Anda di halaman 1dari 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI SENYAWA


2, 5-BIS-(4’-METOKSI-BENZILIDIN)-SIKLOPENTANON
PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS DENGAN
METODE LANGFORD TERMODIFIKASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:
Sri Widiyastuti
NIM: 048114089

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI SENYAWA


2, 5-BIS-(4’-METOKSI-BENZILIDIN)-SIKLOPENTANON
PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS DENGAN
METODE LANGFORD TERMODIFIKASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:
Sri Widiyastuti
NIM: 048114089

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008

ii
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengesahan Skripsi
Berjudul

AKTIVITAS ANTIINFLAMASI SENYAWA


2, 5-BIS-(4’-METOKSI-BENZILIDIN)-SIKLOPENTANON PADA
MENCIT BETINA GALUR SWISS DENGAN METODE LANGFORD
TERMODIFIKASI

Oleh:
Sri Widiyastuti
NIM: 048114089

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi


Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal:
13 Agustus 2008

Mengetahui,
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan

Rita Suhadi, M.Si., Apt.

Pembimbing Utama

Nunung Yuniarti, M.Si., Apt. ………………….

Panitia Penguji

1. Nunung Yuniarti, M.Si., Apt. …………………..

2. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. …………………..

3. Drs. Mulyono, Apt. …………………..

iii
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Be diligent in these matters; give yourself wholly


to them, so that everyone may see your progress.
Watch your life and doctrine closely. Persevere in
Them, because if you do, you will save both
yourself and your hearers.
1 Timothy 4:15,16

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus


Ayah dan Ibu Tercinta
Keluarga, Teman-teman
dan Almamaterku

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERI{YATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas sanataDharma :

Nama : Sri Widiyastuti

Nomormahasiswa : 048114089

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas SanataDharma karya ilmiah saya yang berjudul :
"Aktivitas Antiinllamasi Senyawn 2,5-bis-(4'-metoksi-benzilidin)-siklopentanon
pada Mencit Betina Galur Swiss dengan Metode Langford Termodifikasi"
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada PerpustakaanUniversitas SanataDharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya seiamatetap mencantumkan rutma sebagaipenulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Padatanggal : 20 Agustus 2008

Yang menyatakan

(Sri Widiyastuti)
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Allah Bapa di Surga yang telah menyertai dan

melimpahkan berkat serta kasih karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktivitas Antiinflamasi Senyawa

2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon pada Mencit Betina Galur

Swiss dengan Metode Langford Termodifikasi” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Keberhasilan penulis dalam menyususn skripsi ini tidak bisa lepas dari

bantuan serta dukungan dari banyak pihak. Penulis mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanatadharma, Yogyakarta.

2. Ibu Nunung Yuniarti, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing dan dosen

penguji. Terimakasih atas segala bimbingan, masukan, waktu, kesabaran

dan perhatiannya yang besar selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas segala

masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Mulyono, Apt., selaku dosen penguji atas segala masukan

berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Prof. Dr. Supardjan Amir Margono, MS., Apt. yang telah
memberikan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon untuk
penelitian.

vi
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Ayah dan Ibu tercinta atas doa, kasih sayang, perhatian, semangat,

dukungan dan segalanya sehingga aku sampai pada saat ini.

7. Keluarga dan saudara-saudaraku tercinta, terimakasih atas perhatian dan

dukungannya.

8. Mas Heru, Mas Parjiman, dan Mas Kayat atas bantuannya.

9. Fransiska Indah Pratiwi, teman seperjuangan, suka duka skripsi kita lalui

bersama, trimakasih atas kerjasama dan semua kebaikanmu, “semua indah

pada waktunya”.

10. Yusak Gunawan, Meidina Filirida, Rr Fransiska Dewi, Filisia Arista,

Indra Perdana, Agustin Angela, Ratna Puspita, Rizky Linggasati, Avi

Hardhiani, Harimawan Yudi, terimakasih atas canda tawa, celaan, bantuan,

semangat dan kerjasamanya.

11. Teman-teman kost Himey, Ditha, Mbak Iput, Mbak Rika, Mbak Dina,

Mbak Essther, Mbak Lya, Mbak Rini, dan Ika, terimakasih atas dukungan,

canda tawa, celaan, dan kegilaan yang sangat menyenangkan selama ini,

“we are happy family”.

12. Teman-teman KKN dusun Siluk 1, Beni, Pipin, Hana, Dika, Aster, Tere,

Ita, Cylas, dan Ipung, terimakasih untuk satu bulan yang menyenangkan

dan tak terlupakan.

13. Teman-teman farmasi angkatan 2004, terimakasih untuk kebersamaannya

selama ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung.

vii
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Semoga Tuhan melimpahkan berkat dan rahmatNya atas segala kebaikan

dan ketulusan yang telah diberikan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan

skripsi ini. Akhirnya besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi orang banyak.

Yogyakarta, 12 Juni 2008

Penulis

viii
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTISARI

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon merupakan analog


dari senyawa PGV-0. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya
antiinflamasi senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dalam
mengurangi radang pada mencit betina galur Swiss dengan metode Langford
termodifikasi. Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan acak
lengkap pola searah.
Subjek uji menggunakan mencit betina galur Swiss, berumur 2-3 bulan
dengan berat badan 20-30 g. Empat puluh mencit dibagi dalam 8 kelompok.
Kelompok I adalah kelompok kontrol karagenin 1% 0,05 ml diberikan secara
subplantar, kelompok II adalah kelompok kontrol negatif akuades diberikan
secara per oral, kelompok III adalah kelompok kontrol negatif CMC-Na 0,5 %
diberikan secara per oral, kelompok IV adalah kelompok kontrol positif natrium
diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB diberikan secara per oral, kelompok V-VIII
adalah kelompok perlakuan yaitu diberikan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-
benzilidin)-siklopentanon dengan dosis berturut-turut 30,0; 45,0; 67,5; dan 101,25
mg/kgBB secara per oral. Tiga puluh menit kemudian kaki kiri mencit bagian
belakang diinjeksi subplantar dengan 0,05 ml karagenin 1%, setelah 4 jam hewan
uji dikorbankan dan kedua kakinya dipotong pada sendi torsocrural, kemudian
ditimbang. Data bobot udema dianalisis secara statistik dengan taraf kepercayaan
95 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-
benzilidin)-siklopentanon memiliki aktivitas antiinflamasi dan terdapat hubungan
linier antara dosis dan aktivitas antiinflamasi senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-
benzilidin)-siklopentanon.

Kata kunci: 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon, antiinflamasi, in vivo


Langford termodifikasi

x
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

The compound of 2.5-bis-(4’-methoxy-benzyl)-cyclopentanone is a PGV-0


analog compound. The goal of this research studies is to know antiinflammatory
activity of 2.5-bis-(4’-methoxy-benzyl)-cyclopentanone compound in lessening
inflammatory at Switzerland strain female mice with Langford modification
method. This research is pure experimental research by one way complete random
design.
The subject of this experiment was Switzerland strain female mice, whose
age 2-3 month and its weight is 20-30 g. Fourty mice were diveded into 8 groups.
Group I were 0,05 ml 1% carrageenan control group given by subplantar, group
II were aquadest negative control group given in oral, group III were CMC-Na
negative control group given in oral, group IV were natrium diclofenac 4,48
mg/kgBB positive control group given in oral, group V-VIII were the group
which is given treatment, which 2.5-bis-(4’-methoxy-benzyl)-cyclopentanone
compound with dosage 30.0; 45.0; 67.5; dan 101.25 mg/kgBB, was orally given.
Thirty minutes later those mice’s left legs were injected by subplantar with 0,05
ml carrageenan 1%, then after 4 hours those mice were killed and and its two legs
were cut at torsocrural joint. Data about oedema weight was analyzed in statistic
with degree of validity 95%.
The result of the analysis shows that 2.5-bis-(4’-methoxy-benzyl)-
cyclopentanone compound has antiinflammatory activity and there are linear
relation between dosage and antiinflammatory activity 2.5-bis-(4’-methoxy-
benzyl)-cyclopentanone compound

Keyword: 2.5-bis-(4’-methoxy-benzyl)-cyclopentanone, antiinflammatory,


invivo, Langford modification

xi
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………...…… ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………. iii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….. v

PRAKATA ………………………………………………………………….. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………...…………………... ix

INTISARI ………….………………………………………………………... x

ABSTRACT ………………………………………………...………………... xi

DAFTAR ISI ...……………………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL ..…………………………………………………………. xv

DAFTAR GAMBAR ….……………………………………...…………….. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..……………………………………………………. xvii

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN....................................................... xviii

BAB I PENGANTAR .…………………………………………………….... 1

A. Latar Belakang …………………………….………………………... 1

1. Permasalahan ……………………….……………………….. 3

2. Keaslian Penelitian …………….……………………………. 3

3. Manfaat Penelitian .…………….……………………………. 3

B. Tujuan Penelitian ……………….……………………….................... 4

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA …….……………………………….... 5

A. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon……………. 5

xii
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Inflamasi……. ……………………..................................................... 6

1. Definisi…………………………………………………….......... 6

2. Klasifikasi………………………………………………………. 7

3. Penyebab………………………………………………………... 7

4. Gejala………………………………………………………….... 8

5. Mekanisme…………………………………………………….... 10

C. Obat-obat antiinflamasi……………………………………………… 13

D. Natrium Diklofenak ………………..………………………………... 15

E. Metode Uji Daya AntiInflamasi……………………………............... 16

1. Uji eritema…………………………………………………… 16

2. Induksi udema telapak kaki belakang……………………….. 17

3. Tes granuloma……………………………………………….. 17

4. Induksi artritis……………………………………………….. 18

5. Percobaan in vitro…………………………………………..... 18

F. Landasan Teori………………………………………………………. 19

G. Hipotesis…………………………………………………………....... 20

BAB III METODE PENELITIAN ……….………………………………… 21

A. Jenis dan Rancangan Penelitian …………………………………….. 21

B. Metode Uji Daya Antiinflamasi……………………………………... 21

C. Variabel Penelitian…………………………………………………... 21

D. Definisi Operasional…………………………………………………. 22

E. Bahan Penelitian …...…………………………………....................... 22

F. Alat Penelitian ...………...…………………………………………... 23

xiii
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Tata Cara Penelitian ..……………………………………………….. 24

1. Penyiapan hewan uji……………...…...…………………...... 24

2. Pembuatan suspensi karagenin 1%………..…..…………….. 24

3. Pembuatan CMC-Na 0,5%………………………………….. 24

4. Pembuatan larutan Na diklofenak…………………...………. 24

5. Pembuatan suspensi senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-


benzilidin)-siklopentanon........................................................ 25

6. Perhitungan dan Penetapan dosis............................................ 25

7. Uji pendahuluan...................................................................... 26

8. Perlakuan hewan uji................................................................ 28

H. Analisis Hasil ..……………………………………………………... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………….......................………... 32

A. Uji Pendauluan.................................................................................... 32

1. Orientasi waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin


1% subplantar.......................................................................... 32

2. Orientasi waktu pemberian natrium diklofenak...................... 34

B. Uji Daya Antiinflamasi.................…………………………………... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …….……………………………… 50

A. Kesimpulan ..………………………………………………………… 50

B. Saran ...………………………………………………………………. 50

DAFTAR PUSTAKA ...…………………………………………………….. 51

LAMPIRAN ………...………………………………………………………. 55

BIOGRAFI …..……………………………………………………………… 74

xiv
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Hasil orientasi waktu pemotongan kaki mencit setelah injeksi


karagenin 1% subplantar dan analisis
statistiknya................................................................................................ 33

2. Hasil orientasi waktu pemberian natrium diklofenak dengan dosis


efektif pada selang waktu tertentu dan analisis
statistiknya……………………….….………………….......................... 35

3. Data rata-rata bobot udema dan presentase daya antiinflamasi


kelompok perlakuan beserta kontrol……………………………………. 39

4. Rangkuman hasil uji Tukey mengenai daya antiinflamasi (dalam %)


kelompok perlakuan dan kelompok kontrol……………………………. 40

5. Potensi relatif kelompok perlakuan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-


benzilidin)-siklopentanon terhadap natrium diklofenak………………... 45

xv
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon (a) dan


struktur PGV-0 (b)...................................................................... 5

Gambar 2. Patogenesis dan tanda suatu peradangan ……………............... 9

Gambar 3. Mekanisme inflamasi.................................................................. 12

Gambar 4. Klasifikasi obat NSAID.............................................................. 14

Gambar 5. Struktur natrium diklofenak....................................................... 15

Gambar 6. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit setelah injeksi


karagenin 1% subplantar pada selang waktu tertentu................ 34

Gambar 7. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit setelah pemberian


natrium diklofenak dengan dosis efektif pada selang waktu
tertentu........................................................................................ 36

Gambar 8. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit pada kelompok


perlakuan dan kelompok kontrol................................................ 38

Gambar 9. Grafik daya antiinflamasi (dalam %) kelompok perlakuan dan


kelompok kontrol....................................................................... 39

Gambar 10. Kurva regresi linier dosis terhadap daya antiinflamasi (dalam
%) dengan r hitung: 0,980 dan r tabel: 0,878............................. 44

Gambar 11. Mekanisme stabilisasi radikal bebas dengan beresonansi…….. 47

Gambar 12. Mekanisme stabilisasi radikal bebas dengan berikatan dengan


radikal bebas lain……………………………………………… 48

xvi
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Foto serbuk senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-


siklopentanon...........…………..………………......................... 55

Lampiran 2. Foto alat neraca analitik........................................…………….. 55

Lampiran 3. Tabel data bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan
waktu pemotongan kaki setelah injeksi subplantar karagenin
1%............................................................................................... 56

Lampiran 4. Hasil analisis statistik data orientasi waktu pemotongan kaki


setelah injeksi subplantar karagenin 1%..................................... 57

Lampiran 5. Tabel data bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan
waktu pemberian natrium diklofenak…………………………. 59

Lampiran 6. Hasil analisis statistik data orientasi waktu pemberian natrium


diklofenak……………………………………………………... 60

Lampiran 7. Tabel data bobot udema kaki mencit kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan…………………………………………. 63

Lampiran 8. Hasil analisis statistik data bobot udema kelompok kontrol


dan kelompok perlakuan………………………………………. 63

Lampiran 9. Tabel daya antiinflamasi (dalam %) kelompok kontrol dan


kelompok perlakuan…………………………………………... 66

Lampiran 10. Contoh cara perhitungan daya antiinflamasi (dalam %)……… 67

Lampiran 11. Hasil analisis statistik data daya antiinflamasi (dalam %)


kelompok perlakuan dan kelompok kontrol…………………... 67

Lampiran 12. Tabel data potensi relatif potensi relatif daya antiinflamasi
senyawa 2,5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-siklopentanon
terhadap natrium diklofenak…………………………………... 73

Lampiran 13. Contoh cara perhitungan potensi daya antiinflamasi (dalam %) 73

xvii
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

PGV-0 = pentagamavunon-0 (2,5-bis-(4’-hidroksi-3-metoksi-benzilidin)-


siklopentonon

IC50 = konsentrasi yang diperlukan senyawa uji untuk menghambat 50%


aktivitas enzim

PDGF = platelet derived growth factor

COX = siklooksigenase

COX-1 = siklooksigenase 1

COX-2 = siklooksigenase 2

NSAID = non steroid anti inflamatory drugs

CMC-Na = carboxymethylcellulose-natrium

p.o = per oral

TBA = thiobarbituric acid

μM = mikromolar

xviii
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Pencarian dan pengembangan obat-obat baru tradisional maupun sintetik

saat ini terus dilakukan, hal ini didorong oleh perkembangan berbagai macam

penyakit yang diderita manusia. Usaha pencarian dan pengembangan obat baru

tradisional maupun sintetik tersebut diharapkan dapat memberikan hasil yang

berguna bagi perkembangan ilmu pengobatan saat ini dan di masa mendatang.

Inflamasi atau peradangan merupakan suatu respon yang menyolok pada

jaringan-jaringan hidup di sekitar sel-sel atau jaringan tubuh yang cedera atau

mati. Inflamasi atau peradangan cenderung dianggap sebagai sesuatu yang tidak

diinginkan, padahal sebenarnya merupakan suatu keadaan yang membantu

netralisasi, penghancuran jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang

dibutuhkan pada proses penyembuhan (Price and Wilson, 1992). Peran proses

inflamasi di antaranya untuk penghancuran mikroorganisme yang masuk sehingga

akan mencegah penyebaran infeksi (Underwood, 1996). Inflamasi tidak

diinginkan karena terjadinya inflamasi biasanya disertai gejala-gejala yang

menimbulkan rasa tidak nyaman yaitu kemerahan (rubor), panas meningkat

(calor), pembengkakan (tumor), nyeri (dolor), dan gangguan fungsi (function

laesa). Hal ini menjadi alasan mengapa inflamasi butuh pengobatan.

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon merupakan salah

satu senyawa analog dari senyawa 2,5-bis-(4’-hidroksi-3-metoksi-benzilidin)-

1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

siklopentonon (Pentagamavunon-0 atau PGV-0) yang merupakan senyawa

modifikasi dari kurkumin. PGV-0 telah diketahui memiliki beberapa aktivitas

biologis yang bahkan lebih baik dari aktivitas senyawa induknya (kurkumin).

PGV-0 memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi dengan menginhibisi enzim

siklooksigenase dengan IC50 sebesar 0,6 μM pada penelitian yang dilakukan

secara in vitro dengan menggunakan metode Flower dkk (1973) termodifikasi

(Nurrochmad, 1997). Selain itu PGV-0 juga telah terbukti mampu menginhibisi

enzim siklooksigenase secara in vitro dengan menggunakan metode Flower dkk

(1973) termodifikasi dengan IC50 sebesar 0,91 μM dan juga memiliki aktivitas

sebagai antioksidan dengan menghambat peroksidasi lipid secara in vitro dengan

tes TBA dengan hasil IC50 sebesar 6,4 ± 0,4 μM. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon secara in vitro diketahui dapat menghambat lipid

peroksidase, pada konsentrasi 4 μg/ml daya hambatnya 8,3±0,3 μM (Sardjiman,

2000).

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon memiliki

kemiripan stuktur dengan senyawa PGV-0, sehingga diharapkan senyawa 2,5-bis-

(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon juga dapat memberikan aktivitas sebagai

antiinflamasi.

Dalam penelitian ini akan dilakukan uji aktivitas antiinflamasi senyawa

2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon pada mencit betina dengan

menggunakan metode Langford termodifikasi untuk mengetahui daya

antiinflamasi dari senyawa tersebut. Dengan adanya penelitian ini diharapkan

dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian berikutnya tentang pengembangan


3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon sebagai obat antiinflamasi

baru.

1. Permasalahan

a. apakah senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

mempunyai aktivitas antiinflamasi terhadap mencit betina galur Swiss ?

b. apakah terdapat hubungan linier antara dosis dan aktivitas antiinflamasi

senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon ?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan terhadap senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon diantaranya adalah penelitian Sardjiman (2000) tentang

aktivitas senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon secara in vitro

menghambat peroksidasi lipid. Akan tetapi sejauh penelusuran pustaka penulis,

penelitian mengenai aktivitas antiinflmasi senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon pada mencit betina galur Swiss dengan metode

Langford termodifikasi belum pernah dilakukan.

3. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai aktivitas antiinflamasi senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon terhadap mencit betina galur Swiss ini diharapkan

memiliki manfaat yaitu:

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya di bidang kefarmasian yaitu mengenai penggunaan

senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon sebagai antiinflamasi.


4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang aktivitas

farmakologis dari senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

secara praklinik untuk mendukung penelitian selanjutnya, misalnya uji

toksisitas dan uji teratogenik sehingga menjadi obat antiinflamasi baru.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan landasan ilmiah bahwa senyawa

2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon memiliki aktivitas sebagai anti

inflamasi.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus antara lain untuk mengetahui aktivitas senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon sebagai antiinflamasi.


5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin) siklopentanon

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon merupakan salah

satu senyawa analog dari senyawa PGV-0 yang merupakan senyawa modifikasi

dari kurkumin. PGV-0 telah diketahui memiliki beberapa aktivitas biologis yang

bahkan lebih baik dari aktivitas senyawa induknya (kurkumin). PGV-0 memiliki

aktivitas sebagai antiinflamasi dengan menginhibisi enzim siklooksigenase

dengan IC50 sebesar 0,6 μM pada penelitian yang dilakukan secara in vitro dengan

menggunakan metode Flower dkk (1973) termodifikasi (Nurrochmad, 1997).

Selain itu PGV-0 juga telah terbukti mampu menginhibisi enzim siklooksigenase

secara in vitro dengan menggunakan metode Flower termodifikasi dengan IC50

sebesar 0,91 μM dan juga memiliki aktivitas sebagai antioksidan dengan

menghambat peroksidasi lipid secara in vitro dengan tes TBA dengan hasil IC50

sebesar 6,4 ± 0,4 μM (Sardjiman, 2000). Struktur kimia senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon dan PGV-0 ditunjukkan pada Gambar 1a dan


O O
1b.
H3CO OCH3

H3CO OCH3
a HO
b OH
O O

OCH3 OCH3

OH c OH

Gambar 1. Struktur 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon (a), stuktur


PGV-0 (b), dan struktur kurkumin (c) (Sardjiman, 2000)

5
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Seperti halnya PGV-0, senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon juga merupakan senyawa α, β-karbonil tak jenuh yang disebut pula

senyawa enon. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon merupakan

hasil sintesis dari 4 metoksi benzaldehida yang direaksikan dengan siklopentanon

disertai dengan penambahan larutan natrium hidroksida 21% sebagai katalis.

Sintesis ini berlangsung dalam perbandingan mol 4-metoksi benzaldehida :

siklopentanon = 2 : 3. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kondensasi antara

turunan benzaldehida dengan siklopentanon mengikuti mekanisme kondensasi

Claisen Schmidt. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon secara

in vitro diketahui dapat menghambat peroksidasi lipid, pada konsentrasi 4 μg/ml

daya hambatnya 8,3±0,3 μM (Sardjiman, 2000).

B. Inflamasi

1. Definisi

Bila sel-sel atau jaringan tubuh mengalami cedera atau mati, selama

hospes tetap hidup ada respon yang menyolok pada jaringan hidup di sekitarnya.

Respon terhadap cedera ini dinamakan peradangan. Lebih khusus lagi peradangan

adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat

terlarut, dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada

daerah cedera atau nekrosis (Price dan Wilson, 1992).

Inflamasi adalah suatu respon proteksi suatu jaringan yang rusak akibat

rangsangan fisik, kimia maupun mikrobiologi, yang merupakan suatu proses

kompleks yang menyertakan berbagai mediator kimiawi seperti prostaglandin,


7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

leukotrien (Sarkar dkk, 2005). Fungsi dari proses inflamasi yaitu untuk

memperbaiki jarigan yang mengalami kerusakan dengan menangkap atau mem-

fagositosis organisme atau agen penyebab kerusakan jaringan (Derle dkk, 2006).

2. Klasifikasi

Inflamasi secara umum dibagi dalam 3 fase, yakni: inflamasi akut, respon

imun, dan inflamasi kronis. Inflamasi akut merupakan respon awal terhadap

cedera jaringan, hal tersebut terjadi melalui media rilisnya autacoid serta pada

umumnya didahului oleh pembentukan respon imun (Katzung, 2001). Fase ini

ditandai dengan adanya vasodilatasi lokal dan peningkatan permeabilitas kapiler

(Vogel, 2002).

Respon imun terjadi bila sejumlah sel yang mampu menimbulkan

kekebalan diaktifkan untuk merespon organisme asing atau substansi antigenik

yang terlepas selama respon terhadap inflamasi akut serta kronis. Akibat dari

respons imun bagi hospes mungkin menguntungkan, seperti bilamana ia

menyebabkan organisme penyerang menjadi difagositosis atau dinetralisir.

Sebaliknya, akibat tersebut juga dapat bersifat merusak bila menjurus kepada

inflamasi kronis. Inflamasi kronis melibatkan keluarnya sejumlah mediator yang

tidak begitu berperan dalam respons akut seperti interferon, platelet-derived

growth factor (PDGF) serta interleukin-1,2,3 (Katzung, 2001). Pada fase ini

terjadi degenerasi jaringan dan fibrosis (Vogel, 2002).

3. Penyebab

Penyebab inflamasi dapat ditimbulkan oleh rangsangan fisik, kimiawi,

biologis (infeksi akibat mikroorganisme atau parasit), dan kombinasi ketiga agen
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut (Mutschler, 1991). Penting untuk diketahui bahwa inflamasi dan infeksi

tidak sinonim. Infeksi disebabkan oleh mikroorganisme dan menyebabkan

inflamasi, tetapi tidak semua inflamasi disebabkan oleh infeksi (Kee dan Hayes,

1996).

4. Gejala

Gejala proses inflamasi akut yang sudah dikenal, meliputi: rubor, calor,

dolor, tumor, dan function laesa (Wilmana, 1995). Mediator kimiawi pada reaksi

inflamasi yaitu histamin dan bradikinin (Rang dkk, 2003). Eikosanoid, pada

dasarnya terdiri dari prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien (Rang dkk, 2003).

Kemerahan (rubor), biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di

daerah yang mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbul,

maka arteriola yang mensuplai daerah tersebut melebar, sehingga lebih banyak

darah yang mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal. Keadaan inilah yang

bertanggung jawab atas warna merah lokal karena peradangan akut. Panas (calor),

berjalan sejajar dengan kemerahan reaksi radang akut. Sebenarnya, panas

hanyalah suatu sifat reaksi peradangan pada permukaan badan, yang dalam

keadaan normal lebih dingin dari 37°C, yaitu suhu di dalam tubuh.

Rasa sakit (dolor) dalam reaksi peradangan dapat ditimbulkan melalui

berbagai cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat

merangsang ujung-ujung saraf. Hal yang sama, pengeluaran zat kimia tertentu

seperti histamin atau zat kimia bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Selain itu

pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan

lokal, yang tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit.


9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gejala yang paling terlihat dari peradangan akut mungkin adalah

pembengkakan lokal (tumor). Pembengkakan timbul akibat pengiriman cairan dan

sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Campuran cairan dan

sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat.

Functio laesa yaitu berkurangnya fungsi dari organ yang mengalami

keradangan (Sander, 2003). Hilangnya fungsi disebabkan karena penumpukan

cairan pada tempat cedera jaringan dan karena rasa nyeri, yang mengurangi

mobilitas pada daerah yang terkena (Kee dan Hayes, 1996). Gerakan yang terjadi

pada daerah radang, baik yang dilakukan secara sadar ataupun secara reflek akan

mengalami hambatan oleh rasa sakit; pembengkakan yang hebat secara fisik

mengakibatkan berkurangnya gerak jaringan (Underwood, 1996). Patogenesis

peradangan secara skematis ditunjukkan pada Gambar 2.

Noksius

Kerusakan sel
Emigrasi
leukosit
Pembebasan
bahan mediator Proliferasi
sel

Gangguan Eksudasi Perangsangan


sirkulasi lokal reseptor nyeri

Pemerahan Panas Pembeng Gangguan Nyeri


kakan fungsi

Gambar 2. Patogenesis dan tanda suatu peradangan (Mutschler, 1986)


10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Mekanisme

Mekanisme terjadinya radang sangat dipengaruhi oleh senyawa dan

mediator yang dihasilkan oleh asam arakidonat. Bila membran sel mengalami

kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis maka enzim

fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida yang terdapat di membran sel

tersebut menjadi asam arakidonat (Tjay dan Rahardja, 2002).

Enzim siklooksigenase mengubah fosfolipida yang terdapat dalam

membran sel tersebut menjadi senyawa prostaglandin dan tromboksan. Enzim

siklooksigenase (COX) yang dapat terlibat dalam reaksi ini ada 2 tipe enzim, yaitu

COX-1 dan COX-2 (Nandave dkk, 2006). COX-1 terdapat di kebanyakan jaringan

antara lain di pelat-pelat darah, ginjal, dan saluran cerna (Tjay dan Rahardja,

2002). COX-1 bersifat konstitutif (bersifat pokok dan selalu ada) dan terlibat

dalam homeostasis. COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat di jaringan tapi

diinduksi dalam sel-sel yang meradang (Rang dkk, 2003). Beberapa NSAID

seperti asetaminofen memiliki aktivitas antiinflamasi yang lemah dan lebih

berpotensi sebagai antipiretik dan analgetik karena mekanisme aksinya sebagai

inhibitor COX- 3, sehingga lebih digunakan sebagai antipiretik dan analgetik

daripada sebagai obat antiinflamasi (Nathan dkk, 2002).

NSAID selektif COX-2 memiliki efek samping pada kardiovaskular yaitu

dapat meningkatkan resiko terjadinya AMI (Acut Myocardial Infarction) karena

mempunyai penghambatan yang sangat kuat terhadap COX-2, sedangkan COX-2

mempunyai fungsi fisiologis dalam mensintesa prostasiklin yang berfungsi

sebagai vasodilator pada pembuluh darah jantung. Sebaliknya COX-1 tidak


11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dihambat sehingga akan terjadi trombo embolik oleh aktivitas tromboxan. Hal ini

sangat berbeda dengan golongan NSAID yang bekerja secara selektif preferential

COX-2. Dimana penghambatan pada COX-2 nya tidak sekuat golongan rofecoxib.

Sehingga tidak mengganggu fungsi fisiologis COX-2 yang berguna pada

kardiovaskular, sehingga golongan NSAID ini disebut aman untuk

kardiovaskular. Salah satu NSAID yang bekerja selektif preferential COX-2

adalah golongan Nimesulid (Ignatius, 2007).

Lipooksigenase ialah enzim yang mengubah asam arakidonat menjadi

senyawa leukotrien. Leukotrien mempunyai efek kemotaktik yang kuat pada

eosinofil, neutrofil, dan makrofag dan mendorong terjadinya bronkokonstriksi dan

perubahan permeabilitas vaskuler. Kinin dan histamin juga dikeluarkan di tempat

kerusakan jaringan, sebagai unsur komplemen dan produk leukosit dan platelet

lain. Stimulasi membran neutrofil menghasilkan oxygen free radicals. Anion

superoksid dibentuk oleh reduksi oksigen molekuler yang dapat memacu produksi

molekul lain yang reaktif, seperti hidrogen peroksid dan hydroxyl radicals.

Interaksi substansi-substansi ini dengan asam arakidonat menyebabkan

munculnya substansi kemotaktik, oleh karena itu memperlama proses inflamasi

(Wibowo dan Gofir, 2001).


12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Mekanisme reaksi inflamasi:

NSAID PAF

Gambar 3. Mekanisme Inflamasi (Tjay dan Rahardja, 2002; Rang dkk., 2003)

PG = prostaglandin (PGF2α: prostaglandin F2α, PGD2:


prostaglandin D2, PGE2: prostaglandin E2)
TXA2 = tromboksan A2

LT = leukotrien (LTA4: leukotrien A4, LTB4: leukotrien B4,


LTC4: leukotrien C4, LTD4: leukotrien D4, LTE4:
leukotrien E4)
HETE = hydroxyeicosatetraenoic acid
HPETE = hydroperoxyeicosatetraeonic acid
PAF = platelet-activating factor
NSAID = Non-steroid AntiInflamatory Drugs
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Obat antiinflamasi

Pengobatan pasien dengan antiinflamasi mempunyai 2 tujuan utama:

pertama, meringankan rasa nyeri yang sering kali merupakan gejala awal yang

terlihat dan keluhan utama pasien dan kedua, memperlambat atau membatasi

proses perusakan pada jaringan. Pengurangan inflamasi dengan obat-obat

antiinflamasi non steroid seringkali berakibat rasa nyeri mereda selama periode

yang bermakna (Katzung, 2001).

Obat anti-inflamasi berdasarkan mekanisme kerjanya secara umum dibagi

dalam 2 (dua) golongan yaitu golongan steroid dan golongan non steroid. Obat

antiinflamasi golongan steroid memiliki daya anti-inflamasi kuat yang

mekanismenya terutama menghambat pelepasan prostaglandin dari sel-sel

sumbernya, sedangkan obat antiinflamasi golongan non steroid (NSAID) bekerja

melalui mekanisme lain seperti inhibisi siklooksigenase yang berperan dalam

biosintesis prostaglandin (Anonim, 1991).

Obat antiinflamasi golongn non steroid (NSAID) memiliki aktivitas

sebagai antiinflamasi, analgetik dan antipiretik (Derle dkk, 2006). NSAID

berperan sebagai antiinflamasi dengan satu atau beberapa mekanisme diantaranya

yaitu dengan inhibisi metabolisme asam arakidonat, inhibisi siklooksigenase

(COX) atau inhibisi sintesis prostaglandin, inhibisi lipooksigenase, inhibisi

sitokin, pelepasan hormone steroid, stabilisasi membrane lisosom, dan pelepasan

fosforilasi oksidatif (Kohli dkk, 2005). Hampir semua NSAID adalah

menghambat sintesis prostaglandin dengan inhibisi COX-1 dan COX-2 (Derle


14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dkk, 2006). Klasifikasi NSAID berdasarkan kimiawinya dapat dilihat pada

Gambar 4.

Didasarkan pada selektifitasnya terhadap COX, NSAID dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa golongan yaitu non selektif COX inhibitor,

meliputi aspirin, indometasin, diklofenak, piroksikam, ibuprofen, naproxen, dan

asam mefenamat; selektif COX-2 inhibitor meliputi nimesulid, meloksikam,

nabumeton, dan aseklofenak; sangat selektif COX-2 inhibitor meliputi celecoxib,

rofecoxib, valdecoxib, parecoxib, etoricoxib dan lumiracoxib (Derle dkk, 2006).

NSAID

ASAM KARBOKSILAT ASAM ENOLAT

Asam Derivat Asam Derivat Asam Derivat Asam Derivat Derivat


Asetat Salisilat Propionat Fenamat Pirazolon Oksikam

Aspirin As. Tiaprofenat As. mefenamat Azapropazon Piroksikam


Benorilat Fenbufen Meklofenamat Fenilbutazon Tenoksikam
Diflunisal Fenoprofen Oksifenbutazon
Salsalat Flurbiprofen
Ibuprofen
Ketoprofen
Naproksen

Derivat Asam Fenilasetat Derivat Asam asetat Inden/indol:

Diklofenak Indometasin
Fenklofenak Sulindac
Tolmetin

Gambar 4. Klasifikasi obat NSAID (Wilmana, 1995)


15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selama terapi dengan obat-obat NSAID, inflamasi dikurangi oleh

penurunan rilis mediator-mediator granulosit, basofil, dan sel-sel mast. NSAID

mengurangi kepekaan pembuluh darah tehadap bradikinin dan histamin,

mempengaruhi produksi limfokin dari limfosit T, dan membalikkan vasodilatasi.

Dalam tingkat yang berbeda-beda, semua (kecuali agen-agen selektif COX-2)

menghambat agregasi platelet. Semua NSAID merupakan iritan mukosa lambung

walaupun ada perbedaan gradasi antar obat ini. Akhir-akhir ini efek toksik

terhadap ginjal lebih banyak dilaporkan sehingga fungsi ginjal perlu lebih

diperhatikan pada penggunaan obat ini (Wilmana, 1995).

D. Natrium Diklofenak

Natrium diklofenak adalah golongan obat nonsteroid dengan aktivitas

analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik. Struktur kimia natrium diklofenak

ditunjukkan pada Gambar 5.


O

NaOCCH2
Cl

NH

Cl

Gambar 5. Struktur natrium diklofenak (Hanson, 2000)

Natrium diklofenak merupakan obat antiinflamasi yang efektif, memiliki

waktu paruh eliminasi 1-2 jam (Chowdary dkk, 2006), dapat larut di (dalam) air

dan pH asam (1-3) tetapi dengan cepat dapat larut dalam pH bersifat alkali (5-8)

(Manjunatha dkk, 2007). Diklofenak juga dapat menyebabkan gangguan saluran


16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pencernaan dan peptic ulcer dan pendarahan pada saluran pencernaan bila

digunakan dalam jangka panjang (Chowdary dkk, 2006). Natrium diklofenak

memiliki kecepatan klirens yang tinggi (Yeole dkk, 2006), dan merupakan salah

satu obat NSAID yang banyak digunakan (Thakare dan Singh, 2006).

Aktivitas natrium diklofenak yaitu menghambat enzim siklooksigenase

sehingga pembentukan prostaglandin terhambat (Anonim, 2000). Obat ini adalah

penghambat siklooksigenase yang relatif nonselektif dan kuat (Katzung, 2001).

Dosis oral natrium diklofenak adalah 75-150 mg/hari dalam 2-3 dosis, sebaiknya

setelah makan. Dosis maksimal tiap hari untuk setiap cara pmberian adalah 150

mg (Anonim, 2000).

E. Metode Uji Daya Antinflamasi

Secara umum, model inflamasi dibedakan menjadi dua, sesuai dengan

jenis inflamasi, yaitu model inflamasi akut dan model inflamasi kronik. Inflamasi

akut dapat dibuat dengan berbagai cara, yaitu dengan induksi udema kaki tikus,

pembentukan eritema (respon kemerahan) dan pembentukan eksudasi inflamasi,

sedangkan inflamasi kronis dibuat dengan pembentukan granuloma dan induksi

artritis (Gryglewski, 1977).

Beberapa metode yang dapat dipakai untuk mengukur daya antiinflamasi

adalah sebagai berikut:

1. Uji eritema

Eritema (kemerahan) merupakan tanda awal dari reaksi inflamasi.

Timbulnya eritema adalah akibat dari terjadinya sejumlah iritan kimiawi seperti

xilem, minyak kroton, vesikan, histamin, dan bradikinin (Gryglewski, 1977).


17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Eritema ini dapat diamati dua jam setelah kulit diradiasi dengan sinar UV.

Kelemahan metode ini adalah eritema dapat dihambat oleh obat yang kerjanya

tidak menghambat sintesa prostaglandin (Turner, 1965).

2. Induksi udema telapak kaki belakang

Pada metode ini induksi udem dilakukan pada kaki hewan percobaan yaitu

tikus jantan atau betina, dengan cara penyuntikan suspensi karagenin secara

sublantar pada telapak kaki kiri bagian belakang. Ukuran udema kaki diukur

dengan alat plestimometer segera setelah injeksi (Khana dan Sharma, 2001).

Aktivitas anti-inflamasi obat ditunjukkan oleh kemampuannya mengurangi udema

yang diinduksi pada kaki tikus (Vogel, 2002).

Keuntungan metode ini antara lain cepat (waktu yang dibutuhkan tidak

terlalu lama) dan pengukuran volume udema dapat dilakukan dengan lebih akurat

dan objektif, mudah dilakukan karena caranya mudah diamati atau visible.

Kekurangan teknik penyuntikan pada telapak kaki tikus atau jika penyuntikan

karagenin secara subplantar tersebut tidak menjamin pembentukan volume udema

yang seragam pada hewan percobaan, akan dapat mempengaruhi nilai simpangan

pada masing-masing kelompok tikus yang cukup besar (Gryglewski, 1977).

3. Tes granuloma

Hewan uji berupa tikus putih betina galur Wistar diinjeksi bagian

punggung secara subkutan dengan 10-25 ml udara, kemudian 0,50 ml minyak

kapas sebagai senyawa iritan. Pada hari kedua setelah pembentukan kantong,

udara dihampakan. Pada hari keempat, kantung dibuka dan cairan eksudat disedot,

selanjutnya diukur volume cairannya (Turner, 1965). Persen inhibisi granuloma


18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dihitung dengan membandingkan volume cairan eksudat kelompok perlakuan

dengan kelompok kontrol (Khana dan Sharma, 2001). Model percobaan ini lebih

sensitif untuk uji obat antiinflamasi steroid daripada nonsteroid (Turner, 1965).

4. Induksi artritis

Uji ini dilakukan dengan injeksi subkutan ataupun intrakutan suspensi

Mycobacterium butyricum dalam minyak mineral. Respon inflamasi lokal

ditunjukkan dengan terbentuknya udema yang diikuti dengan timbulnya penyakit

sistemik imun yang memberikan gejala pembengkakan tungkai dan lengan,

hiperpireksida lokal dan munculnya benjolan pada telinga dan ekor (Gryglewski,

1977).

5. Percobaan in vitro

Percobaan in vitro berguna untuk mengetahui peran dan pengaruh

substansi-substansi fisiologis seperti histamin, bradikinin, prostaglandin, dan lain-

lain dalam terjadinya inflamasi. Contoh beberapa percobaan in vitro adalah:

penghambatan ikatan reseptor 3H-bradikinin, ikatan reseptor neurokinin, dan uji

kemotaksis leukosit polimorfonuklear (Vogel, 2002).

Metode uji yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode Langford dkk

termodifikasi. Dasar metode ini adalah dengan membuat udema pada telapak kaki

belakang mencit menggunakan karagenin 1%, kemudian kaki dipotong pada sendi

torsocrural dan ditimbang. Prosentase daya antiinflamasi dapat dihitung dari

perubahan bobot kaki hewan uji.

Adapun rumus aslinya adalah sebagai berikut :

U−D
Daya antiinflamasi (dalam %) = x 100 %
U
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Karena prosentase daya anti-inflamasi dihitung dari pengurangan bobot udema

maka rumus di atas diubah menjadi sebagai berikut:

U−D
Daya antiinflamasi (dalam %) = x 100 %
U

Keterangan:
U = rata-rata bobot kaki kelompok karagenin dikurangi rata-rata bobot
kaki kelompok normal (tanpa perlakuan)
D = rata-rata bobot kaki kelompok perlakuan dikurangi rata-rata bobot
kaki kelompok normal (tanpa perlakuan).

F. Landasan Teori

Inflamasi merupakan respon biologik dari reaksi-reaksi kimia secara

berurutan dan bertugas melindungi tubuh dari infeksi dan memperbaiki jaringan

yang rusak akibat jejas (Wilmana, 1995). Menurut Suleyman dkk (cit., Rosiana,

2007) reaksi inflamasi yang diinduksi karagenin mempunyai dua fase: fase awal

dan akhir. Fase awal berakhir setelah 60 menit dan dihubungkan dengan

pelepasan histamin, serotonin, dan bradikinin. Fase akhir terjadi antara 60 menit

setelah injeksi dan berakhir setelah tiga jam. Fase ini dihubungkan dengan

pelepasan prostaglandin dan neutrofil yang menghasilkan radikal bebas, seperti

hidrogen peroksida, superoksida, dan radikal hidroksil.

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon merupakan salah

satu senyawa analog dari senyawa PGV-0 yang merupakan senyawa modifikasi

dari kurkumin. PGV-0 telah diketahui memiliki beberapa aktivitas biologis yang

bahkan lebih baik dari aktivitas senyawa induknya (kurkumin). PGV-0 memiliki

aktivitas sebagai antiinflamasi dengan menginhibisi enzim siklooksigenase

dengan IC50 sebesar 0,6 μM pada penelitian yang dilakukan secara in vitro dengan

menggunakan metode Flower dkk (1973) termodifikasi (Nurrochmad, 1997).


20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selain itu PGV-0 juga telah terbukti mampu menginhibisi enzim siklooksigenase

secara in vitro dengan menggunakan metode Flower dkk (1973) termodifikasi

dengan IC50 sebesar 0,91 μM dan juga memiliki aktivitas sebagai antioksidan

dengan menghambat peroksidasi lipid secara in vitro dengan tes TBA dengan

hasil IC50 sebesar 6,4 ± 0,4 μM. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon secara in vitro diketahui dapat menghambat peroksidasi lipid, pada

konsentrasi 4 μg/ml daya hambatnya 8,3±0,3 μM (Sardjiman, 2000).

G. Hipotesis

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon memiliki aktivitas

antiinflamasi pada mencit betina galur Swiss.


21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan penelitian

Penelitian tentang aktivitas antiinflamasi senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon pada mencit betina galur Swiss merupakan jenis

penelitian eksperimental murni dengan menggunakan rancangan acak lengkap

pola searah.

B. Metode Uji Daya Antiinflamasi

Metode yang digunakan untuk uji daya antiinflamasi dalam penelitian ini

adalah metode Langford termodifikasi.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Utama

a. Variabel bebas: variasi dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon

b. Variabel tergantung: prosentase daya anti–inflamasi senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon

2. Variabel Pengacau

a. Variabel pengacau terkendali

1) Subjek uji berupa mencit betina galur Swiss yang berumur 2-3 bulan,

berat badan mencit antara 20-30 gram, keadaan mencit berstatus sehat

21
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2) Bahan uji berupa senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon hasil sintesis Susanti (2004)

b. Variabel pengacau tak terkendali

Variasi biologis mencit betina yaitu proses absorbsi, distribusi,

metabolisme, dan ekskresi dari mencit betina terhadap senyawa uji.

D. Definisi Operasional

1. Aktivitas antiinflamasi adalah kemampuan untuk mengurangi udema pada

kaki hewan uji akibat injeksi karagenin 1% subplantar.

2. Metode Langford termodifikasi dilakukan dengan menggunakan mencit betina

galur Swiss sebagai hewan uji yang diradangkan telapak kaki kirinya dan

diukur bobot udema kakinya dengan cara memotong kedua kaki belakang

mencit pada sendi torsocrural, kemudian ditimbang dan dihitung selisih bobot

kaki kiri dan kanan hewan uji tersebut. Bobot udema kelompok perlakuan

kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif .

E. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. hewan uji yang digunakan yaitu mencit betina galur Swiss, dengan umur 2-3

bulan, berat badan 20-30 g

2. bahan uji yang digunakan adalah senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon (hasil sintesis Susanti, 2004)


23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. karagenin tipe I (Sigma Chemical Co) sebagai zat peradang, diperoleh dari

Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

4. natrium diklofenak tablet 25 mg (Phapros, batch: 94364005) sebagai kontrol

positif

5. NaCl fisiologis 0,9 % (Otsuka) sebagai pelarut karagenin diperoleh dari

Apotek Kimia Farma

6. carboxymethylcellulose-natrium (Dai-Ichi Seiyaku Co., Ltd.), sebagai

pensuspensi senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon diperoleh

dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

7. akuades diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

F. Alat penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: alat-alat gelas (gelas

beker, pipet tetes, pengaduk kaca, labu takar, labu ukur); neraca analitik (merek

Metler Toledo tipe AB 204, Germany); spuit injeksi subplantar (0,1-1,0 ml); spuit

oral (0,1-1,0 ml); dan gunting bedah.


24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Tata Cara Penelitian

1. Penyiapan hewan uji

Hewan uji yang dibutuhkan adalah 85 ekor mencit betina galur Swiss, umur

2-3 bulan, berat badan 20-30 g. Hewan uji dibagi secara acak menjadi 2

kelompok. Kelompok untuk uji pendahuluan sebanyak 45 ekor dan kelompok

perlakuan sebanyak 40 ekor. Sebelum digunakan, hewan uji dipuasakan selama

18-24 jam tanpa menghentikan pemberian minum. Kelompok perlakuan terdiri

dari 8 kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 ekor.

2. Pembuatan suspensi karagenin 1 %


Karagenin sebanyak 100,0 mg, dilarutkan dengan larutan NaCl fisiologis

0,9% dalam labu takar 10 ml sehingga diperoleh konsentrasi suspensi karagenin

1% sebagai zat inflamatogen pada kaki mencit. Larutan selalu dibuat baru

sebelum perlakuan.

3. Pembuatan CMC-Na 0,5 %

CMC-Na sebanyak 0,5 g dilarutkan dengan akuades hangat sampai 100 ml,

kemudian aduk sampai diperoleh larutan yang homogen.

4. Pembuatan larutan Na diklofenak


Tablet natrium diklofenak 25 mg sebanyak 20 tablet diuji keseragaman

bobotnya. Diambil 1 tablet 25 mg natrium diklofenak yang telah diuji

keseragaman bobotnya tersebut, digerus dalam mortir, lalu dilarutkan dalam

akuades hingga volume 10 ml sehingga diperoleh konsentrasi 2,5 mg/ml.


25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Pembuatan suspensi senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-


siklopentanon

Suspensi senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dibuat

dengan konsentrasi yang berbeda dengan tujuan mendapatkan volume pemberian

maksimum yang sama yaitu 0,5 ml. Dosis 30,0 mg/kgBB dengan konsentrasi 1,8

mg/ml dibuat dengan cara mensuspensikan 9,0 mg senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon ke dalam CMC-Na 0,5% hingga didapat volume 5,0 ml.

Dosis 45 mg/kgBB dengan konsentrasi 2,7 mg/ml dibuat dengan cara

mensuspensikan 13,5 mg senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

ke dalam CMC-Na 0,5% hingga didapat volume 5,0 ml. Dosis 67,5 mg/kgBB

dengan konsentrasi 4,05 mg/ml dibuat dengan cara mensuspensikan 20,25 mg

senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon ke dalam CMC-Na 0,5%

hingga didapat volume 5,0 ml. Dosis 101,25 mg/kgBB dengan konsentrasi 6,075

mg/ml dibuat dengan cara mensuspensikan 30,38 mg/ml senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon ke dalam CMC-Na 0,5% hingga didapat

volume 5,0 ml. Dasar perhitungan konsentrasi dengan dosis yaitu:

DxB=VxC

Keterangan:
D: Dosis (mg/kgBB)
V: Volume pemberian (ml)
B: Berat badan (g)
C: Konsentrasi (% b/v)

6. Perhitungan dan Penetapan dosis

a. Karagenin

Menurut Williamson dkk (1996), konsentrasi karagenin yang digunakan

pada mencit adalah 1% dengan volume 0,05 ml. Volume 0,05 ml karagenin
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1% adalah volume pemberian untuk mencit dengan berat 20,0 g sehingga

dosis bisa dicari dengan rumus:

V ml = D mg / kgBB X BB kg

C mg / ml

0,05 ml = D mg / kgBB X 0,02 kg

10 mg / ml

D = 25 mg/kgBB

V ml = D mg / kgBB X BB kg

C mg / ml

= 25 mg/kgBB X BB kg

10 mg / ml

V = {2,5 x BB kg} ml.

b. Natrium diklofenak

Dosis yang digunakan berdasarkan dosis efektif natrium diklofenak

yang digunakan yaitu 4,48 mg/kg BB (Djunarko dan Donatus, 2003).

c. Penetapan dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

Dalam penelitian ini digunakan 4 peringkat dosis senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon, yang besarnya ditentukan berdasarkan

hasil uji pendahuluan.

7. Uji Pendahuluan

a. Uji pendahuluan waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin 1%

Dua puluh ekor hewan uji dibagi dalam 4 kelompok, tiap kelompok

diberi perlakuan pada kaki kiri bagian belakang diinjeksi dengan 0,05 ml
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

suspensi karagenin 1 % subplantar, kaki kanan diinjeksi dengan spuit injeksi

subplantar tanpa suspensi karagenin 1 %. Kemudian hewan uji dikorbankan

pada selang waktu tertentu, yaitu 1, 2, 3, dan 4 jam setelah injeksi karagenin

subplantar, lalu kedua kaki belakangnya dipotong pada sendi torsocrural dan

ditimbang. Waktu yang menunjukkan bobot udema paling besar dijadikan

acuan untuk perlakuan dengan karagenin 1% selanjutnya.

b. Uji Pendahuluan waktu pemberian natrium diklofenak


Dua puluh ekor hewan uji dibagi dalam 4 kelompok, tiap kelompok

terdiri dari 5 ekor, diberi perlakuan dengan dosis efektif natrium diklofenak

per oral, dalam rentang waktu tertentu, yaitu 15, 30, 45 dan 60 menit. Setelah

itu, diberi perlakuan injeksi karagenin. Selang waktu tertentu (hasil orientasi

waktu pemotongan kaki hewan uji) setelah injeksi karagenin, mencit

dikorbankan, lalu kedua kaki belakangnya dipotong pada sendi torsocrural

dan ditimbang.

c. Uji pendahuluan penetapan dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-


siklopentanon

Lima ekor hewan uji dalam satu kelompok diberi senyawa bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis 20 mg/kg BB (sesuai daya

antiinflamasinya yang paling optimal) (Sardjiman, 2000) secara per oral

(waktu pemberian sesuai hasil orientasi waktu pemberian natrium diklofenak

dosis efektif).
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Perlakuan hewan uji


Empat puluh ekor mencit dibagi secara acak menjadi 8 kelompok, masing-

masing kelompok terdiri dari 5 ekor dengan perlakuan sebagai berikut:

a. kelompok I (kelompok kontrol karagenin 1%)

Kaki kiri bagian belakang mencit diinjeksi 0,05 ml suspensi

karagenin 1 % subplantar, sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya

disuntik spuit subplantar tanpa karagenin. Selang waktu tertentu (hasil

orientasi waktu pemotongan kaki hewan uji) setelah injeksi karagenin,

mencit dikorbankan, lalu kedua kaki belakangnya dipotong pada sendi

torsocrural dan ditimbang.

b. kelompok II (kelompok kontrol negatif akuades sebagai pelarut natrium


diklofenak)

Akuades yang digunakan sebagai pelarut natrium diklofenak

diberikan secara per oral pada mencit dan setelah selang waktu tertentu

(berdasar uji pendahuluan waktu pemberian natrium diklofenak) kaki kiri

bagian belakang mencit diinjeksi dengan 0,05 ml suspensi karagenin 1%

subplantar sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik subplantar

tanpa karagenin, kemudian kedua kaki dipotong pada sendi torsocrural dan

ditimbang.

c. kelompok III (kelompok kontrol negatif CMC-Na 0,5% sebagai pelarut


senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin) siklopentanon

CMC-Na 0,5% yang digunakan sebagai suspending agent senyawa

2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon diberikan secara per oral pada

mencit dan setelah selang waktu tertentu (berdasar uji pendahuluan waktu

pemberian natrium diklofenak) kaki kiri bagian belakang mencit diinjeksi


29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan 0,05 ml suspensi karagenin 1% subplantar sedangkan kaki kanan

bagian belakang hanya disuntik subplantar tanpa karagenin, kemudian

kedua kaki dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang.

d. kelompok IV (kelompok kontrol positif natrium diklofenak)

Setiap hewan uji diberi natrium diklofenak per oral dengan dosis

4,48 mg/kg BB. Setelah selang waktu tertentu (hasil orientasi waktu

pemberian natrium diklofenak), kaki kiri bagian belakang mencit diinjeksi

0,05 ml suspensi karagenin 1% subplantar, sedangkan kaki kanan bagian

belakang hanya disuntik spuit subplantar tanpa karagenin. Selang waktu

tertentu (hasil orientasi waktu pemotongan kaki hewan uji) setelah injeksi

karagenin, mencit dikorbankan, lalu kedua kaki belakangnya dipotong pada

sendi torsocrural dan ditimbang.

e. kelompok V-VIII diberi perlakuan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-


benzilidin)-siklopentanon

Hewan uji dibagi dalam 4 kelompok perlakuan, tiap kelompok

terdiri dari 5 ekor mencit, setiap kelompok hewan uji diberi senyawa 2,5-

bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon per oral dengan dosis I, II, III, IV

(penentuan dosis didasarkan pada hasil orientasi dosis senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon). Setelah selang waktu tertentu (hasil

orientasi waktu pemberian natrium diklofenak), diberi perlakuan kaki kiri

bagian belakang mencit diinjeksi 0,05 ml suspensi karagenin 1% subplantar,

sedangkan kaki kanan bagian belakang hanya disuntik spuit subplantar

tanpa karagenin. Selang waktu tertentu (hasil orientasi waktu pemotongan


30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kaki hewan uji) setelah injeksi karagenin, mencit dikorbankan, lalu kedua

kaki belakangnya dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang.

f. Perhitungan daya antiinflamasi


Dari hasil penimbangan berat kedua kaki belakang mencit untuk

masing-masing peringkat dosis bisa dicari prosentase daya antiinflamasi.

Adapun rumus menururt Langford dkk (1972) untuk menghitung daya

antiinflamasi (dalam %) adalah sebagai berikut:

U −D
Daya antiinflamasi (dalam %) = x 100 %
D

Karena prosentase daya anti-inflamasi dihitung dari pengurangan

bobot udema, maka rumus di atas diubah menjadi :

U −D
Daya antiinflamasi (dalam %) = x 100 %
U

Keterangan :
U = bobot kaki terinduksi karagenin (kaki kiri) – bobot kaki normal (kaki
kanan)
D = bobot kaki perlakuan (kaki kiri) – bobot kaki normal (kaki kanan).

g. Perhitungan prosentase relatif daya antiinflamasi

Rbs
Potensi relatif daya antiinflamasi (dalam %) = x 100 %
Rnd

Keterangan :
Rbs = daya antiinflamasi (dalam %) kelompok perlakuan senyawa 2,5-bis-
(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon
Rnd = daya antiinflamasi (dalam %) kelompok natrium diklofenak

H. Analisis hasil
Data yang telah diperoleh dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov satu

sampel untuk mengetahui pola distribusi data, kemudian dilanjutkan dengan

Levene’s test untuk mengetahui homogenitas data. Apabila data yang diperoleh
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diketahui terdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji

analysis of variance (ANOVA) one way taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui

adanya perbedaan pada kelompok perlakuan. Setelah itu, untuk menguji

perbedaan hasil tersebut bermakna atau tidak bermakna secara statistik, maka

dilanjutkan dengan uji Tukey. Apabila hasil yang diperoleh memiliki nilai

signifikansi < 0,05 maka perbedaan tersebut bermakna secara statistik. Jika

signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik.

Hubungan linier antara dosis dan aktivitas antiinflamasi dapat diketahui dengan

menggunakan analisis regresi linier dari kurva dosis terhadap daya antiinflamasi

(dalam %).
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan dilakukan untuk validasi metode uji aktivitas

antiinflamasi yang digunakan dalam penelitian ini. Uji pendahuluan yang

dilakukan dalam penelitian ini meliputi orientasi waktu pemotongan kaki setelah

injeksi karagenin 1% subplantar, orientasi waktu pemberian natrium dikofenak,

dan orientasi dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon.

1.Orientasi waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin 1%


subplantar

Orientasi waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin bertujuan

untuk menentukan waktu pemotongan kaki yang tepat setelah dilakukan injeksi

suspensi karagenin 1% secara subplantar, yaitu pada saat udema yang dihasilkan

maksimal. Dalam orientasi ini rentang waktu yang digunakan adalah 1, 2, 3, dan 4

jam setelah injeksi karagenin subplantar. Data bobot udema kaki mencit yang

diperoleh dari hasil orientasi kemudian dianalisis secara statistik dengan

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui normalitas distribusi

data. Data terdistribusi normal jika probabilitasnya >0,05, sedangkan jika

probabilitasnya <0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Jika data terdistribusi

normal, dapat dilanjutkan dengan uji Anava satu arah dengan taraf kepercayaan

95% untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan di antara setiap kelompok. Jika

32
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

probabilitas yang diperoleh >0,05 berarti ada perbedaan antar kelompok dan untuk

mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak secara statistik maka analisis

data dapat dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil orientasi waktu pemotongan kaki

mencit setelah injeksi karagenin 1% subplantar dapat dilihat pada Gambar 6 dan

Tabel 1.

Tabel 1. Hasil orientasi waktu pemotongan kaki mencit setelah injeksi


karagenin 1% subplantar dan analisis statistiknya

Waktu
Kelompok Bobot udema rata- Waktu
Pemotongan Probabilitas
Mencit rata (g) (X±SE) Pembanding
Kaki
2 jam 0,392 tb
I 1 jam 0,0408±0,0062 3 jam 0,691 tb
4 jam 0,002 b
1 jam 0,392 tb
II 2 jam 0,0301±0,0040 3 jam 0,064 tb
4 jam 0,000 b
1 jam 0,691 tb
III 3 jam 0,0480±0,0044 2 jam 0,064 tb
4 jam 0,023 b
1jam 0,002 b
IV 4 jam 0,0693±0,0035 2 jam 0,000 b
3 jam 0,023 b

Keterangan:
X = mean bobot udema kaki mencit
SE = Standad Error (n=5)
b = berbeda bermakna (p<0,05)
tb = berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa bobot udema kaki mencit maksimal

dicapai pada waktu 4 jam setelah injeksi karagenin 1% subplantar. Hasil analisis

dengan uji Tukey juga menunjukkan bahwa rata-rata bobot udema kaki mencit

pada jam ke-4 mempunyai perbedaan yang bermakna dengan rata-rata bobot

udema kaki mencit pada jam ke-1, 2, dan 3. Sehingga dapat dikatakan bahwa efek
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

karagenin 1% sebagai zat penginduksi radang maksimal dicapai pada jam ke-4

setelah injeksi secara subplantar.

0,08
0,08
0.08
0,07
0.07 0,0693
Rata-rata Bobot Udema (g)

0,06
0.06

0,05
0.05 0,048
0,04
0.04 0,0408

0,03
0.03 0,0301

0,02
0.02
0,01
0.01
0
1 2 3 4
Waktu Pem otongan Kaki (jam )

Gambar 6. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit


setelah injeksi karagenin 1% subplantar pada selang waktu 1, 2, 3, dan 4 jam

2. Orientasi waktu pemberian natrium diklofenak

Orientasi ini dilakukan untuk menentukan kapan waktu pemberian natrium

diklofenak yang paling efektif dalam menurunkan udema yang ditimbulkan oleh

injeksi subplantar karagenin 1%. Rentang waktu yang digunakan adalah 15, 30,

45, dan 60 menit sebelum injeksi karagenin 1%. Dosis efektif natrium diklofenak

yang digunakan dalam orientasi ini adalah 4,48 mg/kg BB (Djunarko dan

Donatus, 2003).

Hasil orientasi waktu pemberian natrium diklofenak yang berupa data rata-

rata bobot udema kaki mencit dapat dilihat pada Gambar 7. Data tersebut

kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov, dilanjutkan dengan uji Anava satu arah dan uji Tukey. Hasil analisis
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil statistik tersebut menyatakan bahwa waktu 15

dan 60 menit berbeda bermakna (p<0,05) dengan waktu 30 dan 45 menit.

Sedangkan antara waktu 15 dan 60 menit, serta antara 45 dan 30 menit tidak ada

perbedaan yang bermakna secara statistik. Rata-rata bobot udema paling kecil

diperlihatkan pada waktu 30 menit, secara statistik memang tidak berbeda

bermakna dengan waktu 45 menit namun tetap dipilih waktu 30 menit sebagai

waktu efektif pemberian natrium diklofenak karena pada waktu 30 menit natrium

diklofenak sudah memberikan efek antiinflamasi yang terbesar dibandingkan

dengan 3 kelompok waktu yang lain.

Tabel 2. Hasil orientasi waktu pemberian natrium diklofenak


dengan dosis efektif pada selang waktu tertentu dan analisis statistiknya

Kelompok Waktu Bobot udema rata- Waktu


Probabilitas
Mencit Pemberian rata (g) (X±SE) Pembanding
30 menit 0,002 b
I 15 menit 0,0510±0,0026 45 menit 0,006 b
60 menit 0,991 tb
15 menit 0,002 b
II 30 menit 0,0308±0,0009 45 menit 0,935 tb
60 menit 0,003 b
15 menit 0,006 b
III 45 menit 0,0334±0,0032 30 menit 0,935 tb
60 menit 0,010 b
15 menit 0,991 tb
IV 60 menit 0,0497±0,0046 30 menit 0,003 b
45 menit 0,010 b

Keterangan :
X = mean bobot udema kaki mencit
SE = Standad Error (n=5)
b = berbeda bermakna (p<0,05)
tb = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

0,006
0,06
0.06

0,05 0,051
0.05 0,0497
Mean Bobot Udema (g)

0,04
0.04
0,0334
0,03
0.03 0,0308

0,02
0.02

0,01
0.01

0
15 30 45 60
Waktu Pem berian Natrium Diklofenak (m enit)

Gambar 7. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit setelah pemberian natrium
diklofenak dengan dosis efektif pada selang waktu 15, 30, 45, dan 60 menit

B. Uji Daya Antiinflamasi

Uji daya antiinflamasi bertujuan untuk mengetahui apakah senyawa 2,5-

bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon mempunyai aktivitas sebagai

antiinflamasi. Daya antiinflamasi yang dimaksud adalah kemampuan untuk

mengurangi udema pada kaki hewan uji akibat injeksi karagenin 1% subplantar.

Metode uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode induksi

udema pada telapak kaki belakang mencit oleh karagenin yang telah dimodifikasi

(Langford dkk, 1972). Alasan menggunakan metode ini karena merupakan metode

yang sederhana dari segi perlakuan, pengamatan, pengukuran, dan pengolahan

data serta murah dari segi peralatan dan bahan yang digunakan.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dalam penelitian ini karagenin 1% digunakan sebagai zat penginduksi

udema karena menurut Jain dkk (cit., Rosiana, 2007) karagenin dapat

menimbulkan udema yang bersifat reproduksibel dan tidak merusak jaringan.

Menurut Suleyman dkk (cit., Rosiana, 2007) karagenin juga merupakan salah

satu iritan penginduksi udema yang paling banyak digunakan untuk memprediksi

efektifitas potensial obat-obat antiinflamasi karena proses induksi udema yang

ditimbulkannya bergantung pada reaksi siklooksigenase, melalui 2 fase, yaitu fase

awal dan fase akhir. Fase awal terjadi sekitar 60 menit setelah induksi karagenin,

dimana terjadi pelepasan histamin, serotonin dan bradikinin. Fase akhir terjadi

antara 60 menit setelah injeksi dan berakhir setelah tiga jam. Fase ini dihubungkan

dengan pelepasan prostaglandin dan neutrofil yang menghasilkan radikal bebas,

seperti hidrogen peroksida, superoksida, dan radikal hidroksil.

Dalam uji daya antiinflamasi ini digunakan 4 kelompok kontrol. Kontrol

pertama adalah kontrol negatif karagenin 1%. Pengujian pada kontrol negatif

karagenin bertujuan untuk melihat seberapa besar bobot udema yang dapat

ditimbulkan oleh zat penginduksi udema ini tanpa perlakuan apapun. Kontrol

kedua adalah kontrol negatif akuades, yang digunakan untuk melihat apakah

akuades sebagai pelarut natrium diklofenak juga dapat memberikan aktivitas

antiinflamasi. Kontrol ketiga adalah kelompok kontrol CMC-Na 0,5%, untuk

melihat apakah CMC-Na 0,5% sebagai pelarut senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon ikut mempengaruhi aktivitas antiinflamasi pada

kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon dibagi menjadi empat kelompok perlakuan dengan


38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

empat peringkat dosis yang ditentukan berdasarkan hasil uji pendahuluan.

Peringkat dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon yang

digunakan adalah 30; 45; 67,5; dan 101,25 mg/kg BB.

Hasil uji daya antiinflamasi ini berupa data bobot udema kaki mencit.

Berikut ini adalah data rata-rata bobot udema kaki mencit hasil uji daya

antiinflamasi pada kelompok kontrol dan perlakuan.

0,09
0.09
0,09
0,08
0,09 0.08
0,0708
0,07 0,0686 0,0674
0.07
R a ta -r a ta B ob ot U d e m a (g)

0,06
0.06

0,05
0.05 0,0448
0,0407 0,0404
0,04
0.04
0,0331 0,0319
0,03
0.03

0,02
0.02

0,01
0.01

0
Karagenin 1% Akuades CMC-Na 0,5% Natrium siklopentanon siklopentanon siklopentanon siklopentanon
Diklofenak dosis 30 mg/kg dosis 45 mg/kg dosis 67,5 dosis 101,25
BB BB mg/kg BB mg/kg BB
Kelompok Perlakuan

Gambar 8. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit pada kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

60
54,97
53,31

50
42,49 42,99
Daya Anti-inflamasi (%)

40 36,69

30

20

10
4,83
3,11
-0,06
0
Karagenin 1% Akuades CMC-Na 0,5% Natrium siklopentanon siklopentanon siklopentanon siklopentanon
Diklofenak dosis 30 dosis 45 dosis 67,5 dosis 101,25
-10 mg/kg BB mg/kg BB mg/kg BB mg/kg BB

-20
Kelompok Perlakuan

Gambar 9. Grafik daya antiinflamasi (dalam %) kelompok perlakuan


dan kelompok kontrol

Tabel 3. Data rata-rata bobot udema dan persentase daya antiinflamasi kelompok
perlakuan beserta kontrol

Daya
Perlakuan disertai Rata-rata bobot udema
antiinflamasi (%)
kelompok kontrol (g) ± SE
± SE
Kontrol karagenin 0,0708±0,0067 - 0,06±9,42
Kontrol akuades 0,0686±0,0068 3,11±9,65
Kontrol CMC-N a 0,0674±0,0054 4,83±7,61
Natrium diklofenak 0,0331±0,0038 53,31±5,36
siklopentanon 30 mg/kg BB 0,0448±0,0051 36,69±7,17
siklopentanon 45 mg/kg BB 0,0407±0,0032 42,49±4,47
siklopentanon 67,5 mg/kg BB 0,0404±0,0039 42,99±5,62
siklopentanon 101,25 mg/kg BB 0,0319±0,0056 54,97±7,88
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4. Rangkuman hasil uji Tukey mengenai daya antiinflamasi (dalam %)


kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

% Daya Antiinflamasi terhadap Kelompok Pembanding


siklopentanon
Kelompok Kontrol Kontrol
Kontrol Kontrol 30 45 67,5 101,25
CMC Natrium
karagenin akuades mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg
Na diklofenak
BB BB BB BB
Kontrol
- tb tb b b b b b
karagenin
Kontrol
tb - tb b b b b b
akuades
Kontrol
tb tb - b b b b b
CMC-N a
Kontrol
Natrium b b b - tb tb tb tb
diklofenak
siklopentanon
b b b tb - tb tb tb
30 mg/kg BB
siklopentanon
b b b tb tb - tb tb
45 mg/kg BB
siklopentanon
b b b tb tb tb - tb
67,5 mg/kg BB
siklopentanon
101,25 mg/kg b b b tb tb tb tb -
BB

Keterangan tabel :
b = berbeda bermakna (p< 0,05)
tb = berbeda tidak bermakna (p> 0,05)

Pada Gambar 8, rata-rata bobot udema kaki mencit yang terjadi pada

kontrol karagenin 1% dan kontrol negatif akuades terlihat tidak berbeda

signifikan. Selain itu, berdasarkan hasil uji Tukey mengenai daya antiinflamasi

(Tabel 3), kontrol akuades juga menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna

dengan kontrol karagenin 1% sehingga dapat dikatakan bahwa akuades sebagai

pelarut natrium diklofenak tidak memiliki aktivitas antiinflamasi. Demikian juga

pada kontrol CMC-Na 0,5% yang digunakan sebagai pelarut senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon, rata-rata bobot udema kaki mencit yang terjadi

pada kontrol CMC-Na 0,5% dan kontrol karagenin 1% terlihat tidak berbeda

signifikan. Hasil dari uji Tukey juga menunjukkan bahwa CMC-Na 0,5% sebagai

pelarut senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon tidak memiliki


41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perbedaan yang bermakna dengan kontrol karagenin 1%, sehingga dapat

dikatakan bahwa CMC-Na 0,5% sebagai pelarut senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon tidak memiliki aktivitas antiinflamasi dan tidak akan

berpengaruh pada aktivitas antiinflamasi dari senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon.

Berbeda dengan kontrol akuades dan CMC-Na 0,5%, bobot udema kaki

mencit akibat pemberian natrium diklofenak berbeda signifikan dengan bobot

udema kaki mencit pada kontrol karagenin 1%, demikian juga pada hasil uji

Tukey, daya antiinflamasi natrium diklofenak menunjukkan perbedaan yang

bermakna dengan kontrol negatif karagenin 1%. Hal ini berarti bahwa natrium

diklofenak mempunyai aktivitas antiinflamasi sehingga dapat digunakan sebagai

kontrol positif dalam penelitian ini. Natrium diklofenak merupakan obat

antiinflamasi yang efektif, memiliki waktu paruh eliminasi 1-2 jam (Chowdary

dkk., 2006), dapat larut di (dalam) air dan pH asam (1-3) tetapi dengan cepat

dapat larut dalam pH bersifat alkali (5-8) (Manjunatha dkk, 2007) dan merupakan

salah satu obat NSAID yang banyak digunakan (Thakare dkk, 2006). Natrium

diklofenak sebagai antiinflamasi nonsteroid menghambat proses inflamasi dengan

cara menghambat kerja enzim siklooksigenase sehingga pembentukkan

prostaglandin terhambat (Wilmana, 1995). Natrium diklofenak adalah

penghambat siklooksigenase yang relatif nonselektif dan kuat (Katzung, 2001).

Daya antiinflamasi natrium diklofenak yang didapat pada penelitian ini dengan

dosis 4,48 mg/kg BB adalah 51,88 %.


42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kelompok perlakuan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon dibagi dalam 4 peringkat dosis. Pada tiap kelompok mencit diberi

senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon secara per oral sesuai

dosis masing-masing yaitu 30; 45; 67,5; dan 101,25 mg/kg BB, 30 menit

kemudian diinjeksi karagenin 1% dan setelah empat jam dikorbankan, dipotong

kedua kakinya dan ditimbang.

Bobot udema kaki mencit pada kelompok perlakuan senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis 30 mg/kg BB berbeda signifikan dengan

bobot udema kaki mencit pada kontrol negatif CMC-Na sebagai pelarut senyawa

2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon. Hasil uji Tukey juga menunjukkan

daya antiinflamasi senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis

30 mg/kg BB berbeda bermakna dengan kontrol negatif CMC-Na. Besarnya

persentase daya antiinflamasi pada kelompok ini lebih kecil dari natrium

diklofenak sebagai kontrol positif tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang

bermakna, dengan demikian dapat dikatakan bahwa senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon dosis 30 mg/kg BB memiliki aktivitas antiinflamasi.

Daya antiinflamasi senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis

30 mg/kg BB adalah 36,69 % (Tabel 3).

Pada perlakuan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

dosis 45 dan 67,5 mg/kg BB, dari data bobot udema kaki mencit dapat dilihat

bahwa kelompok perlakuan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon dosis 45 mg/kg BB dan 67,5 mg/kg BB berbeda signifikan dengan

bobot udema kaki mencit pada kontrol negatif CMC-Na. Hasil uji Tukey juga
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menunjukkan persentase daya antiinflamasi kedua kelompok perlakuan tersebut

berbeda bermakna dengan kontrol negatif CMC-Na, namun tidak berbeda

bermakna dengan natrium diklofenak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis 45 dan 67,5 mg/kg

BB memiliki aktivitas antiinflamasi. Persentase daya antiinflamasi yang

dihasilkan oleh kedua kelompok dosis ini masih lebih kecil dari daya

antiinflamasi natrium diklofenak. Daya antiinflamasi senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis 45 mg/kg BB adalah 42,49 %, sedangkan

dosis 67,5 mg/kg BB adalah 42,99 % (Tabel 3).

Daya antiinflamasi pada perlakuan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon dosis 101,25 mg/kg BB adalah 54,97 % (Tabel 3). Daya

antiinflamasi tersebut lebih besar dari daya antiinflamasi natrium diklofenak dan

merupakan daya antiinflamasi yang terbesar jika dibandingkan dengan 3

kelompok dosis yang lain yaitu 54,97 %. Dari hasil uji Tukey daya antiinflamasi

senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis 101,25 mg/kg BB

berbeda bermakna dengan semua kelompok kontrol negatif, hal ini menunjukkan

bahwa senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis 101,25 mg/kg

BB memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi dengan daya antiinflamasi lebih besar

dari natrium diklofenak.

Berdasarkan uji ini dapat disimpulkan bahwa senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon memiliki aktivitas antiinflamasi yang ditandai dengan

menurunnya bobot udema pada telapak kaki mencit setelah diberi perlakuan

senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon. Semakin besar dosis


44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon yang diberikan semakin

besar pula daya antiinflamasi yang ditimbulkan (dose dependent).

Pada penelitian ini juga ditentukan apakah antara dosis dan aktivitas

antiinflamasi senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon terdapat

hubungan linier. Linearitas hubungan antara dosis dan aktivitas antiinflamasi

dapat diketahui dari analisis regresi linier dari kurva log dosis terhadap daya

antiinflamasi.

60

50
Daya Antiinflamasi (%)

40
Y = 0,01X + 1,29
30
R2 = 0,986
R

20

10

0
1,48 1,65 1,83 2,01
Log Dosis mg/kgBB)

Gambar 10. Kurva regresi linier log dosis terhadap daya antiinflamasi (dalam %)
dengan r hitung: 0,993 dan r tabel: 0,878

Dari analisis regresi linier kurva log dosis terhadap daya antiinflamasi

dapat dilihat bahwa ada hubungan linier antara dosis dan daya antiinflamasi, dan

didapatkan nilai r hitung positif yang lebih besar dari r tabel, hal tersebut berarti

bahwa hasil daya antiinflamasi yang didapat dari penelitian ini bersifat

proporsional yaitu kenaikan daya antiinflamasi (dalam %) setara dengan kenaikan

peringkat dosisnya.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daya antiinflamasi semua kelompok perlakuan senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon kemudian dibandingkan dengan daya

antiinflamasi natrium diklofenak sebagai kontrol positif untuk mendapatkan

potensi relatif. Data potensi relatif dari setiap kelompok dapat dilihat pada Tabel

5.

Potensi relatif
Kelompok
(%)
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
70,72
siklopentanon dosis 30 mg/kg BB
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
81,90
siklopentanon dosis 45 mg/kg BB
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
82,87
siklopentanon dosis 67,5 mg/kg BB
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
105,96
siklopentanon dosis 101,25 mg/kg BB

Tabel 5. Potensi relatif kelompok perlakuan senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-


siklopentanon terhadap natrium diklofenak

Potensi relatif kelompok perlakuan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon dosis 30, 45, dan 67,5 mg/kg < 100 %, artinya senyawa

2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis 30, 45, dan 67,5 mg/kg BB

pada penelitian ini potensi yang lebih kecil daripada natrium diklofenak dalam

menghambat peradangan pada telapak kaki mencit.

Pada kelompok perlakuan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon dosis 101,25 mg/kg BB besarnya potensi relatif > 100 % yaitu

105,96 %, artinya senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis

101,25 mg/kg BB pada penelitian ini memiliki potensi yang hampir sama dengan

natrium diklofenak dalam menghambat peradangan pada telapak kaki mencit.


46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Potensi relatif kelompok perlakuan meningkat seiring dengan meningkatnya

dosis.

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon secara in vitro

diketahui dapat menghambat lipid peroksidase, pada konsentrasi 4 μg/ml daya

hambatnya 8,3±0,3 μM (Sardjiman, 2000). Pada penelitian ini senyawa 2,5-bis-

(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon diduga mampu memberikan aktivitas

antiinflamasi dengan mekanisme penangkapan radikal bebas yang terbentuk pada

proses inflamasi sehingga proses oksidasi asam arakidonat menjadi

endoperoksidnya terhambat.

Diketahui atom O lebih elektronegatif daripada atom C sehingga memiliki

kecenderungan untuk menarik elektron pada ikatan rangkap pada gugus karbonil,

dan menjadi lebih reaktif untuk menangkap radikal bebas. Adanya gugus metoksi

(OCH3) pada struktur kimia senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon juga akan memperkuat sifat antioksidan dari senyawa tersebut.

Gugus metoksi (OCH3) merupakan electron donating group (EDG) sehingga

gugus donasi elektron ini akan meningkatkan kereaktifan senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon dalam menangkap radikal bebas. Mekanisme

stabilisasi radikal bebas yang terbentuk pada proses inflamasi oleh senyawa 2,5-

bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon:
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

+ X

H3CO OCH3

O X

H3CO OCH3

O OH
O X

H3CO OCH3

OCH3 OCH3

O OH
O OH

OCH3 OCH3

OCH3 OCH3

O OH

OCH3 OCH3

Gambar 11. Mekanisme stabilisasi radikal bebas dengan beresonansi

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon menangkap

radikal bebas menjadi 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon yang radikal,


48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

namun akan menjadi lebih stabil daripada radikal bebas karena kemampuan

stabilisasi resonansinya. Hal ini menyebabkan elektron tidak berpasangan yang

ada pada radikal bebas 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon terjebak

dalam stabilisasi resonansi. Mekanisme reaksinya dapat dilihat pada Gambar 11.

2 X
+

H3CO OCH3

2 + 2X

H3 CO OCH3

O
O

H3CO OCH3
H3CO OCH3

H3CO OCH3 H3CO OCH3

X X

O O X O O X

H3CO OCH3 H3CO OCH3

Gambar 12. Mekanisme stabilisasi radikal bebas dengan berikatan dengan

radikal bebas lain


49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selain dengan beresonansi, mekanisme stabilisasai senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon yang radikal karena menangkap radikal bebas

dapat berlangsung dengan mekanisme penggabungan. Senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon yang radikal akan saling bergabung dan

membentuk struktur yang lebih stabil. Mekanisme reaksinya ditunjukkan pada

Gambar 12.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis 30; 45; 67,5; dan

101,25 mg/kg BB mempunyai aktivitas antiinflamasi terhadap mencit betina

galur Swiss, dengan daya antiinflamasi berturut-turut adalah 36,69; 42,49;

42,99; dan 54,97 %.

2. Terdapat hubungan linier antara dosis dan aktivitas antiinflamasi senyawa 2,5-

bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan untuk

melanjutkan penelitian mengenai:

1. toksisitas dari senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon.

2. mekanisme kerja senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dalam

menimbulkan aktivitas antiinflamasi.

50
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian


Klinik, 49, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alami Pyitomedika,
Jakarta.

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, 273-274, 357,


Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengawasan
Obat dan Makanan, Jakarta.

Chandrasekharan, N. V., Hu Dai, K., Lamar Turepu Roos, Nathan K., Evanson,
Joshua Tomsik, Terry S. E., and Daniel L. S., 2002, COX-3, a
Cyclooxygenase-1 variant Inhibited by Acetaminophen and Other
Analgesic Antipyretic Drugs: cloning, structure, and expression, Journal
of National Academy of Sciences United States of America, 99(21),
13926–13931.

Chowdary, K.P.R., Mohapatra, P., and Murali Krishna, M.N., 2006, Evaluation of
Olibanum and its Resin as Rate Controlling Matrix for Controlled Release
of Diclofenac, Indian J. Pharmacol, 68(4), 497-500.

Derle, D.V., Gujar, K.N., and Sagar, B.S.H., 2006, Adverse Effects Associated
with the Use of Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs: An overview,
Indian J. Pharmacol, 68(4), 409-414.

Djunarko, I. dan Donatus, I.A., 2003, Pengaruh Perasan Buah Mengkudu


(Morinda citrifolia, L.) terhadap Daya Antiradang Diklofenak pada Mencit
Jantan, Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 1, 10-17.

Flower, R. J., Cheung, H. S., and Chucman, D. W., 1973, Quantitative


Determination of Prostaglandin and Malondialdehyde Formed by
Arachidonat Oxygenase (Prostaglandin Synthetase) System of Bovine
Seminal Vesicle, Prostaglandin, 4, 325-330.

Gryglewski, R.J., 1977, Some Experimental Models for the Study of


Inflammation and Anti-Inflammatory Drugs, in I. L. Bonta, J. Thomson,
and K. Brune, Inflammation: Mechanism and Their Impact on Therapy, p
19-21, Birkhaurser Verlag Basel, Rotterdam.

Hanson, G.R., 2000, Analgesic, Antipyretic, and Anti Inflammatory Drugs, in


Gennaro (Ed.), Remmington: The Science and Practice of Pharmacy, 20th
Edition, p 1456, Lippincott Williams and Wilkins, USA.

Ignatius, G. E., Zarraga, M. D., and Ernst R. S., 2007, Coxibs and Heart Disease,
Journal of The American College of Cardiology, 49, 1-14.

51
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jain, N.K., Patil, C.S., Singh, A., and Kulkarni, S.K., 2001, a Simple Technique to
Evaluate Inflammatory Pain Along With Anti-Inflammatory Studies in
Carrageenan-Induced Paw Edema, Indian J. Pharmacol., 33, 114-115.

Katzung, B.G., 2001, Basic and Clinical Pharmacology, diterjemahkan oleh


Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Edisi 8,
Buku 2, hal. 449-453, 457, 462, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Kee, J.L. and Hayes, E.R., 1996, Pharmacology: A Nursing Process Approach,
diterjemahkan oleh Peter Anugrah, 1st Edition, 310-321, Penerbit EGC,
Jakarta.

Khanna, N. and Sharma, S.B., 2001, Antiinflammatory and Analgesic Effect of


Herbal Preparation: Septilin, Indian J. Med. Sci., 55(4), 195-202.

Kohli, K., Ali, J., and Raheman, Z., 2005, Curcumin: A natural Antiinflammatory
Agent, Indian J. Pharmacol, 37(3), 141-147.

Langford, F.D., Holmes, P.A., and Emele, J.F., 1972, Objective Methods to
Evaluation of Analgesic/Anti Inflammatory Activity, J. Pharm. Sci., 61(1),
75-77.

Manjunatha, K.M., Ramana, M.V., and Satyanarayana, D., 2007, Design and
Evaluation of Diclofenac Sodium Controlled Drug Delivery Systems,
Indian J. Pharmacol, 69(3), 384-389.

Mutschler, E., 1986, Arieneimittelwirkungen, diterjemahkan oleh Mathilda B.,


Widyanto dan Ranti, A.S., Dinamika Obat, 177-178, ITB, Bandung.

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Edisi ke-5, 205, Penerbit Institut Teknologi
Bandung, Bandung.

Nandave, M.D., Ojha, S.K., and Arya, D.S., 2006, Should Selective Cox-2
Inhibitors be Used More?, Indian J. Pharmacol, 68(3), 281-285.

Nurrochmad, A., 1997, Penghambatan Biosintesis Prostaglandin Melalui Jalur


Sikloogsigenase oleh Siklovalon dan Tiga Senyawa Analognya, Skripsi,
28-34, 56-59, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Price, S.A. and Wilson, L.N., 1992, Pahtophysiology, diterjemahkan oleh Peter
Anugerah , Edisi 4, Buku I, hal. 36-57, EGC, Jakarta.

Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., and Moore, P.K., 2003, Pharmacology, 5th
Edition, p 231-237, 244-250, Bath press, USA.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rosiana, V. 2007, Pengaruh Penambahan Virgin Coconut Oil Pada Perasan


Daging Buah Makuto Dewo Pada Mencit Putih Betina : Kajian Terhadap
Efek Anti Inflamasi, Skripsi, 52, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.

Sander, M.A., 2003, Atlas Patologi Anatomi, hal 12, UMM Press, Malang.

Sardjiman, 2000, Syntesis of some New series of Curcumin Analogues,


Antioxidative, Antiinflamatory, Antibacterial Activities and Qualitative
Structure Activity Relationship, Dissertation, 4, 30-32, 100, Gadjah Mada
University, Yogyakarta.

Sarkar, D., Dutta, A., Das, M., Sarkar, K., Mandal, C., and Chatterjee., 2005,
Effect of Aloe vera on Nitric oxide Production by Macrophages during
Inflammation, Indian J. Pharmacol, 37(6), 371-375.

Suleyman, H., Demircan, B., Karagoz, Y., Ozta, N., and Suleyman, B., 2004,
Anti-Inflammatory Effects of Selective COX-2 Inhibitors, Pol. J.
Pharmacol., 56, 775-780.

Susanti, 2004, Sintesis 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan


Katalis Kalium hidroksida dalam Berbagai Pelarut, Skripsi, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.

Thakare, M., and Singh, K.K., 2006, Preparation and Evaluation of Diclofenac
sodium Controlled Release Tablets Using Spray-drying Technology in
Aqueous System, Indian J. Pharmacol, 68(4), 530-532.

Tjay, T.H. dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting : Khasiat penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan ke-2, 298, 306-311, Penerbit PT.
Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Turner, R.A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, Vol. I, 160, Academic


Press, New York.

Underwood, J.C.E., 1996, General and Systematic Pathology, diterjemahkan oleh


Sarjadi, Edisi 2, Volume 1, hal. 232-234, Penerbit EGC, Jakarta.

Vogel, H.G., 2002, Drug Discovery & Evaluation: Pharmalogical Assays, 2nd
Edition, p 725, 751-761, Springer, New York.

Wibowo, S. dan Gofir, A., 2001, Farmakoterapi dalam Neurologi, Edisi I, 113-
115, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Williamson, E. M., Okpako, D. T., and Evans, F. J., 1996, Pharmacologicsl


Method in Phytotherapy Research Volume I: Selection, Preparation and
Pharmacological Evaluation of Plant Material, 131-137, John Wiley and
Sons Ltd, England.

Wilmana, P.F., 1995, Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid dan Obat Pirai, dalam
Ganiswara, S.G. (Editor), Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, hal 207-211,
Bagian Farmakologi-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Yeole, P.G., Galgatte, U.C., Babla, I.B., Nakhtat, P.D., 2006, Design and
Evaluation of Xanthan gum-based Sustained Release Matrix Tablets of
Diclofenac sodium, Indian J. Pharmacol, 68(2), 185-189.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto serbuk senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

Lampiran 2. Foto alat neraca analitik

55
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Tabel data bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan waktu
pemotongan kaki setelah injeksi subplantar karageni 1%

Bobot udema mencit (gram) pada rentang waktu


Keterangan
No (jam) setelah injeksi karagenin 1%
(g)
1 2 3 4
Kaki kiri 0,1965 0,1666 0,1786 0,2103
1 Kaki kanan 0,1483 0,1298 0,1331 0,1428
Bobot udema 0,0482 0,0368 0,0455 0,0675
Kaki kiri 0,1903 0,1762 0,1701 0,2165
2 Kaki kanan 0,1375 0,1551 0,1211 0,1471
Bobot udema 0,0528 0,0211 0,0489 0,0694
Kaki kiri 0,1952 0,1742 0,1782 0,1854
3 Kaki kanan 0,1761 0,1421 0,1452 0,1261
Bobot udema 0,0191 0,0321 0,0330 0,0593
Kaki kiri 0,1833 0,1664 0,2088 0,1890
4 Kaki kanan 0,1482 0,1263 0,1501 0,1200
Bobot udema 0,0351 0,0401 0,0587 0,0690
Kaki kiri 0,1817 0,1534 0,2041 0,1990
5 Kaki kanan 0,1331 0,1329 0,1502 0,1178
Bobot udema 0,0486 0,0205 0,0539 0,0812
Rata-rata bobot
0,0408 0,0301 0,0480 0,0693
udem
± ± ± ±
±
0,0062 0,0040 0,0044 0,0035
SE (n=3)

keterangan: bobot udema = kaki kiri-kaki kanan


kesimpulan: berdasarkan spss one way anova dipilih waktu 4 jam
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Hasil analisis statistik data orientasi waktu pemotongan kaki setelah
injeksi subplantar karagenin 1%

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

udema
N 20
Mean .047040
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation .0174983
Most Extreme Differences Absolute .081
Positive .081
Negative -.079
Kolmogorov-Smirnov Z .362
Asymp. Sig. (2-tailed) .999
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

Oneway
Descriptives
udema
95% Confidence Interval for
Mean
Std.
N Mean Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1 jam 5 .040760 .0138110 .0061765 .023611 .057909 .0191 .0528
2 jam 5 .030120 .0089728 .0040128 .018979 .041261 .0205 .0401
3 jam 5 .048000 .0097642 .0043667 .035876 .060124 .0330 .0587
4 jam 5 .069280 .0078254 .0034996 .059563 .078997 .0593 .0812
Total 20 .047040 .0174983 .0039127 .038851 .055229 .0191 .0812

Test of Homogeneity of Variances

udema
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.077 3 16 .387

ANOVA

udema
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .004 3 .001 12.797 .000
Within Groups .002 16 .000
Total .006 19
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: udema


Tukey HSD

95% Confidence Interval


Mean
Difference
(I) waktu (J) waktu (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
1 jam 2 jam ,0106400 ,0065409 ,392 -,008074 ,029354
3 jam -,0072400 ,0065409 ,691 -,025954 ,011474
4 jam -,0285200(*) ,0065409 ,002 -,047234 -,009806
2 jam 1 jam -,0106400 ,0065409 ,392 -,029354 ,008074
3 jam -,0178800 ,0065409 ,064 -,036594 ,000834
4 jam -,0391600(*) ,0065409 ,000 -,057874 -,020446
3 jam 1 jam ,0072400 ,0065409 ,691 -,011474 ,025954
2 jam ,0178800 ,0065409 ,064 -,000834 ,036594
4 jam -,0212800(*) ,0065409 ,023 -,039994 -,002566
4 jam 1 jam ,0285200(*) ,0065409 ,002 ,009806 ,047234
2 jam ,0391600(*) ,0065409 ,000 ,020446 ,057874
3 jam ,0212800(*) ,0065409 ,023 ,002566 ,039994
* The mean difference is significant at the .05 level.

Homogeneous Subsets

udema

Tukey HSD
Subset for alpha = .05
waktu N 1 2
2 jam 5 ,030120
1 jam 5 ,040760
3 jam 5 ,048000
4 jam 5 ,069280
Sig. ,064 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Tabel data bobot udema kaki mencit pada uji pendahuluan waktu
pemberian natrium diklofenak

Bobot kaki mencit (g) akibat pemberian Natrium


Keterangan Diklofenak dengan selang waktu tertentu (menit)
No
(g) sebelum injeksi karagenin 1%
15’ 30’ 45’ 60’
Kaki kiri 0,1790 0,1609 0,1686 0,1756
1 Kaki kanan 0,1307 0,1321 0,1300 0,1223
Bobot udema 0,0483 0,0288 0,0386 0,0533
Kaki kiri 0,1734 0,1560 0,1688 0,1909
2 Kaki kanan 0,1224 0,1262 0,1306 0,1260
Bobot udema 0,0510 0,0298 0,0382 0,0649
Kaki kiri 0,1864 0,1556 0,1821 0,1689
3 Kaki kanan 0,1257 0,1219 0,1432 0,1186
Bobot udema 0,0607 0,0337 0,0389 0,0503
Kaki kiri 0,1596 0,1622 0,1592 0,1661
4 Kaki kanan 0,1147 0,1300 0,1321 0,1255
Bobot udema 0,0449 0,0322 0,0271 0,0406
Kaki kiri 0,1729 0,1520 0,1503 0,1603
5 Kaki kanan 0,1227 0,1223 0,1259 0,1208
Bobot udema 0,0302 0,0297 0,0244 0,0395
Rata-rata bobot
0,0510 0,0308 0,0334 0,0497
udem
± ± ± ±
±
0,0026 0,0009 0,0032 0,0046
SE (n=3)

keterangan: bobot udema = kaki kiri-kaki kanan

kesimpulan : berdasarkan spss one way anova dipilih waktu 30 menit


60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Hasil analisis statistik data orientasi waktu pemberian natrium


diklofenak

NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

udema
N 20
Mean .041255
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation .0114036
Most Extreme Differences Absolute .123
Positive .123
Negative -.084
Kolmogorov-Smirnov Z .550
Asymp. Sig. (2-tailed) .923
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

Oneway
Descriptives
udema
95% Confidence Interval for
Mean
Std.
N Mean Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
15 menit 5 .051020 .0058997 .0026384 .043694 .058346 .0449 .0607
30 menit 5 .030840 .0020354 .0009103 .028313 .033367 .0288 .0337
45 menit 5 .033440 .0070889 .0031703 .024638 .042242 .0244 .0389
60 menit 5 .049720 .0103828 .0046433 .036828 .062612 .0395 .0649
Total 20 .041255 .0114036 .0025499 .035918 .046592 .0244 .0649

Test of Homogeneity of Variances


udema
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
2.660 3 16 .083

ANOVA

udema
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .002 3 .001 11.389 .000
Within Groups .001 16 .000
Total .002 19
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Post Hoc Tests


Multiple Comparisons

Dependent Variable: udema


Tukey HSD

95% Confidence Interval


Mean
Difference
(I) waktu (J) waktu (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
15 menit 30 menit ,0201800(*) ,0044385 ,002 ,007481 ,032879
45 menit ,0175800(*) ,0044385 ,006 ,004881 ,030279
60 menit ,0013000 ,0044385 ,991 -,011399 ,013999
30 menit 15 menit -,0201800(*) ,0044385 ,002 -,032879 -,007481
45 menit -,0026000 ,0044385 ,935 -,015299 ,010099
60 menit -,0188800(*) ,0044385 ,003 -,031579 -,006181
45 menit 15 menit -,0175800(*) ,0044385 ,006 -,030279 -,004881
30 menit ,0026000 ,0044385 ,935 -,010099 ,015299
60 menit -,0162800(*) ,0044385 ,010 -,028979 -,003581
60 menit 15 menit -,0013000 ,0044385 ,991 -,013999 ,011399
30 menit ,0188800(*) ,0044385 ,003 ,006181 ,031579
45 menit ,0162800(*) ,0044385 ,010 ,003581 ,028979
* The mean difference is significant at the .05 level.

Homogeneous Subsets

udema

Tukey HSD
Subset for alpha = .05
waktu N 1 2
30 menit 5 ,030840
45 menit 5 ,033440
60 menit 5 ,049720
15 menit 5 ,051020
Sig. ,935 ,991
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Tabel data bobot udema kaki mencit kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan

Peringkat dosis senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-


Kontrol
benzilidin)-siklopentanon
Bobot Na-
No 30 45
(g) Karagenin CMC-Na Diklofenak 67,5 101,25
Akuades mg/kg mg/kg
1% 0,5% 4,48 mg/kg mg/kg BB mg/kg BB
BB BB
BB
Kaki kiri 0,2133 0,2090 0.1991 0,1549 0,1840 0,1725 0,1709 0,1367
Kaki kanan
1 0,1463 0,1365 0,1312 0,1128 0,1279 0,1209 0,1327 0,1262
Bobot
udema 0,0670 0,0725 0,0679 0,0421 0,0561 0,0516 0,0382 0,0105
Kaki kiri 0,2358 0,2323 0,1875 0,1641 0,1735 0,1757 0,1787 0,1579
Kaki kanan
2 0,1471 0,1406 0,1234 0,1393 0,1470 0,1328 0,1393 0,1238
Bobot
udema 0,0887 0,0917 0,0641 0,0248 0,0265 0,0429 0,0394 0,0341
Kaki kiri 0,1845 0,1884 0,2081 0,1728 0,1755 0,1654 0,1935 0,1901
Kaki kanan
3 0,1323 0,1200 0,1377 0,1354 0,1332 0,1292 0,1381 0,1487
Bobot
udema 0,0522 0,0684 0,0704 0,0374 0,0423 0,0362 0,0554 0,0414
Kaki kiri 0,2207 0,1896 0,1774 0,1827 0,1807 0,1800 0,1748 0,1599
Kaki kanan
4 0,1376 0,1380 0,1269 0,1449 0,1308 0,1404 0,1378 0,1198
Bobot
udema 0,0831 0,0516 0,0505 0,0378 0,0499 0,0396 0,0370 0,0401
Kaki kiri 0,1883 0,1890 0,2142 0,1641 0,1644 0,1570 0,1596 0,1692
Kaki kanan
5 0,1251 0,1302 0,1302 0,1409 0,1151 0,1237 0,1278 0,1359
Bobot
udema 0,0632 0,0588 0,0840 0,0232 0,0493 0,0333 0,0318 0,0333
Rata-rata
bobot
0,0708 0,0686 0,0674 0,0331 0,0448 0,0407 0,0404 0,0319
udema
± ± ± ± ± ± ± ±
± SE
0,0067 0,0068 0,0054 0,0038 0,0051 0,0032 0,0039 0,0056
(n = 5)
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8. Hasil analisis statistik data bobot udema kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

udema
N 40
Mean .049708
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation .0188525
Most Extreme Differences Absolute .141
Positive .141
Negative -.071
Kolmogorov-Smirnov Z .892
Asymp. Sig. (2-tailed) .404
a Test distribution is Normal.
B Calculated from data.

Oneway
Descriptives
udema
Std. 95% Confidence
N Mean Deviation Std. Error Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Upper
Bound Bound
kontrol karagenin 1% 5 .070840 .0149152 .0066703 .052320 .089360 .0522 .0887
kontrol akuades 5 .068600 .0152799 .0068334 .049628 .087572 .0516 .0917
kontrol CMC Na 0,5% 5 .067380 .0120552 .0053912 .052412 .082348 .0505 .0840
Kontrol Na Diklofenak
4,48mg/kg BB 5 .033060 .0084922 .0037978 .022516 .043604 .0232 .0421
senyawa uji 30 mg/kg
5 .044820 .0113478 .0050749 .030730 .058910 .0265 .0561
BB
senyawa uji 45 mg/kg BB 5 .040720 .0070687 .0031612 .031943 .049497 .0333 .0516
senyawa uji 67,5 mg/kg
BB 5 .040360 .0088931 .0039771 .029318 .051402 .0318 .0554
senyawa uji 101,25
mg/kg BB 5 .031880 .0124724 .0055778 .016393 .047367 .0105 .0414
Total 40 .049708 .0188525 .0029808 .043678 .055737 .0105 .0917

Test of Homogeneity of Variances

udema
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.583 7 32 .765
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANOVA

udema
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .010 7 .001 10.005 .000
Within Groups .004 32 .000
Total .014 39

Post Hoc Tests


Multiple Comparisons

Dependent Variable: udema


Tukey HSD

Mean 95% Confidence


(I) perlakuan (J) perlakuan Difference (I-J) Std. Error Sig. Interval
Lower Upper
Bound Bound
kontrol karagenin kontrol akuades
.0022400 .0073715 .763 -.012775 .017255
1%
kontrol CMC Na 0,5% .0034600 .0073715 .642 -.011555 .018475
kontrol Na Diklofenak
.0377800(*) .0073715 .000 .022765 .052795
4,48mg/kg BB
senyawa uji 30 mg/kg BB
.0260200(*) .0073715 .001 .011005 .041035
senyawa uji 45 mg/kg BB .0301200(*) .0073715 .000 .015105 .045135
senyawa uji 67,5 mg/kg
.0304800(*) .0073715 .000 .015465 .045495
BB
senyawa uji 101,25 mg/kg
.0389600(*) .0073715 .000 .023945 .053975
BB
kontrol akuades kontrol karagenin 1%
-.0022400 .0073715 .763 -.017255 .012775
kontrol CMC Na 0,5% .0012200 .0073715 .870 -.013795 .016235
kontrol Na Diklofenak
.0355400(*) .0073715 .000 .020525 .050555
4,48mg/kg BB
senyawa uji 30 mg/kg BB .0237800(*) .0073715 .003 .008765 .038795
senyawa uji 45 mg/kg BB
.0278800(*) .0073715 .001 .012865 .042895
senyawa uji 67,5 mg/kg
.0282400(*) .0073715 .001 .013225 .043255
BB
senyawa uji 101,25 mg/kg
.0367200(*) .0073715 .000 .021705 .051735
BB
kontrol CMC Na kontrol karagenin 1%
-.0034600 .0073715 .642 -.018475 .011555
0,5%
kontrol akuades
-.0012200 .0073715 .870 -.016235 .013795
kontrol Na Diklofenak
.0343200(*) .0073715 .000 .019305 .049335
4,48mg/kg BB
senyawa uji 30 mg/kg BB .0225600(*) .0073715 .004 .007545 .037575
senyawa uji 45 mg/kg BB .0266600(*) .0073715 .001 .011645 .041675
senyawa uji 67,5 mg/kg
.0270200(*) .0073715 .001 .012005 .042035
BB
senyawa uji 101,25 mg/kg
.0355000(*) .0073715 .000 .020485 .050515
BB
Kontrol Na kontrol karagenin 1%
-.0377800(*) .0073715 .000 -.052795 -.022765
Diklofenak
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4,48mg/kg BB
kontrol akuades
-.0355400(*) .0073715 .000 -.050555 -.020525
kontrol CMC Na 0,5%
-.0343200(*) .0073715 .000 -.049335 -.019305
senyawa uji 30 mg/kg BB -.0117600 .0073715 .120 -.026775 .003255
senyawa uji 45 mg/kg BB -.0076600 .0073715 .307 -.022675 .007355
senyawa uji 67,5 mg/kg
-.0073000 .0073715 .329 -.022315 .007715
BB
senyawa uji 101,25 mg/kg
.0011800 .0073715 .874 -.013835 .016195
BB
senyawa uji 30 kontrol karagenin 1%
-.0260200(*) .0073715 .001 -.041035 -.011005
mg/kg BB
kontrol akuades -.0237800(*) .0073715 .003 -.038795 -.008765
kontrol CMC Na 0,5%
-.0225600(*) .0073715 .004 -.037575 -.007545
kontrol Na Diklofenak
.0117600 .0073715 .120 -.003255 .026775
4,48mg/kg BB
senyawa uji 45 mg/kg BB .0041000 .0073715 .582 -.010915 .019115
senyawa uji 67,5 mg/kg
.0044600 .0073715 .549 -.010555 .019475
BB
senyawa uji 101,25 mg/kg
.0129400 .0073715 .089 -.002075 .027955
BB
senyawa uji 45 kontrol karagenin 1%
-.0301200(*) .0073715 .000 -.045135 -.015105
mg/kg BB
kontrol akuades -.0278800(*) .0073715 .001 -.042895 -.012865
kontrol CMC Na 0,5% -.0266600(*) .0073715 .001 -.041675 -.011645
kontrol Na Diklofenak
.0076600 .0073715 .307 -.007355 .022675
4,48mg/kg BB
senyawa uji 30 mg/kg BB
-.0041000 .0073715 .582 -.019115 .010915
senyawa uji 67,5 mg/kg
.0003600 .0073715 .961 -.014655 .015375
BB
senyawa uji 101,25 mg/kg
.0088400 .0073715 .239 -.006175 .023855
BB
senyawa uji 67,5 kontrol karagenin 1%
-.0304800(*) .0073715 .000 -.045495 -.015465
mg/kg BB
kontrol l akuades
-.0282400(*) .0073715 .001 -.043255 -.013225
kontrol CMC Na 0,5% -.0270200(*) .0073715 .001 -.042035 -.012005
kontrol Na Diklofenak
.0073000 .0073715 .329 -.007715 .022315
4,48mg/kg BB
senyawa uji 30 mg/kg BB
-.0044600 .0073715 .549 -.019475 .010555
senyawa uji 45 mg/kg BB
-.0003600 .0073715 .961 -.015375 .014655
senyawa uji 101,25 mg/kg
.0084800 .0073715 .259 -.006535 .023495
BB
senyawa uji kontrol karagenin 1%
-.0389600(*) .0073715 .000 -.053975 -.023945
101,25 mg/kg BB
kontrol akuades -.0367200(*) .0073715 .000 -.051735 -.021705
kontrol CMC Na 0,5%
-.0355000(*) .0073715 .000 -.050515 -.020485
kontrol Na Diklofenak
-.0011800 .0073715 .874 -.016195 .013835
4,48mg/kg BB
senyawa uji 30 mg/kg BB -.0129400 .0073715 .089 -.027955 .002075
senyawa uji 45 mg/kg BB -.0088400 .0073715 .239 -.023855 .006175
senyawa uji 67,5 mg/kg
-.0084800 .0073715 .259 -.023495 .006535
BB
The mean difference is significant at the .05 level.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Homogeneous Subsets

Udema

Tukey HSD
Subset for alpha = .05
perlakuan N 1 2
senyawa uji 101,25 mg/kg
BB 5 ,031880
Kontrol Na Diklofenak
4,48mg/kg BB 5 ,033060
senyawa uji 67,5 mg/kg BB
5 ,040360
senyawa uji 45 mg/kg BB 5 ,040720
senyawa uji 30 mg/kg BB 5 ,044820
kontrol CMC Na 0,5% 5 ,067380
kontrol akuades 5 ,068600
kontrol karagenin 1% 5 ,070840
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Lampiran 9. Tabel daya antiinflamasi (dalam %) kelompok kontrol dan kelompok


perlakuan

Persen daya antiinflamasi


Peringkat dosis senyawa 2, 5-bis-
Kontrol
(4’metoksi-benzilidin)-siklopentanon
No Karagenin Akuades CMC-Na Na-
30 45 67,5 101,25
1% 0,5% Diklofenak
mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg
4,48 mg/kg
BB BB BB BB
BB
1 5,37 -2,40 4,09 40,54 20,76 27,12 46,05 85,17
2 -25,28 -29,52 9,46 64,97 62,57 39,41 44,35 51,84
3 26,27 3,39 0,56 47,18 40,25 48,87 21,75 41,53
4 -17,37 27,12 28,67 46,61 29,52 44,07 47,74 43,36
5 10,73 16,95 -18,64 67,23 30,37 52,97 55,08 52,97
Rata-rata
daya
antiinflamasi - 0,06 3,11 4,83 53,31 36,69 42,49 42,99 54,97
(dalam %)
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10. Contoh cara perhitungan daya antiinflamasi (dalam %)

U −D
Daya antiinflamasi (dalam %) = x 100 %
U

Keterangan :
U = bobot kaki terinduksi karagenin (kaki kiri) – bobot kaki normal (kaki kanan)
D = bobot kaki perlakuan (kaki kiri) – bobot kaki normal (kaki kanan).

Contoh perhitungan persentase efek antiinflamasi:


Nilai bobot udema karagenin rata-rata (U) = 0,0708
1. Akuades
Data replikasi no. 1 bobot udema (D) = 0,0725
⎡ 0,0708 − 0,0725 ⎤
% daya anti-inflamasi = ⎢ ⎥ X 100%
⎣ 0,0708 ⎦
= -2,40 %
2. Na Diklofenak

Data replikasi no. 1 bobot udema (D) = 0,0421


⎡ 0,0708 − 0,0421⎤
% daya anti-inflamasi = ⎢ ⎥ X 100%
⎣ 0,0708 ⎦
= 40,54 %
Lampiran 11. Hasil analisis statistik data daya antiinflamasi (dalam %) kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

daya_antiinflama
si
N 40
Mean 29.7917
Normal Parameters(a,b)
Std. Deviation 26.62778
Most Extreme Differences Absolute .141
Positive .071
Negative -.141
Kolmogorov-Smirnov Z .892
Asymp. Sig. (2-tailed) .404
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Oneway
Descriptives
daya_antiinflamasi
Std. Std. 95% Confidence
N Mean Deviation Error Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Upper
Bound Bound
kontrol karagenin 5 -.0565 21.06666 9.42130 -26.2142 26.1012 -25.28 26.27
kontrol akuades 5 3.1073 21.58176 9.65166 -23.6900 29.9046 -29.52 27.12
kontrol CMC Na 5 4.8305 17.02707 7.61474 -16.3114 25.9724 -18.64 28.67
kontrol Na Diklofenak 5 53.3051 11.99468 5.36418 38.4117 68.1984 40.54 67.23
senya uji dosis 30
mg/kg BB 5 36.6949 16.02793 7.16791 16.7936 56.5962 20.76 62.57
senyawa uji dosis 45
mg/kg BB 5 42.4859 9.98409 4.46502 30.0890 54.8828 27.12 52.97

senyawa uji dosis 67,5


mg/kg BB 5 42.9944 12.56094 5.61742 27.3979 58.5908 21.75 55.08

senyawa uji dosis


101,25 mg/kg BB 5 54.9718 17.61645 7.87832 33.0980 76.8455 41.53 85.17
Total 40 29.7917 26.62778 4.21022 21.2757 38.3076 -29.52 85.17

Test of Homogeneity of Variances

daya_antiinflamasi
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.583 7 32 .765

ANOVA

daya_antiinflamasi
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 18980.257 7 2711.465 10.005 .000
Within Groups 8672.253 32 271.008
Total 27652.510 39
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Post Hoc Tests


Multiple Comparisons

Dependent Variable: daya_antiinflamasi


Tukey HSD

Mean Difference 95% Confidence


(I) perlakuan (J) perlakuan (I-J) Std. Error Sig. Interval

Lower Upper
Bound Bound
kontrol karagenin kontrol akuades -3.16384 10.41168 .763 -24.3717 18.0441
kontrol CMC Na
-4.88701 10.41168 .642 -26.0949 16.3209
kontrol Na Diklofenak
-53.36158(*) 10.41168 .000 -74.5695 -32.1537
senya uji dosis 30
-36.75141(*) 10.41168 .001 -57.9593 -15.5435
mg/kg BB
senyawa uji dosis 45
mg/kg BB -42.54237(*) 10.41168 .000 -63.7503 -21.3345

senyawa uji dosis 67,5


mg/kg BB -43.05085(*) 10.41168 .000 -64.2588 -21.8429

senyawa uji dosis


101,25 mg/kg BB -55.02825(*) 10.41168 .000 -76.2362 -33.8203

kontrol akuades kontrol karagenin


3.16384 10.41168 .763 -18.0441 24.3717

kontrol CMC Na
-1.72316 10.41168 .870 -22.9311 19.4847
kontrol Na Diklofenak -50.19774(*) 10.41168 .000 -71.4056 -28.9898
senya uji dosis 30
-33.58757(*) 10.41168 .003 -54.7955 -12.3797
mg/kg BB
senyawa uji dosis 45
-39.37853(*) 10.41168 .001 -60.5864 -18.1706
mg/kg BB
senyawa uji dosis 67,5
mg/kg BB -39.88701(*) 10.41168 .001 -61.0949 -18.6791

senyawa uji dosis


101,25 mg/kg BB -51.86441(*) 10.41168 .000 -73.0723 -30.6565

kontrol CMC Na kontrol karagenin


4.88701 10.41168 .642 -16.3209 26.0949

kontrol akuades
1.72316 10.41168 .870 -19.4847 22.9311

kontrol Na Diklofenak
-48.47458(*) 10.41168 .000 -69.6825 -27.2667
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

senya uji dosis 30


-31.86441(*) 10.41168 .004 -53.0723 -10.6565
mg/kg BB
senyawa uji dosis 45
-37.65537(*) 10.41168 .001 -58.8633 -16.4475
mg/kg BB
senyawa uji dosis 67,5
-38.16384(*) 10.41168 .001 -59.3717 -16.9559
mg/kg BB
senyawa uji dosis
101,25 mg/kg BB -50.14124(*) 10.41168 .000 -71.3491 -28.9333

kontrol Na kontrol karagenin


Diklofenak 53.36158(*) 10.41168 .000 32.1537 74.5695

kontrol akuades
50.19774(*) 10.41168 .000 28.9898 71.4056

kontrol CMC Na
48.47458(*) 10.41168 .000 27.2667 69.6825

senya uji dosis 30


16.61017 10.41168 .120 -4.5977 37.8181
mg/kg BB
senyawa uji dosis 45
10.81921 10.41168 .307 -10.3887 32.0271
mg/kg BB
senyawa uji dosis 67,5
10.31073 10.41168 .329 -10.8972 31.5186
mg/kg BB
senyawa uji dosis
101,25 mg/kg BB -1.66667 10.41168 .874 -22.8746 19.5412

senya uji dosis 30 kontrol karagenin


mg/kg BB 36.75141(*) 10.41168 .001 15.5435 57.9593

kontrol akuades
33.58757(*) 10.41168 .003 12.3797 54.7955

kontrol CMC Na
31.86441(*) 10.41168 .004 10.6565 53.0723

kontrol Na Diklofenak
-16.61017 10.41168 .120 -37.8181 4.5977

senyawa uji dosis 45


-5.79096 10.41168 .582 -26.9989 15.4169
mg/kg BB
senyawa uji dosis 67,5
-6.29944 10.41168 .549 -27.5073 14.9085
mg/kg BB
senyawa uji dosis
-18.27684 10.41168 .089 -39.4847 2.9311
101,25 mg/kg BB
senyawa uji dosis kontrol karagenin
42.54237(*) 10.41168 .000 21.3345 63.7503
45 mg/kg BB
kontrol akuades 39.37853(*) 10.41168 .001 18.1706 60.5864
kontrol CMC Na
37.65537(*) 10.41168 .001 16.4475 58.8633
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kontrol Na Diklofenak
-10.81921 10.41168 .307 -32.0271 10.3887

senya uji dosis 30


mg/kg BB 5.79096 10.41168 .582 -15.4169 26.9989

senyawa uji dosis 67,5


-.50847 10.41168 .961 -21.7164 20.6994
mg/kg BB
senyawa uji dosis
-12.48588 10.41168 .239 -33.6938 8.7220
101,25 mg/kg BB
senyawa uji dosis kontrol karagenin
43.05085(*) 10.41168 .000 21.8429 64.2588
67,5 mg/kg BB
kontrol akuades
39.88701(*) 10.41168 .001 18.6791 61.0949
kontrol CMC Na
38.16384(*) 10.41168 .001 16.9559 59.3717

kontrol Na Diklofenak -10.31073 10.41168 .329 -31.5186 10.8972


senya uji dosis 30
mg/kg BB 6.29944 10.41168 .549 -14.9085 27.5073

senyawa uji dosis 45


mg/kg BB .50847 10.41168 .961 -20.6994 21.7164

senyawa uji dosis


-11.97740 10.41168 .259 -33.1853 9.2305
101,25 mg/kg BB
senyawa uji dosis kontrol karagenin
55.02825(*) 10.41168 .000 33.8203 76.2362
101,25 mg/kg BB
kontrol akuades
51.86441(*) 10.41168 .000 30.6565 73.0723
kontrol CMC Na
50.14124(*) 10.41168 .000 28.9333 71.3491
kontrol Na Diklofenak
1.66667 10.41168 .874 -19.5412 22.8746

senya uji dosis 30


mg/kg BB 18.27684 10.41168 .089 -2.9311 39.4847

senyawa uji dosis 45


mg/kg BB 12.48588 10.41168 .239 -8.7220 33.6938

senyawa uji dosis 67,5


mg/kg BB 11.97740 10.41168 .259 -9.2305 33.1853

* The mean difference is significant at the .05 level.


72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Homogeneous Subsets

daya_antiinflamasi

Tukey HSD
Subset for alpha = .05
perlakuan N 1 2
kontrol karagenin 5 -,0565
kontrol akuades 5 3,1073
kontrol CMC Na 5 4,8305
senya uji dosis 30
mg/kg BB 5 36,6949
senyawa uji dosis 45
mg/kg BB 5 42,4859
senyawa uji dosis 67,5
mg/kg BB 5 42,9944
kontrol Na Diklofenak 5 53,3051
senyawa uji dosis
101,25 mg/kg BB 5 54,9718

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12.Tabel data potensi relatif potensi relatif daya antiinflamasi senyawa
2,5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-siklopentanon terhadap natrium
diklofenak

Kelompok Potensi relatif


(%)

Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
70,72
siklopentanon dosis 30 mg/kg BB
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
81,90
siklopentanon dosis 45 mg/kg BB
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
82,87
siklopentanon dosis 67,5 mg/kg BB
Senyawa 2, 5-bis-(4’metoksi-benzilidin)-
105,96
siklopentanon dosis 101,25 mg/kg BB

Lampiran 13. Contoh cara perhitungan potensi daya antiinflamasi (dalam %)

Rbs
Potensi relatif daya antiinflamasi (dalam %) = x 100 %
Rnd

Keterangan :
Rbs = daya antiinflamasi (dalam %) kelompok perlakuan senyawa 2,5-bis-
(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon
Rnd = daya antiinflamasi (dalam %) kelompok natrium diklofenak

Contoh perhitungan :
Peringkat dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis 30
mg/kgBB
36,69
Potensi relatif = X 100%
53,31
= 70,72 %
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul Aktivitas

Antiinflamasi Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon pada Mencit Betina

Galur Swiss dengan Metode Langford

Termodifikasi bernama lengkap Theresia Sri

Widiyastuti, dilahirkan di Surakarta pada tanggal 31

Agustus 1986 merupakan putri dari pasangan

Yohanes Murtjito, B.Sc. dan Maria Sri Wikani, B.Sc. Penulis pernah menempuh

pendidikan di TK Dharma Wanita Trosemi II, Gatak, Sukoharjo, Jateng (1990-

1992), kemudian melanjutkan pendidikan di SD Negeri Trosemi I, Gatak,

Sukoharjo, Jateng (1992-1998), SMP Negeri 1 Gatak, Sukoharjo, Jateng (1998-

2001), SMA Negeri 1 Kartasura, Sukoharjo, Jateng (2001-2004), dan penulis

melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta (2004-2008). Selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma

penulis pernah mengikuti beberapa kegiatan seperti PSF (Paduan Suara Fakultas)

sebagai pengisi acara pada pelepasan mahasiswa S1 Fakultas Farmasi, Pos

Kesehatan Kotabaru, dan Pengobatan Gratis.

Anda mungkin juga menyukai