PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sidang umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 25 September 2015
lalu di New York, Amerika Serikat, secara resmi telah mengesahkan Agenda
Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs sebagai kesepakatan pembangunan
global.Mulai tahun 2016, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2015 –
2030 secara resmi menggantikan Tujuan Pembangunn Millenium (MDGs) 2000
– 2015. SDGs berisi seperangkat tujuan transformatif bagi seluruh bangsa tanpa
terkecuali. SDGs berisi 17 Tujuan.
Beberapa diantaranya mengatur dalam pembangunan kesehatan. Pertama,
SDGs diharapkan bisa mengakhiri segala bentuk kemiskinan di semua negara
manapun termasuk Indonesia. Kedua SDGs ditujukan untuk mengakhiri segala
bentuk kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi dan
mendorong pertanian secara berkelanjutan. Ketiga, target SDGs adalah menjamin
adanya kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan untuk semua orang
di dunia pada semua usia.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatnya kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Hal itu berarti
terciptanya masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia yang penduduknya, di
seluruh Wilayah Republik Indonesia, hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah penyakit Covid-19, yang
terus meningkat. Covid-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret
2020 sejumlah 2 kasus, dan pada saat ini dilaporkan per tanggal 17 September
2020 kasus positif terus meningkat di Indonesia yaitu menjadi 231.628 kasus,
sembuh sebanyak 166.686 , kasus dalam perawatan sebanyak 56.720 dan kasus
meninggal sebanyak 9.222. Untuk kasus supek sebanyak 103.209,
kabupaten/kota terdampak sebanyak 493 dan 232 wilayah transimisi lokal
(PHEOC Kemkes RI). Di Kalimantan Timur kasus Covid-19 pada 17 September
2020 kasus konfirmasi positif sebanyak 6.486 kasus, dirawat sebanyak 2.094
kasus, sembuh 4.137 dan meninggal sebanyak 255 kasus.
Total kasus suspek yaitu sebanyak 31.073 dengan Discarded sebanyak 24.521
,Probable 20 kasus dan menunggu hasil lab sebanyak 46 kasus. Untuk di
Samarinda total kasus terkonfirmasi sebanyak 1.708 kasus, total suspek sebanyak
12.409 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim). Covid-19 merupakan penyakit
akibat virus corona jenis baru yang muncul pada akhir 2019 pertama kali di
Wuhan, Cina yang saat ini menyebabkan pandemi hampir di seluruh dunia.
Gejala utama penyakit Covid- 19 yaitu batuk, demam, dan sesak napas (Kemkes,
2020).
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dinyatakan oleh WHO sebagai
pandemi dan Pemerintah Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11
Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) telah menyatakan Covid-19 sebagai kedaruratan
kesehatan masyarakat yang wajib dilakukan upaya penanggulangannya. Namun
sampai saat ini banyak masyarakat yang masih lalai dalam memperhatikan
protokol kesehatan terlebih di Era New Normal ini.
Upaya mencegah penyebaran virus dan menanggulangi dampak pandemi
bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah semata, tetapi memerlukan
peran serta setiap elemen masyarakat. Apabila setiap warga masyarakat berperan
aktif dalam upaya pencegahan, maka pandemi akan berhasil dikendalikan. Para
ahli kesehatan menganjurkan penggunaan masker, menjaga jarak saat interaksi
sosial, dan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir
sebagai kunci utama memutus mata rantai penyebaran virus. Hal ini tampak
mudah, tetapi pada dasarnya sulit diterapkan secara konsisten di masyarakat
karena merupakan sebuah tindakan yang relatif baru dan belum menjadi
kebiasaan apalagi perilaku di masyarakat.
Meningkatnya kasus covid-19 akan menambah beban pemerintah karena
penanganannya membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, kasus covid-19 juga
menyebabkan hilangnya potensi/modal sumber daya manusia dan menurunnya
produktifitas (productivity loss) yang pada akhirnya akan mempengaruhi
pembangunan sosial dan ekonomi. Upaya promotif dan preventif merupakan
upaya yang sangat efektif untuk mencegah tingginya kesakitan dan kematian
akibat covid-19.
Mengingat pencegahan penyakit sangat bergantung pada perilaku individu
yang didukung oleh kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta
dukungan regulasi untuk hidup sehat, diperlukan keterlibatan aktif secara terus
menerus seluruh komponen baik pemerintah pusat dan daerah, sektor non
pemerintah dan masyarakat. Untuk itu, perlu adanya sebuah gerakan untuk
mendorong masyarakat agar berperilaku hidup sehat. Gerakan tersebut
dinamakan “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat” (GERMAS).
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:2269/MENKES/PER/XI/2011.
Sebagai pendukung pelaksanaan peraturan ini, Kementerian Kesehatan juga
mencanangkan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) di Indonesia sejak 15
November 2016 (Primadi, 2017). Germas merupakan upaya pemerintah
melibatkan dan memberdayakan masyarakat dalam hal memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Tujuannya, agar masyarakat sadar,
mau, dan mampu secara mandiri ikut aktif dalam meningkatkan status
kesehatannya. Namun, ternyata PHBS dan Germas belum sepenuhnya dipahami
apalagi diterapkan oleh masyarakat.
Indonesia yang sehat tercipta provinsi yang sehat; Provinsi yang sehat tercipta
dari kabupaten yang sehat; kabupaten yang sehat tercipta dari kecamatan yang
sehat; kecamatan yang sehat berasal dari desa yang sehat; desa yang sehat
tercipta dari keluarga yang sehat, analogi tersebut menjelaskan secara tersirat
bahwa terciptannya suatu Negara yang sehat berasal dari kelompok masyarakat
yang paling kecil dalam suatu Negara, yakni sebuah keluarga. Sadar akan hal ini,
pemerintah telah mengupayakan program yang mengarah pada meningkatnya
upaya pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan upaya promotif dan
preventif menggunakan pendekatan keluarga.
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subjek dan objek pelayanan
kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara
lebih akitf dalam upaya peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh
kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah
kesehatan sampai penanggulangan masalah dengan meningkatkan individu,
keluarga dan kelompok masyarakat.
Dalam upaya meningkatan kemampuan bekerja sama dengan individu,
keluarga, dan kelompok masyarakat di tatanan pelayanan kesehatan komunitas
dengan menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai
salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi
keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai maka
mahasiswa program studi Profesi Ners Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim
melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas.
Kegiatan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas Mahasiswa Program Studi
Profesi Ners dilaksanakan di RT 32 & 33 Kelurahan Rawa Makmur Kecamatan
Palaran. Wilayah ini dipilih berdasarkan hasil studi pendahuluan dan informasi
yang diperoleh dari Pimpinan Puskesmas Palaran dan Pembimbing Lapangan
Puskesmas Palaran bahwa perilaku masyarakat belum mendukung program
kesehatan. dan Lurah Kelurahan Palaran juga menyatakan bahwa daerah tersebut
memenuhi kriteria untuk dijadikan lokasi Praktik Kerja Lapangan mahasiswa,
baik dari aspek jumlah penduduk, distribusi,luas wilayah, sarana kesehatan yang
ada, permasalahan kesehatan seperti penyakit tidak menular, hipertensi,
,penyakit degenerative pada lansia, dan terutama masalah kesehatan lingkungan.
Diharapakan masyarakat dapat mengenal masalah kesehatan, mampu
melakukan upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Diharapakan
masyarakat dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya,
membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga atau masyarakat,
mampu memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat. Selain itu, selama
proses belajar klinik komunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan
resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerja sama dengan komunitas
dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan komunitas dengan
penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.
Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status
kesehatannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga,
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan Praktik Belajar Lapangan Keperawatan Komunitas di
minggu yaitu :
a. Mahasiswa dapat melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat,
melaksanakan kegiatan.
dibuat dengan melibatkan semua unsur dan sumber daya masyarakat untuk
telah dilakukan.
C. Manfaat
2. Tempat
Lokasi yang menjadi sasaran praktik mahasiswa yaitu masyarakat yang ada
di RT 32 & 33 Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran.
E. Metode
Metode praktik yang digunakan adalah metode pemecahan masalah dengan
menggunakan pendekatan asuhan keperawatan komunitas yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, komunitas, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Dalam pengkajian menggunakan data dengan alat bantu seperti
questioner, wawancara, dan observasi yang dilakuakan disetiap rumah warga RT
33 Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran kemudian data diolah dan
dilakukan perencanaan bersama warga untuk memecahkan masalah yang telah
ditemukan. Pemecahan masalah kesehatan dilakukan dengan pendekatan proses
keperawatan meliputi:
1. Pemberdayaan penduduk
2. Pengkajian data kesehatan
3. Menegakkan masalah kesehatan masyarakat bersama masyarakat (MMD1)
4. Melakukan perencanaan keperawatan bersama masyarakat
5. Melaksanakan tindakan bersama masyarakat
6. Melakukan desain inovatif
7. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan komunitas bersama masyarakat
(MMD 2)
TINJAUAN PUSTAKA
1. Filosofi Keperawatan
perhatian terhadap pengaruh (bio, psio, sosial, kultural, dan spiritual) terhadap
mengacu pada falsafah dan paradigm keperawatan secara umum setiap upaya
komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar, seperti yang diuraikan dibawah
a. Manusia
individu yang berada pada lokasi atau batas geografis tertentu yang
memiliki nilai-nilai, keyakinan dan minat yang relative sama serta adanya
tinggi, antara lain : daerah terpencil, deaerah rawan dan daerah kumuh
perkotaan.
b. Kesehatan
c. Lingkungan
yang ada di sekitar klien yang bersifat biologis, psikologis, social, kultural
dan spiritual.
Kesehatan
Keperawatan
( Sehat, Sakit )
( 3 Level Prevelensi )
Lingkungan
2. Pengertian Keperawatan Komunitas
dengan norma dan nilai yang telah melembaga ( Sumijatun dkk, 2006 ).
konsep dari Betty Newman ( 1972 ) yang menekankan pada salah satu
a. Pencegahan primer
terhadap penyakit.
b. Pencegahan sekunder
c. Pencegahan tersier
a. Tingkat individu
sosial.
Dalam praktik keperawatan komunitas, perawat memberikan asuhan
b. Tingkat keluarga
kesehatan keluarga
c. Tingkat komunitas
yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan ada
kebijakan pemerintah.
berikut :
a. Pengkajian
2. Karakteristik populasi
3. Karakteristik lingkungan
c. Perencanaan
d. Implementasi
A. Pencegahan primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum
B. Pencegahan sekunder
C. Pencegahan tersier
e. Evaluasi
komunitas adalah :
luas
intervensi