27
susnya kemampuan dalam menyusun kalimat kepada orang lain. Nina Widyaningsih (2009)
efektif harus dimiliki oleh para siswa. Untuk dalam makalahnya Kalimat dalam Bahasa
memperoleh hal tersebut dituntut pengalaman, Indonesia menambahkan bahwa sekurang-
latihan yang cukup dan teratur. Mengingat pe- kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik
nguasaan kalimat efektif sangat perlu dimiliki lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek
oleh para siswa, maka penulis melakukan pe- (S) dan predikat (P). kalau tidak memiliki un-
nelitian untuk mengetahui sejauh mana kem- sur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu
ampuan siswa SMP di Padangsidimpuan dal- bukanlah kalimat.
am penguasaan kalimat efektif Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa kalimat adalah kumpulan
kata yang minimal terdiri atas subyek dan
TINJAUAN PUSTAKA
predikat yang disusun sesuai dengan aturan-
Pengertian Kalimat
aturan yang berlaku yang dapat mengungkap-
Bidang ilmu yang menyelidiki kalimat kan gagasan atau pikiran secara utuh dalam
disebut sintaksis. Sintaksis adalah ilmu yang wujud lisan atau tulisan serta mengandung
mempelajari tentang hubungan kata atau arti yang jelas dan lengkap.
kelompok kata dengan kata atau kelompok
kata yang lain sehingga membentuk susunan
yang padu yang dapat dipahami makna atau Pengertian Kalimat Efektif
Sabarti Akhadiah (1989) mengatakan
maksudnya.
bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang
Adapun pengertian kalimat yang di-
benar dan jelas serta mudah dipahami orang
kemukakan oleh Hasan Alwi (1999) adalah
secara tepat. Sebuah kalimat efektif harus
satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan at-
memiliki kemampuan untuk menimbulkan
au tulisan yang mengungkapkan pikiran yang
kembali gagasan pada pikiran atau pembaca
utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan
seperti apa yang terpada pada pikiran penulis
dengan suara naik turun, dan keras lembut,
atau pembicara. Di samping itu, kalimat
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi ak-
efektif juga harus disusun secara sadar untuk
hir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kali-
mempunyai daya informasi yang diinginkan
mat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
penulis terhadap pembacanya. Hal ini sesuai
dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau
dengan pendapat yang dikemukakan oleh
tanda seru (!), juga didalamnya disertai den-
Abdul Razak (1998) yang mengatakan bahwa
gan tanda baca seperti koma, tanda titik dua,
kalimat efektif adalah kalimat yang dengan
tanda pisah dan spasi.
mudah mengantarkan pembaca pada maksud
Lebih ringkas lagi Soekono Wirjosoe-
yang dipaparkan penulisnya. Penulis mudah
darmo (1985) memberikan defenisi kalimat,
mengenal bahwa disitu diuraikan sesuatu
yakni kesatuan kumpulan kata yang meng-
yang ada gunanya diketahui dan pembaca
andung pengertian. Selanjutnya Gorys Keraf
seakan-akan didorongnya untuk mengetahui.
(1993) menyatakan bahwa kalimat adalah
Selanjutnya Suparman (1986) mengata-
suatu bentuk bahasa yang mencoba menyu-
kan bahwa kalimat efektif adalah kalimat
sun dan menuangkan gagasan-gagasan sese-
orang secara terbuka untuk dikomunikasikan
28
yang menurut tata bahasa Indonesia yang keterangan modalitas yang tidak sesuai, dan
setiap masa kalimatnya berfungsi. sebagainya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan 1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele
bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dan tidak mencerminkan cara berpikir
berisikan gagasan pembicara atau penulis yang tidak simetris.
secara singkat, jelas, dan tepat. Jelas, berarti 2. Kalimat yang padu mempergunakan
mudah dipahami oleh pendengar atau pem- pola aspek + agen + verbal secara
baca. Singkat, berarti hemat dalam pemakai-
tertib dalam kalimat-kalimat yang
an atau pemilihan kata-kata. Tepat, berarti berpredikat pasif personal.
sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. 3. Kalimat yang padu tidak perlu
menyisipkan sebuah kata seperti
Ciri-Ciri Kalimat Efektif daripada atau tentang antara predikat
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri,
kata kerja dan objek penderita.
yaitu kesatuan gagasan, kepaduan, kelogisan,
kehematan, penekanan, penggunaan ejaan,
Kelogisan
keparalelan/kesejajaran, kecermatan, dan
kevariasian. Yang dimaksud dengan kelogisan ialah
ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
Kesatuan Gagasan sesuai dengan kaidah yang berlaku.
1) Subjek/ Predikatnya tidak jelas. Kelogisan berhubungan dengan penala-
2) Fungsi keterangan yang salah letak ran, yaitu proses berpikir untuk menghubung-
3) Adanya gagasan yang bertumpuk-tumpuk. hubungkan fakta yang ada sehingga sampai
pada suatu simpulan. Dengan perkataan lain,
Kepaduan penalaran (reasoning) ialah proses mengambil
Yang dimaksud kepaduan ialah kepa- simpulan (conclicusion, interference) dan ba-
duan pernyataan dalam kalimat itu sehingga han bukti atau petunjuk (evidence) ataupun
informasi yang disampaikannya tidak terpe- yang dianggap bahan bukti atau petunjuk
cah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-
tele dan tidak mencerminkan cara berpikir ya- Kehematan
ng tidak sistematis. Kehematan dalam kalimat efektif ialah
Kepaduan menunjukkkan adanya hubu- kehematan dalam pemakaian kata, frase atau
ngan timbal balik yang baik dan jelas antara bentuk lainnya dianggap tidak diperlukan.
unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang Kehematan itu menyangkut soal gramatikal
membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan dan makna kata. Kehematan tidak berarti bah-
antara subjek dan predikat, hubungan antara wa kata yang diperlukan atau yang manambah
predikat dan objek, serta keterangan-keterang- kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan.
an lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pok- Unsur-unsur penghematan apa saja yang har-
ok tadi. Kesalahan yang sering merusakkan us diperhatikan:
kepaduan adalah menempatkan kata depan, Ada beberapa kriteria yang perlu diper-
kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak hatikan.
pada tempatnya, perapatan kata aspek atau
29
1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara Yang dimaksud kecermatan adalah kali-
menghilangkan pengulangan subjek. mat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda,
2. Penghematan dapat dilakukan dengan cara dan tepat dalam pilihan kata. Kecermatan dal-
menghindarkan pemakaian superordinat am kalimat berkaitan dengan pemilihan kata,
pada hiponimi kata. penyusunan kata, dan penggunaan logika dal-
3. Penghematan dapat dilakukan dengan cara am kalimat
menghindarkan kesinoniman dalam satu Kecermatan meliputi beberapa aspek
kalimat. berikut :
4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara 1. Ketepatan dalam struktur kalimat
tidak menjamakkan kata-kata yang berben- 2. Pemilihan kata
tuk jamak. 3. Penggunaan ejaan
Penekanan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau
Kevariasian
penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan Yakni menyusun kalimat dengan variasi
pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kali- tertentu agar tidak monoton atau membosan-
mat ada ide yang perlu ditonjolkan.. Ada ber- kan. Variasi dimungkinkan oleh hal-hal beri-
bagai cara untuk membentuk penekanan da- kut ini :
lam kalimat :
1) Variasi dalam pembukaan kalimat yang bi-
1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di sa dibentuk via frase keterangan (cara,
depan kalimat (di awal kalimat). waktu, tempat), frase benda, frase kerja,
2) Membuat urutan kata yang bertahap dan partikel penghubung.
3) Melakukan pengulangan kata (repetisi). 2) Variasi dalam pola kalimat. Hal ini dapat
4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang dibentuk dengan cara mengubah pola kali-
ditonjolkan. mat S-P-O misalnya menjadi O-P-S, atau
5) Mempergunakan partikel penekanan (pe- sebaliknya.
negasan). 3) Variasi dalam jenis kalimat. Variasi ini di-
bentuk dengan mengubah kalimat berita,
Penggunaan Ejaan misalnya menjadi kalimat Tanya atau kali-
Kalimat efektif ditandai pula dengan pe- mat perintah.
nggunaan ejaan secara tepat, baik itu dalam 4) Variasi bentuk aktif-pasif
hal penggunaan tanda baca, penulisan huruf,
maupun dalam penulisan kata.
Kalimat Tidak Efektif
a. Keparalelan/Kesejajaran Berikut ini 8 Sebab Ketidakefektifan
Yang dimaksud dengan keparalelan ad-
Kalimat :
alah kesamaan bentuk kata yang digunakan 1. Kontaminasi (merancukan 2 struktur benar
dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk per- 1 struktur salah)
tama menggunakan nomina. Kalau bentuk Contoh :
pertama menggunakan verba, bentuk kedua
a. diperlebar, dilebarkan diperlebarkan
juga menggunakan verba.
(salah)
b. Kecermatan
30
b. memperkuat, menguatkan memper- - mensoal seharusnya menyoal
kuatkan (salah) - ilmiawan seharusnya ilmuwan
c. sangat baik, baik sekali sangat baik se- d. Pengaruh bahasa asing
kali (salah) Contoh :
2. Pleonasme : pemakaian kata yang mubazir - Saya telah katakan … (I have to-
(berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu ld) (Ingat: pasif persona) (seharus-
Contoh : nya telah saya katakan)
a. para hadirin (hadirin sudah jamak, tid- e. Pengaruh bahasa daerah
ak perlu para)* para bapak-bapak (ba- Contoh :
pak-bapak sudah jamak) - … sudah pada hadir. (Jawa: wis
b. banyak siswa-siswa (banyak siswa) padha teka) (seharusnya sudah ha-
c. saling pukul-memukul (pukul-memu- dir)
kul sudah bermakna ‘saling’) - Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo)
d. agar supaya (agar bersinonim dengan (shearusnya mungkin)
supaya)
e. disebabkan karena (sebab bersinonim METODOLOGI
dengan karena) Lokasi Penelitian
3. Tidak Memiliki Subjek
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah
Contoh :
a. Buah mangga mengandung vitamin Menengah Pertama (SMP) yang terdapat di
C.(SPO) (benar) Kota Padangsidimpuan.
b. Di dalam buah mangga terkandung
vitamin C. (KPS) (benar) Metode Penelitian
c. Di dalam buah mangga mengandung Dalam penelitian ini digunakan metode
vitamin C. (KPO) (salah) deskriptif. Mengenai metode deskriptif, Ha-
4. Adanya kata depan yang tidak perlu dari Nawawi (1991) mengemukakan bahwa
Contoh : metode deskriptif dapat diartikan sebagai
a. Perkembangan daripada teknologi in- prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
formasi sangat pesat. dengan menggambarkan keadaan subjek/ob-
- Kepada siswa kelas I berkumpul jek penelitian (seseorang, lembaga, masyara-
di aula. kat) pada saat sekarang berdasarkan fakta-
b. Salah Nalar fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Contoh : Metode deskriptif tertuju pada peme-
- waktu dan tempat dipersilahkan. cahan masalah yang ada sekarang. Lebih lan-
(Siapa yang dipersilahkan) jut Winarno Surachmad (1982) mengemuka-
- Silakan maju ke depan. (maju kan bahwa ciri-ciri metode deskriptif adalah :
selalu ke depan)
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah
c. Kesalahan Pembentukan kata
yang ada pada masa sekarang, pada masa-
Contoh : lah-masalah yang aktual.
- mengenyampingkan seharusnya
mengesampingkan
31
2. Data yang dikemukakan mula-mula disu- Keterangan :
sun, dijelaskan dan dianalisa. M = Nilai rata-rata
Dalam penelitian ini dikumpulkan data MD = Mean dugaan
atau informasi yang ditemukan pada saat i = Panjang interval kelas
penelitian berlangsung tanpa membanding- Σfd = Jumlah perkalian
kannya dengan masa yang telah lewat. Selan- f dengan d.
jutnya, ditetapkan populasi penelitian, yakni N = Banyak siswa
seluruh siswa SMP kelas VIII di Padang-
sidimpuan. Adapun sampel diambil dengan 4. Mencari persentase kategori nilai siswa at-
teknik random sampling. Random sampling as kategori sangat baik, baik, cukup, seda-
adalah pengambilan sampel secara random ng dan buruk dengan menggunakan rumus
atau tanpa pandang bulu. Dalam random sam- :
pling semua individu dalam populasi baik se- Fi
Pi = x 100 %
cara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi n
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi (Ghulo:1981)
anggota sampel (Sutrisno Hadi:1986). Ket :
Ada beberapa teknik atau prosedur yang Pi = Proporsi dari kategori
digunakan dalam random sampling, salah tertentu
satunya adalah cara ordinal dan cara inilah ya- Fi = Frekuensi nilai
ng diterapkan dalam pengambilan sampel pe- N = Jumlah sampel
nelitian ini. Cara ordinal maksudnya dengan Untuk mengambil rentang nilai masing-
mengambil subyek dari atas ke bawah, meng- masing kategori, digunakan cara yang dike-
ambil mereka yang bernomor ganjil, genap, mukakan oleh Nasrun Harahap sebagai beri-
nomor kelipatan angka dua, tiga, lima, sepu- kut :
luh, dan sebagainya dari suatu daftar yang tel- Tabel Kriteria Kualifikasi
ah disusun.
KLASIFI KUALIFI SKALA NILAI
KASI KASI 0 - 10 0 - 100
Parameter Pengamatan
Sangat
Adapun parameter pengamatan dalam A 8,6 - 10 86 - 100
baik
menganalisis dan mengolah data yang dipe- B Baik 7,6 - 8,5 76 - 85
roleh adalah sebagai berikut : C Cukup 6,6 - 7,5 66 - 75
1. Mentabulasikan skor tes kemampuan siswa D Sedang 5,1 - 6,5 51 - 65
menguasai kalimat efektif. E Kurang 0 - 5 0 - 50
2. Mendistribusikan frekuensi hasil tes siswa.
3. Mencari mean (nilai rata-rata) kemampuan PEMBAHASAN
siswa menguasai kalimat efektif dengan Hasil Penelitian
menggunakan rumus : Setelah seluruh hasil tes kemampuan
fd penguasaan kalimat efektif siswa SMP di
M = MD + i
N Padangsidimpuan terkumpul, maka diperoleh
(Sudjana:1986) nilai dari tes yang telah dilaksanakan, yakni
32
nilai 92 sebagai nilai tertinggi dan nilai 60 se- Selanjutnya mencari Mean dengan lebih
bagai nilai terendah. dahulu mencari Mean dugaan (MD). Adapun
Hasil tes yang diperoleh siswa kemu- rumus yang digunakan untuk mencari Mean :
dian dianalisis untuk memperoleh nilai rata- fd
M = MD + i
rata kemampuan siswa menguasai kalimat N
efektif dengan menggunakan rumus : Dimana :
fd i = 3
M = MD + i
N N = 83
∑fd = -86
Untuk menyusun distribusi frekuensi
hasil tes siswa, terlebih dahulu dicari interval 75 77 152
MD = = = 76
kelas. Menentukan interval kelas, penulis 2 2
berpedoman pada rumus yang dikemukakan Sehingga,
oleh Slameto yaitu skor maksimum dikurangi 86
M = 76 + 3
skor minimum dibagi sepuluh (Slame- 83
to:1988). Dengan demikian interrval kelas = 76 + 3 (-1,03 )
92 60 = 76 - 3,09
adalah = 3,2 = 3. Seperti terlihat
10 = 72,91
pada tabel dibawah ini: = 73
Berdasarkan perhitungan di atas dipe-
DISTRIBUSI FREKUENSI roleh nilai rata-rata (mean) kemampuan siswa
HASIL TES KEMAMPUAN SISWA menguasai kalimat efektif adalah 73. Adapun
MENGGUNAKAN frekuensi masing-masing nilai kemampuan
KALIMAT EFEKTIF penguasaan kalimat efektif siswa dapat dilihat
pada gambar grafik di bawah ini :
INTERVAL
F d f.d
KELAS 25
90 – 92 4 5 20 21
87 – 89 5 4 20 20
84 – 86 5 3 15
15 12 13
81 – 83 0 2 0
10
78 – 80 7 1 7 10
6 7
75 – 77 21 0 0 5
5 4
5
72 – 74 6 -1 -6
69 – 71 0 -2 0 0
66 – 68 10 -3 -30 60 64 68 72 76 80 84 88 92
63 – 65 13 -4 -52
60 – 62 12 -5 -60 Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Siswa
JUMLAH 83 -86 Menguasai Kalimat Efektif
33
Langkah berikutnya, mencari persentase ah dengan membandingkan nilai rata-rata ke-
kategori nilai siswa atas nilai: sangat baik, mampuan siswa dengan kriteria kualifikasi
baik, cukup, sedang dan kurang dengan rumus pada tabel dibawah ini.
:
Kriteria Kualifikasi
Fi
Pi = x 100 %
n KLASIFI KUALIFI SKALA NILAI
Sehingga diperoleh hasil (terlihat pada KASI KASI 0 - 10 0 - 100
lampiran II hal. 60-61) : A Sangat baik
- Persentase kategori nilai siswa sangat baik 8,6 - 10 86 - 100
36