Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kimia Darah.”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi tata bahasa ataupun susunan kalimat. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima
segala sara dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang “Kimia Darah” dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun,
Kelompok 1
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................I
DAFTAR ISI................................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................................4
3.1. Simpulan...................................................................................................................................16
3.2. Saran........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................17
II
BAB I PENDAHULUAN
Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap darah, uin, sputum (ludah
dan dahak), cairan otak, ginjal, sekret-sekret yang dikelurakan. Pemeriksaan laboratorium
yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat digunakan darah, urin, atau cairan tubuh lain.
Terdapat banyak pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji fungsi
hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi pankreas, elektrolit dan dapat pula
dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu menegakan diagnosis anemi
(Anonim, 2012).
Pemeriksaan lemak darah meliputi kadar kolesterol toral, trigliserida, HDL, dan LDL
kolesterol. Pemeriksaan tersebut terutama dilakukan pada pasien yang memiliki kelainan
pada pembuluh darah seperti pasien dengan kelainan pembuluh darah otak, penyumbatan
pembuluh darah jantung, pasien dengan diabetes milletus (DM) dan hipertensi serta pasien
dengan keluarga yang menunjukan peningkatan kadar lemak darah. Untuk pemeriksaan
lemak darah ini, sebaiknya berpuasa selama 12-14 jam. Bila pada pemeriksaan kimia darah,
serum yang diperoleh sangat keruh karena peningkatan kadar trigliserida sebaiknay
pemeriksaan diulang setelah berpuasa > 14 jam untuk mengurangi kekeruhan yang ada.
Untuk pemeriksaan kolesterol total, kolesterol HDL dan kolesterol LDL tidak perlu berpuasa.
Selain itu dikenal pemerikasaan lipoprotein bila meningkat dapat merupakan faktor resiko
terjadinya penyakit jantung koroner (Anonim, 2012).
Maksud percobaan adalah untuk mengetahui kelainan pada darah dengan bertujuan
untuk mengetahui unsur-unsur yang ada di dalam darah atau komponen-komponen darah.
Prinsip percobaan adalah berdasarkan alat strip yang digunakan kemudian diteteskan
darah yang tersedia dan di baca pada alat glukometer.
1
1.2. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami dan
mengaplikasikan dalam laboratorium kimia darah.
2. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu memahami konsep dasar kimia darah.
2) Mahasiswa mampu memahami tujuan pemeriksaan kimia darah.
3) Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan SOP ( standard operational
procedur) dalam pemeriksaan kimia darah.
4) Mahasiswa mampu memahami implikasi keperawatan dalam pemeriksaan kimia
darah.
Berdasarkan latar belakang di atas, Kami memberikan identifikasi masalah yang akan
dijadikan bahan pembuatan makalah sebagai berikut:
Banyaknya mahasiswa keperawatan yang belum memahami pemeriksaan kimia darah.
Adapun manfaat dari makalah ini , agar mahasiswa keperawatan mampu menerapkan
pemeriksaan kimia darah sesuai dengan SOP yang ada.
Metode penulisan makalah ini dengan cara berdiskusi kelompok. Pengkajian materi di
dapatkan melalui buku referensi dan media internet yang sesuai dengan materi terkait. Dari
sumber yang Kami dapatkan, kemudian Kami analisa di dalam kelompok.
2
1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari III BAB utama. BAB I yaitu pendahuluan
yang berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, identifikasi masalah, rumusan masalah,
manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II yaitu pembahasan,
yang berisi tentang konsep dasar kimia darah, tujuan pemeriksaan, SOP pemeriksaan kimia
darah, dan Implikasi keperawatan dalam pemeriksaan kimia darah. Dan yang terakhir, BAB III
yaitu penutup yang berisi tentang simpulan dan saran.
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibuthkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau
hemato yang berasala dari bahasa Yunani “haima” yang berarti darah.
B. Kimia
Kimia adalah cabang dari ilmu fisik yang mempelajari tentang susunan struktur, sifat,
dan perubahan materi. Ilmu kimia meliputi topik-topik seperti sifat-sifat umum dari atom,
cara atom membentuk ikatan kimia untuk menghasilkan senyawa kimia, iteraksi zat-zat
melalui gaya antar molekul yang menghaslkan sifat-sifat umum dari materi dan interaksi
antar gaya zat melalui reaksi kimia untuk membentuk zat-zat yang berbeda.
Kimia kadang-kadang disebut sebagai ilmu pengetahuan pusat karena menjembatani
ilmu-ilmu pengetahuan alam, termasuk fisika, geologi dan biologi.
C. Kimia Darah
Tes kimia adalah tes darah yang mengukur tingkat beberapa zat dalam darah (seperti
elektrolit). Tes kimia akan menunjukkan kesehatan umum seseorang, membantu melihat
masalah-masalah tertentu, dan mencari tahu apakah pengobatan ntuk masalah spesifik
yang sedang seseorang alami bekerja dengan baik.
D. Komponen Pemeriksaan Dalam Kimia Darah
1. Glukosa Darah
Glukosa adalah bahan bakar karbohidrat utama yang ditemukan dalam darah,
dan bagi banyak organ tubuh, glukosa merupakan bahan bakar primer. Glukosa
diangkut dalam plasma menuju seluruh bagian tubuh. Pada beberapa daerah di
tubuh, glukosa ditarik menyeberangi bantalan kapiler ( capillary beds) dan langsung
digunakan sebagai sumber energi. Pada daerah-daerah lain, glukosa diambil dan
disimpan sebagai glikogen atau dikonversi menjadi senyawa-senyawa intermedict
berenergi tinggi semacam asam lemak (Geoge H. Fried, 2005).
4
Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar gula darah dianjurkan dilakukan
setiap tahun bagi mereka yang berusia di atas 45 tahun. Lebih awal lagi bagi wanita
dengan faktor resiko tinggi, misalnya yang memiliki riwayat keluarga penderita
diabetes dan pengidap kelebihan berat badan (Lanny Sustrani, 2006).
Setelah makan makanan tinggi karbohidrat, kadar glukosa darah meningkat
dari kadar puasa sekitar 80-100 mg/dL (~5 mM) ke kadar sekitar 120-140 mg/dL
(8mM) dalam periode 30 menit sampai 1 jam. Konsentrasi glukosa dalam darah
kemudian mulai menurun, kembali kerentang puasa dalam waktu sekitar 2 jam
setelah makan. Harus dicurigai adanya diabetes milletus (DM) apabila kadar glukosa
plasma vena yang diambil tanpa memandang kapan saat makan terakhir (sampel
“acak/sewaktu” glikosa darah) “jelas meningkat” (yaitu ≥ 200 mg/dL), terutama pada
penderita yang memperhatikan tanda dan gejala klasik dari hiperglikemia kronik
(polidipsia, poliuria, penglihatan kabur, nyeri kepala, penurunan berat badan yang
cepat, kadang-kadang disertai mual dan muntah). Untuk memastikan diagnosis
tersebut, penderita berpuasa satu malam (10-16 jam), dan pengukuran gula darah
harus diulang. Nilai yang berkurang dari 115 mg/dL dianggap normal. Nilai yang lebih
besar daripada 140 mg/dL mengisyaratkan diabetes milletus (DM). Harus dilakukan
pengukuran hemoglobin terglikosilasi untuk menentukan tingkat hiperglikemia selama
4-8 minggu terakhir. Nilai glukosa darah antara 115 mg/dL dan 140 mg/dL adalah
perbatasan (borderline), dan harus dilakukan pemeriksaan lebih lanut untuk
menentukan apakah individu ini mengidap gangguan toleransi glukosa (GTG) atau
diabetes milletus (Marks Dawn B, 2000).
2. Kolesterol total
Kolesterol merupakan molekul yang amfifilik karena memiliki gugus hidroksil
yang bersifat polar, tetapi memberikan sifat yang lebih kaku pada membran sel
daripada lipid membran yang lainnya, kolesterol sendiri tidak larut dalam darah, untuk
itu perlu berikatan dengan pengangkutnya yaitu lipoprotein, yaitu low-density
lipoprotein (LDL) atau dikenal dengan lemak “jahat” dan high-density lipoprotein
(HDL) yang dikenal dengan lemak ”baik”. Kolesteril merupakan molekul yang penting
dalam menentukan membran. Selain itu, kolesterol juga bermanfaat sebagai
prekursor dari metabolisme hormon steroid, yaitu suatu substansi yang mengatur
berbagai macam fungsi fisiologis, misalnya perkembangan seksual dan metabolisma
karbohidrat. Berdasarkan penjabaran tersebut diketahui bahwa kolesterol memiliki
peran penting bagi makhluk hidup. Meskipun demikian, kadar kolesterol yang terdapat
5
pada darah harus dalam jumlah yang tepat. Kolesterol dalam darah tidak boleh
berada dalam jumlah/kadar yang tinggi, karena ini dapat menyebabkan penyakit
hiperkolesterolimia, atau lebih dikenal oleh masyarakat dengan penyakit kolesterol
tinggi. Orang yang memiliki kadar kolesterol terlalu tinggi pada darah memiliki resiko
yang tinggi terkena penyakit jantung koroner maupun stroke. Lipoprotein merupakan
ikatan dari beberapa kolesterol. Kolesterol bersifat tidak larut dalam air sehingga
diperlukan suatu alat transportasi untuk beredar dalam darah yaitu apoprotein yang
merupakan salah sau jenis protein. Kolesterol akan membentuk kompleks dengan
apoprotein sehingga membentuk suatu ikatan yang disebut lipoprotein.
Lipoprotein ini dibagi menjadi 4 jenis :
a. Kilomikron : komponen utamanya adalah trigliserida (85-90%) dan kolesterolnya
hanya 6%. Fungsinya mentransfer lemak dari usus dan tidak berpengaruh dalam
proses arteriosklirosis.
b. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) : Pre Beta Lipoprotein, terdiri dari protein (8-
10%) dan kolesteril (19%) dibentuk di hati dan sebagian di usus. Fungsinya
mengangkut triasil-gliserol.
c. LDL (Low Density Lipoprotein) : Beta Lipoprotein, terdiri dari protein 20% dan
kolesterol 45%. Fungsinya mentransfer kolesterol dalam darah ke jaringan perifer
dan memegang peranan mentransfer fosfolipid membran sel, dibutuhkan untuk
pembentukan hati dari sisa-sisa VLDL, diambil oleh sel sasaran melalui
endositosis yang diperantarai reseptor.
d. HDL (High Density Lipoprotein) : Alpha Lipoprotein, disebut juga Alpha-1-
Lipoprotein dibentuk oleh sel hati dan usus. Fungsing mentraspot kolesterol dari
perifer ke hati dimana zat tersebut dimetabolisasi dan diekskresi (Anonim, 2013).
3. Trigleserida
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang dibawa dalam aliran darah dan
juga merupakan zat yang disimpan di dalam jaringan sebagai hasil dari konversi
sebagian besar jenis lemak di dalam tubuh. Trigliserida yang ada dalam darah
manusia tidak hanya berasal dari makanan dan minuman yang dikonsumsi,
melainkan juga dari hasil produksi yang dilakukan sendiri oleh tubuh sebagai sumber
energi.
Trigliserida merupakan hasil konversi kalori tidak terpakai dan disimpan untuk
menyediakan cadangan energi bagi tubuh. Hal tersebut menyebabkan seseorang
6
yang sering mengonsumsi kalori melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh tuubuhnya,
akan berisiko memiliki kadar trigliserida tinggi.
Semakin tinggi kadar trigliserida, maka resiko untuk terkena penyakit jantung
dan sindrom metabolik juga berhubungan dengan stroke. Kadar trigliserida dalam
tubuh bisa diketahui melalui tes darah. Berikut ini parameter kadar trigliserida yang
bisa digunakan sebagai acuan kesehatan.
7
nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi daripada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan
pada proses kronis didapat sebaliknya.
SGPT/ALT serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri,
secara semi otomatis atau otomatis. Nilai rujukan untuk SGPT/ALT pada laki-laki
adalah 0-50 U/L sedangkan untuk perempuan adalah 0-35 U/L.
6. Asam Urat
Pada manusia, asam urat adalah produk akhir metabolism purin. Purin
(adenine dan guanin) merupakan konstituen asam nukleat. Di dalam tubuh,
perputaran purin terjadi secara terus menerus seiring dengan sintesis dan penguraian
RNA dan DNA, sehingga walaupun tidak ada asupan purin, tetap terbentuk asam urat
dalam jumlah substansial. Asam urat disintesis terutama dalam hati, dalam suatu
reaksi yang dikatalisis oleh xantin oksidase (Sacher Ronald A, 2004).
Pemeriksaan laboratorim untuk memonitor kadar asam urat di dalam darah
dan urin. Pemeriksaan darah diperlukan untuk diagnosa gout, sedangkan
pemeriksaan urin untuk pria antara 2,1 sampai 8,5 mg/dL dan wanita 2,0 sampai 6,6
mg/dL. Bagi mereka yang lanjut usia, kadar tersebut sedikit lebih tinggi. Rata-rata
kadar normal asam urat adalah 3,0 sampai 7,0 mg/dL. Bila lebih dari 7,0 mg/dL dapat
menyebabkan serangan gout dan dianggap berlebihan. Dan, bila lebih dari 12 mg/dL
dapat menyebkan terjadinya batu ginjal (Lanny Sustrani, 2007).
7. Urea (Blood Ureum Nitrogen. BUN)
Urea adalah produk buangan dari hasil pencernaan protein makanan yang
dimakan. Protein mengandung nitrogen yang tidak bisa dicerna tubuh dan harus
dikeluarkan. Sebelum dikeluarkan, nitrogen akan diubah bentuknya menjadi urea atau
juga yang disebut sebagai nitrogen urea. Normalnya, urea akan disaring oleh ginjal
untuk kemudian dikeluarkan bersama urin.
Secara umum, kadar BUN yang normal adalah antara 7-20 mg/dL. Namun
kadar urea darah tiap orang bisa berbeda-beda, tergantung usia dan jenis kelamin:
Laki-laki dewasa : 8-20 mg/dL
Wanita dewasa : 6-20 mg/dL
Anak-anak : 5-18 mg/dL
Jika lebih atau kurang biasanya dokter akan menambahkan tes lainnya untuk
melihat gambaran kesehatan ginjal secara keseluruhan. Hasil nilai BUN ini akan
diperngaruhi oleh konsumsi protein, kondisi kehamilan, penuaan, dan juga obat-
obatan yang dikonsumsi.
8
8. Kreatinin
Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin. Kreatin sebagian besar
dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energi sebagai keratin
fosfat. Dalam sintesis ATP (Adenisin Tri Phospat) dari ADP (Adenosin Diphospat),
kreatin fosfat diubah benjadi kreatin dengan kataliasi enzim keratin kinase. Sejumlah
kecil proses kreatinin diubah secara irreversible menjadi kreatinin, yang dikeluarkan
dari sirkulasi oleh ginjal. Jumlaj kreatinin yang dihasilkan oleh seseorang setara
dengan masa otot rangka yang dimiliki (Sacher, 2004).
Kreatinin dalam darah meningkat apabila fungsi renal berkurang, bila
pengurangan fungsi ginjal terjadi lambat dan disampingnya massa otot juga menyusut
secara berangsur-angsur, maka ada kemungkinan kadar kreatinin dalam darah serum
tetap sama meskipun ekskresi per 24 jam kurang dari normal (Widman, 2009).
Kreatinin punya batasan normal yang sempit. Nilai batasan ini menunjukkan
semakin berkurangnya fungsi ginjal secara pasti. Terdapat ikatan yang jelas antara
bertambahnya nilai kreatinin dengan derajat kerusakan ginjal, sehingga diketahui
pada nilai berapa, perlu dilakukan tindakan cuci darah.
11
C. SOP Pemeriksaan Trigleserida
12
SOP PEMERIKSAAN KIMIA DARAH
(SGOT dan SGPT)
Pengertian Pemeriksaan fungsi hati dengan metode kinetik untuk mengukur aktivitas
ALAT
Tujuan Untuk mengetahui fungsi hati
Kebijakan Petugas Laboratorium
Alat dan 1. Mikropipet 50-100µ dan 1000µ
Bahan 2. Photometer
3. Tabung reaksi dan rak tabung
4. Blue tip dan Yellow tip
5. Serum
6. Reagen SGOT
Cara kerja Pipet ke dalam tabung
Reagen kerja 500 µ
Serum 50 µ
13
Hasil tes akan ditampilkan pada layar.
Alat dan Bahan:
1. Nesco multi check
2. Stik asam urat dan chip asam urat
3. Kapas alkohol dan kapas kering
4. Autocilik
5. Blood lancet
Speciment: darah kapiler
Cara kerja:
1. Pasang chip asam urat pada bagian atas GCU meter
2. Masukan strip asam urat pada lubang yang telah disediakan,
alat akan menampilakn simbol tetesan darah ( insert blood).
3. Letakan sisi strip pada tetesan darah sehingga darah masuk
pada strip
4. Layar akan menampilakan hasil pemeriksaan asam urat dalam
satuan mg/dL
Nilai normal:
Laki-laki : 3.4-7.2 mg/dL
Perempuan : 2.4-5.7 mg/dL
14
Cara kerja Pipet ke dalam tabung
Reagen kerja 1000 µ
Serum 100 µ
3.1. Simpulan
Tes kimia adalah tes darah yang mengukur tingkat beberapa zat dalam darah (seperti
elektrolit). Tes kimia akan menunjukkan kesehatan umum seseorang, membantu melihat
masalah-masalah tertentu, dan mencari tahu apakah pengobatan ntuk masalah spesifik yang
sedang seseorang alami bekerja dengan baik. Yang termasuk ke dalam tes kimia darah
adalah glukosa darah, kolesterol, trigliserida, SGOT, SGPT, Asam urat, BUN, dan Kreatinin.
3.2. Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca khususnya mahasiswa keperawatan dapat
memahami serta menambah wawasan tentang pemeriksaan kimia darah. Dan untuk perawat
diharapkan agar meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam pelaksanaan
pemeriksaan kimia darah.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
http://biomedika.co.id/v2/services/laboratoriym/33/pemeriksaan-kimia-klinik.html
Sacher, A Roland dan Richard A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: EGC
https://hellosehat.com/kesehatan/tes-kesehatan/kimia-darah/
https://www.alodokter.com/trigliserida.html
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/kadar-urea-darah-kerusakan-ginjal/
17