OLEH :
NIM : P07120320036
2. Klasifikasi Bayi
1) Bayi Aterm
a. Berat badan : 2500 – 4000 gram
b. Panjang badan : 48 – 52 cm
c. Lingkar dada : 30 – 38 cm
d. Lingkar kepala : 33 – 35 cm
e. Detak jantung pada menit pertama 180 kali/menit, kemudian pada
menit berikutnya menurun menjadi 120-140 kali/menit.
f. Pernapasan pada menit pertama 80 kali/menit, menurun menjadi 40
kali/menit.
g. Warna kulit kemerahan dan licin, karena jaringan subcutan terbatas
dan diliputi verniks caseosa.
h. Rambut lanugo telah terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
i. Kuku agak panjang dan lemas.
j. Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada
bayi laki-laki testis sudah turun.
k. Refleks morro sudah baik, apabila diletakkkan sebuah benda ditelapak
tangan, bayi akan menggenggamnya.
l. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam
pertama.
m. Umur kehamilan 37-42 minggu.
2) Bayi Prematur
a. Berat badam kurang dari 2.499 gram.
b. Organ-organ tubuh imatur.
c. Umur kehamilan 28-36 minggu.
3) Bayi Postmatur
a. Biasanya lebih berat dari bayi aterm.
b. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi aterm.
c. Kuku-kuku panjang.
d. Rambut kepala agak tebal.
e. Umur kehamilan lebih dari 42 minggu.
4. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan jumlah sel darah putih (SDP)
Jumlah sel darah putih 18.000/mm³, neutrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm³ hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
2) Pemeriksaan hemoglobin (Hb)
Kadar hemoglobin 15-20 g/dl (kadar lebih rendah sehubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan).
3) Hematokrit (Ht)
Kadar hematokrit 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih
menandakan polisitemia; penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragi prenatal/perinatal.
4) Essai inhibisi Guthrie
Tes untuk melihat adanya metabolit fenilalanin, manandakan
fenilketonuria (PUK)
5) Pemeriksaan bilirubin total
Terdapat 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2 hari
kehidupan, dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari kehidupan.
6) Pemeriksaan dektrosik
Tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata
40 sampai 50 mg/dl, meningkat 60 sampai 70 mg/dl pada gari ketiga.
5. Penatalaksanaan Medis
1. Pencegahan infeksi
a. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan
bayi
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,
gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan
timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
2. Melakukan penilaian
a. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah
maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
b. Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas.
3. Pencegahan kehilangan panas
a. Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh
bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
b. Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin, seperti meja, tempat tidur, timbangan
yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas
tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
c. Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin, seperti ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari
kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin
ruangan.
d. Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda
– benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh
bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi
(walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
a. Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan
rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan
selimut atau kain yang baru (hangat, bersih, dan kering).
c. Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relatif luas dan bayi
akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan
mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai
dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya,
sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi
dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat
dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi
dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya
enam jam setelah lahir.
Perubahan fisiologis
Bersihan jalan
Tekanan atrium kiri ↑ Foramen ovale Percampuran Hipoksia Perfusi jaringan
napas tidak
tdk menutup darah jaringan tidak efektif
efektif
Penutupan foramen ovale
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
1) Identitas Bayi
2) Identitas Ibu, meliputi :
Nama, umur, alamat, agama, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan.
3) Identitas Penanggung Jawab
b. Status Gravida Ibu
1) Paritas
2) Usia kehamilan
3) Presentasi bayi
4) Pemeriksaan antenatal
c. Riwayat Persalinan
1) BB dan TB Ibu
2) Tempat persalinan
3) Tanda-tanda vital Ibu
a) Tekanan darah
b) Nadi
c) Respirasi
d) Suhu
4) Proses persalinan
a) Kala I
b) Kala II
c) Kala III
d) Kala IV
e) Komplikasi
f) Kondisi ketuban
d. Keadaan Bayi saat Lahir
1) Tanggal lahir
2) Jenis kelamin bayi
3) Kelahiran
4) Keadaan plasenta
a) Berat
b) Ukuran
c) Kelainan
5) Keadaan tali pusar
a) Panjang
b) Jumlah pembuluh darah
c) Kelainan
e. Pengkajian Fisik
1) Pengukuran antopometri
a) Berat badan
b) Panjang badan
c) Lingkar kepala
d) Lingkar dada
e) Lingkar lengan atas
f) Lingkar perut
2) Penampilan kulit
3) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
b) Mata
c) Hidung
d) Telinga
e) Mulut
f) Leher
g) Dada
h) Abdomen
i) Punggung
j) Genetalia
k) Ekstremitas
4) Status nutrisi
5) Status eliminasi
6) Status neurologi
7) Refleks
a) Refleks rooting dan sucking
b) Refleks menggenggam
c) Refleks moro
d) Refleks stepping
e) Refleks proteksi
f) Refleks batuk, bersin, menguap, berkedip
g) Refleks babinski
8) Pemeriksaan Penunjang
1. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko cedera pada janin
2. Risiko ikterik neonatus
3. Ikterik neonatus
4. Risiko infeksi
5. Risiko hipotermia
2. Rencana Keperawatan
Suhu lingkungan rendah Suhu tubuh meningkat (5) hipotermia berat: oliguria, refleks menghilang,
Arrdian, Amin. Referat Ilmu Kesehatan Anak Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru
Lahir.Available:https://www.academia.edu/7327870/REFERAT_ILMU_
KESEHATAN_ANAK_PEMERIKSAAN_FISIK_PADA_BAYI_BARU_
LAHIR.
Saifudin, Abdul Bahri, Prof, Dr, SPOG, MPH. 2000. Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan bina Pustaka Sarwono
Wisnasari, Shila. Laporan Pendahuluan Bayi Baru Lahir.
Available:https://www.academia.edu/5744274/LP_BBL.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi 1.Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
definisi dan indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I).
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.