutkan tendangan kanan secepat-
Teknik Pengumpulan Data menggunakan cepatnya sebanyak-banyaknya selama 10
Observasi , Observasi adalah Observasi detik. Demikian juga dengan kaki kiri.
sebagai teknik pengumpulan data Pelaksanaan dapat dilakukan 3 kali dan
mempunyai ciri yang spesifik bila di diambil berdasarkan banyaknya tendangan
bandingkan dengan teknik yang lain , yaitu yang dilakukan selama 10 detik dengan
wawancara dan kuesioner selalu ketinggian hand box/sandsack 75 cm (putri)
berkomunikasi dengan orang, maka 100 cm (putra) Penilaiian Skor Berdasarkan
observasi tidak terbatas pada orang, tetapi banyaknya tendangan siswa selama 10
juga obyek-obyek alam yang lain. Sutrisno detik. Teknik Analisis Data pada penelitian
Hadi (1986) dalam Sugiyono (2006:162) ini menggunakan Member Check Adalah
mengemukakan bahwa. Observasi proses pengecekan data yang diperoleh
merupakan suatu proses yang kompleks, peneliti kepada pemberi data. Apabila data
suatu proses yang tersusun dari berbagai yang ditemukan disepakati oleh pemberi
proses biologis dan psikologis. Dua di antara data berarti data tersebut sudah valid,
yang terpenting adalah proses-proses sehingga semakin kredibel atau dipercaya,
pengamatan dan ingatan .Teknik tetapi apabila data yang ditemukan peneliti
pengumpulan data dengan observasi dengan berbagai penafsirannya tidak

182
KINESTETIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 2 (2) 2018 ISSN:2477-331X

disepakati oleh pemberi data, maka peneliti tiga puluh (30) subjek informan didapatkan
perlu melakukan diskusi dengan pemberi hasil tendangan sabit dengan waktu 10 detik
data, dan apabila perbedaanya tajam, maka sehingga diperoleh skor sebesar 25-ke atas
peneliti harus merubah temuannya, dan termasuk dalam kategori baik sekali
harus menyesuaikan dengan apa yang sebanyak dua (2) orang atau sebesar 6,67%,
diberikan oleh pemberi data yaitu Analisis pada skor 20-24 yang termasuk dalam
Tendangan Sabit Pada Perguruan Pencak kategori baik sebanyak delapan belas (18)
Silat Tapak SuciDi Kota Bengkulu .Triangulasi orang atau sebesar 60,00%, untuk skor 17-
adalah teknik pengumpulan data yang 19 di dalam kategori Cukup sebanyak 10
bersifat menggabungkan dari berbagai orang atau sebesar 33,33%, untuk 15-16 di
teknik pengumpulan data dan sumber data dalam kategori kurang tidak ada atau
yang telah ada.Setelah semuanya diperoleh sebesar 0,00%. Dan untuk kategori kurang
dalam penelitian ini, data diolah dengan sekali dengan skor 14-ke bawah juga tidak
menggunakan statistik deskriptif (tabulasi ada atau sebesar 0,00%. Berdasarkan hasil
frekuensi) dengan cara hanya analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa
mendeskripsikan hasil temuan yang kemampuan tendangan sabit yang dimiliki
diperoleh dari pengukuran (tes) terahadap oleh siswa perguruan pencak silat Tapak Suci
kemampuan tendangan sabit. Dengan rumus di Kota Bengkulu masuk dalam rata-rata
menurut Anas Sudjono dalam Eko Bima kategori baik dengan persentase 60,00%.
Nugraha (1995 : 40) :
Pembahasan
𝑓
𝑃= 𝑥 100% Hasil dari penelitian tersebut dapat
𝑛
diinterprestasikan bahwa ada beberapa
Keterangan : faktor yang dapat mempengaruhi baik dan
buruknya tendangan sabit pada perguruan
P = presentasi F = frekuensi N = jumlah
yaitu :
sampel
1. Kurangnya waktu siswa dalam
Hasil dan Pembahasan
mendalami tendangan sabit dibidang
Hasil
pencak silat tapak suci. Karena latihan
Pada penelitian ini membahas
pencak silat hanya 1 kali dalam
tentang tendangan sabit pada perguruan
seminggu dengan latihan selama 1 jam
pencak silat Tapak Suci di Kota Bengkulu
dalam satu kali latihan. Tentu saja waktu
yang mendapatkan hasil yang sama pada
tersebut sangat kurang.
tiga belas indikator mengenai tendangan
2. Dengan jarangnya mengulan kembali
sabit pada pada perguruan pencak silat
latihan sehingga dasar dalam tendangan
Tapak Suci di Kota Bengkulu. hal ini tentunya
sabit yang dimiliki oleh siswa.
menunjukan bahwa tendangan sabit pada
3. Postur tubuh yang tidak sama atau
perguruan pencak silat Tapak Suci semuanya
berbeda-beda, serta memiliki
mempunyai langkah dan gerakan yang sama.
perbedaan lengan dan tungkai yang
Sedangkan untuk analisis data berdasarkan
panjang. Sehingga mempengaruhi hasil
analisis deskripsi mengambil objek pada ke
yang diperoleh siswa.
tiga puluh (30) siswa perguruan tapak suci
4. Tingkat pengetahuan siswa mengenai
Kota Bengkulu. Hasil yang di peroleh dari
tendangan sabit yang benar juga

183
KINESTETIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 2 (2) 2018 ISSN:2477-331X

berbeda-beda. sehingga penerimaan Sucidi Kota Bengkulu masuk dalam rata-rata


materi pencak silat tiap siswa berbeda. kategori baik dengan persentase 60%. Saran
Ada yang bisa mencerna dan menirukan
gerakan dengan sekali demonstrasi, ada Setelah melakukan penelitian
yang harus melihat demonstrasi tentang “Analisis Tendangan Sabit Pada
berulang kali sampai gerakan tersebut Perguruan Silat IPSI Di Kota bengkulu”, maka
terserap dengan sempurna. penuis memberikan saran-saran sebagai
berikut:
SIMPULAN DAN SARAN 1 Perlunya latihan yang intensif pada
Simpulan setiap minggunya sehingga
tendangan sabit pada perguruan
Pada penelitian ini membahas tentang pencak silat Tapak Suci Kota
tendangan sabit pada perguruan pencak silat Bengkulu lebih baik
Tapak Suci di Kota Bengkulu yang mengambil 2 Perlunya penguasaan terhadap
subjek penelitian pada perguruan pencak dasar-dasar gerakan tendangan sabit
silat tapak suci. yang mendapatkan hasil pencak silat perguruan tapak suci
yang sama pada tiga belas indikator Kota Bengkulu, sehingga dalam
mengenai tendangan sabit pada pada melakukan gerakan tendangan sabit
perguruan pencak silat Tapak Sucidi Kota siswa mampu lebih baik lagi.
Bengkulu. hal ini tentunya menunjukan 3 Dari hasil penelitian ini hendaknya
bahwa tendangan sabit pada perguruan menjadi masukan baru bagi peneliti
pencak silat Tapak Suci semuanya lain untuk melakukan penelitian
mempunyai langkah dan gerakan yang sama. berhubungan dengan Analisis
Sedangkan untuk analisis data berdasarkan Tendangan Sabit Pada Perguruan
analisis deskripsi mengambil objek pada ke Pencak Silat Tapak Suci di Kota
tiga puluh (30) siswa perguruan tapak suci Bengkulu.
Kota Bengkulu. Hasil yang di peroleh dari
tigapuluh (30) subjek informan didapatkan DAFTAR PUSTAKA
hasil tendangan sabit dengan waktu 10 detik
sehingga diperoleh skor sebesar 25-ke atas Arikunto Suharsimi. (2010). Prosedur
termasuk dalam kategori baik sekali Penelitian Suatu pendekatan Praktik.
sebanyak dua (2) orang atau sebesar 6,67%, Jakarta : PT Rineka Cipta
pada skor 20-24 yang termasuk dalam
kategori baik sebanyak delapan belas (18) Bima Eko Nugraha (2014) Analisis
orang atau sebesar 60,00%, untuk skor 17- Kecepatan Tendangan Pencak Silat
19 di dalam kategori Cukup sebanyak 10 Pada Pesilat Unit Kegiatan Mahasiswa
orang atau sebesar 33,33%, untuk 15-16 di Universitas Mulawarman. Samarinda:
dalam kategori kurang tidak ada atau Universitas Mulawarman
sebesar 0,00%. Dan untuk kategori kurang
sekali dengan skor 14-ke bawah juga tidak Evi Yunika (2016) Harmonisasi Perguruan
ada atau sebesar 0,00%. Berdasarkan hasil Pencak Silat Bengkulu Dalam
analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa Mendukung Prestasi Pencak Silat Di
Bawah Naungan IPSI Provinsi
kemampuan tendangan sabit yang dimiliki
oleh siswa perguruan pencak silat Tapak

184
KINESTETIK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 2 (2) 2018 ISSN:2477-331X

Bengkulu. Bengkulu: Universitas


Bengkulu
Lubis Johansyah (2014). Pencak Silat. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta
M. Mustavid Almustahab (2016) Pengaruh
Latihan stretching statis Terhadap Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Hasil Tendangan Sabit Pada Atlet Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Putra Pencak Silat Persinas Asad Bandung: Alfabeta.
Lampung Selatan. Lampung:
Universitas Negeri Lampung Tangkudung, James. (2012). Kepelatihan
Olahraga Pembinaan Prestasi Olahraga.
Mulyana. (2014). Pendidikan Pencak Silat Jakarta: Cerdas jaya
Membangun Jati Diri dan Karakter
__________,(2016).Macam-macam
Bangsa. Bandung: PT Remaja
Metodologi Penelitian. Jakarta: Lensa
Rosdakarya
Media Pustaka Indonesia
Murhananto. (1993) Menyelami Pencak Silat. __________,(2018). Sport Psychometrics
Jakarta: PT Penebar Swadaya Dasar–dasar dan instrument Psikometri.
Depok :Rajagrafindo persada.
Notosoejitno. (1997). Khazanah Pencak
Silat. Jakarta: CV Sagung Seto Wardoyo Hendro. (2014). Pencak Silat.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Setyo Erwin. (2015). Pencak Silat.
Yogyakarta: PT. Pustaka Baru

185

Anda mungkin juga menyukai