Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang “Mata Uang
Palsu”.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan dalam penulisannya karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

Nindi Anjarwaty Mohamad

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1

DAFTAR ISI........................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................3

1.1. PENDAHULUAN......................................................................................................................3

1.2. TUJUAN..................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................4

2.1.Definisi Uang................................................................................................................................4

2.2. Definisi Uang Palsu....................................................................................................................5

2.3. Faktor Beredarnya Uang palsu...................................................................................................5

2.4. Ciri-Ciri Uang palsu.....................................................................................................................6

2.5. Dampak negative Penggunaan Uang Palsu................................................................................9

BAB III PENUTUP............................................................................................................................11

3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. PENDAHULUAN

Uang bukan segalanya dalam hidup ini, namun tanpa uang kita tidak dapat meraih

segalanya kalimat tersebut tidak asing terdengar, terlebih seiring berjalannya waktu

semakin majunya peradaban, semakin besar kebutuhan manusia akan barang bernama

uang.

Manusia merupakan makhluk yang terpilih menjadi pemimpin dunia dikarenakan

kelebihannya yang tak dimiliki makhluk lain yaitu akal fikiran, oleh karena tersebut,

menghadapi kemajuan zaman dan meningkatnya kebutuhan manusia akan uang untuk

memenuhi kehidupannya maka manusia mulai memainkan akal dan kecerdasannya,

diantaranya dihadirkanlah uang palsu dikalangan umum. Maraknya kasus pemalsuan

uang akhir-akhir ini meresahkan masyarakat. Apalagi data menunjukan bahwa jumlah

peredaran uang palsu dari waktu ke waktu selalu mengalamai kenaikan. Peningkatan

jumlah peredaran uang palsu bisa di akibatkan oleh beberapa hal diantaranya adalah

motif ekonomi.

1.2. TUJUAN

Melihat fenomena yang terjadi saat ini,tujuan dari makalah saya mengenai

semaraknya peredaran uang palsu dikalangan masyarakat Indonesia yaitu

Menjelaskan faktor pemicu hadirnya uang palsu dikalangan masyarakat Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Definisi Uang

Uang dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai alat tukar atau

standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah

suatu negara baik berupa kertas, emas, perak atau pun logam yang dicetak dengan

bentuk dan gambar tertentu. Adapun uang dalam ekonomi tradisional

didefinisikan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tersebut

dapat berupa benda apapun dengan syarat dapat diterima oleh semua kalangan

masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Menurut ilmu ekonomi

modern sebagiaman yang telah disampaikan oleh D.H Robertson dalam bukunya

yang berjudul Money, disebutkan bahwa uang adalah sesuatu yang bisa diterima

dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang. Menurut R.G Thomas

dalam bukunya Our Modern Banking menjelaskan uang adalah sesuatu yang

tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian

barang-barang dan jasa tertentu serta kekayaan berharga lainnya serta untuk

pembayaran hutang piutang. Menurut A.C Pigou dalam bukunya The Veil Of

Money, yang dimaksud dengan uang adalah alat tukar Keberadaan uang

merupakan sebuah solusi agar transaksi dalam jual beli semakin mudah dan

efesien bila dibandingkan dengan proses barter, dan uang tersebut sangat cocok

untuk system ekonomi modern.

4
2.2. Definisi Uang Palsu

Kata Palsu secara bahasa dapat diartikan tiruan, tidak sah, curang dan tidak

jujur. Sehingga dapat difahami bahwa definisi dari uang palsu adalah uang tiruan

yang dibuat oleh pihak yang tidak berwenang untuk diedarkan atau telah

diedarkan, seakan-akan sebagai alat pembayaran yang sah.

2.3. Faktor Beredarnya Uang palsu

Dapat dipahami bahwa terdapat beberapa faktor yang memicu tersebarnya uang

palsu dikalangan masyarakat, diantaranya adalah :

1. Faktor Perekonomian

Faktor perekonomian ini merupakan titik awal pemicu tersebarnya uang palsu

dikalangan masyarakat. Mengingat semakin berkembangnya zaman, semakin

banyak pula masyarakata yang hidup di bahwah garis kemisikinan, serta

masyarakat yang berada pada tingkat pendidikan yang sangat rendah. Hal

tersebut menyebabkan masyarakat tidak memiliki pemahaman yang cakap dan

kuat tentang hukum, sehingga mereka melakukan pemalsuan uang serta

mengedarkan dikalangan masyarakat tanpa mengetahui dan memikirkan sebab

akibat dari hal tersebut. Lonjakan-lonjakan harga dan biaya kehidupan sehari-

hari dapat memicu pula peredaran uang palsu di masyarakat untuk mencari

keuntungan atau berbelanja kehidupan sehari-hari.

2. Faktor Teknologi Semakin maju dan canggihnya zaman yang dilalui manusia,

maka hal tersebut memudahkan manusia untuk melakukan pemalsuan-

pemalsuan terhadap barangbarang tertentu, diantaranya yaitu pemalsuan uang.

3. Faktor Lingkungan faktor ini juga mempengaruhi setiap orang untuk

melakukan upaya mengedarkan uang palsu. Orang yang bergaul dengan

penjahat, pasti akan terus berbuat jahat. Sedangkan orang yang tidak jahat,

5
namun hidup dilingkungan orang jahat, pasti akan terikut jahat dan akan

melakukan kejahatan, salah satunya mengedarkan uang palsu yang

sebagaimana diketahui bahwa tingkat peredaran uang yang di keluarkan oleh

Bank Indonesia sangat banyak dan sangat mudah untuk dipalsukan oleh

oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Dan pengaruh-pengaruh yang

ada di factor lingkungan ini sangatlah tidak terkontrol dengan benar, bahwa

akan menimbulkan pengaruh negative bagi setiap orang yang baru tinggal

dilingkungan tersebut dan berupaya untuk bergaul dengan sesamanya, yang

sesamanya itu adalah orang-orang yang berada dalam lingkungan yang jahat.

2.4. Ciri-Ciri Uang palsu

Untuk mengetahui apakah uang tersebut palsu atau asli, kita dapat

mengetehaui bahwa uang palsu memiliki karakteristik diantaranya :

a. Memiliki sindikat kerahasiaan yang sangat tingi agar tidak diketahiu oleh

pihak yang berwajib.

b. Memiliki modal yang besar dalam perencanaan, pembuatan s/d

pengedaranya.

c. Dinggunakan tenaga ahli dan peralatan berteknolagi caggih dalam

pembuatan uang palsu agar semirip mungkin dengan uang asli.

d. Dalam peredaranya wilayah dan wak tunya tidak dibatasi

e. Memiliki motif ekonomi yang dapat digunakan untuk tujuan politik dan

subversi.

f. Memanfaatkan suasana, situasi dan kondisi lingkungan serta kondisi

psikologi korban dalam pengedaranya.

Adapun kita memiliki 9 cara mudah agar kita dapat mengetahui uang palsu,

yaitu

6
a. Tanda Air - Pada kertas uang terdapat tanda air berupa gambar yang

dapat dilihat bila diterawang ke arah cahaya.

b. Benang Pengaman - Ditanam pada ketebalan kertas sehingga tampak

sebagai garis melintang dari atas ke bawah, dapat dibuat tidak

memendar maupun memendar dibawah sinar ultra violet dengan satu

warna ataupun beberapa warna.

c. Cetak Intaglio - Cetakan yang timbul dan akan tampak jika diraba.

d. Rectoverso - Pencetakan suatu ragam bentuk yang menghasilkan

cetakan pada bagian muka dan belakang beradu tepat (saling mengisi).

e. Optical Variable Ink - Hasil cetak mengkilap (glittering) yang berubah-

ubah warnanya bila dilihat dari sudut pandang berbeda.

f. Huruf Mikro - Pencetakan tulisan dalam ukuran mikro dan hanya dapat

dilihat dengan kaca pembesar.

g. Invisible Ink - Hasil cetak tidak kasat mata tetapi tampak lebih jelas

memendar di bawah sinar ultra violet.

h. Multilayer latent image/metal layer - Teknik cetak dimana dalam satu

bidang cetakan terlihat; lebih dari datu obyek gambar bila dilihat dari

sudut pandang berbeda.

i. Color Window/Clear window - Pada uang kertas terdapa bagian yang

terbuat dari plastik transparan berwarna/tidak berwarna.

7
8
2.5. Dampak negative Penggunaan Uang Palsu

Kejahatan peniruan dan pemalsuan mata uang dan uang kertas, yang kadang

disingkat dengan pemalsuan uang, adalah berupa penyerangan terhadap

kepentingan hukum atas kepercayaan terhadap uang sebagai alat pembayaran

yang sah. Sebagai alat pembayaran, kepercayaan terhadap uang harus dijamin.

Kejahatan ini diadakan berhubungan untuk melindungi masyarakat terhadap uang

sebagai alat pembayaran tersebut.

Dalam sistem hukum pidana kita, kejahatan terhadap mata uang dan uang

kertas adalah berupa kejahatan berat. Setidak-tidaknya ada 2 (dua) alasan yang

mendukung pernyataan itu, yakni:

1. Ancaman pidana maksimum pada kejahatan ini rata-rata berat. Ada 7

bentuk rumusan kejahatan mata uang dan uang kertas dalam Bab X buku II

KUHP, dua diantaranya diancam dengan pidana penjara maksimum 15

tahun (Pasal 244 dan 245), dua dengan pidana penjara maksimum 12 tahun

(Pasal 246 dan 247), satu dengan pidana penjara maksimum 6 tahun (Pasal

250). Selebihnya, diancam dengan pidana penjara maksimum 1 (satu)

tahun (Pasal 250bis) dan maksimum pidana penjara 4 bulan dua minggu

(Pasal 249).

2. Untuk kejahatan mengenai mata uang dan uang kertas berlaku asas

universaliteit, artinya hukum pidana Indonesia berlaku bagi setiap orang

yang melakukan kejahatan ini di luar wilayah Indonesia di manapun.

(Pasal 4 sub 2 KUHP). Mengadakan kejahatan-kejahatan yang oleh

Undang-undang ditentukan berlaku asas universaliteit bukan saja

berhubungan terhadap kepentingan hukum masyarakat Indonesia dan

kepentingan hukum negara RI, juga bagi kepentingan hukum masyarakat

9
internasional. Sebagai contoh hukum pidana Indonesia dapat digunakan

untuk menghukum seorang warga negara asing yang memalsukan uang

negaranya yang kemudian melarikan diri ke Indonesia, di mana negara

tersebut tidak mempunyai perjanjian mengenai ekstradisi dengan

Indonesia.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang tersebut dalam bab-bab diatas, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan dari pembahasan ini, yaitu :

a. Pemalsuan uang yang telah semarak dilakukan dikalangan masyarakat

Indonesia khususnya didasari atau dipicu faktor ekonomi,faktor teknologi,

serta faktor lingkungan.

b. Hendaknya masyarakat mulai mendalami dan memahami ciri-ciri uang

palsu, sehingga dapat meminimalisir kejahatan uang palsu.

c. Dampak negatif dari beredarnya uang palsu dampak bagi masyarakat,

dimana hilang rasa aman pada setiap transaksi keuangan yang terjadi

sehari-hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adami Chazawi, 2001, Kejahatan Terhadap Pemalsuan,P.T. Grafindo, Persada Jakarta.

Bank Indonesia, Materi Penataran: Ciri-Ciri Keaslian Uang, Yogyakarta

Barda Nawawi Arief, 2007,Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam

Penanggulangan Kejahatan. Penerbit PrenadaMedia Group. Jakarta.

Hendra Aringking, 2015,Pemalsuan uang rupiah sebagai tindak Pidana menurut uu no. 7

tahun 2011 Tentang mata uang.Yogyakarta

Weatherford, Jack terj. Noor Cholis, 2005, Sejarah Uang, , Bentang Pustaka, Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai