PENGANTAR………………………………………………………………………i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………ii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………
BAB II
Rumusan Masalah……………………………………………………………
BAB III
PEMBAHASAN…………………………………………………………………….
BAB IV
Kesimpulan……………………………………………………………………………
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
Page 1 of 27
I.PENDAHULUAN
dunia seperti WTO, IMF dan Worl Bank. Bidang hukum yang mengalami revisi
hukum Eropa Kontinental. Di Indonesia saat ini dalam hukum ekonomi mendapat
utang piutang yang timbul dalam masyarakat. Begitu juga dengan krisis moneter
usahanya.
pertengahan tahun 1997. Dari sisi ekonomi patut disimak data yang dikemukakan
Page 2 of 27
oleh Lembaga Konsultan (think tank) Econit Advisory Group, yang menyatakan
Pada pertengahan tahun 1997 terjadi depresiasi secara drastis nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing, khususnya US $ dari sekitar Rp. 2300,00 pada sekitar
bulan Maret menjadi sekitar Rp. 5000,00 per US $ pada akhir tahun 1997.
Bahkan pada pertengahan tahun 1998 nilai tukar rupiah sempat menyentuh Rp.
kewajiban utangnya terhadap para kreditor dan lebih jauh lagi banyak perusahaan
Di dalam UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU, telah diatur
kompensasi dana pensiun dan tunjangan hari tua sesuai perhitungan gaji pokok
terakhir senilai Rp 200 miliar kepada 6.500 mantan karyawan, yang merupakan
Page 3 of 27
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengeluarkan putusan Nomor
Page 4 of 27
II.RUMUSAN MASALAH
Page 5 of 27
III.PEMBAHASAN
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh atau sebagian besar modalnya
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan merupakan salah satu pelaku
b.mengejar keuntungan;
jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak
Page 6 of 27
masyarakat. Peran BUMN dirasakan semakin penting sebagai pelopor dan/atau
perintis dalam sektor-sektor usaha yang belum diminati usaha swasta. Di samping
itu, BUMN juga mempunyai peran strategis sebagai pelaksana pelayanan publik,
penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen
dimohonkan pailit. Hal ini dapat dilihat dari ketentuan Pasal 2 ayat 5 dan Pasal 3
ayat (5). Pasal 2 ayat (5) UU Kepailitan menyatakan bahwa ,“dalam hal Debitur
adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik,
membedakan antara badan hukum publik dan badan hukum privat. Dengan
demikian BUMN yang merupakan badan hukum publik tetap dapat dinyatakan
Selain itu, dalam Undang-Undang BUMN sendiri juga ada pasal yang mengatur
syarat kepailitan,
Page 7 of 27
Akibat kepailitan terhadap debitor pailit ialah bahwa debitor tersebut demi
perusahaan selanjutnya diambil alih oleh kurator, hal tersebut dilakukan karena
pada dasarnya kepailitan adalah sita. Selanjutnya harta kekayaan yang disita
tersebut tersebut akan dibagi kepada para kreditor sesuai dengan prosentase
negara, dalam hal ini Menteri Keuangan. Menurut Penjelasan Pasal 2 ayat (5)
Menteri Keuangan dalam hal debitor adalah BUMN yang bergerak di bidang
antara BUMN dalam bentuk erum dan Persero. Dalam hal kepemilikan modal,
Ketentuan tersebut hanyalah minimalnya saja, yang berarti seluruh modal Persero
boleh dimiliki oleh Negara. Hal tersebut sangat dimungkinkan, karena sudah
Berbeda dengan Persero, pada Perum seluruh modalnya harus dimiliki oleh
Negara, yang berarti pihak manapun selain Negara tidak boleh ikut memiliki
Perum.
Page 8 of 27
butkan bahwa modal Perum tidak terbagi atas saham. Perusahaan yang modalnya
terbagi atas saham adalah Persero. Namun, kepemilikan saham suatu Persero
adalah perusahaan perseroan yang harus tunduk pada Undang-Undang PT. Dalam
dimiliki oleh satu pihak saja. Kepemilikan saham minimal harus dua pihak.
seluruh modalnya yang terbagi atas saham itu dimiliki Negara seluruhn
dipailitkan menjadi dua, yaitu orang perorangan (pribadi), dan badan hukum.
pailit.Hal ini terlihat dari ps. 2 ayat (5) UU Kepailitan yang menyebutkan bahwa
Dalam hal debitur merupakan badan hukum, maka kedudukan hukumnya adalah
sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasarnya .Selain itu, dalam ps. 3 ayat
diajukan oleh debitur yang menikah, permohonan hanya dapat diajukan atas
Kedua pasal tersebut dapat dijadikan dasar, siapa saja (debitur) yang dapat
seperti kapasitas untuk memiliki aset, membuat perjanjian dengan pihak ketiga;
sehingga dapat dikatakan bahwa yang dapat dipailitkan hanyalah pihak yang
memenuhi syarat sebagai subyek hukum.Hal ini karena melihat sifat kepailitan
Page 9 of 27
yang merupakan sita umum terhadap harta kekayaaan debitur, maka sifat tersebut
menuntut adanya kepemilikan mutlak atas harta yang sedianya akan dijadikan
budel pailit. Tidak ada artinya memailitkan suatu entitas yang tidak memiliki hak
milik atau kapasitas dalam lalu lintas keperdataan, karena tidak ada apapun yang
perdata seperti firma, CV, Joint operation, maka kepailitan tidak diarahkan
kepada firma, CV, Joint operation yang bersangkutan, namun diarahkan kepada
Tentunya tidak mungkin dilakukan sita umum terhadap suatu badan hukum yang
tidak memiliki kapasitas atas harta bendanya, alias barang tersebut milik orang
lain.Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dibutuhkan untuk dapat dinyatakan pailit
adalah kapasitas dan kecakapan suatu subyek hukum untuk melakukan tindakan-
antara kepailitan terhadap badan hukum privat dan badan hukum publik seperti
BUMN. Baik BUMN yang berbentuk Persero, maupun Perum dapat dipailitkan
dengan badan hukum privat, kedua, karena dalam pengaturan mengenai BUMN
Penjelasan ps. 7 Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1998), maupun Perum (lihat
ps. 25 Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1998).Dari kacamata itu, maka tidak
ada masalah dalam mempailitkan suatu BUMN yang berbentuk badan hukum
terhadap BUMN pada umumnya (perhatikan privilege yang berlaku bagi Bank,
Page 10 of 27
dan Perusahaan efek, yang dengan sendirinya berlaku mutatis mutandis bagi
BUMN yang merupakan Bank dan perusahaan efek), dan oleh karenanya
biasa.
Praktis tidak ada hal spesifik yang perlu diperhatikan dalam mengajukan
mengenai kepailitan BUMN, maka agak sulit, karena sampai saat ini belum ada
Pembatalan itu diputus oleh Majelis yang diketuai Wakil Ketua MA Marianna
Sutadi beranggotakan Ketua Muda MA Perdata Niaga Abdul Kadir Mappong dan
Perusahaan Umum (Perum) atau Persero hanya dapat dimohonkan pailit oleh
sebagai ketua majelis. BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara, yang
terbagi atas saham. Memang, mengacu pada Pasal 2 Ayat (5) Undang-Undang
Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU beserta penjelasannya, hanya
perusahaan yang tidak terbagi atas saham permohonan yang pailitnya hanya
dapat diajukan oleh Menkeu. Sedangkan BUMN yang terbagi atas saham
Page 11 of 27
seharusnya dapat dipailitkan siapa saja. [Putusan ini sempat memunculkan
dimohonkan pailit oleh Menkeu. Namun penjelasan pasal itu memberi pengertian
yang masuk kategori BUMN menjalankan kepentingan publik ialah BUMN yang
Pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan
bidang kepentingan publik" adalah badan usaha milik negara yang seluruh
dimiliki oleh sekurang-kurangnya dua orang. Maka dibagilah atas saham. Tapi
keseluruhan modal itu kan modal yang dimiliki oleh negara .pembatalan ini
Selain itu, PT DI juga dianggap sebagai aset negara, sehingga tidak dapat
Dalam situs resminya, Profesor Doktor Remy Sutan menyampaikan bahwa ada
♦ Khusus bagi Komisaris, berlaku Pasal 114 ayat (6) UUPT Atas nama
Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat menggugat anggota
♦ Ketentuan Pasal 114 ayat (6) UUPT tersebut di atas, secaraeksplisit ditentukan
sebagai hak pemegang saham minoritas untuk menggugat Dewan Komisaris saja;
Hak pemegang saham minoritas tersebut tidak secara ekspilit ditentukan untuk
Hukum tidak hanya memberi hak kepada pemegang saham minoritas tetapi setiap
pemegang saham yang mana pun untuk dapat menggugat Direksi dan Komisaris
Page 13 of 27
kesalahan atau kelalaian Direksi dan Dewan Komisaris sepanjang pemegang
Selain setiap pemegang saham, menurut hukum semua pihak lain yang
dapat mengajukan gugatan terhadap Direksi & Komisaris yang karena kesalahan
pengadilan negeri.
ataumengalami PHK.
milik pemerintah, apabila mereka terbagi atas saham, dalam hal ini berbentuk
Persero, dapat dimohonkan pailit oleh siapa saja. Kalau dia bilang harus melalui
Page 14 of 27
Dalam Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN. hanya ada dua
(BUMN, red) Perum dan Persero. UU Kepailitan menjelaskan yang terbagi atas
Pasal 1 (2) Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN
yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang
pengelolaan perusahaan.
BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham
yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki
sifatnya kumulatif. Jadi, bukan hanya BUMN tersebut harus dimiliki negara
tetapi kepemilikannya tidak boleh berbentuk saham. Kalau kita lihat Undang-
undangnya secara letterlijk memang bisa dipailitkan karena terbagi atas saham .
status aset BUMN. Tahun lalu MA telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan
piutang BUMN bukan piutang negara. Itu berarti ada kontradiksi. Disatu pihak
bukan piutang negara, dan dipihak lain menganggap BUMN sebagai milik
negara. masalah pokok terletak pada UU Kepailitan. Kalau kita melihat spirit
Page 15 of 27
dapat dimohonkan palilit. Bank-bank, perusahaan efek dan bahkan perusahaan
Yang saat ini dapat dilakukan untuk mengubah ketentuan ini ialah lewat
dihapus, karena itu hanya memperumit. Atau sebut saja semua BUMN tidak
dapat dipailitkan kenapa harus malu-malu. Atau dapat saja BUMN mengajukan
dinyatakan tidak mengikat. putusan juga sangat cepat keluar. Putusan pailit
sesuai Undang Undang, jangka waktu memutus ialah 60 hari. Sementara cukup
banyak perkara yang diputus MA lewat dari jangka waktu yang ditentukan.
terhadap suatu putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap yang dilakukan
adalah:”Melaksanakan putusan yang sudah tidak dapat diubah lagi itu, ditaati
secara sukarela oleh pihak yang bersengketa. Jadi di dalam makna perkataan
eksekusi sudah mengandung arti pihak yang kalah mau tidak mau harus mentaati
putusan itu secara sukarela, sehingga putusan itu harus dipaksakan kepadanya
syarat yang dipakai oleh alat-alat negara guna membantu pihak yang
Page 16 of 27
berkepentingan untuk menjalankan putusan hakim, apabila pihak yang kalah
putusan hakim yang dapat dieksekusi harus putusan hakim yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) yaitu apabila tidak
ada lagi upaya hukum biasa yang dipergunakan yaitu perlawanan, banding dan
kasasi. Karena dengan memperoleh kekuatan hukum yang tetap maka putusan itu
tidak dapat lagi diubah, sekalipun dengan pengadilan yang lebih tinggi, kecuali
dengan upaya hukum yang khusus, yaitu request civil dan perlawanan oleh pihak
ketiga Dalam suatu putusan yang telah berkekuatan hukum yang tetap telah
terkandung wujud hubungan hukum yang tetap dan pasti antara pihak yang
berperkara sehingga putusan tesebut harus ditaati dan harus dipenuhi oleh para
amar putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap, yaitu dapat
dilakukan atau dijalankan secara sukarela oleh pihak tergugat dan bila enggan
tidak selalu hanya putusan yang telah memperoleh berkekuatan hukum tetap yang
dapat dieksekusi, menurut ketentuan pasal 180 HIR/191 RBg, hakim diizinkan
hukum tetap yang disebut dengan putusan serta merta (uitvoerbaar bij vooraad).
Putusan serta merta tersebut dianut dalam UUKPKPU, diatur dalam pasal 8 ayat
(6) yang memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan
tersebut harus diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum dan dapat
Page 17 of 27
upaya hukum”.Adanya putusan serta merta ini disebabkan pembentuk undang-
terhadap sebagian harta pailit kepada pihak ketiga, apakah pihak ketiga harus
oleh pihak ketiga?. Menyikapi hal tersebut pasal 16 ayat (2) UUKPKPU
mengatur bahwa dalam hal putusan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibat
adanya Kasasi atau Peninjauan Kembali, segala perbuatan yang telah dilakukan
Kurator tetap sah dan mengikat Debitor walau dilakukan upaya hukum tapi tetap
karena bisa saja yang berhasil dijual oleh Kurator tersebut adalah asset yang
Kurator terhitung sejak tanggal putusan pernyataan pailit itu adalah tugas
pengurusan dan pemberesan atas harta pailit kecuali melakukan penjualan harta
tetap yang merupakan harta yang mutlak diperlukan bagi kegiatan usaha atau
Page 18 of 27
bisnis Debitor, yang tanpa dimilikinya lagi harta itu oleh Debitor maka tidak
mungkin lagi bagi Debitor untuk dapat melanjutkan usaha atau bisnisnya
pelaksanaan putusan atau eksekusi dilakukan atas perintah dan dibawah pimpinan
Ketua Pengadilan Negeri, diatur dalam Pasal 195 (1) HIR yang menentukan
bahwa eksekusi terhadap suatu putusan hakim dilakukan atas perintah dan
dibawah pimpinan Ketua Pengadilan Negeri yang dulu memeriksa dan memutus
perkara tersebut dalam tingkat pertama, walau ada dilakukan upaya hukum. Hal
berada pada Pengadilan Negeri, kemudian Ketua Pengadilan Negeri tersebut akan
harta pailit adalah Kurator bukan Ketua Pengadilan dan dalam perkara kepailitan
diawasi oleh Hakim Pengawas Sebelum diuraikan lebih lanjut mengenai tata cara
pelaksanaan putusan pailit, perlu diketahui bahwa tujuan akhir dari kepailitan
adalah menjadikan harta pailit menjadi uang untuk kemudian dipakai untuk
membayar seluruh utang Debitor pailit secara adil merata berimbang (menurut
pemberesan harta pailit adalah Kurator, maka perlu diketahui pekerjaan yang
Page 19 of 27
Pailit untuk kemudian menentukan mana yang masuk harta pailit, mana yang
Membuat daftar Kreditor dari Debitor Pailit dengan menyebutkan sifat dan
jumlah utang Debitor atau piutang Kreditor beserta nama dan tempat
(tingkatan para Kreditor). Dalam hal pemberesan harta pailit dapat terlihat bahwa
tugas Kurator sangat berat karena Kurator bertanggung jawab atas kesalahan atau
tersebut maka Kurator dapat digugat dan wajib membayar ganti kerugian apabila
berwenang memeriksa gugatan pailit saja maka gugatan tersebut harus diajukan
ke Pengadilan Negeri.
Utang Salah satu pihak dalam proses eksekusi perkara kepailitan adalah Panitia
Niaga dapat membentuk Panitia Kreditor sementara yang terdiri dari tiga orang
anggota yang dipilih dari para Kreditor yang dikenal dengan maksud memberikan
Page 20 of 27
melakukan pencocokan utang-utang Debitor Pailit, yang kemudian dilaporkan
pada Hakim Pengawas. Pada prinsipnya Panitia Kreditor adalah pihak yang
Panitia Kreditor dapat mewakilkan kepada orang lain semua pekerjaan yang
Dalam hal kepailitan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi karena
kesalahan atau kelalaian Direksi dan harta pailit tidak cukup untuk membayar
seluruh kewajiban
renteng bertanggung jawab atas seluruh kewajiban yang tidak terlunasi dari harta
pailit tersebut.♦ Pasal 115 ayat (1) Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan
pengurusan yang dilaksanakan oleh Direksi dan kekayaan Perseroan tidak cukup
anggota Dewan
Page 21 of 27
♦ Pasal 115 ayat (2)
Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga bagi anggota
Dewan Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun sebelum putusan
104
ayat (2) dan Pasal 115 ayat (1) UUPT tersebut adalahtanggung jawab pribadi
Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku juga bagi anggota
Direksi yang salah atau lalai yang pernah menjabat sebagai anggota Direksi
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan.
dimaksud pada ayat (2) apabila dapat membuktikan kepailitan tersebut bukan
baik,
baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan;
Page 22 of 27
♦ Menurut Pasal 115 ayat (1)
perseroan mengalami kepailitan; Sementara itu, Pasal 114 ayat (4) tidak
kerugian.
Dewan Komisaris
adalah bersama dengan Direksi bukan saja dalam hal perseroan mengalami
♦ Pasal 115 ayat (3) Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dimintai pertanggung
jawaban atas kepailitan Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila
dapat membuktikan:
b. telah melakukan tugas pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk
Page 23 of 27
d. telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah terjadinya
kepailitan.
bisa dilihat dengan berlakunya Pasal 97 ayat (5), Pasal 114 ayat (5),Pasal 104
ayat (4), dan Pasal 115 ayat (3) UUPT - yaitu pasal pasal yang menentukan
bukan penggugat tetapi anggota Direksi atau Komisaris yang digugat (pihak
tergugat) yang harus membuktikan terpenuhinya semua hal yang dimaksud dalam
pasal-pasal tersebut;
kerugian sebagai akibat kerugian atau kepailitan yang dialami oleh Perseroan;
Arti tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris secara renteng adalah:
Page 24 of 27
b) Pihak yang dirugikan dapat menuntut ganti rugi cukup dari salah satu anggota
Direksi dan Dewan Komisaris saja untuk keseluruhan jumlah kerugian yang
dideritnya.
c) Apabila salah satu anggota Direksi dan Dewan Komisaris telah membayar ganti
d) Anggota Direksi dan Dewan Komisaris lainnya yang telah dibebaskan dari
kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang telah membayar ganti rugi
itu.
e) Anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang telah membayar ganti rugi tersebut
selanjutnya dapat menagih kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang
Page 25 of 27
V.KESIMPULAN
Bahwa dengan adanya analisa diatas maka dapat disimpulkan bahwa seharusnya
dari pihak Mahkamah Agung tidak begitu saja membatalkan putusan pengadilan
juga memikikirkan hajat hidup orang banyak yang telah mengabdi begitu lama
tapi karena kesalahan sekelompok pimpinan yang tidak becus mengelola BUMN
maka jerih payah mereka selama bertahun-tahun jadi hilang karena majelis hakim
hati nurani.
Page 26 of 27
VI.Daftar Pustaka
Page 27 of 27