Anda di halaman 1dari 57

DERMATOFITOSIS

Oleh :
Burhannuddin, S.SI., M.Biomed
JAMUR PENYEBAB INFEKSI

• Infeksi Jamur : MIKOSIS


• Jamur yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia antara
lain adalah :
1. Jamur dermatofita  dermatofitosis
2. Candida albicans  Kandisiasis
3. Jamur lainnya dapat menembus jaringan hidup dan
menyebabkan infeksi dibagian dalam.
MIKOSIS

Superficialis Inter- Profunda


Dermatofitosis Non
mediate Subcutis Sistemik
Dermatofitosis

Tinea capitis Pitiriasis Kandidiasis Misetoma Aktinomikosis


Tinea barbae versikolor Aspergillosis Kromomikosis Nokardiosis
Tinea corporis Piedra hitam Sporotrikosis Histoplasmosis
( T. imbrikata & Piedra putih Fikomikosis - Kriptokokosis
T. favosa ) Tinea nigra subkutan Koksidioidomikosis
Tinea manum palmaris Rinosporodiosis Blastomikosis
Tinea pedis Onkomikosis Fikomikosis -
Tinea kruris sistemik
Tinea unguium
DERMATOFITOSIS

• Jamur dermatofit : jamur yang menginvasi lapisan keratin

• Keratinofilik
• Lapisan keratin : rambut, kulit, kuku
• Menggunakan keratin sebagai sumber nitrogen
JAMUR DERMATOFIT

1. Microsporum
2. Trichophyton
3. Epidermophyton
KLASIFIKASI JAMUR DERMATOFIT

Epidermophyton Microsporum Trichophyton

Jaringan Kulit, kuku Rambut, Kulit Rambut, kulit,


kuku
Microconidia Tidak ada Sedikit Banyak
Macroconidia Dinding Dinding tebal, Dinding halus,
halus, jumlah kasar, jumlah relative jarang
jarang banyak ditemukan
Teleomorp Belum Arthroderma Arthroderma
ditemukan
JAMUR DERMATOFIT

 Afinitas pada hospes tertentu


• Zoofilik (misalnya: M.canis, T. equinum)
• Geofilik (misalnya: M.gypseum)
• Antropofilik (misalnya: T. rubrum, E. floccosum)
 Jamur mengalami evolusi ketika menginfeksi manusia, dengan cara
mengubah pola sporulasinya
 Antropofilik : konidia aseksual sedikit, menyebabkan infeksi kronik
ringan
 Geofilik : konidia aseksual banyak, infeksi kronik berat
 Zoofilik : konidia aseksual sedang, infeksi kronik sedang
KLASIFIKASI JAMUR DERMATOFIT

 Hingga kini dikenal sekitar 40 spesies dermatofita, meliputi :


1. 2 spesies Epidermophyton
2. 17 species Microsporum
3. 21 species Trichophyton
Epidermophyton

• Terdiri dari dua jenis


• E. floccosum
• E. stockdaleae.
• E. stockdaleae dikenal sebagai non-patogenik
• E. floccosum satu-satunya jenis yang patogen
pada manusia, penyebab tersering
dermatofitosis
Epidermophyton floccosum

• Koloni pada SDA tumbuh lambat, berwarna kehijauan-


coklat, melipat di tengah, dengan pinggiran datar.
• Pada biakan tua terbentuk miselium pleomorfik berwarna
putih.
• Morfologi mikroskopis menunjukkan karakteristik
macroconidia berdinding tipis dan halus
• Chlamydoconidia banyak terbentuk dalam biakan tua.
• Tidak membentuk Microconidia
Epidermophyton floccosum

Macrokonidia

Kultur E. floccosum

Chlamydoconidia
MICROSPORUM

• Kelompok dermatofita yang bersifat


keratofilik, hidup pada tubuh manusia
(antropofilik) atau pada hewan (zoofilik).
• Merupakan bentuk aseksual dari jamur
• Terdiri dari 17 spesies
SPESIES MICROSPORUM
SPECIES CLASSIFICATION (NATURAL
RESERVOIR)
Microsporum audouinii Anthropophilic
Microsporum canis Zoophilic (Cats and dogs)
Microsporum cooeki Geophilic (also isolated from furs of
cats, dogs, and rodents)
Microsporum ferrugineum Anthropophilic
Microsporum gallinae Zoophilic (fowl)
Microsporum gypseum Geophilic (also isolated from fur of
rodents)
Microsporum nanum Geophilic and zoophilic (swine)
Microsporum persicolor Zoophilic (vole and field mouse)
MORFOLOGI DAN FISIOLOGI

• Spesies Microsporum membentuk baik Macroconidia


dan Microconidia pada konidiofor pendek.
• Macroconidia : hialin, multiseptate, bentuk variasi,
fusiform, ukuran 30 – 160 um, berbentuk gelendong.
• Bentuk, ukuran dan karakteristik dinding konidia penting
untuk identifikasi spesies.
• Microconidia yang hialin, bersel tunggal, berdinding halus,
ukuran 4 sampai 7 um
MORFOLOGI DAN FISIOLOGI

• Koloni Microsporum adalah glabrous, serbuk halus,


seperti wool atau powder.
• Pertumbuhan pada agar Sabouraud dextrose pada 25°C
mungkin melambat atau sedikit cepat dan diameter dari
koloni bervariasi 1- 9 cm setelah 7 hari pengeraman.
• Warna dari koloni bervariasi tergantung pada jenisnya,
dapat putih seperti wol halus atau menguning.
Microsporum canis

• Dermatofit zoofilik, penyebab kurap pada manusia,


terutama anak-anak.
• Menyerang kuku, rambut, dan kulit.
• Kucing dan anjing adalah sumber utama infeksi.
• Rambut menunjukkan infeksi ectothrix dan berpendar
terang kehijauan-kuning di bawah sinar ultraviolet Wood.
• Distribusi: World-wide.
• Membentuk macroconidia
M. canis

Mikroskopik M. canis
Kultur M. canis
Infeksi M. canis
Microsporum gypseum

 M. gypseum adalah jamur geophilic dengan distribusi di


seluruh dunia
• Dapat menyebabkan infeksi pada hewan dan manusia,
khususnya anak-anak saat cuaca lembab hangat.
• Biasanya menghasilkan kulit inflamasi lesi tunggal
• Rambut terinfeksi menunjukkan ectothrix
Microsporum gypseum

 Pada agar Sabouraud


dekstrosa itu, koloni biasanya
datar, menyebarkan, granular,
permukaan berwarna merah

• Menghasilkan pigmen kuning-


Kultur M. gypseum
coklat.
• Ujung terminal atau distal
macroconidia kebanyakan
agak bulat
• Membentuk Microconidia
Macrokonidia M. gypseum
TRICHOPHYTON

• Trichophyton adalah jamur


dermatofit  di tanah,
manusia, atau hewan.
• Keratinophilic  menyerang
jaringan keratin.
• Penyebab infeksi rambut, kulit,
dan kuku pada manusia
• Menghasilkam proteinase,
keratinases, dan proteinase
lainnya  faktor virulensi
MORFOLOGI MAKROSKOPIS

• Tingkat pertumbuhan 
lambat - sedang – cepat
• Bentuk koloni : lilin, gundul,
berbulu halus untuk kapas
• Warna koloni dari putih ke
ungu atau merah cerah
krem kekuningan , pucat,
kekuningan, coklat, atau
merah - coklat.
MORFOLOGI MIKROSKOPIS

• Memiliki : hifa septate, microconidia, macroconidia, konidiofor,


arthroconidia, chlamydospores
• Konidiofor yang sedikit dibedakan dari hifa vegetatif;
• Microconidia adalah uniseluler, bulat, jumlah banyak, soliter
atau seperti anggur - cluster
• Macroconidia adalah multiseluler (dengan dua atau lebih sel),
halus, berdinding tipis atau tebal, silinder.
• Sporulasi dapat dirangsang dengan menggunakan media yang
tepat.
SPESIES TRICHOPHYTON

 Trichophyton mentagrophytes
 T. rubrum
 T. Tonsurans
 T. verrucosum
 T. violaceum
 T. schoenleinii
 T. ajelloi (jarang menginfeksi manusia).
T. mentagrophytes

• Sifat : antropophilic, ectothrix, test urease positif


• Penyebab infeksi pada manusia dan hewan.
• Microconidia : berbentuk seperti anggur
• Macroconidia : berbentuk gada atau pensil
• Hifa berbentuk spiral
• Koloni putih dan berbulu halus
• Penyebab tinea pedis.
Trichophyton mentagrophytes

http://www.mycology.adelaide.edu.au/Fungal_Descriptions/Dermatophytes/Trichophyton/mentagrophytes.html
Trichophyton rubrum

• Sifat : antropophilic, ectothrix,


test urease negatif
• Menginfeksi kuku dan kulit mulus
• Microconidia berbentuk seperti
tetesan air mata.
• Macrokonidia jarang, bentuk
seperti pensil.
• Kultur : setelah 2 minggu koloni
seperti beludru, berwarna putih,
bila dibalik berwarna merah
Trichophyton rubrum

http://www.mycology.adelaide.edu.au/Fungal_Descriptions/Dermatophytes/Trichophyton/rubrum.htm
Trichophyton tonsurans

• Penyebab tinea capitis


• Koloni putih, kekuningan-
coklat
• Microconidia lebih panjang
dan lebih besar daripada
di T. rubrum.
• Macroconidia berbentuk
tidak teratur.
Trichophyton tonsurans

http://www.mycology.adelaide.edu.au/Fungal_Descriptions/Dermatophytes/Trichophyton/tonsurans.html
Trichophyton tonsurans
Trichophyton violaceum

• Menginfeksi rambut, kulit kepala, kulit dan kuku.

• Menyebabkan Endothrix (titik hitam infeksi kulit kepala).


• Ditemukan pada manusia, jarang pada hewan.

• Tumbuh lambat, koloni dengan permukaan lilin.

• Jarang menghasilkan microconidia dan macroconidia.


• Membutuhkan tiamin untuk pertumbuhan yang cepat

• Struktur Hifa lebih kasar jika dibandingkan spesies lainnya.

• Chlamydoconidia terlihat dalam pertumbuhan


Trichophyton violaceum

http://www.mycology.adelaide.edu.au/Fungal_Descriptions/Dermatophytes/Trichophyton/violaceum.html
Trichophyton verrucosum

• Penyebab infeksi parah manusia di kulit kepala dan jenggot.


• Pertumbuhan lambat, tidak membentuk pigmen
• Tumbuh terbaik pada 37 C.
• Pada media unenriched - rantai hifa chlamydoconidia seperti
tanduk.
• Pada media yang ditambahkan tiamin, menghasilkan
microconidia kecil dan kadang-kadang macroconidia.
Trichophyton verrucosum

http://www.mycology.adelaide.edu.au/Fungal_Descriptions/Dermatophytes/Trichophyton/verrucosum.html
Trichophyton verrucosum
Trichophyton schoenleinii

 Penyebab favosa tinea (berbentuk cangkir


kerak pada kulit kepala yang disebut favus).

• Favosa tinea dapat menyebabkan alopecia


atau kebotakan permanen.

• Koloni lilin, berlipat-lipat, berwarna putih.

• Tidak terdapat konidia (mikro atau makro-


) bahkan pada media yang diperkaya.

• Tumbuh baik pd suhu 37 C.


Trichophyton schoenleinii

http://www.mycology.adelaide.edu.au/Fungal_Descriptions/Dermatophytes/Trichophyton/schoenlenii.html
Trichophyton schoenleinii
Trichophyton ajelloi

• Jamur dermatofit tanah


• Jarang menyebabkan infeksi pada manusia atau hewan (sapi,
anjing, kuda, tupai).
• Mudah diisolasi dari tanah
• Macroconidia berbentuk cerutu, berdinding tebal dengan
ujung halus.
Trichophyton ajelloi
INFEKSI JAMUR DERMATOFIT

• Menghasilkan lesi yang bervariasi


• Tahap pertama infeksi adalah kolonisasi pada korneum
• Menyebar dengan pola sentrifugal, membentuk ‘ring”,
sehingga dinamakan Ringworm
• Menyebabkan infeksi yang diberi nama Dermatofitosis atau
Tinea
• Tinea diklasifikasikan berdasarkan lokasi infeksi di tubuh
BENTUK KLINIS DERMATOFITOSIS

• Tinea kapitis : tinea pada kulit dan rambut kepala


• Tinea favosa : secara klinis antara lain berbentuk skutula dan
berbau seperti tikus pada kulit kepala
• Tinea Korporis : pada kulit halus, di muka, badan, lengan
• Tinea Kruris : dermatofita pada daerah genitokrural, sekitar
anus, bokong
• Tinea Pedis, dermatofitosis pada kaki dan tangan.
• Tinea Unguium, tinea pada kuku kaki dan tangan.
• Tinea Facialis, tinea yang meliputi bagian wajah
TINEA KAPITIS

• Kelainan kulit pada daerah kepala dan rambut


• Sering terjadi pada anak – anak
• Keluhan : bercak pada kepala, gatal, rontok rambut di tempat lesi
• Jamur Penyebab : Trichophyton dan Microsporum
• Zoofilik : M. canis,
• Geofilik : M. gypseum
• Antropofilik : T. violaceum, T. tonsurans

• Ada 3 bentuk :
1. Grey Patch Ringworm
2. Kerion (Celsi)
3. Black Dot Ringworm
TINEA KAPITIS

GREY PATCH RINGWORM


Penyebab: Microsporum
 Sering pada anak
 Ada rasa gatal
 Terbentuk papula di folikel rambut
 Rambut mudah patah dan mudah dicabut tanpa
rasa sakit
 Pemeriksaan dg wood’s light sebagai pembantu
diagnosis
TINEA KAPITIS

KERION (CELSI)
 Reaksi radang yang berat
 Penyebab: M.canis, M.gypseum
 Lesi berupa pembengkakan menyerupai
sarang lebah
 Dapat terjadi alopesia (jaringan parut)
permanen
TINEA KAPITIS

BLACK DOT RINGWORM


 Penyebab: T.tonsurans, T.violaceum
 Klinis : titik – titik hitam pada folikel
rambut
 Rambut patah tepat pada muara
folikel  Black dot
TINEA KAPITIS

Tinea Kapitis oleh Trichophyton tonsurans.


Tinea Kapitis oleh Trichophyton
verrucosum.
TINEA FAVOSA

Penyebab:
T. schonleini,T. violaceum, M.
gypseum
 Klinis
1.Kemerahan pada kulit
kepala
2.Kerontokan rambut, lesi
memerah dan meluas
TINEA KORPORIS

 Infeksi pada kulit halus (muka, badan, lengan)


 Penyebab :
T. rubrum, T. mentagrophytes,
Microsporum spp., E. floccosum.
 Bentuk klinik  Lesi bulat/ lonjong, berbatas tegas,
Pinggir lebih aktif, polimorfik
 Tinea korporis yang menahun ditandai dengan sifat
kronik
TINEA KORPORIS

Tinea corporis oleh


Trichophyton mentagrophytes. Hasil Kerokan Kulit dengan KOH.
TINEA KRURIS

 Infeksi jamur pada lipatan paha, genitalia, sekitar


anus
 Penyebab: T. rubrum., E.floccosum
 Klinis:
 Lesi berbatas tegas
 Tepi lebih aktif, polimorfik
 Bila menahun  hiperpigmentasi dengan
sedikit skuama
TINEA KRURIS

Tinea Kruris : Trichophyton rubrum Koloni Trichophyton rubrum

Mikroskopik E. floccosum.
TINEA PEDIS

 Penyebab :
 Trichophyton rubrum (Dominan)
 E. floccosum, T. mentagrophytes

 Ada 3 bentuk:
1. Interdigitalis
Antara jari IV-V – fisura dengan skuama halus
2. Hiperkeratotik
Skuama yang kering, seluruh tepi kaki didapatkan skuama kering
3. Sub akut
Sela jari yang meluas ke punggung kaki atau ke telapak kaki dengan
efloresensi: vesikel/ vesiko-pustel
TINEA PEDIS
TINEA UNGUIUM

Tinea unguium : Trichophyton rubrum Onchomycosis.


TINEA UNGUIUM

• Penyebab :
• T. rubrum,T. mentagrophytes

Culture of T. rubrum on dermatophyte test medium

Microscopic morphology of Trichophyton rubrum.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai