net/publication/298374757
CITATIONS READS
0 4,019
2 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Destria Indah Sari on 16 March 2016.
INTISARI
Glutation tereduksi (GSH) adalah “master antioxidant”, antioksidan yang melindungi sel
terhadap stres oksidatif. GSH merupakan tripeptida yang tersusun atas asam amino sistein, asam
glutamat, dan glisin. Krim tipe air dalam minyak (A/M) membuat GSH yang bersifat hidrofilik lebih
mudah lepas dari krim. Salah satu bahan yang digunakan dalam sediaan krim adalah cera alba
yang berfungsi sebagai peningkat konsistensi. Cera alba membuat krim bertahan lama di kulit dan
memberikan proteksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi cera alba yang
menghasilkan pelepasan paling besar dan efektivitas antioksidan paling besar dari GSH dalam
sediaan krim tipe A/M. Variasi konsentrasi cera alba untuk masing-masing formula sebesar 5%,
10% dan 15%. Uji pelepasan GSH secara in vitro selama 4 jam. Area Under Curve (AUC)
digunakan sebagai parameter kuantitatif dari uji pelepasan secara in vitro. Efektivitas antioksidan
dari sediaan krim GSH tipe A/M diuji secara in vitro menggunakan metode DPPH. Berdasarkan
analisis statistik (P>0,05), menunjukkan perbedaan konsentrasi cera alba tidak memberikan
pengaruh signifikan terhadap pelepasan dari GSH. Konsentrasi cera alba sebesar 5%
menghasilkan pelepasan paling besar dan efektivitas antioksidan paling besar dari GSH.
Kata Kunci : Glutation, cera alba, pelepasan obat, uji antioksidan DPPH
ABSTRACT
Most of the disease preceded by excessive oxidation reactions in the body, excessive
oxidation leads to oxidative stress. Reduced Glutathione (GSH) is “Master Antioxidant”, protects
cells against oxidative stress. GSH is tripeptide composed of the amino acids cysteine, glutamic
acid, and glycine. GSH is a hydrophilic drug, water in oil (W/O) cream used to improve the release
of hydrophilic drug. One of the ingredients that used in the cream is cera alba as stiffening agent.
Cera alba make the cream long lasting on the skin and give protection. The objectives of this
research was to determine concentration of cera alba which produces the highest release and the
highest antioxidant efectivity of GSH in W/O cream. The variation of concentration of cera alba for
each formula are 5%, 10% and 15%. In vitro release of GSH was performed for 4 hours. Area
Under Curve (AUC) used as a quantitative parameter of release in vitro. Antioxidant efectivity of
GSH in W/O cream examined using DPPH. Based on statistical analysis (P>0.05), different
concentration of cera alba does not has significant influence on the release of GSH. Five percents
concentration of cera alba was yield the highest released and the highest antioxidant efectivity of
GSH.
Sediaan GSH yang terdapat di pasaran parafin cair merupakan bahan yang tidak berbau dan
berupa injeksi dan oral. Sediaan injeksi ini dapat bentuknya tidak padat, sehingga sediaan lebih
bekerja lebih cepat, tetapi permasalahan yang sering nyaman dan lebih mudah saat digunakan. Fase
terjadi adalah menyebabkan rasa sakit saat minyak dapat terpenuhi dengan adanya parafin cair
penyuntikan serta diperlukan tenaga ahli dalam karena rentang konsentrasi parafin cair yang dapat
penggunaan. Suplemen GSH dalam bentuk oral digunakan cukup besar.
tidak memberikan hasil yang signifikan terhadap Penambahan cera alba pada sediaan krim
stres oksidatif. Pemberian secara oral selama 2-4 dapat menyebabkan krim memiliki sifat fisik yang
minggu memberikan efek samping terhadap baik, konsistensi sediaan krim tidak terlalu encer
partisipan diantaranya seperti perut kembung dan sehingga lebih nyaman dan lebih mudah saat
diare, serta kenaikan berat badan (Allen & Bradley, digunakan. Selain itu cera alba membuat sediaan
2011). Bentuk sediaan lain yang dapat digunakan krim dapat melekat lama di kulit, tidak mudah hilang
selain injeksi dan oral yaitu sediaan topikal. Menurut oleh air dan keringat, serta memberikan proteksi
Burgess (2005) pencegahan proses radikal bebas pada kulit (Fitriana, 2009). Cera alba merupakan
secara topikal dapat dilakukan dengan penggunaan bahan yang dapat meningkatkan viskositas sediaan,
antioksidan yang terkandung dalam sediaan kerusakan sediaan krim dapat dicegah dengan
kosmetik yaitu krim. Berdasarkan hal tersebut maka penambahan bahan peningkat viskositas. Semakin
pada penelitian kali ini sediaan yang dibuat adalah tinggi viskositas dari suatu sediaan, semakin rendah
sediaan topikal dalam bentuk krim. Bentuk sediaan terjadinya kerusakan sediaan krim (Iswanto, 2009).
krim memiliki beberapa keuntungan yaitu tidak Konsentrasi cera alba yang digunakan bervariasi
lengket dan mudah menyebar rata (Fatmawaty et al, yaitu 5%, 10% dan 15%. Penggunaan cera alba
2012). menyebabkan viskositas dari sediaan meningkat,
Tipe krim yang dibuat adalah tipe air dalam sehingga dapat mempengaruhi pelepasan dan
minyak (A/M), krim tipe A/M dibuat dengan efektivitas dari zat aktif. Zat aktif dalam suatu
mendispersikan komponen air ke dalam komponen sediaan topikal yang digunakan terlebih dahulu
minyak. Krim tipe A/M sifatnya sukar dicuci dengan harus lepas dari pembawa sebelum mencapai efek
air tetapi penyebarannya lebih baik dan memiliki farmakologis obat (Suardi et al, 2008). Apabila
waktu kontak yang lama pada kulit (Fatmawaty et al, bahan obat tidak dapat dilepaskan dari pembawa,
2012). Menurut Lucida et al (2008), zat yang bersifat maka obat tersebut tidak dapat bekerja secara efektif
hidrofilik akan memiliki afinitas yang kecil terhadap (Astuti et al, 2007). Efektivitas suatu senyawa yang
basis tipe A/M sehingga lebih mudah untuk lepas memiliki kemampuan sebagai antioksidan dapat
dari basis tipe A/M. GSH bersifat hidrofilik sehingga diketahui melalui aktivitas atau kemampuan
lebih mudah lepas dari basis dengan tipe A/M. penghambatan proses oksidasi oleh senyawa
Fase minyak yang ditambahkan lebih besar antioksidan tersebut (Aryudhani, 2007). DPPH dipilih
dari fase air akan membentuk krim tipe A/M, karena sebagai metode untuk penentuan aktivitas
jika volume fase minyak yang digunakan dalam krim antioksidan, didasarkan pada beberapa keunggulan,
lebih kecil dari fase air, maka akan membentuk diantaranya mudah, sederhana, cepat, sensitif, dan
emulsi tipe minyak dalam air (M/A) (Pakki et al, hanya membutuhkan sedikit sampel (Koleva et al.
2009). Fase minyak yang digunakan pada penelitian 2002). Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh
ini adalah vaselin dan parafin cair, bahan tersebut dari variasi konsentrasi cera alba terhadap
ditambahkan untuk memenuhi bagian fase minyak pelepasan dan efektivitas GSH sebagai antioksidan
agar dapat terbentuk krim tipe A/M. Vaselin dan dalam sediaan krim tipe A/M.
Organoleptis
(Cholisoh dan Utami, 2008)
Krim diamati secara visual terhadap warna,
bau, konsistensi yang dihasilkan.
Prosen inhibisi yang diperoleh dibuat hubungan linier
terhadap seri konsentrasi, kemudian ditentukan
konsentrasi yang menyebabkan peredaman 50%