Laporan Praktik Fitokimia - Ricky Ardiansyah - 12018065 - KLT
Laporan Praktik Fitokimia - Ricky Ardiansyah - 12018065 - KLT
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Ricky Ardiansyah
NIM.12018065
Farmasi A Reguler
2020/2021
I. Tujuan Praktikum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode yang terbaik
dari 4 metode ekstraksi yaitu maserasi, remaserasi, perkolasi, dan reperkolasi dalam
mengekstraksi senyawa aktif andrographolide dari tanaman sambiloto
( Andrographis paniculata (Burm f.) Nees ) dengan parameter spesifik rendemen
dan kadar senyawa andrographolide.
Bahan
1. Simplisia daun, batang, akar sambiloto
2. Etanol 95%
3. Metanol P
4. Metanol pro-analisis
5. Larutan pembanding (Andrographolid 0.1%)
V. Data Pengamatan
1. Hasil Rendemen Maserasi
2. Hasil Rendemen Perkolasi
Berikut adalah data hasil perbandingan rendemen yang di peroleh dari simplisia
sambiloto :
VI. Analisa Data
Pada penelitian kali ini dilakukan perbandingan Metode Maserasi dan Perkolasi dari
ekstrak simplisia sambiloto. Organoleptik hasil maserasi dan perkolasi dari simplisia
sambiloto tidak terdapat perbedaan yang signifikan yaitu cairan kental berwarna
coklat tua, bau khas wangi dan tidak berasa.
Rendemen yang diperoleh dari maserasi ini berkisar antara 5,7 - 7,0 %. Rendemen
terendah terdapat pada waktu maserasi 4 jam, dan rendemen tertinggi terdapat
pada waktu maserasi 24 jam. Rata-rata rendemen yang diperoleh yaitu 6,4%.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama maserasi, maka rendemen yang
dihasilkan pun semakin tinggi.
Perkolasi ini memperoleh hasil rendemen yang berkisar sekitar 9,7 -10,8%. Rata-rata
rendemen yang diperoleh adalah 10,4%. Rendemen tersebut lebih tinggi bila
dibandingkan dengan rendemen hasil maserasi, namun lebih rendah jika
dibandingkan dengan rendemen hasil remaserasi. Hal ini terjadi karena pada
perkolasi, kecepatan alir yang digunakan pada saat perkolasi terlalu cepat sehingga
waktu kontak antara pelarut dan simplisia kecil. Hal ini menyebabkan pelarut akan
tercuci keluar sebelum pelarut menarik senyawa-senyawa yang ada di dalam sel
secara sempurna atau bahkan pelarut akan tercuci ke luar sebelum pelarut masuk
ke dalam sel.
Keuntungan dari metode maserasi yaitu prosedur dan peralatannya sederhana
sedangkan penarikan zat aktif nya kurang efektif dan waktu yang digunakan lama
(Agoes, 2007).
Keuntungan dari metode perkolasi ini adalah proses penarikan zat berkhasiat
dari tumbuhan lebih sempurna, sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan
waktu yang lama dan peralatan yang digunakan mahal (Agoes, 2007).
VII. Kesimpulan
Berdasarkan yang diperoleh dari hasil rendemen pada maserasi dan perkolasi
didapatkan yaitu, maserasi ( 6,4% ) sedangkan perkolasi ( 10,4% ) Rendemen
perkolasi lebih tinggi bila dibandingkan dengan rendemen hasil maserasi dengan
demikian metode ekstraksi yang baik adalah perkolasi.
DAFTAR PUSTAKA