SKRIPSI
Oleh:
Sri Widiyastuti
NIM: 048114089
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
Sri Widiyastuti
NIM: 048114089
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ii
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengesahan Skripsi
Berjudul
Oleh:
Sri Widiyastuti
NIM: 048114089
Mengetahui,
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Pembimbing Utama
Panitia Penguji
iii
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nomormahasiswa : 048114089
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
(Sri Widiyastuti)
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Allah Bapa di Surga yang telah menyertai dan
Swiss dengan Metode Langford Termodifikasi” sebagai salah satu syarat untuk
Keberhasilan penulis dalam menyususn skripsi ini tidak bisa lepas dari
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanatadharma, Yogyakarta.
2. Ibu Nunung Yuniarti, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing dan dosen
dan perhatiannya yang besar selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas segala
4. Bapak Drs. Mulyono, Apt., selaku dosen penguji atas segala masukan
5. Bapak Prof. Dr. Supardjan Amir Margono, MS., Apt. yang telah
memberikan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon untuk
penelitian.
vi
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Ayah dan Ibu tercinta atas doa, kasih sayang, perhatian, semangat,
dukungannya.
9. Fransiska Indah Pratiwi, teman seperjuangan, suka duka skripsi kita lalui
pada waktunya”.
11. Teman-teman kost Himey, Ditha, Mbak Iput, Mbak Rika, Mbak Dina,
Mbak Essther, Mbak Lya, Mbak Rini, dan Ika, terimakasih atas dukungan,
canda tawa, celaan, dan kegilaan yang sangat menyenangkan selama ini,
12. Teman-teman KKN dusun Siluk 1, Beni, Pipin, Hana, Dika, Aster, Tere,
Ita, Cylas, dan Ipung, terimakasih untuk satu bulan yang menyenangkan
selama ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
vii
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan
skripsi ini. Akhirnya besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Penulis
viii
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
x
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
xi
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA ………………………………………………………………….. vi
INTISARI ………….………………………………………………………... x
ABSTRACT ………………………………………………...………………... xi
1. Permasalahan ……………………….……………………….. 3
A. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon……………. 5
xii
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Inflamasi……. ……………………..................................................... 6
1. Definisi…………………………………………………….......... 6
2. Klasifikasi………………………………………………………. 7
3. Penyebab………………………………………………………... 7
4. Gejala………………………………………………………….... 8
5. Mekanisme…………………………………………………….... 10
C. Obat-obat antiinflamasi……………………………………………… 13
1. Uji eritema…………………………………………………… 16
3. Tes granuloma……………………………………………….. 17
4. Induksi artritis……………………………………………….. 18
5. Percobaan in vitro…………………………………………..... 18
F. Landasan Teori………………………………………………………. 19
G. Hipotesis…………………………………………………………....... 20
C. Variabel Penelitian…………………………………………………... 21
D. Definisi Operasional…………………………………………………. 22
xiii
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Uji pendahuluan...................................................................... 26
A. Uji Pendauluan.................................................................................... 32
A. Kesimpulan ..………………………………………………………… 50
B. Saran ...………………………………………………………………. 50
LAMPIRAN ………...………………………………………………………. 55
BIOGRAFI …..……………………………………………………………… 74
xiv
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
xv
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 10. Kurva regresi linier dosis terhadap daya antiinflamasi (dalam
%) dengan r hitung: 0,980 dan r tabel: 0,878............................. 44
xvi
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 3. Tabel data bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan
waktu pemotongan kaki setelah injeksi subplantar karagenin
1%............................................................................................... 56
Lampiran 5. Tabel data bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan
waktu pemberian natrium diklofenak…………………………. 59
Lampiran 7. Tabel data bobot udema kaki mencit kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan…………………………………………. 63
Lampiran 12. Tabel data potensi relatif potensi relatif daya antiinflamasi
senyawa 2,5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-siklopentanon
terhadap natrium diklofenak…………………………………... 73
xvii
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
COX = siklooksigenase
COX-1 = siklooksigenase 1
COX-2 = siklooksigenase 2
CMC-Na = carboxymethylcellulose-natrium
μM = mikromolar
xviii
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
saat ini terus dilakukan, hal ini didorong oleh perkembangan berbagai macam
penyakit yang diderita manusia. Usaha pencarian dan pengembangan obat baru
berguna bagi perkembangan ilmu pengobatan saat ini dan di masa mendatang.
jaringan-jaringan hidup di sekitar sel-sel atau jaringan tubuh yang cedera atau
mati. Inflamasi atau peradangan cenderung dianggap sebagai sesuatu yang tidak
dibutuhkan pada proses penyembuhan (Price and Wilson, 1992). Peran proses
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
biologis yang bahkan lebih baik dari aktivitas senyawa induknya (kurkumin).
(Nurrochmad, 1997). Selain itu PGV-0 juga telah terbukti mampu menginhibisi
(1973) termodifikasi dengan IC50 sebesar 0,91 μM dan juga memiliki aktivitas
tes TBA dengan hasil IC50 sebesar 6,4 ± 0,4 μM. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-
2000).
antiinflamasi.
baru.
1. Permasalahan
senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon ?
2. Keaslian Penelitian
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
b. Manfaat Praktis
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
inflamasi.
2. Tujuan khusus
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
satu senyawa analog dari senyawa PGV-0 yang merupakan senyawa modifikasi
dari kurkumin. PGV-0 telah diketahui memiliki beberapa aktivitas biologis yang
bahkan lebih baik dari aktivitas senyawa induknya (kurkumin). PGV-0 memiliki
dengan IC50 sebesar 0,6 μM pada penelitian yang dilakukan secara in vitro dengan
Selain itu PGV-0 juga telah terbukti mampu menginhibisi enzim siklooksigenase
menghambat peroksidasi lipid secara in vitro dengan tes TBA dengan hasil IC50
H3CO OCH3
a HO
b OH
O O
OCH3 OCH3
OH c OH
5
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siklopentanon juga merupakan senyawa α, β-karbonil tak jenuh yang disebut pula
B. Inflamasi
1. Definisi
Bila sel-sel atau jaringan tubuh mengalami cedera atau mati, selama
hospes tetap hidup ada respon yang menyolok pada jaringan hidup di sekitarnya.
Respon terhadap cedera ini dinamakan peradangan. Lebih khusus lagi peradangan
Inflamasi adalah suatu respon proteksi suatu jaringan yang rusak akibat
leukotrien (Sarkar dkk, 2005). Fungsi dari proses inflamasi yaitu untuk
fagositosis organisme atau agen penyebab kerusakan jaringan (Derle dkk, 2006).
2. Klasifikasi
Inflamasi secara umum dibagi dalam 3 fase, yakni: inflamasi akut, respon
imun, dan inflamasi kronis. Inflamasi akut merupakan respon awal terhadap
cedera jaringan, hal tersebut terjadi melalui media rilisnya autacoid serta pada
umumnya didahului oleh pembentukan respon imun (Katzung, 2001). Fase ini
(Vogel, 2002).
yang terlepas selama respon terhadap inflamasi akut serta kronis. Akibat dari
Sebaliknya, akibat tersebut juga dapat bersifat merusak bila menjurus kepada
growth factor (PDGF) serta interleukin-1,2,3 (Katzung, 2001). Pada fase ini
3. Penyebab
biologis (infeksi akibat mikroorganisme atau parasit), dan kombinasi ketiga agen
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut (Mutschler, 1991). Penting untuk diketahui bahwa inflamasi dan infeksi
inflamasi, tetapi tidak semua inflamasi disebabkan oleh infeksi (Kee dan Hayes,
1996).
4. Gejala
Gejala proses inflamasi akut yang sudah dikenal, meliputi: rubor, calor,
dolor, tumor, dan function laesa (Wilmana, 1995). Mediator kimiawi pada reaksi
inflamasi yaitu histamin dan bradikinin (Rang dkk, 2003). Eikosanoid, pada
dasarnya terdiri dari prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien (Rang dkk, 2003).
maka arteriola yang mensuplai daerah tersebut melebar, sehingga lebih banyak
bertanggung jawab atas warna merah lokal karena peradangan akut. Panas (calor),
hanyalah suatu sifat reaksi peradangan pada permukaan badan, yang dalam
keadaan normal lebih dingin dari 37°C, yaitu suhu di dalam tubuh.
berbagai cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat
merangsang ujung-ujung saraf. Hal yang sama, pengeluaran zat kimia tertentu
seperti histamin atau zat kimia bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Selain itu
cairan pada tempat cedera jaringan dan karena rasa nyeri, yang mengurangi
mobilitas pada daerah yang terkena (Kee dan Hayes, 1996). Gerakan yang terjadi
pada daerah radang, baik yang dilakukan secara sadar ataupun secara reflek akan
mengalami hambatan oleh rasa sakit; pembengkakan yang hebat secara fisik
Noksius
Kerusakan sel
Emigrasi
leukosit
Pembebasan
bahan mediator Proliferasi
sel
5. Mekanisme
mediator yang dihasilkan oleh asam arakidonat. Bila membran sel mengalami
kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis maka enzim
siklooksigenase (COX) yang dapat terlibat dalam reaksi ini ada 2 tipe enzim, yaitu
COX-1 dan COX-2 (Nandave dkk, 2006). COX-1 terdapat di kebanyakan jaringan
antara lain di pelat-pelat darah, ginjal, dan saluran cerna (Tjay dan Rahardja,
2002). COX-1 bersifat konstitutif (bersifat pokok dan selalu ada) dan terlibat
dalam homeostasis. COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat di jaringan tapi
diinduksi dalam sel-sel yang meradang (Rang dkk, 2003). Beberapa NSAID
dihambat sehingga akan terjadi trombo embolik oleh aktivitas tromboxan. Hal ini
sangat berbeda dengan golongan NSAID yang bekerja secara selektif preferential
COX-2. Dimana penghambatan pada COX-2 nya tidak sekuat golongan rofecoxib.
kerusakan jaringan, sebagai unsur komplemen dan produk leukosit dan platelet
superoksid dibentuk oleh reduksi oksigen molekuler yang dapat memacu produksi
molekul lain yang reaktif, seperti hidrogen peroksid dan hydroxyl radicals.
NSAID PAF
Gambar 3. Mekanisme Inflamasi (Tjay dan Rahardja, 2002; Rang dkk., 2003)
C. Obat antiinflamasi
pertama, meringankan rasa nyeri yang sering kali merupakan gejala awal yang
terlihat dan keluhan utama pasien dan kedua, memperlambat atau membatasi
antiinflamasi non steroid seringkali berakibat rasa nyeri mereda selama periode
dalam 2 (dua) golongan yaitu golongan steroid dan golongan non steroid. Obat
Gambar 4.
NSAID
Diklofenak Indometasin
Fenklofenak Sulindac
Tolmetin
walaupun ada perbedaan gradasi antar obat ini. Akhir-akhir ini efek toksik
terhadap ginjal lebih banyak dilaporkan sehingga fungsi ginjal perlu lebih
D. Natrium Diklofenak
NaOCCH2
Cl
NH
Cl
waktu paruh eliminasi 1-2 jam (Chowdary dkk, 2006), dapat larut di (dalam) air
dan pH asam (1-3) tetapi dengan cepat dapat larut dalam pH bersifat alkali (5-8)
pencernaan dan peptic ulcer dan pendarahan pada saluran pencernaan bila
memiliki kecepatan klirens yang tinggi (Yeole dkk, 2006), dan merupakan salah
satu obat NSAID yang banyak digunakan (Thakare dan Singh, 2006).
Dosis oral natrium diklofenak adalah 75-150 mg/hari dalam 2-3 dosis, sebaiknya
setelah makan. Dosis maksimal tiap hari untuk setiap cara pmberian adalah 150
mg (Anonim, 2000).
jenis inflamasi, yaitu model inflamasi akut dan model inflamasi kronik. Inflamasi
akut dapat dibuat dengan berbagai cara, yaitu dengan induksi udema kaki tikus,
1. Uji eritema
Timbulnya eritema adalah akibat dari terjadinya sejumlah iritan kimiawi seperti
Eritema ini dapat diamati dua jam setelah kulit diradiasi dengan sinar UV.
Kelemahan metode ini adalah eritema dapat dihambat oleh obat yang kerjanya
Pada metode ini induksi udem dilakukan pada kaki hewan percobaan yaitu
tikus jantan atau betina, dengan cara penyuntikan suspensi karagenin secara
sublantar pada telapak kaki kiri bagian belakang. Ukuran udema kaki diukur
dengan alat plestimometer segera setelah injeksi (Khana dan Sharma, 2001).
Keuntungan metode ini antara lain cepat (waktu yang dibutuhkan tidak
terlalu lama) dan pengukuran volume udema dapat dilakukan dengan lebih akurat
dan objektif, mudah dilakukan karena caranya mudah diamati atau visible.
Kekurangan teknik penyuntikan pada telapak kaki tikus atau jika penyuntikan
yang seragam pada hewan percobaan, akan dapat mempengaruhi nilai simpangan
3. Tes granuloma
Hewan uji berupa tikus putih betina galur Wistar diinjeksi bagian
kapas sebagai senyawa iritan. Pada hari kedua setelah pembentukan kantong,
udara dihampakan. Pada hari keempat, kantung dibuka dan cairan eksudat disedot,
dengan kelompok kontrol (Khana dan Sharma, 2001). Model percobaan ini lebih
sensitif untuk uji obat antiinflamasi steroid daripada nonsteroid (Turner, 1965).
4. Induksi artritis
hiperpireksida lokal dan munculnya benjolan pada telinga dan ekor (Gryglewski,
1977).
5. Percobaan in vitro
Metode uji yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode Langford dkk
termodifikasi. Dasar metode ini adalah dengan membuat udema pada telapak kaki
belakang mencit menggunakan karagenin 1%, kemudian kaki dipotong pada sendi
U−D
Daya antiinflamasi (dalam %) = x 100 %
U
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
U−D
Daya antiinflamasi (dalam %) = x 100 %
U
Keterangan:
U = rata-rata bobot kaki kelompok karagenin dikurangi rata-rata bobot
kaki kelompok normal (tanpa perlakuan)
D = rata-rata bobot kaki kelompok perlakuan dikurangi rata-rata bobot
kaki kelompok normal (tanpa perlakuan).
F. Landasan Teori
berurutan dan bertugas melindungi tubuh dari infeksi dan memperbaiki jaringan
yang rusak akibat jejas (Wilmana, 1995). Menurut Suleyman dkk (cit., Rosiana,
2007) reaksi inflamasi yang diinduksi karagenin mempunyai dua fase: fase awal
dan akhir. Fase awal berakhir setelah 60 menit dan dihubungkan dengan
pelepasan histamin, serotonin, dan bradikinin. Fase akhir terjadi antara 60 menit
setelah injeksi dan berakhir setelah tiga jam. Fase ini dihubungkan dengan
satu senyawa analog dari senyawa PGV-0 yang merupakan senyawa modifikasi
dari kurkumin. PGV-0 telah diketahui memiliki beberapa aktivitas biologis yang
bahkan lebih baik dari aktivitas senyawa induknya (kurkumin). PGV-0 memiliki
dengan IC50 sebesar 0,6 μM pada penelitian yang dilakukan secara in vitro dengan
Selain itu PGV-0 juga telah terbukti mampu menginhibisi enzim siklooksigenase
dengan IC50 sebesar 0,91 μM dan juga memiliki aktivitas sebagai antioksidan
dengan menghambat peroksidasi lipid secara in vitro dengan tes TBA dengan
G. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
pola searah.
Metode yang digunakan untuk uji daya antiinflamasi dalam penelitian ini
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Utama
siklopentanon
metoksi-benzilidin)-siklopentanon
2. Variabel Pengacau
1) Subjek uji berupa mencit betina galur Swiss yang berumur 2-3 bulan,
berat badan mencit antara 20-30 gram, keadaan mencit berstatus sehat
21
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Definisi Operasional
galur Swiss sebagai hewan uji yang diradangkan telapak kaki kirinya dan
diukur bobot udema kakinya dengan cara memotong kedua kaki belakang
mencit pada sendi torsocrural, kemudian ditimbang dan dihitung selisih bobot
kaki kiri dan kanan hewan uji tersebut. Bobot udema kelompok perlakuan
E. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. hewan uji yang digunakan yaitu mencit betina galur Swiss, dengan umur 2-3
3. karagenin tipe I (Sigma Chemical Co) sebagai zat peradang, diperoleh dari
Yogyakarta
positif
Yogyakarta.
F. Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: alat-alat gelas (gelas
beker, pipet tetes, pengaduk kaca, labu takar, labu ukur); neraca analitik (merek
Metler Toledo tipe AB 204, Germany); spuit injeksi subplantar (0,1-1,0 ml); spuit
Hewan uji yang dibutuhkan adalah 85 ekor mencit betina galur Swiss, umur
2-3 bulan, berat badan 20-30 g. Hewan uji dibagi secara acak menjadi 2
1% sebagai zat inflamatogen pada kaki mencit. Larutan selalu dibuat baru
sebelum perlakuan.
CMC-Na sebanyak 0,5 g dilarutkan dengan akuades hangat sampai 100 ml,
maksimum yang sama yaitu 0,5 ml. Dosis 30,0 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,8
ke dalam CMC-Na 0,5% hingga didapat volume 5,0 ml. Dosis 67,5 mg/kgBB
hingga didapat volume 5,0 ml. Dosis 101,25 mg/kgBB dengan konsentrasi 6,075
DxB=VxC
Keterangan:
D: Dosis (mg/kgBB)
V: Volume pemberian (ml)
B: Berat badan (g)
C: Konsentrasi (% b/v)
a. Karagenin
pada mencit adalah 1% dengan volume 0,05 ml. Volume 0,05 ml karagenin
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
V ml = D mg / kgBB X BB kg
C mg / ml
10 mg / ml
D = 25 mg/kgBB
V ml = D mg / kgBB X BB kg
C mg / ml
= 25 mg/kgBB X BB kg
10 mg / ml
b. Natrium diklofenak
7. Uji Pendahuluan
Dua puluh ekor hewan uji dibagi dalam 4 kelompok, tiap kelompok
diberi perlakuan pada kaki kiri bagian belakang diinjeksi dengan 0,05 ml
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada selang waktu tertentu, yaitu 1, 2, 3, dan 4 jam setelah injeksi karagenin
subplantar, lalu kedua kaki belakangnya dipotong pada sendi torsocrural dan
terdiri dari 5 ekor, diberi perlakuan dengan dosis efektif natrium diklofenak
per oral, dalam rentang waktu tertentu, yaitu 15, 30, 45 dan 60 menit. Setelah
itu, diberi perlakuan injeksi karagenin. Selang waktu tertentu (hasil orientasi
dan ditimbang.
Lima ekor hewan uji dalam satu kelompok diberi senyawa bis-(4’-
dosis efektif).
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diberikan secara per oral pada mencit dan setelah selang waktu tertentu
tanpa karagenin, kemudian kedua kaki dipotong pada sendi torsocrural dan
ditimbang.
mencit dan setelah selang waktu tertentu (berdasar uji pendahuluan waktu
Setiap hewan uji diberi natrium diklofenak per oral dengan dosis
4,48 mg/kg BB. Setelah selang waktu tertentu (hasil orientasi waktu
tertentu (hasil orientasi waktu pemotongan kaki hewan uji) setelah injeksi
terdiri dari 5 ekor mencit, setiap kelompok hewan uji diberi senyawa 2,5-
kaki hewan uji) setelah injeksi karagenin, mencit dikorbankan, lalu kedua
U −D
Daya antiinflamasi (dalam %) = x 100 %
D
U −D
Daya antiinflamasi (dalam %) = x 100 %
U
Keterangan :
U = bobot kaki terinduksi karagenin (kaki kiri) – bobot kaki normal (kaki
kanan)
D = bobot kaki perlakuan (kaki kiri) – bobot kaki normal (kaki kanan).
Rbs
Potensi relatif daya antiinflamasi (dalam %) = x 100 %
Rnd
Keterangan :
Rbs = daya antiinflamasi (dalam %) kelompok perlakuan senyawa 2,5-bis-
(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon
Rnd = daya antiinflamasi (dalam %) kelompok natrium diklofenak
H. Analisis hasil
Data yang telah diperoleh dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov satu
Levene’s test untuk mengetahui homogenitas data. Apabila data yang diperoleh
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
analysis of variance (ANOVA) one way taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui
perbedaan hasil tersebut bermakna atau tidak bermakna secara statistik, maka
dilanjutkan dengan uji Tukey. Apabila hasil yang diperoleh memiliki nilai
signifikansi < 0,05 maka perbedaan tersebut bermakna secara statistik. Jika
signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik.
Hubungan linier antara dosis dan aktivitas antiinflamasi dapat diketahui dengan
menggunakan analisis regresi linier dari kurva dosis terhadap daya antiinflamasi
(dalam %).
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
A. Uji Pendahuluan
dilakukan dalam penelitian ini meliputi orientasi waktu pemotongan kaki setelah
untuk menentukan waktu pemotongan kaki yang tepat setelah dilakukan injeksi
suspensi karagenin 1% secara subplantar, yaitu pada saat udema yang dihasilkan
maksimal. Dalam orientasi ini rentang waktu yang digunakan adalah 1, 2, 3, dan 4
jam setelah injeksi karagenin subplantar. Data bobot udema kaki mencit yang
probabilitasnya <0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Jika data terdistribusi
normal, dapat dilanjutkan dengan uji Anava satu arah dengan taraf kepercayaan
95% untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan di antara setiap kelompok. Jika
32
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
probabilitas yang diperoleh >0,05 berarti ada perbedaan antar kelompok dan untuk
mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak secara statistik maka analisis
data dapat dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil orientasi waktu pemotongan kaki
mencit setelah injeksi karagenin 1% subplantar dapat dilihat pada Gambar 6 dan
Tabel 1.
Waktu
Kelompok Bobot udema rata- Waktu
Pemotongan Probabilitas
Mencit rata (g) (X±SE) Pembanding
Kaki
2 jam 0,392 tb
I 1 jam 0,0408±0,0062 3 jam 0,691 tb
4 jam 0,002 b
1 jam 0,392 tb
II 2 jam 0,0301±0,0040 3 jam 0,064 tb
4 jam 0,000 b
1 jam 0,691 tb
III 3 jam 0,0480±0,0044 2 jam 0,064 tb
4 jam 0,023 b
1jam 0,002 b
IV 4 jam 0,0693±0,0035 2 jam 0,000 b
3 jam 0,023 b
Keterangan:
X = mean bobot udema kaki mencit
SE = Standad Error (n=5)
b = berbeda bermakna (p<0,05)
tb = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa bobot udema kaki mencit maksimal
dicapai pada waktu 4 jam setelah injeksi karagenin 1% subplantar. Hasil analisis
dengan uji Tukey juga menunjukkan bahwa rata-rata bobot udema kaki mencit
pada jam ke-4 mempunyai perbedaan yang bermakna dengan rata-rata bobot
udema kaki mencit pada jam ke-1, 2, dan 3. Sehingga dapat dikatakan bahwa efek
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karagenin 1% sebagai zat penginduksi radang maksimal dicapai pada jam ke-4
0,08
0,08
0.08
0,07
0.07 0,0693
Rata-rata Bobot Udema (g)
0,06
0.06
0,05
0.05 0,048
0,04
0.04 0,0408
0,03
0.03 0,0301
0,02
0.02
0,01
0.01
0
1 2 3 4
Waktu Pem otongan Kaki (jam )
diklofenak yang paling efektif dalam menurunkan udema yang ditimbulkan oleh
injeksi subplantar karagenin 1%. Rentang waktu yang digunakan adalah 15, 30,
45, dan 60 menit sebelum injeksi karagenin 1%. Dosis efektif natrium diklofenak
yang digunakan dalam orientasi ini adalah 4,48 mg/kg BB (Djunarko dan
Donatus, 2003).
Hasil orientasi waktu pemberian natrium diklofenak yang berupa data rata-
rata bobot udema kaki mencit dapat dilihat pada Gambar 7. Data tersebut
Smirnov, dilanjutkan dengan uji Anava satu arah dan uji Tukey. Hasil analisis
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil statistik tersebut menyatakan bahwa waktu 15
Sedangkan antara waktu 15 dan 60 menit, serta antara 45 dan 30 menit tidak ada
perbedaan yang bermakna secara statistik. Rata-rata bobot udema paling kecil
bermakna dengan waktu 45 menit namun tetap dipilih waktu 30 menit sebagai
waktu efektif pemberian natrium diklofenak karena pada waktu 30 menit natrium
Keterangan :
X = mean bobot udema kaki mencit
SE = Standad Error (n=5)
b = berbeda bermakna (p<0,05)
tb = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
0,006
0,06
0.06
0,05 0,051
0.05 0,0497
Mean Bobot Udema (g)
0,04
0.04
0,0334
0,03
0.03 0,0308
0,02
0.02
0,01
0.01
0
15 30 45 60
Waktu Pem berian Natrium Diklofenak (m enit)
Gambar 7. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit setelah pemberian natrium
diklofenak dengan dosis efektif pada selang waktu 15, 30, 45, dan 60 menit
mengurangi udema pada kaki hewan uji akibat injeksi karagenin 1% subplantar.
Metode uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode induksi
udema pada telapak kaki belakang mencit oleh karagenin yang telah dimodifikasi
(Langford dkk, 1972). Alasan menggunakan metode ini karena merupakan metode
data serta murah dari segi peralatan dan bahan yang digunakan.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
udema karena menurut Jain dkk (cit., Rosiana, 2007) karagenin dapat
Menurut Suleyman dkk (cit., Rosiana, 2007) karagenin juga merupakan salah
satu iritan penginduksi udema yang paling banyak digunakan untuk memprediksi
awal dan fase akhir. Fase awal terjadi sekitar 60 menit setelah induksi karagenin,
dimana terjadi pelepasan histamin, serotonin dan bradikinin. Fase akhir terjadi
antara 60 menit setelah injeksi dan berakhir setelah tiga jam. Fase ini dihubungkan
pertama adalah kontrol negatif karagenin 1%. Pengujian pada kontrol negatif
karagenin bertujuan untuk melihat seberapa besar bobot udema yang dapat
ditimbulkan oleh zat penginduksi udema ini tanpa perlakuan apapun. Kontrol
kedua adalah kontrol negatif akuades, yang digunakan untuk melihat apakah
Hasil uji daya antiinflamasi ini berupa data bobot udema kaki mencit.
Berikut ini adalah data rata-rata bobot udema kaki mencit hasil uji daya
0,09
0.09
0,09
0,08
0,09 0.08
0,0708
0,07 0,0686 0,0674
0.07
R a ta -r a ta B ob ot U d e m a (g)
0,06
0.06
0,05
0.05 0,0448
0,0407 0,0404
0,04
0.04
0,0331 0,0319
0,03
0.03
0,02
0.02
0,01
0.01
0
Karagenin 1% Akuades CMC-Na 0,5% Natrium siklopentanon siklopentanon siklopentanon siklopentanon
Diklofenak dosis 30 mg/kg dosis 45 mg/kg dosis 67,5 dosis 101,25
BB BB mg/kg BB mg/kg BB
Kelompok Perlakuan
Gambar 8. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit pada kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
60
54,97
53,31
50
42,49 42,99
Daya Anti-inflamasi (%)
40 36,69
30
20
10
4,83
3,11
-0,06
0
Karagenin 1% Akuades CMC-Na 0,5% Natrium siklopentanon siklopentanon siklopentanon siklopentanon
Diklofenak dosis 30 dosis 45 dosis 67,5 dosis 101,25
-10 mg/kg BB mg/kg BB mg/kg BB mg/kg BB
-20
Kelompok Perlakuan
Tabel 3. Data rata-rata bobot udema dan persentase daya antiinflamasi kelompok
perlakuan beserta kontrol
Daya
Perlakuan disertai Rata-rata bobot udema
antiinflamasi (%)
kelompok kontrol (g) ± SE
± SE
Kontrol karagenin 0,0708±0,0067 - 0,06±9,42
Kontrol akuades 0,0686±0,0068 3,11±9,65
Kontrol CMC-N a 0,0674±0,0054 4,83±7,61
Natrium diklofenak 0,0331±0,0038 53,31±5,36
siklopentanon 30 mg/kg BB 0,0448±0,0051 36,69±7,17
siklopentanon 45 mg/kg BB 0,0407±0,0032 42,49±4,47
siklopentanon 67,5 mg/kg BB 0,0404±0,0039 42,99±5,62
siklopentanon 101,25 mg/kg BB 0,0319±0,0056 54,97±7,88
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan tabel :
b = berbeda bermakna (p< 0,05)
tb = berbeda tidak bermakna (p> 0,05)
Pada Gambar 8, rata-rata bobot udema kaki mencit yang terjadi pada
signifikan. Selain itu, berdasarkan hasil uji Tukey mengenai daya antiinflamasi
(Tabel 3), kontrol akuades juga menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna
pada kontrol CMC-Na 0,5% yang digunakan sebagai pelarut senyawa 2,5-bis-(4’-
pada kontrol CMC-Na 0,5% dan kontrol karagenin 1% terlihat tidak berbeda
signifikan. Hasil dari uji Tukey juga menunjukkan bahwa CMC-Na 0,5% sebagai
benzilidin)-siklopentanon.
Berbeda dengan kontrol akuades dan CMC-Na 0,5%, bobot udema kaki
udema kaki mencit pada kontrol karagenin 1%, demikian juga pada hasil uji
bermakna dengan kontrol negatif karagenin 1%. Hal ini berarti bahwa natrium
antiinflamasi yang efektif, memiliki waktu paruh eliminasi 1-2 jam (Chowdary
dkk., 2006), dapat larut di (dalam) air dan pH asam (1-3) tetapi dengan cepat
dapat larut dalam pH bersifat alkali (5-8) (Manjunatha dkk, 2007) dan merupakan
salah satu obat NSAID yang banyak digunakan (Thakare dkk, 2006). Natrium
Daya antiinflamasi natrium diklofenak yang didapat pada penelitian ini dengan
siklopentanon dibagi dalam 4 peringkat dosis. Pada tiap kelompok mencit diberi
dosis masing-masing yaitu 30; 45; 67,5; dan 101,25 mg/kg BB, 30 menit
bobot udema kaki mencit pada kontrol negatif CMC-Na sebagai pelarut senyawa
persentase daya antiinflamasi pada kelompok ini lebih kecil dari natrium
dosis 45 dan 67,5 mg/kg BB, dari data bobot udema kaki mencit dapat dilihat
bobot udema kaki mencit pada kontrol negatif CMC-Na. Hasil uji Tukey juga
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dihasilkan oleh kedua kelompok dosis ini masih lebih kecil dari daya
antiinflamasi tersebut lebih besar dari daya antiinflamasi natrium diklofenak dan
kelompok dosis yang lain yaitu 54,97 %. Dari hasil uji Tukey daya antiinflamasi
berbeda bermakna dengan semua kelompok kontrol negatif, hal ini menunjukkan
menurunnya bobot udema pada telapak kaki mencit setelah diberi perlakuan
Pada penelitian ini juga ditentukan apakah antara dosis dan aktivitas
dapat diketahui dari analisis regresi linier dari kurva log dosis terhadap daya
antiinflamasi.
60
50
Daya Antiinflamasi (%)
40
Y = 0,01X + 1,29
30
R2 = 0,986
R
20
10
0
1,48 1,65 1,83 2,01
Log Dosis mg/kgBB)
Gambar 10. Kurva regresi linier log dosis terhadap daya antiinflamasi (dalam %)
dengan r hitung: 0,993 dan r tabel: 0,878
Dari analisis regresi linier kurva log dosis terhadap daya antiinflamasi
dapat dilihat bahwa ada hubungan linier antara dosis dan daya antiinflamasi, dan
didapatkan nilai r hitung positif yang lebih besar dari r tabel, hal tersebut berarti
bahwa hasil daya antiinflamasi yang didapat dari penelitian ini bersifat
peringkat dosisnya.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
potensi relatif. Data potensi relatif dari setiap kelompok dapat dilihat pada Tabel
5.
Potensi relatif
Kelompok
(%)
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
70,72
siklopentanon dosis 30 mg/kg BB
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
81,90
siklopentanon dosis 45 mg/kg BB
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
82,87
siklopentanon dosis 67,5 mg/kg BB
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
105,96
siklopentanon dosis 101,25 mg/kg BB
benzilidin)-siklopentanon dosis 30, 45, dan 67,5 mg/kg < 100 %, artinya senyawa
pada penelitian ini potensi yang lebih kecil daripada natrium diklofenak dalam
siklopentanon dosis 101,25 mg/kg BB besarnya potensi relatif > 100 % yaitu
101,25 mg/kg BB pada penelitian ini memiliki potensi yang hampir sama dengan
dosis.
endoperoksidnya terhambat.
kecenderungan untuk menarik elektron pada ikatan rangkap pada gugus karbonil,
dan menjadi lebih reaktif untuk menangkap radikal bebas. Adanya gugus metoksi
stabilisasi radikal bebas yang terbentuk pada proses inflamasi oleh senyawa 2,5-
bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon:
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
+ X
H3CO OCH3
O X
H3CO OCH3
O OH
O X
H3CO OCH3
OCH3 OCH3
O OH
O OH
OCH3 OCH3
OCH3 OCH3
O OH
OCH3 OCH3
namun akan menjadi lebih stabil daripada radikal bebas karena kemampuan
dalam stabilisasi resonansi. Mekanisme reaksinya dapat dilihat pada Gambar 11.
2 X
+
H3CO OCH3
2 + 2X
H3 CO OCH3
O
O
H3CO OCH3
H3CO OCH3
X X
O O X O O X
Gambar 12.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
A. Kesimpulan
2. Terdapat hubungan linier antara dosis dan aktivitas antiinflamasi senyawa 2,5-
bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon.
B. Saran
50
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Chandrasekharan, N. V., Hu Dai, K., Lamar Turepu Roos, Nathan K., Evanson,
Joshua Tomsik, Terry S. E., and Daniel L. S., 2002, COX-3, a
Cyclooxygenase-1 variant Inhibited by Acetaminophen and Other
Analgesic Antipyretic Drugs: cloning, structure, and expression, Journal
of National Academy of Sciences United States of America, 99(21),
13926–13931.
Chowdary, K.P.R., Mohapatra, P., and Murali Krishna, M.N., 2006, Evaluation of
Olibanum and its Resin as Rate Controlling Matrix for Controlled Release
of Diclofenac, Indian J. Pharmacol, 68(4), 497-500.
Derle, D.V., Gujar, K.N., and Sagar, B.S.H., 2006, Adverse Effects Associated
with the Use of Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs: An overview,
Indian J. Pharmacol, 68(4), 409-414.
Ignatius, G. E., Zarraga, M. D., and Ernst R. S., 2007, Coxibs and Heart Disease,
Journal of The American College of Cardiology, 49, 1-14.
51
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jain, N.K., Patil, C.S., Singh, A., and Kulkarni, S.K., 2001, a Simple Technique to
Evaluate Inflammatory Pain Along With Anti-Inflammatory Studies in
Carrageenan-Induced Paw Edema, Indian J. Pharmacol., 33, 114-115.
Kee, J.L. and Hayes, E.R., 1996, Pharmacology: A Nursing Process Approach,
diterjemahkan oleh Peter Anugrah, 1st Edition, 310-321, Penerbit EGC,
Jakarta.
Kohli, K., Ali, J., and Raheman, Z., 2005, Curcumin: A natural Antiinflammatory
Agent, Indian J. Pharmacol, 37(3), 141-147.
Langford, F.D., Holmes, P.A., and Emele, J.F., 1972, Objective Methods to
Evaluation of Analgesic/Anti Inflammatory Activity, J. Pharm. Sci., 61(1),
75-77.
Manjunatha, K.M., Ramana, M.V., and Satyanarayana, D., 2007, Design and
Evaluation of Diclofenac Sodium Controlled Drug Delivery Systems,
Indian J. Pharmacol, 69(3), 384-389.
Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Edisi ke-5, 205, Penerbit Institut Teknologi
Bandung, Bandung.
Nandave, M.D., Ojha, S.K., and Arya, D.S., 2006, Should Selective Cox-2
Inhibitors be Used More?, Indian J. Pharmacol, 68(3), 281-285.
Price, S.A. and Wilson, L.N., 1992, Pahtophysiology, diterjemahkan oleh Peter
Anugerah , Edisi 4, Buku I, hal. 36-57, EGC, Jakarta.
Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., and Moore, P.K., 2003, Pharmacology, 5th
Edition, p 231-237, 244-250, Bath press, USA.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sander, M.A., 2003, Atlas Patologi Anatomi, hal 12, UMM Press, Malang.
Sarkar, D., Dutta, A., Das, M., Sarkar, K., Mandal, C., and Chatterjee., 2005,
Effect of Aloe vera on Nitric oxide Production by Macrophages during
Inflammation, Indian J. Pharmacol, 37(6), 371-375.
Suleyman, H., Demircan, B., Karagoz, Y., Ozta, N., and Suleyman, B., 2004,
Anti-Inflammatory Effects of Selective COX-2 Inhibitors, Pol. J.
Pharmacol., 56, 775-780.
Thakare, M., and Singh, K.K., 2006, Preparation and Evaluation of Diclofenac
sodium Controlled Release Tablets Using Spray-drying Technology in
Aqueous System, Indian J. Pharmacol, 68(4), 530-532.
Tjay, T.H. dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting : Khasiat penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan ke-2, 298, 306-311, Penerbit PT.
Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
Vogel, H.G., 2002, Drug Discovery & Evaluation: Pharmalogical Assays, 2nd
Edition, p 725, 751-761, Springer, New York.
Wibowo, S. dan Gofir, A., 2001, Farmakoterapi dalam Neurologi, Edisi I, 113-
115, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wilmana, P.F., 1995, Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid dan Obat Pirai, dalam
Ganiswara, S.G. (Editor), Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, hal 207-211,
Bagian Farmakologi-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Yeole, P.G., Galgatte, U.C., Babla, I.B., Nakhtat, P.D., 2006, Design and
Evaluation of Xanthan gum-based Sustained Release Matrix Tablets of
Diclofenac sodium, Indian J. Pharmacol, 68(2), 185-189.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
55
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. Tabel data bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan waktu
pemotongan kaki setelah injeksi subplantar karageni 1%
Lampiran 4. Hasil analisis statistik data orientasi waktu pemotongan kaki setelah
injeksi subplantar karagenin 1%
NPar Tests
udema
N 20
Mean .047040
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation .0174983
Most Extreme Differences Absolute .081
Positive .081
Negative -.079
Kolmogorov-Smirnov Z .362
Asymp. Sig. (2-tailed) .999
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Oneway
Descriptives
udema
95% Confidence Interval for
Mean
Std.
N Mean Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1 jam 5 .040760 .0138110 .0061765 .023611 .057909 .0191 .0528
2 jam 5 .030120 .0089728 .0040128 .018979 .041261 .0205 .0401
3 jam 5 .048000 .0097642 .0043667 .035876 .060124 .0330 .0587
4 jam 5 .069280 .0078254 .0034996 .059563 .078997 .0593 .0812
Total 20 .047040 .0174983 .0039127 .038851 .055229 .0191 .0812
udema
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.077 3 16 .387
ANOVA
udema
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .004 3 .001 12.797 .000
Within Groups .002 16 .000
Total .006 19
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Multiple Comparisons
Homogeneous Subsets
udema
Tukey HSD
Subset for alpha = .05
waktu N 1 2
2 jam 5 ,030120
1 jam 5 ,040760
3 jam 5 ,048000
4 jam 5 ,069280
Sig. ,064 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5. Tabel data bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan waktu
pemberian natrium diklofenak
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
udema
N 20
Mean .041255
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation .0114036
Most Extreme Differences Absolute .123
Positive .123
Negative -.084
Kolmogorov-Smirnov Z .550
Asymp. Sig. (2-tailed) .923
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Oneway
Descriptives
udema
95% Confidence Interval for
Mean
Std.
N Mean Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
15 menit 5 .051020 .0058997 .0026384 .043694 .058346 .0449 .0607
30 menit 5 .030840 .0020354 .0009103 .028313 .033367 .0288 .0337
45 menit 5 .033440 .0070889 .0031703 .024638 .042242 .0244 .0389
60 menit 5 .049720 .0103828 .0046433 .036828 .062612 .0395 .0649
Total 20 .041255 .0114036 .0025499 .035918 .046592 .0244 .0649
ANOVA
udema
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .002 3 .001 11.389 .000
Within Groups .001 16 .000
Total .002 19
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Homogeneous Subsets
udema
Tukey HSD
Subset for alpha = .05
waktu N 1 2
30 menit 5 ,030840
45 menit 5 ,033440
60 menit 5 ,049720
15 menit 5 ,051020
Sig. ,935 ,991
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7. Tabel data bobot udema kaki mencit kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan
Lampiran 8. Hasil analisis statistik data bobot udema kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan
NPar Tests
udema
N 40
Mean .049708
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation .0188525
Most Extreme Differences Absolute .141
Positive .141
Negative -.071
Kolmogorov-Smirnov Z .892
Asymp. Sig. (2-tailed) .404
a Test distribution is Normal.
B Calculated from data.
Oneway
Descriptives
udema
Std. 95% Confidence
N Mean Deviation Std. Error Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Upper
Bound Bound
kontrol karagenin 1% 5 .070840 .0149152 .0066703 .052320 .089360 .0522 .0887
kontrol akuades 5 .068600 .0152799 .0068334 .049628 .087572 .0516 .0917
kontrol CMC Na 0,5% 5 .067380 .0120552 .0053912 .052412 .082348 .0505 .0840
Kontrol Na Diklofenak
4,48mg/kg BB 5 .033060 .0084922 .0037978 .022516 .043604 .0232 .0421
senyawa uji 30 mg/kg
5 .044820 .0113478 .0050749 .030730 .058910 .0265 .0561
BB
senyawa uji 45 mg/kg BB 5 .040720 .0070687 .0031612 .031943 .049497 .0333 .0516
senyawa uji 67,5 mg/kg
BB 5 .040360 .0088931 .0039771 .029318 .051402 .0318 .0554
senyawa uji 101,25
mg/kg BB 5 .031880 .0124724 .0055778 .016393 .047367 .0105 .0414
Total 40 .049708 .0188525 .0029808 .043678 .055737 .0105 .0917
udema
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.583 7 32 .765
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANOVA
udema
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .010 7 .001 10.005 .000
Within Groups .004 32 .000
Total .014 39
4,48mg/kg BB
kontrol akuades
-.0355400(*) .0073715 .000 -.050555 -.020525
kontrol CMC Na 0,5%
-.0343200(*) .0073715 .000 -.049335 -.019305
senyawa uji 30 mg/kg BB -.0117600 .0073715 .120 -.026775 .003255
senyawa uji 45 mg/kg BB -.0076600 .0073715 .307 -.022675 .007355
senyawa uji 67,5 mg/kg
-.0073000 .0073715 .329 -.022315 .007715
BB
senyawa uji 101,25 mg/kg
.0011800 .0073715 .874 -.013835 .016195
BB
senyawa uji 30 kontrol karagenin 1%
-.0260200(*) .0073715 .001 -.041035 -.011005
mg/kg BB
kontrol akuades -.0237800(*) .0073715 .003 -.038795 -.008765
kontrol CMC Na 0,5%
-.0225600(*) .0073715 .004 -.037575 -.007545
kontrol Na Diklofenak
.0117600 .0073715 .120 -.003255 .026775
4,48mg/kg BB
senyawa uji 45 mg/kg BB .0041000 .0073715 .582 -.010915 .019115
senyawa uji 67,5 mg/kg
.0044600 .0073715 .549 -.010555 .019475
BB
senyawa uji 101,25 mg/kg
.0129400 .0073715 .089 -.002075 .027955
BB
senyawa uji 45 kontrol karagenin 1%
-.0301200(*) .0073715 .000 -.045135 -.015105
mg/kg BB
kontrol akuades -.0278800(*) .0073715 .001 -.042895 -.012865
kontrol CMC Na 0,5% -.0266600(*) .0073715 .001 -.041675 -.011645
kontrol Na Diklofenak
.0076600 .0073715 .307 -.007355 .022675
4,48mg/kg BB
senyawa uji 30 mg/kg BB
-.0041000 .0073715 .582 -.019115 .010915
senyawa uji 67,5 mg/kg
.0003600 .0073715 .961 -.014655 .015375
BB
senyawa uji 101,25 mg/kg
.0088400 .0073715 .239 -.006175 .023855
BB
senyawa uji 67,5 kontrol karagenin 1%
-.0304800(*) .0073715 .000 -.045495 -.015465
mg/kg BB
kontrol l akuades
-.0282400(*) .0073715 .001 -.043255 -.013225
kontrol CMC Na 0,5% -.0270200(*) .0073715 .001 -.042035 -.012005
kontrol Na Diklofenak
.0073000 .0073715 .329 -.007715 .022315
4,48mg/kg BB
senyawa uji 30 mg/kg BB
-.0044600 .0073715 .549 -.019475 .010555
senyawa uji 45 mg/kg BB
-.0003600 .0073715 .961 -.015375 .014655
senyawa uji 101,25 mg/kg
.0084800 .0073715 .259 -.006535 .023495
BB
senyawa uji kontrol karagenin 1%
-.0389600(*) .0073715 .000 -.053975 -.023945
101,25 mg/kg BB
kontrol akuades -.0367200(*) .0073715 .000 -.051735 -.021705
kontrol CMC Na 0,5%
-.0355000(*) .0073715 .000 -.050515 -.020485
kontrol Na Diklofenak
-.0011800 .0073715 .874 -.016195 .013835
4,48mg/kg BB
senyawa uji 30 mg/kg BB -.0129400 .0073715 .089 -.027955 .002075
senyawa uji 45 mg/kg BB -.0088400 .0073715 .239 -.023855 .006175
senyawa uji 67,5 mg/kg
-.0084800 .0073715 .259 -.023495 .006535
BB
The mean difference is significant at the .05 level.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Homogeneous Subsets
Udema
Tukey HSD
Subset for alpha = .05
perlakuan N 1 2
senyawa uji 101,25 mg/kg
BB 5 ,031880
Kontrol Na Diklofenak
4,48mg/kg BB 5 ,033060
senyawa uji 67,5 mg/kg BB
5 ,040360
senyawa uji 45 mg/kg BB 5 ,040720
senyawa uji 30 mg/kg BB 5 ,044820
kontrol CMC Na 0,5% 5 ,067380
kontrol akuades 5 ,068600
kontrol karagenin 1% 5 ,070840
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.
U −D
Daya antiinflamasi (dalam %) = x 100 %
U
Keterangan :
U = bobot kaki terinduksi karagenin (kaki kiri) – bobot kaki normal (kaki kanan)
D = bobot kaki perlakuan (kaki kiri) – bobot kaki normal (kaki kanan).
NPar Tests
daya_antiinflama
si
N 40
Mean 29.7917
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 26.62778
Most Extreme Differences Absolute .141
Positive .071
Negative -.141
Kolmogorov-Smirnov Z .892
Asymp. Sig. (2-tailed) .404
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Oneway
Descriptives
daya_antiinflamasi
Std. Std. 95% Confidence
N Mean Deviation Error Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Upper
Bound Bound
kontrol karagenin 5 -.0565 21.06666 9.42130 -26.2142 26.1012 -25.28 26.27
kontrol akuades 5 3.1073 21.58176 9.65166 -23.6900 29.9046 -29.52 27.12
kontrol CMC Na 5 4.8305 17.02707 7.61474 -16.3114 25.9724 -18.64 28.67
kontrol Na Diklofenak 5 53.3051 11.99468 5.36418 38.4117 68.1984 40.54 67.23
senya uji dosis 30
mg/kg BB 5 36.6949 16.02793 7.16791 16.7936 56.5962 20.76 62.57
senyawa uji dosis 45
mg/kg BB 5 42.4859 9.98409 4.46502 30.0890 54.8828 27.12 52.97
daya_antiinflamasi
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.583 7 32 .765
ANOVA
daya_antiinflamasi
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 18980.257 7 2711.465 10.005 .000
Within Groups 8672.253 32 271.008
Total 27652.510 39
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lower Upper
Bound Bound
kontrol karagenin kontrol akuades -3.16384 10.41168 .763 -24.3717 18.0441
kontrol CMC Na
-4.88701 10.41168 .642 -26.0949 16.3209
kontrol Na Diklofenak
-53.36158(*) 10.41168 .000 -74.5695 -32.1537
senya uji dosis 30
-36.75141(*) 10.41168 .001 -57.9593 -15.5435
mg/kg BB
senyawa uji dosis 45
mg/kg BB -42.54237(*) 10.41168 .000 -63.7503 -21.3345
kontrol CMC Na
-1.72316 10.41168 .870 -22.9311 19.4847
kontrol Na Diklofenak -50.19774(*) 10.41168 .000 -71.4056 -28.9898
senya uji dosis 30
-33.58757(*) 10.41168 .003 -54.7955 -12.3797
mg/kg BB
senyawa uji dosis 45
-39.37853(*) 10.41168 .001 -60.5864 -18.1706
mg/kg BB
senyawa uji dosis 67,5
mg/kg BB -39.88701(*) 10.41168 .001 -61.0949 -18.6791
kontrol akuades
1.72316 10.41168 .870 -19.4847 22.9311
kontrol Na Diklofenak
-48.47458(*) 10.41168 .000 -69.6825 -27.2667
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kontrol akuades
50.19774(*) 10.41168 .000 28.9898 71.4056
kontrol CMC Na
48.47458(*) 10.41168 .000 27.2667 69.6825
kontrol akuades
33.58757(*) 10.41168 .003 12.3797 54.7955
kontrol CMC Na
31.86441(*) 10.41168 .004 10.6565 53.0723
kontrol Na Diklofenak
-16.61017 10.41168 .120 -37.8181 4.5977
kontrol Na Diklofenak
-10.81921 10.41168 .307 -32.0271 10.3887
Homogeneous Subsets
daya_antiinflamasi
Tukey HSD
Subset for alpha = .05
perlakuan N 1 2
kontrol karagenin 5 -,0565
kontrol akuades 5 3,1073
kontrol CMC Na 5 4,8305
senya uji dosis 30
mg/kg BB 5 36,6949
senyawa uji dosis 45
mg/kg BB 5 42,4859
senyawa uji dosis 67,5
mg/kg BB 5 42,9944
kontrol Na Diklofenak 5 53,3051
senyawa uji dosis
101,25 mg/kg BB 5 54,9718
Lampiran 12.Tabel data potensi relatif potensi relatif daya antiinflamasi senyawa
2,5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-siklopentanon terhadap natrium
diklofenak
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
70,72
siklopentanon dosis 30 mg/kg BB
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
81,90
siklopentanon dosis 45 mg/kg BB
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
82,87
siklopentanon dosis 67,5 mg/kg BB
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
105,96
siklopentanon dosis 101,25 mg/kg BB
Rbs
Potensi relatif daya antiinflamasi (dalam %) = x 100 %
Rnd
Keterangan :
Rbs = daya antiinflamasi (dalam %) kelompok perlakuan senyawa 2,5-bis-
(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon
Rnd = daya antiinflamasi (dalam %) kelompok natrium diklofenak
Contoh perhitungan :
Peringkat dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis 30
mg/kgBB
36,69
Potensi relatif = X 100%
53,31
= 70,72 %
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Yohanes Murtjito, B.Sc. dan Maria Sri Wikani, B.Sc. Penulis pernah menempuh
penulis pernah mengikuti beberapa kegiatan seperti PSF (Paduan Suara Fakultas)