Anda di halaman 1dari 4

(Halaman 22)

 “Konflik dan Pergolakan yang Berkait dengan Ideologi”


1. Pemberontakan PKI
Pemberontakan ini dilatarbelakangi adanya ideologi komunis yang masuk ke
Indonesia. PKI mempunyai keinginan mengganti Negara Republik Indonesia yang
berdasar Pancasila menjadi Negara komunis.
2. Pemberontakan DI/TII
Gerakan ini bertujuan untuk membentuk Negara Islam Indonesia. Di Sulawesi
selatan, Kahar Muzakar sebagai pemimpin gerakan ini bertujuan untuk menjadi
pimpinan APRIS. Sedangkan di Aceh, dilatarbelakangi penurunan status Aceh dari
daerah istimewa menjadi karesidenan.
3. Gerakan Republik Maluku Selatan
Disebabkan oleh ketidaksetujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia oleh wakil dari Negara Indonesia Timur yaitu Soumokil. Soumokil
kemudian berusaha memisahkan diri dari Indonesia dengan membuat gerakan ini.
4. PRRI / Permesta
Dilatarbelakangi ketidakpuasan terhadap pemerintah, sehingga kolonel Achmad
Husein mengeluarkan ultimatum untuk membubarkan cabinet juanda,
membentuk zaken cabinet dan meminta presiden kembali ke jabatan
konstitusional. Karena ultimatumnya ditolak, ia memproklamasikan berdirinya
Pemerintah revolusioner Republik Indonesia. Gerakan ini disambut oleh Indonesia
bagian timur.
Selain empat gerakan tersebut, sebenarnya masih banyak bentuk pergolakan
daerah lain seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM), OPM, Pemberontakan Andi
Aziz dan gerakan APRA. Semua gerakan itu didasari oleh adanya keinginan
tertentu dan ketidakpuasan terhadap pemerintah. membudayakan nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945.
(Halaman 23)

 Dampak Pemberontakan APRA

Adanya pemberontakan ini memberikan beragam hal baik itu dampak positif
maupun yang negatif. Berikut beberapa dampak pemberontakan APRA:

1. Banyaknya Tentara Yang Gugur

Salah satu dampak yang sangat disayangkan dan dirsakan secara langsung dnegan
adanya gerakan pemberontakan APRA adalah tewasnya banyak tentara
Indonesia. Banyaknya tentanra yang gugur ini menjadi salah satu dampak yang
negatif yang juga menjadi hal yang merugikan bagi pemerintahan RI kala itu.
Jumlah tentara yang gugur ini diakibatkan adanya pemberontakan dan
perlawanan yang terjadi dan salah satu korban diantara banyaknya tentara
tersebut adalah Letnan Kolonel Lembong.

2. Meningkatnya Rasa Persatuan dan Kesatuan Masyarakat

Meninggalkan masalah kecaman dan rasa tidak nyaman akibat banyaknya yang
berguguran saat terjadinya pemberontakan APRA. Salah satu dampak positif yang
terjadi adalah adanya peningkatan dari rasa saling memiliki, persatuan dan
kesatuan dari seluruh masyarakat Indonesia kala itu. Bahkan rasa untuk saling
menjaga, berjuang dna mengayomi meningkat drastis setelah adanya tragedi
pemberontakan APRA. ini secara spontan memupuk rasa Partiotisme dan
Nasionalisme yang amat sangat tinggi.

3. Kehidupan Masyarakat Yang Terganggu

Adanya pemberontakan APRA ini menyebabkan terganggunya kehidupan dari


masyarakat dikarenakan teror yang terjadi akibar penyerangan langsung ke kota
Bandung. Saking menyeramkannya, pasukan APRA yang menyerbu dan memasuki
kota Bandung akan membunuh secara langsung siapapun yang sedang
menggenakan seragam TNI ini menyebabkan banyaknya mayar TNI yang
tergeletak dijalanan. Ini menyebabkan kengerian tersendiri bagi masyarakat
terutama para keluarga tentara yang akan mendapati banyak mayat yang
bergelimpangan di jalanan karena penyerbuan dari anggota APRA tersebut.
4. Keuangan Negara Yang Menurun

Dampak lain dari pemberontakan APRA ini adalah masalah tersedotnya keungan
negara yang digunakan dalam pembiayaan operasi militer untuk menumpas APRA
kala itu.

(Halaman 24)

 Mengapa di negara federal pasukan KNIL tidak mau digantikan


oleh pasukan APRIS
Karena ada kekhawatiran dari dari kalangan KNIL bahwa mereka akan
diperlakukan secara diskriminatif oleh pimpinan APRIS.
Selain itu pasukan KNIL juga ingin mempertahankan ideologi Federal
atas kepemimpinan Hindia Belanda serta pemberontakan pada tahun
1950 yang dikenal sebagai pemberontakan Andi Aziz,peristiwa ini
terjadi di Makassar dan Sulawesi selatan.Peristiwa pemberontakan ini
yang menyebabkan pecahnya konflik atas dua kubu tersebut

(Halaman 26)

 Keterlibatan AS dalam Pemberontakan PRRI dan Persemesta


Pada bulan Januari 1958 CIA (Central Intelligence Agency, Badan Intelegensia
Amerika Serikat) mulai memberi bantuan terselubung untuk PRRI dan Permesta.
Dukungan CIA terhadap pemberontak Permesta datang dalam bentuk 15 pesawat
pengebom B-26 dan beberapa pesawat tempur P-51 Mustang. Bantuan ini
membentuk angkatan udara pemberontak AUREV (Angkatan Udara Revolusioner)
yang berbasis di lapangan terbang Manado.

Selain pesawat, CIA juga memberi bantuan sejumlah besar senjata, peralatan,
dana, ditambah tentara bayaran dari Taiwan, Polandia, Filipina, dan Amerika
Serikat.  
Didorong oleh bantuan CIA, para pemberontak memulai serangkaian serangan
udara terhadap kota-kota di Sulawesi dan Maluku yang dipegang oleh pemerintah
pusat. Kota-kota yang dibom oleh pesawat pemberontak termasuk Balikpapan,
Makassar, dan Ambon. Pada 15 Mei 1958, pesawat-pesawat pemberontak
mengebom pasar Ambon, menewaskan banyak warga sipil yang menghadiri
kebaktian Minggu.

Menghadapi serangan Permesta ini, TNI melakukan operasi militer. Dalam salah
satu operasi ini,  itu, sebuah pesawat pembom pemberontak B-26 ditembak jatuh
pada 18 Mei 1958 oleh pilot Ignatius Dewanto di Ambon. Pilot B-26 ini adalah
agen CIA, Allen Pope, yang ditangkap hidup-hidup. tertangkapnya Allen Pope
memperlihatkan keterlibatan CIA dalam pemberontakan Permesta.  

Akibat dari tertangkapnya Allen Pope, CIA memutuskan untuk menghentikan


bantuan kepada Permesta, sebagai ganti dilepasnya Allen Pope ke Amerika
Serikat. Tanpa bantuan Amerika Serikat, pemberontakan dapat dipatahkan oleh
TNI.

Anda mungkin juga menyukai