Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PERALATAN LUAR PERSINYALAN ELEKTRIK

.1 Umum
Sistem persinyalan elektrik yaitu suatu sistem untuk menjaga keselamatan dan
mengatur operasi kereta api yang efisien dan efektif dengan prinsip Membagi ruang
dan waktu serta mengendalikan perjalanan kereta api. Peralatan persinyalan
merupakan fasilitas pendukung operasi yang memberi petunjuk atau isyarat yang
berupa warna atau cahaya dengan arti tertentu yang dipasang pada tempat tertentu.

SOLID STATE CIKAMPEK-CIREBON


SOL ID STATE VITAL PROCESSOR
INTERLOCKING INTERLOCKING SIL - 02
SIL - 02 WSL/SIEMENS/ (PLC BASE INTERLOCKING MIS-801 SIEMENS
5 STATIONS
ALSTOM VITAL PROCESSOR
(PLC BASE ALSTOM / LEN ALSTOM INTERLOCKING) INTERLOCKING SEMARANG, YOGYAKARTA,
INTERLOCKING) TANAHABANG- JABOTABEK PT. LEN 18 STATIONS SURABAYAGUBENG,
[2003 - 2007] GRS
PT. LEN SERPONG (22 Km) (95 Km) [04/12/2004] TEGAL-PEKALONGAN WONOKROMO, MADIUN
DURI-TANGERANG [MARET 2007] [1994-1996] SLAWI (135 Km) (1986 - 1989 )
CIBINONG-NAMBO CTC MANGGARAI CTS MANGGARAI CTC CIREBON MADIUN (2007)
[01/11/2007]
JAKARTA

SIL – 02
(PLC BASE
INTERLOCKING) SIL – 02 RELAY- GENISYS
PT. LEN
PEKALONGAN-
(PLC BASE INTERLOCKING
INTERLOCKING)
SEMARANG[2014] 12 STATIONS
Merak CIREBON-PRUPUK
PT. LEN
ANSALDO
Serang Bekasi
[DINAS : SIL – 02
AGUSTUS 2008] SURABAYA- (PLC BASE
Cikampek
INTERLOCKING DIPO KERTOSONO INTERLOCKING)
Rangkasbitung
DEPOK ALLISTER Depok (80 Km) SEMARANG-
CARGO-VIALIS (PLC) Nambo Purwakarta
MD : AGUSTUS 2007 Ciganea SURABAYA KOTA
Bogor
Sukatani Th. 2014
Plered
Cisomang
Padalarang BANDUNG
VITAL PROCESSOR Gedebage Tegal
Slawi Bojonegoro
Tagogapu
Cipatat

INTERLOCKING Gundih
Cibatu
DBRI Prupuk SIL – 02
17 STATIONS Babat
Banjar (PLC BASE
MERAK-SERPONG MADIUN INTERLOCKING)
(120 Km) Th. 2010
CTC RANGKASBITUNG Purwoasri

Kediri
Blitar Malang
CIKAMPEK-PADALARANG MECHANICAL
VITAL PROCESSOR INTERLOCKING MECHANICAL RELAY MECHANICAL
INTERLOCKING TBI INTERLOCKING
ALSTOM
INTERLOCKING INTERLOCKING JEMBER
BOGOR-SUKABUMI- BLOCK COMPLETED DRS-60 BLOCK COMPLETED
12 STATIONS (75 Km) PADALARANG GEDEBAGE-TASIKMALAYA SIEMENS YOGYAKARTA-
[2003-2004] (140 Km) (105 Km) 1972 SOLO-KERTOSONO
CTC BANDUNG
SOLOBALAPAN (224 Km)

SOLID STATE WESTRACE WESTRACE EMI


BEKASI-CIKAMPEK INTERLOCKING INTERLOCKING (Elektro
SOLID STATE EMI INTERLOCKING MECHANICAL INTERLOCKING
18 STASIUN 34 STASIUN Mekanikal MECHANICAL
INTERLOCKING (Elektro 7 STATIONS RELAY WESTRACE WITH TBI
WESTINGHOUSE WESTINGHOUSE Interlocking) INTERLOCKING
ALSTOM Mekanikal ALSTOM INTERLOCKING INTERLOCKING GARAHAN-KALISETAIL(2010),
TASIK-BANJAR- 1996-1998 /SIL-01 BLOCK
10 STATIONS Interlocking) PADALARANG- DRS-60
KROYA [1997-1998]
[KTA – YK] TEMUGURAH-
[PROJECT CIREBON- (Sistem COMPLETED
[1998-1999] /SIL-01 GEDEBAGE SIEMENS
(133 Km) KROYA-YOGYA]
7 STASIUN (2007) BANYUWANGIBARU(2016)
1970 CTC YK Interlocking WONOKROMO-
(57 Km) (Sistem (21 Km) CTC TASIKMALAYA CTC CIREBON (23/08/
BANDUNG [5 Nov 2007] LEN-01) BLITAR
CTC CIKAMPEK Interlocking [1998-1999] [14/05/1999] 1999) 1 stasiun : (166 Km)
[30/04/1999] LEN-01) CTC BANDUNG CTC PURWOKERTO CTC PWT I (01/09/1999)
[06/04/1999] Purwoasri
[19/08/1999] CTC PWT II ( 25/08/1999)
Th. 2005

Gambar 3.1 Peta Persinyalan di Pulau Jawa

Syarat utama persinyalan yaitu fail safe, artinya jika terjadi suatu kerusakan
pada persinyalan, kerusakan tersebut tidak boleh menimbulkan bahaya bagi
perjalanan kereta api. Persinyalan harus mempunyai kehandalan yang tinggi dan
tidak memberikan aspek yang meragukan, aspek sinyal harus jelas pada jarak
yang ditentukan dan memberikan arti yang baku dan mudah diingat dan susunan
penempatan di sepanjang jalan rel harus sedemikian sehingga memberikan aspek
urutan yang baku sehingga masinis memahami kondisi operasional pada petak
jalan yang akan dilalui.

Pemeliharaan (maintenance) peralatan persinyalan elektrik adalah


rangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi, dan
meyakinkan bahwa peralatan persinyalan elektrik dapat berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya ganguan yang menyebabkan
kerusakan pada komponen persinyalan ataupun membahayakan perjalanan kereta
api. Faktor yang paling dominan pada pemeliharaan peralatan persinyalan yaitu
Penggerak wesel elektrik, pendeteksi sarana dan sinyal.

3.2 Penggerak Wesel Elektrik


Wesel atau pemindah jalur kereta api merupakan peralatan penghubung antara dua
jalan rel dan berfungsi untuk mengalihkan / mengantarkan kereta api dari suatu jalur kereta
api ke jalur kereta api yang lain. Penggerak wesel elektrik berfungsi untuk menggerakan
lidah wesel, mendeteksi dan mengunci kedudukan akhir lidah wesel secara individual
atau mengikuti arah rute yang dibentuk.
3.2.1 Jenis Penggerak Wesel Elektrik
Jenis penggerak wesel elektrik yang terpasang di wilayah UPT STL 3.7 Ciledug
merupakan point machine siemens tipe BSG-9 dengan penguncian dalam dan bisa
dilanggar

Gambar 3.2 Penggerak wesel elektrik tipe BSG-9


3.2.2 Persyaratan Penggerak wesel elektrik
Dalam pemasangan dan penempatan penggerak wesel elektrik harus
memenuhi persyaratan sesuai dengan aturan yang tertulis dalam Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 44 tahun 2018 tentang Persyaratan
teknis peralatan persinyalan perkeretaapian.
3.2.2.1 Persyratan Penempatan
Pengerak wesel elektrik terletak di samping lidah wesel di luar ruang bebas
jalur KA
3.2.2.2 persyaratan Pemasangan
a. Penggerak wesel harus dipasang di luar batas ruang bebas jalan kereta api.
b. Dipasang diatas bantalan rel yang memanjang.
c. Tempat pemasangan motor wesel harus bebas dari genangan air.
d. Stang penggerak, stang pendeteksi dan plat landas kedudukan motor wesel
harus di isolasi.
e. Pemasangan motor wesel harus ditambat dengan konstruksi yang kokoh
dan untuk lokasi tertentu dilengkapi dengan tembok penahan balas.
3.2.2.3 Persyaratan Teknis
A. Persyaratan Operasional
a) Dilengkapi dengan pendeteksi kedudukan akhir lidah wesel.
b) Harus terkunci otomatis, ketika gerakan lidah wesel telah mencapai
kedudukan akhir.
c) Apabila wesel terganjal dan tidak bisa mencapai kedudukan akhir
maka akan terjadi slip dan setelah 10 detik wesel harus kembali
kekedudukan semula.
d) Apabila terjadi gangguan power, maka wesel harus dapat dilayani
secara manual setempat menggunakan engkol dan secara otomatis
memutus aliran listrik ke motor wesel.
e) Motor wesel harus dapat bekerja dengan toleransi +,- 10 % dari
tegangan nominalnya.
f) Motor harus kedap debu dan air (IP 53) dengan penutup yang
dipasang kunci.
g) Mekanisme motor penggerak wesel terdiri dari kopling, batang
penggerak, detektor slip, sistem sakelar dan fasilitas untuk operasi
secara manual.
B. Persyaratan Material
a) Tahanan isolasi antara bagian bertegangan dan bodi minimum 50 M Ohm
b) Catu daya 120 VDC, 110VAC 50Hz, 140 VAC 50Hz atau 380/220 VAC 3/1
phase 50Hz dengan toleransi 10 % tegangan nominal
c) Arus beban normal – 10A
d) Gaya penggerak sesuai dengan jenis wesel dan ukuran rel, gerakkan lidah
wesel maksimal 5 detik, gaya dorong minimal 3000 N
e) Jarak maksimum bisa dideteksi antara lidah wesel yang menutup 4 mm
f) Stang pendeteksi, stang penggerak tidak boleh ada sambungan
g) Terminal box terbuat dari plat baja waterproof dengan penutup yang dikunci

Anda mungkin juga menyukai