MENGELOLA USAHA
Oleh:
Margunani
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
Kata Pengantar
Margunani
DASAR HUKUM
1. UU no. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan
2. UU no 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
3. UU No 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
4. Peraturan Daerah Kota Semarang No 13 tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan BPPT Kota Semarang
5. Peraturan menteri perindustrian dan perdagangan RI 37/M-DAG/Per/9/2007
tentang Penyelenggaraan Wajib Daftar Perusahaan
6. Keputusan Walikota Semarang No.875.1/57 Thn 2009 tentang
Pendelegasian Wewenang penandatanganan perijinan dan non perijinan
kepada Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang
Perizinan Perusahaan:
1. Pendirian PT. Perseroan Terbatas
2. Pendirian CV
3. Pendirian UD (Usaha Dagang)
4. Pendirian PMA - Perusahaan Modal Asing
5. SIUPP/SIUPAL
6. Keagenan/Distributor
7. UUG/HO (Undang - Undang Gangguan)
8. Izin Industri -TDI/IUI
9. NPIK (Nomor Pengenal Importir Khusus)
10. SRP/NIK Beacukai
11. IUT - Izin Usaha Tetap
12. Kitas - Tenaga Kerja Asing
13. IUJK/SIUJK
14. Merk Dagang, Hak Paten, Hak Cipta
15. Izin Postel
16. Pindah Alamat SRP/NIK Beacukai
17. PI (Importir Produsen) Prekursor Non Pharmasi
18. SIUP - Surat Izin Usaha Perdagangan
19. TDP - Tanda Daftar Perusahaan
20. Numpang Domisili Perusahaan
21. IT (Importir Terdaftar ) Produk Makanan Dan Minuman
22. Sertifikat Halal MUI
Modal kerja keseluruhan tercermin dalam harta lancar sebesar Rp.50 juta.
Modal kerja ini dibelanjai dengan kredit jangka pendek senilai Rp.20 juta sedang
sisanya dibelanjai dengan kredit jangka panjang dan atau dana pemilik sebesar
Rp.30 juta. Jumlah modal kerja inti ialah Rp.50 juta dikurangi Rp.20 juta =
Rp.30 juta.
Contoh:
PERUSAHAAN DAGANG "INDRA"
NERACA
Per 31 Desember 2015
Jumlah Modal Kerja konsep kualitatif: jumlah Aktiva Lancar dikurangi jumlah
hutang lancar.
Jumlah Aktiva Lancar ................................................... 60 juta
Jumlah Hutang Lancar …………………………………55 juta
Jumlah Modal Kerja ...................................................... 5 juta
2). Modal Kerja Variabel, yaitu Modal Kerja yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan keadaan Modal Kerja ini dibedakan antara:
a) Modal Kerja Musiman (seasonal working capital), yaitu Modal Kerja
yang berubah-ubah jumlahnya
disebabkan karena fluktuasi musim.
b) Modal Kerja Siklis (cyclical working capital), yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
c) Moda Kerja Darurat (emergency working capital), modal kerja yang
besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak
diketahui sebelumnya misalnya adanya pemogokan kerja, bencana alam,
perang dan lain sebagainya.
Penjualan kredit:
Kas 1 -------► Barang Dagangan --------► Piutang ------------- ► Kas 2
Pembelian Penjualan Pelunasan Piutang
Penjualan tunai:
Kas 1 --------------------- --► Barang ----------------------► Kas 2
Pembelian Penjualan / penerimaan uang
Upah Buruh
Kas 1 ---------► Barang Jadi ---------► Piutang ---------► Kas 2
Bahan-bahan
Dengan jumlah pengeluaran setiap hari, yang tetap tetapi dengan makin lama
periode perputaran, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan adalah semakin
besar. Demikian pula dengan periode perputaran yang tetap dengan makin besar
jumlah pengeluaran kas setiap hari maka kebutuhan modal kerja semain besar.
Apabila perusahaan hanya menjalankan usaha satu kali saja maka kebutuhan modal
kerja cukup sebesar modal kerja yang dikeluarkan selama satu periode perputaran
saja. Tetapi perusahaan didirikan tidak dimaksudkan untuk menjalankan usah satu
kali saja, melainkan untuk seterusnya dan dimana setiap hari ada aktivitas usaha.
Bagi perusahaan yang disebutkan terakhir ini dengan sendirinya kebutuhan modal
kerjanya tidak cukup hanya sebesar apa yang diperlukan selama satu periode
perputaran, melainkan sebesar jumlah pengeluaran setiap hari dikalikan dengan
periode perputarannya modal kerja tersebut.
Contoh :
Periode Perputaran:
Lama membeli bahan baku di pasaran …. ……………… 1 hari
Lamanya proses produksi ………………………………. 10 hari
Lamanya barang disimpan di gudang ………………… 5 hari
Lamanya jangka waktu penerimaan piutang (2 minggu) 14 hari
Periode perputaran atau periode terikatnya Modal kerja 30 hari
Pengeluaran setiap hari:
Bahan mentah ........................................................... Rp. 50.000,00
Bahan pembantu ...................................................... Rp. 10.000,00
Biaya tenaga kerja .................................................... Rp .35.000,00
Biaya Iain-lain …………………………………… Rp 5.000,00
Jumlah pengeluaran setiap hari ................................ Rp. 100.000,00
% potongan 360
Biaya = ----------------------- x ----------------------------------------
(100 - % potongan) (hr jatuh tempo - periode potongan)
Dengan syarat 2/10 net 30, karena tidak mengambil potongan dengan cara
membayar pada hari ke 30 adalah:Biaya = 2/98 x 365/20 =0,0204 =
2,04%
b. Karena dalam analisa kredit curent ratio dan acid test ratio merupakan
tolok ukur yang pokok, maka perusahaan perlu mencapai standar rasio
yang berlaku dalam jenis industrinya; hal ini penting dalam rangka
mempertahankan tingkat kelayakan kredit atau kepercayaan dari pihak
kreditur. Kepercayaan yang tinggi dari pihak lain akan memberikan
kesempatan bagi perusahaan untuk membeli barang-barang dengan
syarat perdagangan yang menguntungkan. Selain itu perusahaan juga akan
lebih dipercaya oleh bank atau lembaga kredit lainnya.
c. Jumlah kas yang memadai akan sangat berguna bagi perusahaan untuk
mengambil peluang bisnis sewaktu-waktu.
d. Perusahaan harus memiliki tingkat likuditas yg cukup untuk
menanggulangi keadaan darurat, sperti pemogokan, kebakaran/ serangan
dari pesaing melalui program kampanye pemasaran.
Contoh:
UD Dewangga menetapkan bahwa safety level of cash harus cukup untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran selama 7 hari. Pengeluaran kas rata-rata sehari berjumlah
Rp. 600.000,00.
b. Mempercepat Penagihan.
Bilamana keadaan memungkinkan pembayaran-pembayaran yang diterima
baik, berupa uang tunai, ataupun berupa cek dan giro sebaiknya disetorkan ke
bank tiap hari. Hendaknya diperhitungkan sekurang-kurangnya diperlukan
waktu satu hari untuk memproses cek dan giro yang diterima melalui lembaga
clearing. Cek dan giro yang belum disetorkan ke bank tidak dapat
diperhitungkan sebagai dana yang tidak dapat diperhitungkan sebagai dana yang
siap digunakan.
FC FC : ∑ Biaya tetap
------ P : Harga per unit
P-V V : Biaya variabel per unit
TVC : Total biaya variabel
TS : Total penjualan (Rp.)
FC
----------------------------
TVC
1 – ---- ----
TS
. TC
BEP
FC
VC
45o
Unit
a. Likuiditas.
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
finansial jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang sering digunakan adalah
current ratio, quick ratio (acid test ratio) dan cash ratio. Likuiditas adalah
berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi (Bambang Riyanto,
2001:25). Sedangkan menurut (Muslich, 2003:47) likuiditas menunjukkan
tingkat kemudah-an relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam
kas yang sedikit atau tanpa penurunan nilai, serta tingkat kepastian tentang
jumlah kas yang dapat diperoleh. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban
keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid,
dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada
waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun
aktiva lancar yang lebih besar daripada utang lancar atau utang jangka
pendeknya. Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid.
Menurut Munawir (1995:72) suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi
keuangan yang kuat apabila mampu: 1). Memenuhi kewajiban-kewajibannya
tepat waktunya, yaitu pada waktu ditagih (kewajiban keuangan terhadap pihak
extern). 2). Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal
(kewajiban keuangan intern). 3). Membayar bunga dan devidend yg dibutuhkan.
4). Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan.
Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 15
Rasio Likuiditas
Current Asset (Aktiva Lancar)
1). Current Ratio = ---------------------------------------------
Current Liabilities (Utang Jk Pendek)
Current Liabilities
2). Debt Structure Ratio = ------------------------------------------------
Total Liabilities Less Contingent Liabilities
b. Solvabilitas,
Solvabilitas menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
semua kewajiban finansiilnya jika perusahaan tersebut dilikuidasikan. Bila
perusahaan dilikuidasikan, apakah kekayaan yg dimiliki perusahaan tersebut
cukup untuk memenuhi atau menutup seluruh utang-utangnya. Tingkat
solvabilitas perusahaan dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan
membayar semua utang- utangnya. Cerminan solvabilitas perusahaan
dapat dilihat dari neracanya. Solvabilitas perusahaan diukur dengan
membandingkan aktiva di satu sisi dengan jumlah utang-utang di sisi lain.
Cara lain dikemukakan dapat berdasarkan pada perbandingan modal sendiri
sebagai kelebihan aktiva dari utang-utang dengan jumlah total utang,
solvabilitas perusahaan tidak menghitung intangible asset.
Total Liabilities
1) Leverage Ratio = ---- ------- ---------
Net Worth
∑ Assets (Lancar + Jk Menengah)
2). Ratio Jk Menengah = --------------------------------------------
∑ Utang Lancar + Utang Jk Menengah
Total Assets
3). Net Capital Ratio = ------------ ---------
Total Liabilities
c. Rentabilitas
Bambang Riyanto,2001: 35, menyatakan bahwa rentabilitas merupakan
kemampuan perusahaan memperoleh laba selama periode tertentu
(Laba/Modal)*100% dan bisa dilihat dari rentabilitas ekonomi dan
rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba
dengan total modal (modal sendiri dan modal asing), artinya kemapuan
perusahaan menghasilkan laba dengan seluruh modal yang dimiliki. Laba
yang diperhitungkan yaitu laba yang berasal dari operasi usaha, untuk usaha
Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 16
di luar operasi seperti pendapatan penyertaan pada investasi tidak diperhitung-
kan. Rentabilitas modal sendin (rentabilitas usaha) merupakan kemampuan
perusahaan bekerja dengan modal sendiri untuk menghasilkan laba. Laba
diperhitungkan setelah dikurangi untuk membelanjai bungan modal asing,
yang membandingkan dengan jumlah modal sendiri. Rasio mi digunakan
untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan
terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Masalah rentabilitas dalam
perusahaan lebih penting daripada masaJah laba, karena laba yang besar saja
belumlah merupakan ukuran perusahaan dapat bekerja dengan efisien. Efisien
baru dapat diketahui dengan memban-dingkan laba yang diperoleh dengan
kekayaan atau modal untuk menghasilkan laba tersebut, atau dengan
menghitung rentabilitas.
d. Leverage, rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana
yang disupply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang
diperoleh dari kreditur perusahaan. Rasio ini mempunyai beberapa implikasi,
pertama, para pemberi kredit akan melihat kepada modal sendiri untuk
melihat batas keamanan pemberian kredit. Kedua, dengan menggunakan
hutang, memberi dampak yang positif bagi pemilik, karena perusahaan
memperoleh dana tetapi pemilik tidak kehilangan kendali atas perusahaan.
Ketiga, apabila perusahaan mendapat keuntungan yang lebih besar dari
beban bunga, maka keuntungan bagi pemilik modal sendiri akan menjadi
lebih besar. Di dalam praktek rasio ini dihitung dengan dua cara. Pertama,
dengan memperhatikan data yang ada dineraca. Kedua, mengukur resiko
hutang dari laporan laba rugi, yaitu seberapa banyak beban tetap hutang bisa
ditutup oleh laba operasi.
C. MENGELOLA PRODUKSI
Manajemen produksi berkenaan dengan pengelolaan pilihan produksi
alternatif terkait dengan pilihan perusahaan dan sumberdaya. Berapa banyak
dan apa yang diproduksi serta mengkombinasikan sumberdaya secara optimal.
Manajemen produksi tidak hanya pengambilan keputusan tentang proses
produksi saja tetapi juga terkait dengan pertimbangan yang menyeluruh dari
pemenuhan mutu dan standar kualitas. Kegiatan produksi dan operasi merupakan
kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada
konsumen. Kegiatan perusahaan yang banyak melibatkan bagian karyawan bagian
proses dan mencakup jumlah terbesar dari asset perusahaan. Oleh karena itu,
kegiatan produksi dan operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.
Melalui kegiatan produksi dan operasi segala sumber daya masukkan perusahaan
diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran/output yang memiliki nilai tambah.
Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa.
Bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, produk ini selebihnya akan dijual
untuk memperoleh keuntungan dan sumber dana yang selanjutnya untuk
digunakan pada kegiatan operasi berikutnya. Produksi yaitu suatu kegiatan yang
menciptakan atau meningkatkan kegunaan suatu barang. Peningkatan atau
penambahan kegunaan suatu barang bisa melalui kegunaan tempat, kegunaan
waktu, kegunaan bentuk atau gabungan dari beberapa kegunaan tersebut. Untuk
perusahaan-perusahaan saat ini cenderung dapat menggabungkan beberapa
kegunaan sekaligus suatu barang, baik kegunaan waktu, tempat, maupun
Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 17
kegunaan bentuk. Hal ini diciptakan untuk dapat mengantisipasi kebutuhan
konsumen yang bersifat heterogen (berbeda-beda).
UKM jika tidak dikelola dengan benar dan hati-hati, merupakan usaha yang
rentan masuk dan keluar pasar oleh karena itu perlu memahami umumnya tahapan
daur hidup produk (product life cycle) usaha yang diawali oleh fase perkenalan,
pertumbuhan, kedewasaan dan penurunan. Masing-masing fase dan tahapan
tersebut perlu strategi pengelolaan agar sustainability UKM terjaga.
1. Tahap perkenalan.
Awal produk diperkenalkan atau dipasarkan, volume penjualannya relative
rendah, dan pertumbuhan penjualannya sangat lambat, tahap ini ditandai
dengan adanya biaya promosi dan distribusi yang tinggi, walaupun harga
perolehan tinggi tetapi belum ada laba, karena banyak biaya dikeluarkan untuk
pengenalan produk.
2. Tahap pertumbuhan.
Pada tahapan ini produk mulai diterima konsumen sehingga volume
penjualannya meningkat relative pesat. Tahap ini ditandai dengan masuknya
pesaing baru karena tertarik pada peluang pasar. Pesaing juga memperkenalkan
produk barunya yang akhirnya akan memperluas pasar. Di samping itu, harga
relatif tetap atau sedikit agak turun karena permintaan meningkat tajam. Biaya
produksi turun, sedang biaya promosi relative tetap atau sedikit naik karena
untuk mengantisipasi pesaing, laba meningkat karena biaya promosi turun
dengan volume penjualan meningkat lebih besar.
3. Tahap Kedewasaan.
Pada tahap ini ditandai dengan merosotnya penjualan secara drastis dalam
waktu lama. Laba yang diprediksikan semakin berkurang, serta pesaing yang
lemah akan berguguran satu persatu. Strategi yang digunakan pada tahap ini
adalah:
1) Modifikasi pasar
2) Modifikasi Produk
3) Modifikasi bauran Pemasaran
4. Tahap Penurunan
Tahap ini ditandai dengan merosotnya penjualan secara drastis dalam waktu
lama, karena adanya kemajuan teknologi pergantian selera konsumen,
meningkatnya persaingan domestik. Laba menurun sehingga banyak
perusahaan yg mengundurkan diri. Strategi yang digunakan dalam tahapan
ini:
1) Melepaskan produk yang merugi;
Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 18
2) Inovasi untuk menemukan sesuatu yang baru;
3) Memilih distributor yang lebih selektif;
4) Promosi hanya kepada pelanggan tetap;
5) Penurunan harga;
6) Menjual perusahaan kepada perusahaan lain.
D. ADMINISTRASI UKM
Kesuksesan seorang saudagar, jika pelakunya memiliki kombinasi tiga set
pengetahuan, ketrampilan dan sifat kewirausahaan. Pengetahuan, terdiri dari satu
set atau kumpulan informasi tersimpan, yang dapat dipanggil kembali jika
dibutuhkan. Keterampilan merupakan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan.
Sifat adalah sekumpulan kualitas atau karakter yang membentuk kepribadian
Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan kekayaan, kewajiban, dan ekuitas
usaha industri rumah tangga pada tanggal tertentu. Perusahaan besar maupun kecil,
yang bergerak di bidang industri, jasa, perdagangan dll neracanya memiliki karakteristik
yang umum. Pertama disajikan pada saat tertentu, pada umumnya tiap 31 Desember.
Kedua komponen neraca terdiri dari aktiva, utang dan ekuitas. Ketiga, neraca hanya
mencatat kekayaan perusahaan yang bersangkutan saja.
Bentuk neraca skontro maupun bentuk stafel. Komponen neraca berupa aktiva
atau harta terbagi dalam aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar yaitu aktiva yang
dapat dicairkan menjadi kas paling lama dalam waktu satu tahun sejak tanggal neraca
atau selama satu siklus kegiatan normal usaha. Dasar pemakaian klasifikasi lancar
tidaknya aktiva adalah periode satu tahun. Aktiva lancar dilaporkan di neraca sesuai
dengan urutan likuiditasnya, misalnya:
Industri Tas Batik “Patra Sutera”
Neraca, Per 31 Desember 2014
Aktiva:
1. Kas Rp. . . .
2. Piutang Usaha Rp. . . .
3. Persediaan Tas Limbah Batik Rp. . . .
4. Persediaan Kain Perca Batik Rp. . . .
5. Persediaan Accessories Pembuatan Tas Rp. . . .
6. Peralatan Rp. . . .
7. Tempat Usaha/Gedung/Pabrik Rp.+ Rp. . #
Kewajiban:
1. Utang Usaha Rp. . . .
2. Utang Koperasi Rp. . . .
3. Utang Bank Rp. . . . + Rp. . . .
Ekuitas
1. Modal Sendiri Rp. . . .
2. Saldo Laba Rp. . . . + Rp.. + Rp.#
----nn----
Kegiatan:
1. Kepala Pusat Manajemen dan Kewirausahaan LPM Unnes (2003-2015)
2. Pengurus KPRI Handayani UNNES (1999 – 2011)
3. Pendamping KOPMA Unnes (2000 – 2015)
4. Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) Propinsi Jawa Tengah Angkatan I.
5. Asesor Penilai Portofolio Sertifikasi Guru No: 07140120021.
6. Pengawas Pusat Koperasi Pegawai RI Kota Semarang (2008-sekarang)
7. Kasi Diklat Pend Koperasi Dekopinda Kota Semarang (2009-2015)
8. Ketua Pengawas KPRI Handayani Unnes (2012 – 2015).
9. Pengurus BKWK Dekopinda Prop. Jateng (2015- sekarang)
-----