Anda di halaman 1dari 5

Tugas Personal ke-1

Week 2, Sesi 3

Nama : Frianta A Pangaribuan

Nim : 2201861124

1. Jelaskan yang dimaksud dengan outsourcing dan kompetensi inti ! Apakah kelebihan
dan kekurangan dilakukannya outsourcing? (bobot 30%)

2. Terdapat 4 fase dalam siklus hidup produk yaitu pengenalan, pertumbuhan,


kematangan, dan penurunan. Dimana pada masing-masing siklus memiliki penekanan
masalah yang berbeda. Jelaskan bagaimana strategi perusahaan yang didukung
strategi operasi diterapkan pada tiap fase dalam siklus hidup produk! (bobot 40%)

3. Salah satu alat Quality Function Deployment adalah rumah kualitas. Jelaskan langkah
dasar dalam membuat rumah kualitas! (bobot 30%)

JAWABAN

1. Kompetisi inti ( core competency) adalah segala sumber daya dan kemampuan
perusahaaan yang bisa menjadi keunggulan dari perusahaan yang bisa menjadi
keunggulan dari perusahaan lainnya.Perusahaan harus menetapkan,mengolah,,dan
mengeksploitasi kompetensi intinya agar berhasil melawan persaingan.
Outsorcing adalah kegiatan transfer aktivitas perusahaan yang sebelumnya bersumber
dari internal menuju ke supplier eksternal.

kelebihan dan kekurangan dilakukannya outsorcing yaitu

kelebihan :

-Mengurangi Beban Biaya Rekrutmen Karyawan

-Menghemat Anggaran untuk Memberikan Pelatihan

-Karyawan Bisa lebih Fokus Mengurus Kegiatan Utama Bisnis

kekurangan:

-Informasi Perusahaan Rentan Bocor

-Kontrak Pekerja Outsource Relatif Singkat

-Ketergantungan pada Tenaga Kerja Outsource


2. Siklus hidup produk

a.Perkenalan

Karena produk dalam fase perkenalan masih berupa produk yang “finetuned”

Untuk pasar begitu pula dengan teknik produksi mereka, mereka mungkin

Memerlukan pengeluaran lebih untuk penelitian, pengembangan produk,

Modifikasi dan peningkatan proses, dan pengembangan supplier. Misalnya, ketika

iPhone pertama kali diperkenalkan, fitur-fiturnya yang diinginkan oleh

masyarakat masih ditentukan. Pada saat yang sama, manajer operasi juga masih

mencari-cari teknik manufaktur terbaik.

b. Perkembangan

Pada fase pertumbuhan, desain produk sudah mulai stabil. Menambah atau

Meningkatkan kapasitas yang sudah ada untuk mengakomodasi peningkatan


Permintaan produk mungkin diperlukan.

c. Kedewasaan

Pada saat suatu produk telah mencapai masa ”kematangan”, mulai banyak

Kompetitor yang bermunculan, karena volume produk yang sudah tinggi, sebuah

Inovasi mungkin diperlukan. Peningkatan kontrol biaya, pengurangan opsi dan

Pemotongan lini produk mungkin diperlukan untuk menjaga profitabilitas dan

Pangsa pasar.

d. Penurunan

Pihak manajemen mungkin perlu membuat keputusan yang tegas terhadap

Produk-produk mereka yang siklus hidupnya akan berakhir. Perusahaan harus

Menghentikan produksi suatu produk jika produk yang sudah “sekarat” ini

Cendrung membuat kerugian jika perusahaan tetap berinvestasi terhadap produk

Tersebut, kecuali jika produk ini dapat memberikan kontribusi unik pada perusahaan, lini
produknya, atau dapat dijual dengan kontribusi yang luar biasa tinggi.”

3. Tahapan dalam membuat rumah kualitas (House of Quality):

1) langkah pertama adalah menggali kebutuhan dan keinginan pelanggan terhadap

Suatu produk/jasa perusahaan (dikenal dengan WHAT’s). Hal ini dapat dilakukan

Dengan menggunakan metode seperti kuesioner, temu muka dengan pelanggan,

Focus group discussion, dll. Hasil yang diharapkan adalah diperolehnya atribut

Mutu terhadap produk/jasa suatu produk yang dianggap penting oleh pelanggan

(contoh: aman, mudah digunakan, tahan lama dll), tingkat kepentingan relatif di

Antara atribut mutu tersebut, serta persepsi pelanggan terhadap performance

Perusahaan di antara kompetitor terhadap atribut mutu tersebut.

2) langkah selanjutnya adalah menterjemahkan setiap atribut mutu tentang

Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan ke dalam bahasa teknis di perusahaan

(desain requirements dan/atau proses requirements, tergantung kompleksitas


Produk/ proses) atau bisa dikenal dengan HOW’s. Misalnya atribut mutu “tahan

Lama” harus diterjemahkan ke dalam persyaratan proses yang perlu diperhatikan,

Misalnya “waktu kedualuarsa”. Selain itu juga perlu dilakukan evaluasi

Perusahaan terhadap performance perusahaan di antara kompetitor terhadap

Masing-masing respons teknis tersebut (masing-masing HOW’s). Untuk

Mendapatkan informasi ini perusahaan harus melakukan benchmarking terhadap

Masing-masing respons teknis tersebut di perusahaan yang tergolong “best in

Class”. Berdasar masukan tersebut, perusahaan harus target perbaikan untuk

Masing-masing Respons Teknis tersebut.

3) langkah selanjutnya adalah mengevaluasi hubungan antara setiap Atribut

Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan dengan Respons Teknis (digambarkan

Dalam Matriks Hubungan /Relationship Matrix). Dengan mengetahui kuat

Lemahnya hubungan ini dapat diketahui respons teknis mana yang paling “"kontribusinya
terhadap pencapaian atribut kebutuhan Kebutuhan dan Keinginan

Pelanggan, sebagai prioritas untuk perbaikan.

4) Selanjutnya adalah dengan mengevaluasi kuat lemahnya serta arah hubungan di

antara masing-masing Respons Teknis apakah saling memperkuat (korelasi

positif) atau berlawanan (korelasi negatif) sehingga dapat diperoleh response

teknis mana perlu didahulukan untuk dilakukan perbaikan (digambarkan melalui

Matriks Korelasi/Correlation Matrix). Dimungkinkan dengan melakukan

improvement terhadap salah satu respons teknis , respons teknis lainnya ikut ter-

improve. Dengan demikian upaya improvement bisa dilakukan secara lebih

efisien, dengan tingkat efektifitas yang sama.

Source:

https://www.linovhr.com/kelebihan-dan-kekurangan-outsourcing/

https://pqm.co.id/quality-function-deployment-qfd-menerjemahkan-suara-pelanggan/

https://www.investopedia.com/terms/c/core_competencies.asp#:~:text=Core
%20competencies%20are
%20the%20resources,to%20succeed%20against%20the%20competition.

Jay Heizer. (2017). Operations management : sustainability and supply chain


management. 12.

Anda mungkin juga menyukai