Anda di halaman 1dari 19

ANATOMI DAN FISIOLOGI ALAT REPRODUKSI WANITA

A. Definisi

Alat reproduksi wanita berada di bagian tubuh seorang wanita yang disebut
panggul. Secara anatomi nilai reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
bagian yang terlihat dari luar ( genitalia eksterna ) dan bagian yang berada di dalam
panggul ( genitalia interna ). Genitalia eksterna meliputi bagian yang disebut
kemaluan ( vulva ) dan liang sanggama ( vagina ).Genetika interna terdiri dari rahim (
uterus ), saluran telur ( tuba ), dan indung telur ( avarium ). Pada vulva terdapat
bagian yang menonjol yang di dalamnya terdiri dari tulang kemaluan yang ditutupi
jaringan lemak yang tebal. Pada saat pubertas bagian kulitnya akan ditumbuhi
rambut. Lubang kemaluan ditutupi oleh selaput tipis yang biasanya berlubang sebesar
ujung jari yang disebut selaput dara ( hymen ).Di belakang bibir vulva terdapat
kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan cairan. Di ujung atas bibir terdapat bagian yang
disebut clitoris, merupakan bagian yang mengandung banyak urat-urat syaraf. Di
bawah clitoris agak kedalam terdapat lubang kecil yang merupakan lubang saluran air
seni ( urethra ). Agak ke bawah lagi terdapat vagina yang merupakan saluran dengan
dindi ng elastis, tidak kaku seper ti dinding pipa

Saluran ini menghubungkan vulva dengan mulut rahim. Mulut rahim terdapat
pada bagian yang disebut leher rahim ( cervrz ), yaitu bagian ujung rahim yang
menyempit. Rahim berbentuk seperti buah pir gepeng, berukuran panjang B-9 cm.
Letaknya terdapat di belakang kandung k encing dan di depan saluran pelepasan.
Dindi ngnya terdiri dari dua lapisan Mot yang teranyam saing metintang. Lapisan
dinding rah im yang terdalam disebut endometrium, merupakan lapisan setaput kndir.
tvtutai dari ujung atas kanan kiri rahim terdapat saluran telur yang ujungnya
berdekatan dengan indung telur kiri dan kanan. lndung tekur berukuran 2,5x1,5x0,6
cm, mengandung sel-sel telur ( ovum ) yang jumtahnya lebih kurang 200.000-
400.000 butir. Otot-otot panggul dan jaringan ikat disekitarnya menyangga alat-alat
reproduksi, kandung kencing dan saluran peiepasan sehingga alat-alat itu tetap berada
pada tempatnya.

B. Gambar sistem reproduksi wanita

a. Ovarium/undung telur
Ovarium atau yang sering disebut juga dengan dinding telur adalah
satu dari organ reproduksi pada wanita yang fungsinya memproduksi
sel telur dan hormon. Warna ovarium pada umumnya yaitu abu
kemerahan dengan struktur permukaan yang tidak rata. Ovarium
mempunyai dua fungsi yakni fungsi reproduksi dan fungsi endrokrin.
Di setiap ovarium akan mengalami perkembangan sel telur. Di proses
itu, sel telur akan disertai beberapa kelompok sel yang dinamakan
dengan sel folikel, yaitu sel yang mengandung cairan tempat
tumbuhnya sel telur. Perkembangan sel folikel kemudian akan
dirangsang oleh hormon Follicle Stimulating Hormone (FSH). Dari
masa embrio, telah terjadi perkembangan oogonium menjadi oosit,
sedangkan oosit tidak akan berkembang menjadi sel ovum matang
sampai dimulainya masa pubertas.
b. Tuba falopii/oviduk
Tuba fallopi adalah saluran ovum yang terentang antara kornu uterine
hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum
mencapai rongga uterus. terletak di tepi atas ligamentum latum
berjalan ke arah lateral mulai dari osteum tubae internum pada dinding
rahim. Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular,
serta mukosa dengan epitel bersilia.Fungsi utama dari saluran ini ialah
sebagai jalur transportasi ovum dari ovarium ke rahim. Masing-masing
tuba falopi biasanya memiliki panjang sekitar 10-13 cm dengan
diameter 0,5-1,2 cm.

c. Uterus/Rahim
Uterus adalah suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir yang
sedikit gepeng, dengan berat sekitar 30 gr – 60 gr. Terletak di rongga
pelvisantara rektum (bagian usus sebelum dubur) dan di depannya
terletak kandung kemih. Hanya bagian bawahnya disangga oleh
ligamen yang kuat, sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang
saat kehamilan. Ruangan rahim berbentuk segitiga, dengan bagian
besarnya di atas. Dari bagian atas rahim (fundus) terdapat ligamen
menuju lipatan paha (kanalis inguinalis), sehingga kedudukan rahim
menjadi ke arah depan. Umumnya ukuran uterus adalah 7-7,5 cm,
lebar di tempat yang paling lebar 5,25 dan tebal 2,5 cm. Fungsi utama
dari uterus ialah sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan dari
hasil pembuah sel ovum oleh sel sperma. Hasil fertilisasi ini akan
tumbuh dan berkembang menjadi janin, ukurannya akan terus
bertambah hingga tiba waktunya melahirkan.

d. Endometrium
Endometrium adalah lapisan terdalam pada rahim dan tempatnya
menempelnya ovum yang telah dibuahi. Diperlukan waktu sekitar 4-5
hari setelah pembuahan. Di dalam lapisan Endometrium terdapat
pembuluh darah yang berguna untuk menyalurkan zat makanan ke
lapisan ini. pembuluh darah ini akan luruh dan menyebabkan
terjadinya menstruasi pada wanita apabila tidak terjadi pembuahan
ovum oleh sel sperma. Saat ovum yang telah dibuahi (yang biasa
disebut fertilisasi) menempel di lapisan endometrium (implantasi),
maka ovum akan terhubung dengan badan induk dengan plasenta yang
berhubung dengan tali pusat pada bayi. Pada suatu fase di
mana ovum tidak dibuahi oleh sperma, maka kurpus luteus makan
berhenti memproduksi hormon progesteron dan berubah
menjadi korpus albikan yang menghasilkan sedikit hormon diikuti
meluruhnya lapisan endometrium yang telah menebal, karena
hormon estrogen dan progesteron telah berhenti diproduksi. Pada fase
ini, biasa disebut menstruasi atau peluruhan dinding rahim.

e. Vagina
Vagina adalah saluran sepanjang 7,5-10 cm; ujung atasnya
berhubungandengan serviks (leher rahim/bagian terendah dari rahim),
sedangkan ujung bawahnya berhubungan dengan vulva.Dinding
vagina dilapisi oleh epitelium yang terbentuk dari sel-sel skuamosa.di
bawah epitelium terdapat jaringan ikat, otot involunter, kelenjar
getahbening dan persarafan. Dinding vagina memiliki banyak lipatan
yang membantu agar vagina tetap terbuka selama hubungan seksual
atau proses persalinan berlangsung.
FISIOLOGI ALAT REPRODUKSI WANITA

1. Berdasarkan fungsinya ( fisiobginya ), afat reproduksi wanita mempunyai 3


fungsi, yaitu: 1. Fungsi seksual
2. Fungsi hormonal
3. Fungsi Reproduksi ( melanjutkan keturunan ).

Fungsi Seksual

Alat yang berperan adalah vulva clan vagina. Ketenjar pada vulva yang dapat
mengeluarkan cairan, berguna sebagai pefumas pada saat sanggama. Selain itu vulva
clan vagina juga berfungsi sebagai jalan lahir.

Fungsi Hormonal

Yang disebut fungsi hormonal ialah peran indung telur clan rahim didalam
memperlahankan ciri kewanitaan clan pengaturan haid. Perubahan-perubahan fisik
clan psikhis yang terjadi sepanjang kehidupan seorang wanita erat hubungannya
dengan fungsi indung telur yang menghasilikan hormon-harmon wanita yaitu
estrogen dan proqasferon. Datam masa kanak-kanak indung telur belum menunaikan
fungsinya dengan baik.
Hormon-hormon ini mengadakan interaksi dengan hormon-hormon yang
dihasilkan kelenjar-kelenjar di otak. Akibatnya terjadilah perubahan-perubahan fisik
pada Wanita.Paling sering terjadi pertumbuhan payudara, kemudian terjadi
pertumbuhan rambut kemaluan disusul rambut-rambut di ketiak. Selanjutnya
terjadilah haid yang pertama kali, disebut menarche, yaitu sekitar usia 10-16
tahun.mula-mula haid datang tidak teratur, selanjutnya timbul secara teratur. Sejak
saat inilah seorang wanita masuk kedalam masa reproduksinya yang berlangsung
kurang lebih 30 tahun. Pertumbuhan badan menjelang menarche dari 1 sampai 3
tahun setelah menarche bertangsung dengan cepat, saat ini disebut masa pubertas.
Setelah masa reproduksi wanita masuk kedalam masa kllmakterium yaitu masa yang
menunjukan fungsi indung telur yang mulai berkurang. "la-mula haid menjadi sedikit,
kemudian datang 1-2 bulan,Sekali-kali atau tidak teratur dan akhirnya berhenti sama
sekali.

Bila keadaan ini berlangsung 1 tahun, maka dikatakan wanita mengalami


menopause. Menurunnya fungsi indung telur ini sering disertai gejala-gejala panas,
berkeringat, jantung berdebar, gangguan psikhis yaitu emosi yang labil. Pada saat ini
terjadi pengecilan alat-alat reproduksi clan kerapuhan tulang.Menstruasi atau haid
yang terjadi secara singkat, 24-36 hari sekali, timbul karena penganuh-pengaruh
hormon yang berinteraksi terhadap setaput lendir rahim (endometrium). Lapisan
tersebut berbeda ketebalannya dari had kehari, paling tebal terjadi pada saat masa
subur, yang mana endometrium dipersiapkan untuk kehamilan. Bila kehamilan tidak
terjadi, lapisan ini mengelupas dan terbuang berupa darah haid. Biasanya haid
berlansung 2- 8 hari.Dan jumlahnya kurang lebih 30-80 cc. Sesaat setelah darah haid
habis, lapisan tersebut mulai tumbuh kembali, mula-mula tipis kemudian bertambah
tebal untuk kemudian mengelupas lagi berupa darah haid. Menjelang haid dan
beberapa hari saat haid wanita sering mengeluh kesah, mudah tersinggung, pusing,
nafsu makan berkurang, buah dada tegang, mual dan sakit perut bagian bawah.
Kebanyakan wanita menyadari adarrya keluhan ini dan tidak mengganggu
aktivitasnya, tetapi beberapa wanita merasakan keluhan ini berlebihan.
ANATOMI DAN FISIOLOGI ALAT REPRODUKSI PRIA

A. Definisi

Kelamin atau alat reproduksi pada pria memiliki dua fungsi yaitu untuk
menghasilkan sel-sel kelamin dan menyalurkan sel-sel kelamin tersebut ke saluran
kelamin wanita. Alat reproduksi pria dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu alat
kelamin bagian dalam dan alat kelamin bagian luar.Alat kelamin bagian dalam terdiri
atas testis, saluran reproduksi, dan kelenjar-kelenjar kelamin, sedangkan alat kelamin
bagian luar hanya terdiri dari satu bagian, yaitu penis. Berikut ini akan diuraikan
masing-masing bagian Struktur alat reproduksi pria.

B. Gambar system reproduksi pria


1. Testis/buah zakar
Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia.
Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis dibungkus oleh
skrotum, kantong kulit di bawah perut.Pada manusia, testis terletak
di luar tubuh, dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan
terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa
prosesspermatogenesis pada mamalia akan lebih efisien dengan
suhu lebih rendah darisuhu tubuh (< 37°C).Pada tubulus
spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi
akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan
diturunkan, otot kremaster akan berelaksasi dan testis akan
menjauhi tubuh. Fenomena ini dikenal dengan refleks kremaster.
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai
spermatogenesis. Ukuran testis bergantung pada produksi sperma
(banyaknya spermatogenesis), cairan intersisial, dan produksi
cairan dari sel Sertoli. Pada umumnya, kedua testis tidak sama
besar. Dapat saja salah satu terletak lebih rendah dari yang
lainnyaHal ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis pembuluh
darah pada testis kiri dan kanan.
Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. Fungsi
testis:
I. Memproduksi sperma (spermatozoa)
II. Memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.

Kerja testis di bawah pengawasan hormon gonadotropik


dari kelenjar pituitaribagian anterior:
 Luteinizing hormone (LH)
 Follicle-stimulating hormone (FSH)
Testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika
albuginea. Di dalam testis terdapat banyak saluran yang disebut
tubulus seminiferus.
Tubulus ini dipenuhi oleh lapisan sel sperma yang sudah atau
tengah berkembang.
Spermatozoa (sel benih yang sudah siap untuk diejakulasikan),
akan bergerak dari tubulus menuju rete testis, duktus efferen, dan
epididimis.
Bila mendapat rangsangan seksual, spermatozoa dan cairannya
(semua disebut air mani) akan dikeluarkan ke luar tubuh melalui
vas deferen dan akhirnya, penis.
Di antara tubulus seminiferus terdapat sel khusus yang disebut sel
intersisial Leydig. Sel Leydig memproduksi hormon testosteron.
Pengangkatan testis disebut orchidektomi atau kastrasi.

2. Epididimis (Tempat Pematangan Sperma).


Epididimis adalah saluran berkelok-kelok di dalam skrotum
yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah
kanan dan kiri.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas
deferens.

3. Vas deferens (Saluran Sperma dari Testis Ke Kantong Sperma)


Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) adalah
saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari
epididimis.
Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya
terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai
saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung
semen atau kantung mani (vesikula seminalis).

4. Saluran Ejakulasi
Saluran ejakulasi adalah saluran pendek yang menghubungkan
kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk
mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.

5. Uretra
Uretra adalah saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam
penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari
kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung
kemih.

a. Kelenjar Kelamin
Kumpulan kelenjar aksesoris terdiri dari vesikula seminalis, prostate,
dan kelenjar bulbouretralis. Sebelum ejakulasi, kelenjar tersebut
mensekresikan mucus bening yang menetralkan setiap urine asam yang masih
tersisa dalam uretra.
Sel-sel sperma dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme
setelah mengadakan kontak dengan plasma semen.
 Vesikula Seminalis (Tempat Penampungan Sperma)
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani)
merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung
kemih.
Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang
merupakan sumber makanan bagi sperma.Vesikula seminalis
menyumbangkan sekitar 60 % total volume semen.
Cairan tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang menyediakan
sebagian besar energi yang digunakan oleh sperma), enzim
pengkoagulasi, asam askorbat, dan prostaglandin.
 Kelenjar Prostat (Penghasil Cairan Basa untuk Melindungi Sperma)
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di
bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat adalah kelenjar
pensekresi terbesar.

Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim


antikoagulan, sitrat (nutrient bagi sperma), sedikit asam, kolesterol,
garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup
sperma.
 Kelenjar Bulbouretra / Cowper (Penghasil Lendir untuk Melumasi
Saluran Sperma).
Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang
terletak disepanjang uretra, dibawah prostat.
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang
salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan
getah yang bersifat alkali (basa).
b. Alat Reproduksi Pria Bagian Luar.

a. Penis
Penis (dari bahasa Latin yang artinya “ekor”, akar katanya sama dengan
phallus, yang berarti sama) adalah alat kelamin jantan. Penis merupakan
organ eksternal, karena berada di luar ruang tubuh.
Pada manusia, penis terdiri atas tiga bangunan silinder berisi jaringan
spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons
korpus kavernosa.
Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons
korpus spongiosum yang membungkus uretra. Ujung penis disebut dengan
glan penis.
Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya
banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah
sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa
metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu reproduksi.
Penis sejati dimiliki oleh mamalia. Reptilia tidak memiliki penis sejati
karena hanya berupa tonjolan kecil serta tidak tampak dari luar, sehingga
disebut sebagai hemipenis (setengah penis).
b. Skrotum
Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus
testisatau buah zakar.
Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan perineum. Pada
wanita, bagian ini serupa dengan labia mayora. Skrotum berjumlah
sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri.
Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa
jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk
menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur.
Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan
otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Pada skrotum
manusia dan beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis
mulai tumbuh sejak masa pubertas.
Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu
lingkungan yang memiliki suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan
temperature rongga tubuh.
Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem otot
rangkap yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi
testis atau membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin.
Pada manusia, suhu testis sekitar 34°C. Pengaturan suhu dilakukan dengan
mengeratkan atau melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat bergerak
mendekat atau menjauhi tubuh.
Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu dingin dan bergerak
menjauh pada suhu panas.

C. Fungsi Alat Reproduksi Pria


Organ dari alat reproduksi laki-laki mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Untuk menghasilkan, menjaga, dan transportasi sperma
(sel reproduksi laki-laki) dan cairan pelindung (semen).
2. Untuk mengantarkan semen yang mengandung sperma
ke dalam alat genital wanita.
3. Untuk memproduksi dan sekresi hormon seks pria.

Alat reproduksi laki-laki secara keseluruhan bergantung pada hormon, yang


merangsang atau mengatur aktivitas sel-sel atau organ.Hormon-hormon utama yang
terlibat dalam fungsi sistem reproduksi laki-laki adalah follicle-stimulatinghormone
(FSH), luteinizinghormone (LH) dan testosteron.FSH dan LH diproduksi oleh
kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak. FSH diperlukan untuk memproduksi
sperma (spermatogenesis), dan LH merangsang produksi testosteron, yang diperlukan
untuk melanjutkan proses spermatogenesis.Testosteron juga penting dalam
pengembangan karakteristik pria, termasuk massa dan kekuatan otot, distribusi
lemak, massa tulang dan dorongan / hasrat seks.
D. Hormon Pada Pria

Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu :

 Testoteron

Testoterondisekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara


tubulusseminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal
untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk
spermatosit sekunder.

 LH (LuteinizingHormone)

LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-


sel Leydig untuk mensekresitestoteron.

 FSH (FollicleStimulatingHormone)

FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi
sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.

 Estrogen

Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel
sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan
estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulusseminiferus. Kedua
hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.

 Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis.


Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.
KONSEP MENSTRUASI

A. Pengertian

Menurut Bobak (2004), menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang
dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Hari pertama keluarnya darah menstruasi
ditetapkan sebagai hari pertama siklus endometrium. Lama rata-rata aliran menstruasi
adalah lima hari (dengan rentang tiga sampai enam hari) dan jumlah darah rata-rata
yang hilang ialah 50 ml (rentang 20 sampai 80 ml), namun hal ini sangat bervariasi.
Siklus menstruasi mempersiapkan uterus untuk kehamilan. Bila tidak terjadi
kehamilan, terjadi menstruasi. Usia wanita, status fisik dan emosi wanita serta
lingkungan mempengaruhi pengaturan siklus menstruasi.

Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis,


dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran
reproduksi normal. Ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena
tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik
maupun lama siklus menstruasi (Greenspan et al., 1998).

C. Gambar siklus menstruasi


1. Hormon yang mengontrol siklus menstruasi
Menstruasi merupakan hasil kerja sama yang sangat rapi dan baku dari
hypothalamus-pituitary-ovarian endocrine axis. Hipotalamus memacu
kelenjar hipofisis dengan mensekresi gonadotropin-releasing hormone
(GnRH) suatu deka-peptide yang disekresi secara pulsatif oleh hipotalamus.
Pulsasi sekitar 90 menit, mensekresi GnRH melalui pembuluh darah kecil di
sistem portal kelenjar hipofisis anterior, gonadotropin hipofsis memacu
sintesis
dan pelepasan follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing-hormone
(LH).12
FSH adalah hormon glikoprotein yang memacu pematangan folikel selama
fase folikuler dari siklus. FSH juga membantu LH memacu sekresi hormon
steroid, terutama estrogen oleh sel granulosa dari folikel matang. LH berperan
dalam steridogenesis dalam folikel dan penting dalam ovulasi yang tergantung
pada mi-cycle surge dari LH. Aktivitas siklik dalam ovarium atau siklus
ovarium dipertahankan oleh mekanisme umpan balik yang bekerja antara
ovarium, hipotalamus, dan hipofisis.
2. Menstruasi dan ovulasi
Pada masa pubertas, tiap ovarium mengandung 200.000 oogonia, setiap
bulan sebanyak 15-20 folikel dirangsang untuk tumbuh oleh follicle
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) yang disekresi
oleh kelenjar hipofise anterior. Jika satu ovum dilepaskan dan tidak terjadi
kehamilan maka selanjutnya akan terjadi menstruasi.14 Pengaturan sistem
ini kompleks dan saling umpan balik. Stimulus awal berasal dari
hipotalamus dengan pelepasan gonadotrophic-releasing hormone (GnRH)
ke dalam pembuluh darah portal hipofisis. GnRH merangasang
pertumbuhan dan maturasi gonadotrof yang mensekresi FSH dan LH. FSH
bekerja pada 10-20 folikel primer terpilih, dengan berikatan dengan sel
granulose teka yang mengelilinginya. Efek meningginya jumlah FSH
adalah sekresi cairan ke dalam rongga folikel, salah satu di antaranya
tumbuh lebih cepat daripada yang lain. Pada saat yang sama sel granulose
teka yang 12 mengelilingi folikel terpilih mensekresi lebih banyak
estradiol, yang memasuki siklus darah. Efek endokrinologik peningkatan
kadar estradiol ini adalah menimbulkan umpan balik negatif pada hipofisis
anterior dan hipotalamus.Akibatnya sekresi FSH menurun sedangkan
sekresi estradiol meningkat mencapai puncak. Sekitar 24 jam kemudian
terjadi lonjakan besar sekresi dari LH (LH surge) dan lonjakan sekresi
FSH yang lebih kecil. Umpan balik positif ini menyebabkan pelepasan
satu ovum dari folikel yang paling besar, sehingga terjadi ovulasi.
Folikel yang kolaps akibat pelepasan ovum berubah sifatnya. Sel
granulose teka berproliferasi dan warnanya menjadi kuning disebut sel
lutein-teka. Folikel yang kolaps menjadi korpus luteum. Sel-sel lutein
korpus luteum menghasilkan progesterone dan estrogen. Sekresi
progesterone mencapai puncak datar (plateau) sekitar empat hari setelah
ovulasi, kemudian meningkat secara progresif apabila ovum yang dibuahi
mengadakan implantasi ke dalam endometrium. Sel-sel trofoblastik
embrio yang telah tertanam segera menghasilkan human chorionic
gonadotropin (HCG) yang memelihara korpus luteum sehingga sekresi
estradiol dan progesterone terus berlanjut. Sebaliknya, jika tidak terjadi
kehamilan, sel lutein teka berdegenerasi sehingga menghasilkan estradiol
dan progesteron yang lebih sedikit, sehingga mengurangi umpan balik
negatif pada gonadotrof yang disertai dengan meningkatnya sekresi FSH.
Penurunan kadar estradiol dan progesteron dalam sirkulasi darah
menyebabkan perubahan di dalam endometrium yang menyebabkan
terjadinya menstruasi.
3. Siklus Endometrium
Menstruasi adalah pengeluaran darah secara periodik, cairan jaringan, dan
debris sel-sel endometrium dari uterus dalam jumlah yang bervariasi.
Biasanya menstruasi terjadi selang waktu 22-35 hari dan pengeluaran
darah menstruasi berlangsung 1-8 hari.
4. Fase Proliferatif
Pada fase proliferatif terjadi proses perbaikan regeneratif, setelah
endometrium mengelupas sewaktu menstruasi. Permukaan endometrium
dibentuk kembali dengan metaplasia sel-sel stroma dan pertumbuhan
keluar sel-sel epitel kelenjar endometrium dan dalam tiga hari setelah
menstruasi berhenti, perbaikan seluruh endometrium sudah selesai. Pada
fase proliferative dini, endomentrium tipis, kelenjarnya sedikit, sempit,
lurus, dan dilapisi selkuboid, dan stromanya padat. Fase regeneratif dini
berlangsung dari hari ketiga siklus menstruasi hingga hari ke tujuh, ketika
proliferasi semakin cepat.Kelenjar-kelenjar epitel bertambah besar dan
tumbuh ke bawah tegak lurus terhadap permukaan. Sel-selnya menjadi
kolumner dengan nukleus di basal sel-sel stroma berploriferasi, tetap padat
dan berbentuk kumparan.Pembelahan sel terjadi pada kelenjar dan stroma.
Pada saat menembus endometrium basal, masing-masing arteri berjalan
lurus, tetapi pada lapisan superfisial dan media arteri berubah menjadi
spiral.
5. Fase Luteal
Pada fase luteal, jika terjadi ovulasi maka endometrium akan
mengalami perubahan yang nyata, kecuali pada awal dan akhir masa
reproduksi. 14 Perubahan ini mulai pada 2 hari terakhir fase proliferatif,
tetapi meningkat secara signifikan setelah ovulasi. Vakuol-vakuol
sekretorik yang kaya glikogen tampak di dalam sel-sel yang melapisi
kelenjar endometrium. Pada mulanya vakuol-vakuol tersebut terdapat di
bagian basal dan menggeser inti sel ke arah superfisial. Jumlahnya cepat
meningkat dan kelenjar menjadi berkelok-kelok. Pada hari ke enam
setelah ovulasi, fase sekresi mencapai puncak. Vakuol-vakuol telah
melewati nukleus. Beberapa di antaranya telah mengeluarkan mukus ke
dalam rongga kelenjar. Arteri spiral bertambah panjang dengan
meluruskan gulungan. Apabila tidak ada kehamilan, sekresi estrogen dan
progesteron menurun karena korpus luteum menjadi tua.
Penuaan ini menyebabkan peningkatan asam arakidonat dan
endoperoksidase bebas di dalam endometrium. Enzim-enzim ini
menginduksi lisosom sel stroma untuk mensintesis dan mensekresi
prostaglandin (PGF2α dan PGE2) dan prostasiklin. PGF2α merupakan
suatu vasokonstriktor yang kuat dan menyebabkan kontraksi uterus, PGE2
menyebabkan kontraksi uterus dan vasodilatasi, sedangkan prostasiklin
adalah suatu vasodilator, yang menyebabkan relaksasi otot dan
menghambat agregasi trombosit.Perbandingan PGF2α dengan kedua
prostaglandin meningkat selama menstruasi. Perubahan ini mengurangi
aliran darah melalui kapiler endometrium dan menyebabkan pergeseran
cairan dari jaringan endometrium ke kapiler, sehingga mengurangi
ketebalan endometrium. Hal ini tersebut menyebabkan bertambahnya
kelokan arteri spiral bersamaan dengan terus berkurangnya aliran darah.
Daerah endometrium yang disuplai oleh arteri 15 spiral menjadi hipoksik,
sehingga terjadi nekrosis iskemik. Daerah nikrotik dari endometrium
mengelupas ke dalam rongga uterus disertai dengan darah dan cairan
jaringan, sehingga menstruasi terjadi.
6. Fase Menstruasi
Pada fase menstruasi lapisan endometrium superifisial dan media
dilepaskan, tetapi lapisan basal profunda endometrium dipertahankan.
Endometrium yang lepas bersama dengan cairan jaringan dan darah
membentuk koagulum di dalam uterus. Koagulum ini segera dicairkan
oleh fibrinolisin dan cairan, yang tidak berkoagulasi yang dikeluarkan
melalui serviks dengan kontraksi uterus. Jika jumlah darah yang
dikeluarkan pada proses ini sangat banyak mungkin fibrinolisin tidak
mencukupi sehingga wanita in mengeluarkan bekuan darah dari serviks.

Anda mungkin juga menyukai