1. TEORI DASAR
Penyemenan suatu sumur merupakan salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya
dalam suatu operasi pemboran. Berhasil atau tidaknya suatu pemboran, salah satu
diantaranya adalah tergantung dari berhasil atau tidaknya penyemenan sumur
tersebut.
Penyemenan sumur secara integral, merupakan salah satu aspek yang sangat
penting dalam suatu operasi pemboran, baik sumur minyak maupun gas. Semen
ter-sebut digunakan untuk melekatkan rangkaian pipa selubung dan mengisolasi
zona produksi serta mengantisipasi adanya berbagai masalah pemboran.
Perencanaan penyemenan meliputi :
• Perkiraan kondisi sumur (ukuran, tem-peratur, tekanan, dsb.)
• Penilaian terhadap sifat lumpur pem-boran
• Pembuatan suspensi semen (slurry de-sign)
• Teknik penempatan
• Pemilihan peralatan, seperti centralizers, scratchers, dan float equipment
Program perencanaan penyemenan secara tepat, merupakan hal pokok yang akan
mendukung suksesnya operasi pemboran.
Pada dasarnya operasi penyemenan bertujuan untuk :
1. Melekatkan pipa selubung pada dinding lubang sumur,
2. Melindungi pipa selubung dari masalah-masalah mekanis sewaktu operasi
pem-boran (seperti getaran),
3. Melindungi pipa selubung dari fluida formasi yang bersifat korosi, dan
4. Memisahkan zona yang satu terhadap zona yang lain dibelakang pipa selu-
bung.
Komponen utama semen Portland diperlihatkan oleh Tabel 7-1. Dari tabel
tersebut dapat dilihat bahwa C3S dan C2S merupakan komponen utama. C3S
memiliki laju hidrasi yang paling tinggi dan berpengaruh pada sifat ketahanan
semen secara keseluruhan. C2S merupakan komponen yang tidak begitu reaktif
dan berpengaruh pada peningkatan kekuatan semen secara bertahap. C3 A
berpengaruh pada pengerasan awal karena sifat hidrasinya yang cepat. C4AF
hampir sama dengan C3A akan tetapi sangat tergantung pada temperatur dan
persentase additif.
Tabel 1.
Komposisi Kimiawi Komponen Penyusun Semen
• Additiv khusus
zat tambahan ini digunakan untuk mengatur karakteristik semen, seperti
tickening time, densitas dan compressive strengths.
• Air
air merupakan bagian yang penting dalam penyemenan, sehingga sample
semen dan air harus ditest sebelum digunakan dalam penyemenan yang
sebenarnya.
Tabel 2
Komposisi Semen berdasarkan Standar API
Tabel 3.
Sifat Semen berdasarkan Standar API
Cement Mix Water, Slurry Density, Slurry Approx Thicke- 24-hr Comp
Class gal/sack lb'gal Yield, ning Time, Strength,
o
cu-ft/sack 113 F, hr 110 o F, psi
A 5,2 15,6 1,18 2½ 4000
C 6,3 14,8 1,32 1¾ 2700
G 5,0 15,8 1,15 1¾ 3000
H 4,3 16,5 1,05 2 3700
• Squeeze Cementing
Untuk menyempurnakan dan menutup rongga-rongga yang masih ada
setelah primary cementing, dapat dilakukan squeeze cementing.
Aplikasi pokok untuk squeeze cementing antara lain adalah :
1. Menyempurnakan primary cementing ataupun untuk perbaikan terhadap hasil
penyemenan yang rusak.
2. Mengurangi water-oil ratio, gas-oil ratio dan water-gas ratio
3. Menutup kembali zona produksi yang diperforasi apabila pemboran
mengalami kegagalan dalam mendapatkan minyak.
4. Memperbaiki kebocoran pada pipa selubung
5. Menghentikan lost circulation yang terjadi pada saat pemboran berlangsung
Pertimbangan yang paling penting dalam operasi squeeze cementing adalah
teknik penempatan dan pembuatan suspensi semen yang akan digunakan.
Squeeze cementing juga dapat digunakan untuk menurunkan ratio fluida
produksi. Volume gas yang besar memungkinkan untuk terjadinya pengurangan
tekanan reservoir lebih cepat, bersamaan dengan pembentukan harga pemisah
yang berlebih pada fasilitas produksi permukaan oleh volume air yang besar.
Bagian perforasi tertentu mungkin harus ditutup dengan pemompaan suspensi
semen, sehingga volume gas dan air dapat dikurangi dengan penyemenan
dibagian atas dan bawah perforasi secara berurutan
Lost circulation seringkali dapat diatasi dengan squeeze cementing, dengan
catatan proses penyemenan harus sesuai dengan jenis lost circulation yang
terjadi.
Ada empat metode squeeze cementing yang saat ini digunakan, yaitu
bradenhead methods, packer squeeze methods, balanced plug methods, dan
dump bailer methods.
a. Bradenhead Method
Dalam metode ini drill pipe diturunkan hingga berada tepat diatas perforasi
(atau zona) yang akan mendapatkan squeezed off. Kemudian semen
ditempatkan guna menutupi zona tersebut. Pipe rams lalu ditutup dan
diterapkan tekanan hasil perhitungan dari permukaan guna melakukan
squeeze off terhadap perforasi tersebut.
b. Packer Squeeze Method
Pada metode ini retrievable packer atau retainer packer diturunkan hingga
berada tepat diatas zoana yang akan di sqieezed off. Retrievable packer,
ditempatkan pada pipa bor. Retainer packer dijalankan dengan wire line dan
diset dengan special setting kit. Jika volume total semen telah di squeezed
off, maka semen berlebih harus dipompakan agar kembali sehingga tidak
akan menyemen pipa bor.
c. Hesitation Squeeze
Metode ini secara khusus digunakan pada zona dengan permeabilitas rendah.
Sebuah pipa bor digunakan dalam menempatkan semen sepanjang zone of
interest dan bubur semen dipompa dan dihesitasi.
d. Plugging-back Operation
Operasi ini meliputi penempatan cemen plug sepanjang zona yang akan di
plug off.
Plug semen digunakan untuk :
• Meninggalkan lower depleted zones.
• Plug off atau meninggalkan seluruh sumur atau sebagian dari sebuah open
hole.
• Memberikan kick of point untuk operasi side track drilling.
• Menutup zona lost circulation pada open hole.
e. Balanced Plug Method
Pada metode ini hanya digunakan pipa bor. Pre-flush dipompakan sebelum
semen dan lalu diikuti oleh fluida pembatas (spacer).
Prinsipnya adalah menempatkan kolom semen pada pipa bor yang tingginya
harus sama dengan yang terdapat pada annulus.