Anda di halaman 1dari 10

Nama : Reny Sri Rukanti

Stambuk : A 221 18 053


Kelas :B
Tugas Individu
Ringkasan materi tentang proses respirasi pada tumbuhan dan fungsi hormon pada tumbuhan!

I. Pengertian Respirasi Tumbuhan

Respirasi merupakan suatu proses reaksi katabolisme yang memecah molekul-


molekul gula menjadi molekul anorganik berupa karbondioksida (CO2) dan air (H2O),
(Salisbury, 1995). Respirasi merupakan proses penghirupan oksigen melalui organ
pernafasan untuk memecah senyawa organik CO2, H2O, dan energi. Respirasi pada
hakikatnya merupakan reaksi redoks dimana dioksidadi menjadi CO2 sedangkan O2 diserap
sebagai oksidator dan mengalami perubahan menjadi H2O.

Respirasi merupakan proses pelepasan energi yang tersimpan dan sumber energi
melalui proses kimia menggunakan oksigen. Proses respirasi mengeluarkan energi kimia
ATP sebagai penggerak respirasi. Respirasi terdiri dari rangkaian banyak reaksi dari
komponen- komponen yang masing- masing dikatalisasi oleh enzim yang berbeda- beda.
Reaksi respirasi dilambangkan dengan rumus berikut :

C6H12O6 + O2 à 6CO2 + H2O + energi

Respirasi terdiri dari beberapa substrat atau senyawa organik yang dioksidasikan
dalam prosesnya.

II. Proses Respirasi pada Tumbuhan

Proses respirasi terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Penangkapan oksigen dari udara bebas di lingkungan


2. Proses transportasi gas gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara
difusi.
3. Oksigen masuk ke dalam sel tumbuhan dan mengalami difusi melalui ruang antar sel,
sitoplasma dan membran sel.
4. Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan akan dikeluarkan dari sel tumbuhan melalui
proses difusi juga ke dalam ruang antar sel.
5. Setelah O2 diambil dari udara bebas kemudian, mulailah proses respirasi yang terdiri
dari tahapan glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus asan nitrat dan transpor
elektron.

III. Macam-Macam Respirasi Tumbuhan


Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
1. Respirasi Aerob, yaitu respirasi yang memerlukan oksigen, penguraiannya lengkap
sampai menghasilkan energi, karbondioksida, dan uap air.
2. Respirasi Anaerob, yaitu respirasi yang tidak memerlukan oksigen tetapi penguraian
bahan organiknya tidak lengkap. Respirasi ini jarang terjadi, hanya dalam keadaan
khusus.

Perbedaan antara respirasi aerob dan respirasi anaerob dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Respirasi Aerob : Umum terjadi pada semua makhluk hidup termasuk tumbuhan,
berlangsung seumur hidup, energi yang dihasilkan besar, tidak merugikan tumbuhan,
memerlukan oksigen, hasil akhir berupa karbondioksida dan uap air.
2. Respirasi Anaerob : Hanya terjadi dalam keadaan khusus, bersifat sementara (hanya
pada fase tertentu saja), energi yang dihasilkan kecil, jika terjadi terus menerus akan
menghasilkan senyawa yang bersifat racun bagi tumbuhan, tidak memerlukan
oksigen, hasil akhirnya berupa alkohol atau asam laktat dan karbondioksida.

IV. Mekanisme Respirasi Aerob

Reaksi respirasi (disebut juga oksidasi biologis) suatu karbohidrat, misalnya glukosa,
berlangsung dalam empat tahapan, yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif piruvat, daur
sitrat, dan oksidasi terminal dalam rantai respiratoris.

 Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi kimia yang mengubah gula heksosa, biasanya
glukosa, menjadi asam piruvat. Reaksi glikolisis berlangsung di dalam sitoplasme sel dan
tidak memerlukan adanya oksigen. Glikolisis dapat dibagi dalam dua fase utama, yaitu:

a Fase Persiapan (Glukosa diubah menjadi dua senyawa tiga karbon)


Pada fase ini pertama sekali glukosa difosforilasi oleh ATP dan enzim heksokinase
membentuk glukosa-6-fosfat dan ADP. Reaksi berikutnya melibatkan perubahan gula aldosa
menjadi gula ketosa. Reaksi ini dikatalis oleh enzim fosfoglukoisomerase dan menyebabkan
perubahan glukosa-6-fosfat yang difosforilasi oleh ATP dan enzim fosfofruktokinase
menghasilkan fruktosa-1,6-difosfat dan ADP. Selanjutnya fruktosa-1,6-difosfat dipecah
menjadi dua molekul senyawa tiga karbon yaitu gliseraldehida-3-fosfat dan
dihidroasetonfosfat, dengan bantuan enzim aldolase. Dihidroasetonfosfat dikatalis oleh enzim
fosfotriosa isomerase menjadi senyawa gliseraldehida-3-fosfat. Jadi pada fase ini dihasilkan
dua gliseldehida-3-fosfat. Pada fase ini tidak dihasilkan energi tetapi membutuhkan energi 2
ATP.

b Fase Oksidasi ( senyawa 3 C diubah menjadi asam piruvat)


Dua senyawa gliseraldehida-3-fosfat diubah menjadi 1,3-difosfogliserat. Reaksi ini
melibatkan penambahan fosfat anorganik pada karbon pertama dan reduksi NAD menjadi
NADH2 yang dibantu oleh enzim fosfogliseraldehida dehidrogenase. Dengan adanya ADP
dan enzim fosfogliserat kinase, asam 1,3-difosfogliserat diubah menjadi asam 3-fosfogliserat
dan ATP dibentuk. Asam 3-fosfogliserat selanjutnya diubah menjadi asam 2-fosfogliserat
oleh aktivitas enzim fosfogliseromutase. Pelepasan air dari 2-fosfogliserat oleh enzim enolase
membentuk asam fosfoenolpiruvat. Dengan adanya ADP dan piruvat kinase, asam fosfoenol
piruvat diubah

 Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif piruvat adalah reaksi antara yang menghasilkan asetil-CoA.
Dekarboksilasi oksidatif piruvat adalah proses pengubahan asam piruvat yang dihasilkan
pada tahap akhir glikolisis menjadi senyawa asetil-CoA, yang jika direaksikan dengan asam
oksaloasetat akan masuk ke dalam siklus krebs. Reaksi berlangsung pada membran luar
mitokondria. Reaksi ini sangat kompleks dan memerlukan beberapa kofaktor dan suatu
kompleks enzim.
Langkah pertama adalah pembentukan suatu kompleks antara TPP dan piruvat diikuti
dengan dekarboksilasi asam piruvat. Pada langkah kedua, unit asetaldehida yang tertinggal
setelah dekarboksilasi, bereaksi dengan asam lipoat membentuk kompleks asetil-asam lipoat.
Asam lipoat tereduksi dan aldehida dioksidasi menjadi asam yamg membentuk suatu tioster
dengan asam lipoat. Pada langkah ketiga, terjadi pelepasan gugus asetil dari asam lipoat ke
CoASH, hasil reaksinya adalah asetil-ScoA dan asam lipoat tereduksi. Langkah terakhir,
adalah regenerasi asam lipoat dengan memindahkan elektron dari asam lipoat tereduksi ke
NAD. Reaksi terakhir ini penting agar suplai asam lipoat teroksidasi secara
berkesinambungan selalu tersedia untuk pembentukan asetil-SCoA dari asam piruvat. Pada
reaksi ini dihasilkan dua molekul asetil-CoA, energi sebanyak 2 NADH2, dan 2 CO2.
Berikut ini adalah reaksi sederhana dekarboksilasi oksidatif piruvat:

Asam piruvat + CoA + NAD+ → Asetil-CoA + CO2 + NADH + H+

 Siklus Krebs
Siklus krebs (daur asam sitrat atau daur trikarboksilat) merupakan pembongkaran
asam piruvat secara aerob menjadi karbondioksida dan air serta sejumlah energi kimia.
Asetil-CoA merupakan mata rantai penghubung antara glikolisis dan siklus krebs. Reaksi ini
berlangsung di dalam matriks mitokondria. Siklus krebs terjadi dalam 2 fase utama :
a Fase Pembentukan Asam Sitrat
Reaksi pertama siklus krebs adalah kondensasi asetil-CoA denga asam oksaloasetat
(asam dikarboksilat berkarbon empat) membentuk asam sitrat (asam dikarboksilat berkarbon
enam) dan membebaskan koenzim A (CoSH) dengan bantuan enzim kondensasi sitrat.

b Fase Regenerasi Asam Oksaloasetat


Hidrasi asam sirat oleh enzim akonitase membentuk asam sis-akonitat. Dengan reaksi
yang sama, asam sis-akonitat diubah menjadi asam isositrat. Reaksi berikutnya adalah asam
isositrat diubah menjadi asam oksalosuksinat dengan bantuan enzim isositrat dehidrogenase
dan NAD atau NADP yang pada akhirnya membentuk NADH2 atau NADPH2. Reaksi siklus
krebs berikutnya adalah dekarboksilasi asam oksalosuksinat membentuk asam α-ketoglutarat,
dikatalis enzim karboksilase sehingga menghasilkan CO2. Selanjutnya, asam α-ketoglutarat
diubah menjadi asam suksinil-SCoA dengan bantuan enzim α-ketoglutarat dehisrogenase dan
NAD serta CoASH.
Pada reaksi ini dibentuk NADH2 dan CO2. Suksinil-SCoA diubah oleh suksinat
tiokinase menjadi asam suksinat dan CoASH. Pada reaksi tiokinase energi yang tersimpan
dalam tioester dari suksinil-SCoA digunakan untuk mengubah ADP+iP menjadi ATP.
Oksidasi asam suksinat membentuk asam fumarat dengan bantuan suksinat dehidrogenase
dan FAD. Padareaksi ini FAD diubah menjadi FADH2. Asam fumarat mengalami hidrasi
menjadi asam malat oleh enzim fumarase. Asam malat diubah menjadi asam oksaloasetat
oleh malat dehidrogenase. Dalam proses ini NAD direduksi menjadi NADH2. Jadi regenerasi
asam oksaloasetat melengkapi siklus krebs.
Pada reaksi siklus krebs (dua asetil-CoA) dihasilkan energi sebanyak 6 NADH2, 2
FADH2, 2 ATP dan 4 CO2.

 Transpor Elektron dan Fosforilasi Oksidatif


Proses glikolisis dan siklus krebs menghasilkan energi yang tersimpan dalam bentuk
NADH dan FADH. Untuk menghasilkan ATP diperlukan sistem transpor elektron. Transpor
elektron ini berlangsung di dalam membran mitokondria sebelah dalam. Walaupun dalam
reaksi ini akan diserap O2 dan dihasilkan H2O, namun NADH dan FADH tidak dapat bereksi
langsung dengan oksigen dan molekul air tersebut. Elektron yang terlibat ditransfer melalui
beberapa senyawa perantara sebelum H2O dibentuk. Senyawa-senyawa ini membentuk
sistem pengangkutan elektron pada mitokondria. Pengangkutan elektron berlangsung mulai
dari senyawa perantara yang secara termodifikasi sulit direduksi (senyawa dengan potensial
reduksi negatif) menuju senyawa yang mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk
menerima elektron (senyawa dengan potensial reduksi yang lebih tinggi atau bahkan positif).
Oksigen mempunyai kecenderungan tertinggi untuk menerima elektron. Setiap senyawa
pembawa elektron dalam sistem ini hanya menerima elektron dari senyawa pembawa lainnya
yangletaknya berdekatan dengannya. Senyawa-senyawa pembawa elektron ini tersusun
secara terbaris pada bagian dalam membran mitokondria. Pada setiap mitokondria terdapat
ribuan sistem pengangkutan elektron.
Lintasan utama transpor elektron dimulai dengan dua elektron dan dua ion H+
dipindahkan ke NAD, sehingga direduksi menjadi NADH2. NADH2 memindahkan dua
elektron dan dua ion H+ ke suatu enzim flavin, flavin mononukleotida (FMN) atau flavin
adenin dinukleotida (FAD), sehingga mereduksi senyawa tersebut. Energi yang diperlukan
untuk mereduksi FAD kurang dari yang dilepaska oleh oksidasi NADH2 dan energi sisanya
digunakan untuk sintesis satu molekul ATP dari ADP dan iP. Selanjutnya FADH2 mereduksi
suati enzim besi yang terkait dengan gugus SH. Senyawa ini mereduksi dua molekul enzim
porfirin-besi pemindah elektron yaitu sitokrom b. Sitokrom b mereduksi senyawa fenolik
menjadi kinon dan ubiquinon; pada titik ini perlu ditambahkan ion H+ dan eklektron.
Elektron dari ubiquinon kemudian mereduksi sitokrom c, dua ion H+ meninggalkan sistem
angkutan. Pada titik ini, dibebaskan energi yang cukup untuk sintesis molekul aTP kedua
untuk setiap dua elektron yang dipindahkan. Sitokrom c mereduksi sitokrom a yang
selanjutnya mereduksi sitokrom a3 dan pada titik ini dibentuk ATP ketiga untuk setiap dua
elektron yang dipindahkan.
Sitokrom a3 merupakan anggota sistem transpor elektron yang dapat bereaksi dengan
molekul oksigen. Sitokrom a dan a3 membentuk suatu asosiasi molekuler yang disebut
sitokrom oksidase yang secara kimia belum dapat dipisahkan. Dua elektron dipindahkan ke
satu atom oksigen ( O2). Ini menyempurnakan pemindahan dua elektron dari tingkat energi
tinggi yang dimiliki substrat (AH2) ke tingkat energi rendah yang terdapat dalam air. Energi
yang dilepaskan oleh oksidasi substrat disimpan dalam tiga molekul ATP yang disintesis di
sepanjang proses angkutan elektron.
Pembentukan ATP dalam sistem transpor elektron (rantai respiratoris) dikenal juga
sebagai fosforilasi oksidatif biologis. Proses keseluruhan oksidasi biologis mempunyai dua
fungsi yaitu menghasilkan energi dan menyediakan senyawa antara untuk sintesis. Jika
dihitung jumlah ATP yang dihasilkan dalam oksidasi biologis, dengan bahan awal adalah
satu molekul glukosa, maka akan diperoleh 38 molekul ATP.

 Jalur Pentosa Fosfat


Setelah tahun 1950, mulai disadari bahwa glikolisis dan siklus krebs bukan
merupakan rangkaian reaksi satu-satunya bagi tumbuhan untuk mendapatkan energi dari
oksidasi gula menjadi karbondioksida dan air. Lintasan yang berbeda ini disebut dengan
Lintasan Pentosa Fosfat (LPF), karena terbentuk senyawa antara yang terdiri atas lima atom
karbon. Lintasan ini juga disebut sebagai Lintasan Fosfoglukonat.
Beberapa senyawa lintasan pentosa fosfat juga anggota daur calvin, tempat gula fosfat
disintesis di kloroplas. Perbedaan utama antara daur calvin dan lintasan pentosa fosfat adalah
pada lintasan pentosa fosfat gula fosfat tidak disintesis melainkan dirombak. Dalam hal ini,
reaksi pentosa fosfat serupa dengan reaksi glikolisis hanya perbedaannya lintasan pentosa
fosfat penerima elektronnya selalu NADP+, sedangkan di glikolisis penerima elektronnya
adalah NAD+. Jalur pentosa fosfat ini terjadi di dalam sitoplasma sel.
Reaksi LPF pertama melibatkan glukosa-6-fosfat, yang berasal dari perombakan pati
fosforilase di glikolisis, dari penambahan fosfat akhir pada ATP ke glukosa atau langsung
dari fotosintesis. Senyawa ini segera dioksidasi oleh glukosa-6-fosfat dehidrogenase menjadi
6-fosfoglukono-laktona. Laktona ini secara cepat dihodrolisis oleh laktonase menjadi 6-
fosfoglukonat, kemudian senyawa ini diderkaboksilasi secara oksidatif menjadi ribulosa-5-
fosfat oleh 6-fosfoglukonat dehidrogenase. Selanjutnya ribulosa-5-fosfat oleh isomerase
diubah menjadi ribosa-5-fosfat, dan oleh epimerase diubah menjadi xilulosa-5-fosfat. Ribosa-
5-fosfat dan xilulosa-5-fosfat yang dihasilkan kemudian oleh transketolase diubah menjadi
sedoheptulosa-7-fosfat dan 3-fosfogliseraldehid (gliseraldehida-3-fosfat).
Selanjutnya oleh transsaldolase, sedoheptulosa-7-fosfat dan 3-fosfogliseraldehid
diubah menjadi eritosa-4-fosfat dan fruktosa-6-fosfat. Setelah itu xilulosa-5-fosfat dengan
eritosa-4-fosfat oleh transkelotase diubah menjadi 3-fosfogliseraldehida dan fruktosa-6-
fosfat, yang merupakan senyawa antara pada glikolisis. Jadi, LPF dapat dianggap sebagai
jalur alternatif menuju senyawa yang akan dirombak oleh glikolisis. Reaksi-reaksi ini dipicu
oleh enzim isomerase, epimerase, transketolase, dan transaldolase.
Dari jalur LPF, dua molekul NADP direduksi bagi setiap molekul CO2 yang
dilepaskan dari glukosa, yang akan menghasilkan enam molekul ATP. Jika 3-
fosfogliseraldehida yang dihasilkan LPF masuk ke jalur glikolisis dan selanjutnya ke siklus
krebs, maka energi yang dihasilkan adalah 37 ATP per molekul glukosa yang dioksidasi.
Fungsi lintasan pentosa fosfat adalah:
a Produksi NADPH, senyawa ini kemudian dapat dioksidasi untuk menghasilkan ATP.
b Terbentuknya senyawa eritosa-4-fosfat, senyawa ini merupakan bahan baku essensial
untuk pembentukan senyawa fenolik seperti sianin dan lignin.
c Menghasilkan ribulosa-5-fosfat yang merupakan bahan baku unit ribosa dan
deoksiribosa pada nukleutida pada RNA dan DNA.

1.2.1 Mekanisme Respirasi Anaerob


Pada kebanyakan tumbuhan dan hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi
aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada suatu hal, maka
hewan dan tumbuhan tersebut akan melangsungsungkan respirasi anaerob untuk dapat
bertahan hidup. Pada umumnya respirasi anaerob pada makhluk hidup hanya terjadi jika
persediaan oksigen bebas ada di bawah batas minimum. Respirasi anaerob lazim disebut
sebagai fermentasi.
 Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel tanpa membutuhkan oksigen.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah
etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lainnya dapat juga
dihasilkan dari proses fermentasi ini seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai
bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur,
dan minuman beralkohol lainnya.
Pada banyak tumbuhan yang biasa tumbuh di darat, penggenangan dalam air dalam
waktu yang lama merupakan ancaman bagi kehidupannya. Hal ini dikarenakan respirasi
aerob akan terhenti sama sekali, sehingga terjadilah respirasi anaerob yang terkadang tidak
mencukupi energi yang dibutuhkannya, dan akumulasi zat beracun akibat respirasi anaerob
dalam waktu yang lama akan mengakibatkan kematian bagi tumbuhan tersebut.
Fermentasi yang umum terjadi pada tumbuhan adalah fermentasi alkohol atau
fermentasi etanol. Pada proses fermentasi, satu molekul glukosa diubah menjadi dua molekul
etanol dan dua molekul karbondioksida. Seperti pada glikolisis, glukosa diubah menjadi asam
piruvat selama proses fermentasi. Kemudian asam piruvat diubah menjadi etanol dan
karbondioksida dengan bantuan enzim karboksilase dan alkohol dehidrogenase. Berikut ini
adalah gambar proses fermentasi etanol.

 Respirasi IntraMolekuler
Respirasi antar atau intramolekul terjadi sama seperti pada proses fermentasi.
Respirasi anaerob pada tumbuhan disebut juga respirasi intramolekul, mengingat, bahwa
respirasi ini hanya terjadi di dalam molekul saja.dalam respirasi anaerob, oksigen tidak
diperlukan; juga di dalam proses ini hanya ada pengubahan zat organik yang satu menjadi zat
organik yang lain. Contohnya perubahan gula menjadi alkohol, di mana pada hakikatnya
hanya ada pergeseran tempat-tempat antara molekul glukosa dan molekul alkohol.

V. Fungsi Hormon Pada Tumbuhan


Fitohormon dalam tumbuhan, mempunyai fungsi serta peranannya masing-masing
untuk pertumbuhan. Berikut adalah fungsi dan peran masing-masing hormone tumbuhan :
 Auksin
Fungsi auksin, yaitu:
a. Merangsang perpanjangan sel.
b. Merangsang pembentukan bunga dan buah.
c. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
d. Mempengaruhi pembengkokan batang.
e. Merangsang pembentukan akar lateral.
f. Merangsang terjadinya proses diferensiasi.

 Sitokinin
Fungsi sitokinin yaitu:
a. Merangsang proses pembelahan sel.
b. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
c. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
d. Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan seperti suhu
rendah, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi.
e. Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan
protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens).

 Giberelin
Fungsi gibberellin, yaitu:
a. Merangsang pembelahan sel kambium.
b. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
c. Merangsang pembentukan buah tanpa biji.
d. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa.

 Asam Absisat
Fungsi asam absisat, yaitu:
a. Menghambat perkecambahan biji.
b. Mempengaruhi pembungaan tanaman.
c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi.

 Etilen
Fungsi gas etilen, yaitu:
a. Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan kentang.
b. Mendukung pematangan buah.
c. Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
d. Mendukung proses pembungaan.
e. Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat
menstimulasi pemanjangan batang.
f. Menstimulasi perkecambahan.
g. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.

 Oligosakarin
Fungsi dari hormone ini adalah untuk :
a. Memicu respon pertahanan terhadap patogen
b. Mengatur pertumbuhan diferensiasi sel dan perbungaan

 Brasinosteroid
Fungsi dari hormone ini, diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal.

 Hormon Traumalin
Fungsi dari hormone ini adalah, merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat
meristmatik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian yang luka.

 Hormon Kalin
Fungsi dari hormone ini adalah memacu pertumbuah organ tubuh tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai