Anda di halaman 1dari 27

BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN

MENGELOLA USAHA

Oleh:
Margunani

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
Kata Pengantar

Mahasiswa dalam mengelola usaha untuk mempraktikkan bisnis


sering tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Model kepemilikan
bisnis mahasiswa dijalankan secara perorangan atau kelompok.
Pengelola sekaligus pemilik pada umumnya konsentrasi pada bidang
pemasaran dan proses produksi. Kegiatan yang sering diabaikan dalam
mengelola bisnis pada manajemen atau pengelolaan usaha dan
pencatatan. Pada saat usaha akan menambah modal melalui lembaga
keuangan sering kesulitan menyajikan laporan keuangan.
Legalitas usaha yang menjadi persyarakatan adminitrasi juga
sering tidak tersedia. Sehingga upaya sosialisasi perolehan ijin usaha
yang relatif mudah dilakukan di kota/kabupaten sering tidak sampai ke
mahasiswa sebagai kelompok sasaran. Usaha yang memiliki legalitas
dan dikelola dengan sebaik-baiknya dengan ditunjukkan adanya laporan
keuangan akan memberi peluang kepada pemilik dan pengelolanya
dalam memanfaatkan akses perbankan maupun perluasan pasar.
Semoga materi ini menjadi bermanfaat sebagai tuntunan
mengelola bisnis mahasiswa agar menjadi wirausaha yang dapat
mandiri, kuat dan mampu bersaing.

Semarang, Februari 2016


Penyusun:

Margunani

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 1


MENGELOLA USAHA

A. Mempersiapkan Pendirian Usaha


1. Perijinan
Perijinan usaha dibutuhkan oleh konsumen/pelanggan guna legalisasi kontrak
kerjasama dalam pembelian barang/jasa. Dasar hukum atas legalitas usaha
mengacu pada aturan perundang-undangan, perda yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah setempat. Pada contoh kasus ini dasar hukum untuk legalitas
usaha di Kota Semarang.

DASAR HUKUM
1. UU no. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan
2. UU no 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
3. UU No 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
4. Peraturan Daerah Kota Semarang No 13 tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan BPPT Kota Semarang
5. Peraturan menteri perindustrian dan perdagangan RI 37/M-DAG/Per/9/2007
tentang Penyelenggaraan Wajib Daftar Perusahaan
6. Keputusan Walikota Semarang No.875.1/57 Thn 2009 tentang
Pendelegasian Wewenang penandatanganan perijinan dan non perijinan
kepada Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Semarang

Perizinan Perusahaan:
1. Pendirian PT. Perseroan Terbatas
2. Pendirian CV
3. Pendirian UD (Usaha Dagang)
4. Pendirian PMA - Perusahaan Modal Asing
5. SIUPP/SIUPAL
6. Keagenan/Distributor
7. UUG/HO (Undang - Undang Gangguan)
8. Izin Industri -TDI/IUI
9. NPIK (Nomor Pengenal Importir Khusus)
10. SRP/NIK Beacukai
11. IUT - Izin Usaha Tetap
12. Kitas - Tenaga Kerja Asing
13. IUJK/SIUJK
14. Merk Dagang, Hak Paten, Hak Cipta
15. Izin Postel
16. Pindah Alamat SRP/NIK Beacukai
17. PI (Importir Produsen) Prekursor Non Pharmasi
18. SIUP - Surat Izin Usaha Perdagangan
19. TDP - Tanda Daftar Perusahaan
20. Numpang Domisili Perusahaan
21. IT (Importir Terdaftar ) Produk Makanan Dan Minuman
22. Sertifikat Halal MUI

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 2


Perijinan:
1. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
Dasar: Peraturan Daerah Kab.Semarang No. 11 Tahun 2008 tentang Surat Ijin
Usaha Perdagangan
Syarat Pelayanan Umum.
Mengisi formulir permohonan dengan dilampiri:
1) Foto copy Akte Notaris Pendirian Perusahaan.
2) Foto copy akte perubahan perusahaan (apabila ada).
3) Asli dan Copy SK Pengesahan dari Menhum dan HAM.
4) Foto copy KTP penanggungjawab/Dir. Utama
Perusahaan/Pemilik/Pengurus.
5) Surat Pernyataan dari pemohon SIUP yang berisi:
a. Tentang lokasi usaha Perusahaan deketahui oleh Kepala
Kelurahan/Desa/Pasar/Pejabat yg berwenang.
b. Tentang bahwa pemohon SIUP belum pernah memiliki SIUP.
6) Pas Foto 3x4 penanggungjawab atau Dirut Perusaha-an/Pengurus (2
lembar berwana).
7) Foto copy Akte Pendirian Perusahaan/Koperasi dari Notaris yang telah
didaftarkan pada Pengadilan Negeri.
8) Foto copy Akte Pendirian Koperasi dari notaris yang dilegalisir oleh
Dinas Instansi yang berwenang.
9) Foto copy NPWP.
10) Surat kuasa bermeterai Rp. 6.000,- apabila permohonan ijinnya
dikuasakan orang lain.
Lama layanan 3 hari.
Retribusi: Gratis
SIUP baru Rp. 0,- (tidak dipungut retribusi).
SIUP Perpanjangan Rp 0,- : Gratis (tidak dipungut biaya)
Keterangan :
Perseroan Terbatas No: 1,2,3,4,5,6 dan 10.
CV dan Firma No: 4,5,6,7 dan 10.
Perusahaan Perorangan No: 4,5, 6 dan 10
Koperasi No: 4,5, 6, 8 dan 10

2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)


Persyaratan:
1) Akta pendirian perusahaan yang telah disyahkan oleh Departemen
Kehakiman dan Hak Asazi Manusia beserta fotocopynya.
2) Foto copy Akta perubahan pendirian Perseroan bagi Perseroan Terbatas yg
merubah akta.
3) Foto copy Keputusan Pengesahan sebagai Badan Hukum dari pejabat
yang berwenang.
4) Foto copy KTP Ketua/Pengurus.
5) Foto copy KTP atau Passport Direktur Utama / Penanggung Jawab /
Pemilik.
6) Foto copy Ijin Usaha atau Surat Keterangan yang dipersamakan dengan
itu yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang.

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 3


7) Foto copy Akta Pendirian Perusahaan atau Surat Penunjukan atau Surat
Keterangan yg dipersamakan dengan itu, sebagai Kantor Cabang, Kantor
Pembantu dan Perwakilan.
8) Asli dan Foto copy Akte Pendirian Kopersasi / Perusahaan.
9) Surat kuasa bermeterai Rp. 6.000,- apabila permohonan ijinnya
dikuasakan orang lain.
Lama layanan 5 hari.
Retribusi Baru maupun Perpanjangan: Gratis
Keterangan :
 Perseroan Terbatas, persyaratan No : 1, 2, 3, 5, 6 dan 9
 Koperasi, persyaratan No: 3, 4, 6, 8 dan 9
 Perusahaan Lain, CV , Firma, Perorangan, Kantor Tunggal, Kantor
Pusat/Induk, Kantor Cabang/Kantor Pembantu Perusahaan, Anak
Perusahaan, Kantor Agen, Kantor Perwakilan Perusahaan, persyaratan No:
5, 6, 7, 8 dan 9

3. Tanda Daftar Industri (TDI)


Syarat Pelayanan Umum, mengisi formulir permohonan dengan dilengkapi :
1) Foto copy KTP pemilik/penanggungjawab.
2) Surat Keterangan Kepala Desa/Lurah.
3) Persetujuan tetangga yg diketahui oleh ketua RT, RW, dan kepala
Desa/Lurah setempat.
4) Surat kuasa bermeterai Rp. 6.000,- apabila permohonan ijinnya
dikuasakan orang lain.
Lama layanan 14 hari
Retribusi Rp. 0,- (tidak dipungut retribusi).

4. Ijin Gangguan (HO)


Dasar : Perda No. 3 Tahun 2003 tentang Ijin Gangguan jo Perda No. 13
Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Perda No. 3 Tahun 2003 tentang Ijin
Gangguan
Syarat Pelayanan Umum, mengisi formulir permohonan dengan dilampiri:
1) Foto copy KTP pemohon.
2) Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah dan diketahui Camat.
3) Foto copy Akta Pendirian Perusahaan bagi perusahaan yang berbentuk
badan hukum.
4) Keterangan/Gambar Situasi yang jelas mengenai letak tempat usaha yg
dimohonkan.
5) Daftar mesin-mesin dan atau peralatan kerja yang akan dipergunakan.
6) Foto copy IMB/bukti telah mengajukan permohonan ijin bangunan.
7) Bukti pemilikan/pelimpahan/persetujuan penggunaan tempat usaha yg
sah.
8) Pernyataan persetujuan dari tetangga terdekat dan atau pemilik tanah
yang berbatasan dengan tempat usaha yang diketahui oleh RT, RW,
Kepala Desa/Lurah dan Camat.
9) Data Personil yang digunakan.
10) Dokumen UKL-UPL atau SPPL.
11) Surat Kuasa bagi yang menguasakan.
Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 4
12) Foto copy Surat Ijin Gangguan Lama (khusus untuk perpanjangan).
13) Surat kuasa bermeterai Rp. 6.000,- apabila permohonan ijinnya
dikuasakan orang lain.
Lama layanan 14 hari.
Retribusi menurut perhitungan.

B. MENGELOLA USAHA KECIL MENENGAH


1. Membuat rencana proporma keuangan
Entrepreneur yang mengelola perusahaan membutuhkan modal teruma
dipergunakan sebagai modal kerja untuk membelanjai operasi usaha sehari-hari,
karena dipersiapkan guna memberikan persekot bahan baku, membayar upah
buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya. Dana untuk modal yang telah
dikeluarkan ini diharapkan dapat kembali lagi dan masuk dalam perusahaan dalam
waktu yang pendek melalui hasil penjualan produknya. Pengertian modal kerja
yang berbeda akan menyebabkan perhitungan kebutuhan modal kerja juga
berbeda. Pada hakikatnya kebutuhan modal kerja adalah pemenuhan dana jangka
pendek.
Menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland Modal kerja adalah
selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja
merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan
dikurangi hutang lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar. Tujuan
pengelolaan modal kerja yaitu agar aktiva lancar dan hutang lancar terjamin
jumlah net working capital nya yang layak diterima (acceptable) guna menjamin
tingkat likuiditas perusahaan.

Konsep Modal Kerja


a) Modal kerja keseluruhan dan modal kerja inti (Faisal Affif)
Modal kerja keseluruhan yaitu dana yang terikat pada unsur-unsur harta
lancar, baik yang dibelanjai dengan kredit jangka panjang maupun jangka pendek.
Prinsip pembelanjaan atau permodalan dikemukakan bahwa setiap kebutuhan
akan modal kerja yang sifatnya tidak permanen dibelanjai dengan sumber jangka
pendek, sedang untuk kebutuhan yang sifatnya permanen dibelanjai dengan
sumber jangka panjang. Misal persediaan bahan yang supply-nya dipengaruhi
oleh faktor waktu pengiriman, maka akan terdapat dua unsur persedian yaitu: 1)
Persediaan inti, yaitu persediaan yang jumlahnya terus menerus dipertahankan
untuk menjamin kelancaran produksi dan berjaga-jaga jangan sampai
kekurangan bahan baku. 2) Persediaan yang berubah-ubah jumlahnya untuk
kebutuhan produksi setiap periodenya yang turun-naik sehubungan dengan
penjualannya. Dengan demikian persediaan inti dibelanjai dengan sumber jangka
panjang dan persediaan berubah-ubah dibelanjai oleh sumber jangka pendek.
Modal kerja inti diartikan sebagai dana yang terikat pada harta lancar yang
sifatnya relatif permanen sehingga selalu dipertahankan keberadaannya.
Perusahaan perlu menjaga keseimbangan antara jumlah harta lancar (modal kerja
keseluruhan) dengan jumlah kewajiban segera karena: 1) Kelebihan (surplus)
harta lancar atas utang lancar, yang terlalu besar besar berarti sebagian modal
kerja menganggur (idle) sehingga bukan saja tidak menghasilkan laba tetapi
sebaliknya menderita rugi bunga. 2) Modal kerja yang terlalu kecil dibandingkan

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 5


dengan jumlah kewajiban segeranya, akan membahayakan kelangsungan operasi
perusahaan sebab bukan saja perusahaan akan kehilangan kesempatan
memperoleh laba tetapi likuiditas perusahaan akan terganggu. Kreditur jangka
pendek selalu menghendaki agar modal kerja tidak seluruhnya dibelanjai dengan
kredit jangka pendek saja tetapi juga kredit jangka panjang atau oleh modal
sendiri sehingga kemungkinan pengembalian piutang-nya terjamin.

Contoh Modal Kerja Keseluruhan dan Modal Kerja Inti:

PERUSAHAAN DAGANG "DEWANGGA"


NERACA, periode 31 Desember 2015
i
(Dalam Jutaan Rupiah)
HARTA KEWAJIBAN
Uang Tunai 25 Kewajiban Segera 20
Piutang 10 Piutang Jk Panjang 25
Persediaan 15 Dana Pemilik 55
Harta Lancar 50
Harta Tetap 50
Jumlah 100 Jumlah 100

Modal kerja keseluruhan tercermin dalam harta lancar sebesar Rp.50 juta.
Modal kerja ini dibelanjai dengan kredit jangka pendek senilai Rp.20 juta sedang
sisanya dibelanjai dengan kredit jangka panjang dan atau dana pemilik sebesar
Rp.30 juta. Jumlah modal kerja inti ialah Rp.50 juta dikurangi Rp.20 juta =
Rp.30 juta.

b). Konsep Modal Kerja Kualitatif, Kuantitatif dan Fungsionil (Bb


Riyanto; Indriyo)
1) Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah keseluruhan dari jumlah
aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja
bruto (gross working capital).
2) Konsep Kualitatif
Modal kerja munurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang
benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa
mengganggu likuiditasnya, modal kerja konsep ini merupakan kelebihan
aktiva lancar di atas hutang lancarnya.
3) Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan
pendapatan. Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam
perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada
sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode akunting tertentu yang
seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebu dan ada
sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak
seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current income.

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 6


Perusahaan memiliki aktiva lancar di atas hutang lancar maka perusahaan
memiliki net working capital dan penggunaan modal kerja, semakin besar
current assets dapat menutupi current liabilities, artinya semakin besar
kemampuan perusahaan untuk membayar hutung-hutangnya (semakin likuid)

Contoh:
PERUSAHAAN DAGANG "INDRA"
NERACA
Per 31 Desember 2015

(Dalam Jutaan Rupiah)


Kas 10 Hutang Dagang 15
Piutang Dagang 25 Hutang Wesel 30
Persediaan 15 Hutang Bank 10
Surat Berharga 5 Hutang HIPOTIK 40
Persekot Asuransi 5 Modal Tn A 100
Tanah 50 Laba tidak dibagi 55
Gedung 72 60
Ak. PH Gedung (12)
Mesin 96 80
Ak. PH Mesin (16)
Jumlah: 250 Jumlah: 250
Keterangan:
1. Dalam penjualan barang dagangan diperhitungkan laba sebesar 20% dari
harga penjualan (besar laba 20%*25 = 5).
2. Penyusutan Gedung (Rp. 12 jt) dan Mesin (Rp.16 jt).
Jumlah modal kerja konsep kuantitatif adalah keseluruhan aktiva lancar.
Kas .................................................................................. 10 juta
Piutang ............................................................................ 25 juta
Persediaan ....... .............................................................. 15 juta
Surat Berharga ................................................................ 5 juta
Persekot Asuransi ........................................................ . . 5 juta
Jumlah Modal Kerja ....................................................... 60 juta

Jumlah Modal Kerja konsep kualitatif: jumlah Aktiva Lancar dikurangi jumlah
hutang lancar.
Jumlah Aktiva Lancar ................................................... 60 juta
Jumlah Hutang Lancar …………………………………55 juta
Jumlah Modal Kerja ...................................................... 5 juta

Modal Kerja konsep fungsional adalah sebagai berikut:


Kas 10 juta
Persediaan Barang 15 juta
Piutang sebesar Harga Pokok Barang 20 juta
Penyusutan Gedung 12 juta
Penyusutan Mesin ........................................................ 16 juta
Jumlah Modal Kerja ..................................................... 73 juta
Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 7
c. Jenis Modal Kerja (WB Taylor) menggolongkan dalam:
1). Modal Kerja Permanen, yaitu modal kerja yang harus tetap ada
pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain
modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
Modal Kerja permanen dapat dibedakan menjadi: a). Modal Kerja Primer,
yaitu jumlah modal kerja minimum harus ada pada perusahaan untuk
menjamin kontinuitas usahanya. b). Modal Kerja Normal, yaitu jumlah
modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi
normal. Pengertian normal di sini adalah dalam artian yang dinamis.

2). Modal Kerja Variabel, yaitu Modal Kerja yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan keadaan Modal Kerja ini dibedakan antara:
a) Modal Kerja Musiman (seasonal working capital), yaitu Modal Kerja
yang berubah-ubah jumlahnya
disebabkan karena fluktuasi musim.
b) Modal Kerja Siklis (cyclical working capital), yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
c) Moda Kerja Darurat (emergency working capital), modal kerja yang
besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak
diketahui sebelumnya misalnya adanya pemogokan kerja, bencana alam,
perang dan lain sebagainya.

d. Perputaran Modal Kerja


Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan
selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran
modal kerja dimulai saat dimana uang kas diinvestasikan ke dalam komponen-
komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi uang kas.
Makin pendek periode berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat
perputarannya tergantung kepada berapa lama periode perputarannya tergantung
kepada berapa lama periode perputaran masing-masing komponen modal kerja
tersebut. Perputaran barang dagangan biasanya lebih pendek dari perputaran
barang yang mengalami proses produksi.

Penjualan kredit:
Kas 1 -------► Barang Dagangan --------► Piutang ------------- ► Kas 2
Pembelian Penjualan Pelunasan Piutang

Penjualan tunai:
Kas 1 --------------------- --► Barang ----------------------► Kas 2
Pembelian Penjualan / penerimaan uang

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 8


Perputaran barang yang mengalami proses produksi:

Upah Buruh
Kas 1 ---------► Barang Jadi ---------► Piutang ---------► Kas 2
Bahan-bahan

Periode perputaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai


berikut:

Net Sales Net Sales


Current Assets Turnover: --------------- atau ----------------------------
Current Assets Average Current Assets

e. Keburuhan Modal Kerja


Kebutuhan Modal Kerja Perusahaan terutama dipengaruhi oleh empat faktor:

1). Volume Penjualan


Volume penjualan adalah faktor yang terpenting yang mempengaruhi besar
maupun komponen modal kerja. Suatu perusahaan menanamkan sebagian
dari dananya dalam modal kerja, karena modal kerja diperlukan untuk
menunjang kegiatan operasional yang bertumpu pada penjualan. Perusahaan
yang bekerja dengan penjualan yang yang konstan akan bekerja dengan modal
kerja yang relatif konstan pula, sedangkan perusahaan yang sedang mengalami
pertumbuhan akan membutuhkan modal kerja yang meningkat. Bilamana
tingkat penjualan menurun kebutuhan modal kerja juga akan menurun.

2). Faktor-faktor Musiman


Beberapa perusahaan akan mengalami fluktuasi musiman dalam permintaan
akan barang dan jasa yang dihasilkan. Bilamana perusahaan mengalami resesi
penjualan sementara akan menurun, karena langganan akan lebih hati-hati
dalam membeli barang dan jasa. Hal ini akan mengakibatkan penurunan
kebutuhan modal kerja. Periode boom dalam perekonomian akan memberikan
pengaruh kebalikannya.

3). Perubahan Teknologi


Perkembangan teknologi terutama yang berkenaan dengan proses produksi
dapat mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap kebutuhan modal kerja.
Bilamana perusahaan membeli mesin yg dapat mengolah bahan-bahan dengan
tingkat kecepatan yg lebih tinggi memungkinkan perusahaan mengolah bahan-
bahan lebih banyak, persediaan permanen cenderung naik.

4). Kebijaksanaan Perusahaan


Kebijaksanaan perusahaan juga dapat mempengaruhi tingkat modal kerja.
Bilamana perusahaan mengubah kebijaksanaan kredit dari 30 hari menjadi 60
hari, sehingga lebih banyak dana terikat dalam investasi piutang. Bilamana
kebijaksanaan produksinya mengalami perubahan, kebutuhan akan persediaan
bahan mungkin berubah. Bilamana tingkat saldo kas dihubungkan dengan
tingkat penjualan, modal kerja secara keseluruhan akan ikut terpengaruh.
Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 9
f. Penentuan Kebutuhan Modal Kerja
Besar kecilnya kebutuhan modal kerja terutama tergantung pada dua faktor utama:

1). Periode perputaran modal atau periode terikatnya modal kerja.


Periode perputaran atau periode terikatnya moda kerja adalah merupakan
keseluruhan atau jumlah dari periode-periode yang meliputi jangka waktu
pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamanya
proses produksi, lamanya barang jadi disimpan di gundang dan jangka
penerimaan piutang.

2). Pengeluaran kas rata-rata setiap hari.


Pengeluaran kas setiap harinya merupakan sejumlah pengeluaran kas rata-rata
setiap harinya untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu,
pembayaran upah buruh dan biaya-biaya lainnya.

Dengan jumlah pengeluaran setiap hari, yang tetap tetapi dengan makin lama
periode perputaran, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan adalah semakin
besar. Demikian pula dengan periode perputaran yang tetap dengan makin besar
jumlah pengeluaran kas setiap hari maka kebutuhan modal kerja semain besar.
Apabila perusahaan hanya menjalankan usaha satu kali saja maka kebutuhan modal
kerja cukup sebesar modal kerja yang dikeluarkan selama satu periode perputaran
saja. Tetapi perusahaan didirikan tidak dimaksudkan untuk menjalankan usah satu
kali saja, melainkan untuk seterusnya dan dimana setiap hari ada aktivitas usaha.
Bagi perusahaan yang disebutkan terakhir ini dengan sendirinya kebutuhan modal
kerjanya tidak cukup hanya sebesar apa yang diperlukan selama satu periode
perputaran, melainkan sebesar jumlah pengeluaran setiap hari dikalikan dengan
periode perputarannya modal kerja tersebut.

Contoh :
Periode Perputaran:
Lama membeli bahan baku di pasaran …. ……………… 1 hari
Lamanya proses produksi ………………………………. 10 hari
Lamanya barang disimpan di gudang ………………… 5 hari
Lamanya jangka waktu penerimaan piutang (2 minggu) 14 hari
Periode perputaran atau periode terikatnya Modal kerja 30 hari
Pengeluaran setiap hari:
Bahan mentah ........................................................... Rp. 50.000,00
Bahan pembantu ...................................................... Rp. 10.000,00
Biaya tenaga kerja .................................................... Rp .35.000,00
Biaya Iain-lain …………………………………… Rp 5.000,00
Jumlah pengeluaran setiap hari ................................ Rp. 100.000,00

Kebutuhan modal kerja bagi perusahaan yang dapat menjamin jalannya


kontinuitas usaha dibutuhkan modal kerja sebesar Rp. 100.000,00 x 30 =
Rp3.000.000,00.

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 10


2. Mengelola Kas
Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan
beserta pos-pos lain yang dalam jangka pendek dapat diuangkan sebagai alat
pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat
likuditasnya. Di dalam perusahaan aliran kas terjadi terus menerus sepanjang hidup
perusahaan yang bersangkutan, terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar.

Aliran Kas masuk terdiri dari:


a. Hasil penjualan produk secara kontan.
b. Penagihan piutang.
c. Penjualan aktiva tetap.
d. Penanaman investasi dari pemilik atau pemilik saham bila perusahaan
berbentuk Perseroan Terbatas.
e. Penerimaan pinjaman dari pihak lain.

Aliran Kas keluar terdiri dari:


a. Pengeluaran biaya bahan baku, biaya bahan tambahan dan tenaga kerja.
b. Pembelian aktiva tetap.
c. Membayar hutang perusahaan.
d. Membayar kembali investasi pemilik.
e. Membayar pajak, sewa, bunga, dan Iain-lain.

Motif Penahanan Kas


a. Motif transaksi: menahan kas untuk membiayai transaksi sehari-hari,
seperti membayar upah tenaga kerja, membeli bahan baku, membayar biaya
listrik dan lain sebagainya. Semakin meningkatnya luas usaha akan
meningkatkan pula transaksi keuangan dan menuntut kenaikan kas yang
dibutuhkan. Pada bidang usaha tertentu dimana saat pemasukan tagihan bisa
diramalkan (PLN, PAM) arus kas masuk dapat dijadwalkan dan diselaraskan
dengan kebutuhan arus kas keluar. Biasanya rasio (perbandingan) kas
terhadap penghasilan dan kas terhadap total aktiva relatif kecil.
Pada perusahaan dagang hasil penjualan tidak menentu, sejumlah transaksi
tertentu disertai pemindahan kas secara fisik. Sejumlah transaksi bisa saja
terjadi tanpa diperki-rakan sebelumnya sehingga berakibat besar pada arus
kas. Hal ini menyebabkan perusahaan dagang memerlukan rasio kas
terhadap penjualan dan rasio kas terhadap total aktiva yang lebih besar.
Faktor musiman dari perusahaan dapat meningkatkan kebutuhan akan kas.
Pada perusahaan makanan kalengan bahan baku mungkin tersedia melimpah
hanya di musim panen dan mudah rusak.
b. Motif spekulasi: menahan kas di perusahaan untuk tujuan spekulasi seperti
dibelikan saham. Apabila harga barang-barang cenderung naik maka
memiliki barang akan lebih menguntungkan diri memiliki uang. Di samping
itu apabila tingkat bunga di bank tampak akan turun maka uang yang
dimiliki akan banyak dibelikan surat berharga dan atau dalam wujud
barang.

c. Motif berjaga-jaga: menahan uang kas untuk tujuan berjaga-jaga, untuk


menjamin likuiditas. Karena keadaan tidak pasti pengusaha akan selalu

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 11


memperhitungkan ketidakpastian tersebut dan berjaga-jaga untuk menjaga dan
menjamin likuiditas perusahaan. Apabila penerimaan kas tidak teijadi
seperti yang direncanakan sebelumnya maka harus dijaga agar terdapat safety
cash balance. Jika arus kas perusahaan mudah diperkirakan sebelumnya makin
sedikit jumlah kas yang ditahan untuk menghadapi keadaan tidak terduga.
Faktor yang lain yang sangat berpengaruh pada motif berjaga-jaga adalah
kemampuan meminjam kas secara mendadak. Fleksibelitas meminjam ini
tergantung relasi perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

Manfaat Pokok dari Jumlah Kas yang Memadai


Di samping motif umum di atas manajemen modal kerja yang sehat memerlukan
pengelolaan jumlah kas yang cukup untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
a. Perusahaan perlu memliki jumlah kas agar dapat memanfaatkan potongan
harga dalam pembelian barang. Prosedur penagihan yang banyak digunakan
adalah syarat perdagangan seperti 2/10 net 30. Tagihan harus dilunasi dalam
jangka waktu 30 hari, maka bila perusahaan tidak dapat membayar dalam 10
hari (atau tidak mengambil potongan) ini sama saja dengan membayar 2
persen ekstra karena menggunakan kas dalam jangka waktu 20 hari.
Perhitungan biaya karena tidak memanfaatkan potongan adalah sebagai
berikut:

% potongan 360
Biaya = ----------------------- x ----------------------------------------
(100 - % potongan) (hr jatuh tempo - periode potongan)

Dengan syarat 2/10 net 30, karena tidak mengambil potongan dengan cara
membayar pada hari ke 30 adalah:Biaya = 2/98 x 365/20 =0,0204 =
2,04%

b. Karena dalam analisa kredit curent ratio dan acid test ratio merupakan
tolok ukur yang pokok, maka perusahaan perlu mencapai standar rasio
yang berlaku dalam jenis industrinya; hal ini penting dalam rangka
mempertahankan tingkat kelayakan kredit atau kepercayaan dari pihak
kreditur. Kepercayaan yang tinggi dari pihak lain akan memberikan
kesempatan bagi perusahaan untuk membeli barang-barang dengan
syarat perdagangan yang menguntungkan. Selain itu perusahaan juga akan
lebih dipercaya oleh bank atau lembaga kredit lainnya.
c. Jumlah kas yang memadai akan sangat berguna bagi perusahaan untuk
mengambil peluang bisnis sewaktu-waktu.
d. Perusahaan harus memiliki tingkat likuditas yg cukup untuk
menanggulangi keadaan darurat, sperti pemogokan, kebakaran/ serangan
dari pesaing melalui program kampanye pemasaran.

Safety Level of Cash Balance


Safety level of cash balance, adalah saldo kas yang dipandang aman untuk
kegiatan perusahaan. Saldo kas minimum yang perlu dimiliki perusahaan untuk
melindungi perusahaan dari risiko kesalahan-kesalahan dalam pertimbangan

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 12


saldo kas. Bilamana suatu perusahaan menetapkan safety level cash balance-nya
pada tingkat Rp. 200,000,00. ini berarti bahwa perusahaan tersebut menganggap
bahwa jumlah tersebut mencukupi untuk menghindari resiko atau biaya karena
kekurangan dana.
Safety level of cash sebaiknya ditetapkan untuk periode normal dan
periode puncak. Periode puncak adalah periode dimana kebutuhan akan kas
memuncak.

Rumus untuk menghitung adalah sebagai berikut:


Savety legal of Cash yang diinginkan = jumlah hari yang diinginkan x rata-rata
harian pengeluaran kas.

Contoh:
UD Dewangga menetapkan bahwa safety level of cash harus cukup untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran selama 7 hari. Pengeluaran kas rata-rata sehari berjumlah
Rp. 600.000,00.

Safety level of cash = 7 x Rp. 600.000,00 = Rp. 4.200.000,00


Contoh:
Selama 3 hari puncak dalam bulan Agustus pengeluaran Kas UD Arya berturut-turut
Rp.750.000,-; Rp.800.000,-; Rp.850.000,- Rata-rata pengeluaran Kas = Rp.800.000,-
Bilamana jumlah hari yang diinginkan pada periode puncak adalah 5 hari. Maka
safety level of cash pada periode puncak UD Arya adalah 5 x Rp.800.000,00 =
Rp.4.000.000,00.

Pola Keluar Masuknya Kas


Mengelola Kas harus memperhatiakn jadwal penerimaan dan pengeluaran uang.
Bilamana mungkin hendaknya diusahakan agar jadwal penerimaan berjalan
berpasangan dengan jadwal pengeluaran. Pola keluar masuknya kas dapat diatur
sebagai berikut:

a. Sinkronisasi Arus Kas.


Dengan jalan menyesuaikan pengeluaran-pengeluaran dengan pemasukan-
pemasukan uang, jumlah uang yang haras ada setiap saat dapat dibatasi pada
tingkat yang minim. Budget kas yang baik dan teliti dapat digunakan sebagai
sarana untuk mengurangi dan mengawasi investasi dalam kas.

b. Mempercepat Penagihan.
Bilamana keadaan memungkinkan pembayaran-pembayaran yang diterima
baik, berupa uang tunai, ataupun berupa cek dan giro sebaiknya disetorkan ke
bank tiap hari. Hendaknya diperhitungkan sekurang-kurangnya diperlukan
waktu satu hari untuk memproses cek dan giro yang diterima melalui lembaga
clearing. Cek dan giro yang belum disetorkan ke bank tidak dapat
diperhitungkan sebagai dana yang tidak dapat diperhitungkan sebagai dana yang
siap digunakan.

c. Dengan Mempergunakan Kambang


Kambang atau float adalah perbedaan antara saldo uang di bank menurut
buku perusahan dan saldo uang menurut rekening koran dari bank. Pada
Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 13
umumnya saldo rekening koran akan menunjukkan sisa yang lebih besar,
karena adanya sejumlah cek dan giro yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan
tetapi belum diuangkan atau belum dibukukan oleh bank. Dengan demikian
setiap saat ada selisih yang mengambang yang disebut kambang atau float
antara buku perusahaan dan saldo rekening koran. Hal ini memungkin-kan
perusahaan melakukan pembayaran- pembayaran dia tas juralah yang
ditunjukkan oleh sisa uangnya di bank menurut buku perusahaan.
Cara sinkronisasi atau penyesuaian arus keluar masuknya uang
merupakan cara yang dianjurkan. Dengan perencanaan yang baik serta
pengawasan yang teliti dapat dijaga agar pada setiap saat perusahaan
memiliki jumlah kas yang tidak berlebihan tetapi juga tidak kekurangan.

3. Analisa BEP (Break Even Point)


Analisa break-even adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan
antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh
karena analisa tersebut mempelajari hubungan antara biaya keuntungan -
volume kegiatan. Maka analisa tersebut sering pula disebut Cost - Profit -
Volume analysis (CPV analysis). Perencanaan keuntungan dengan analisa
break-even merupakan profit planning approach yang mendasarkan pada
hubungan antara biaya (cost) dan penghasilan penjualan (revenue).
Apabila suatu perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja maka tidak
akan muncul masalah break-even dalam perusahaan tersebut. Masalah break-
even baru muncul apabila suatu perusahaan di samping mempunyai biaya variabel
juga mempunyai biaya tetap. Besar biaya variabel secara totalitas akan berubah-
ubah sesuai perubahan volume produksi, sedang biaya tetap secara totalitas
tidak mengalarni perubahan meskipun ada perubahan volume produksi.
Biaya yang termasuk biaya variabel pada umumnya adalah bahan
baku/men- tah, upah buruh langsung, komisi penjualan. Sedangkan yang termasuk
golongan biaya tetap pada umumnya adalah depresiasi aktiva tetap, sewa, bunga
utang, gaji pegawai, gaji pimpinan, gaji staf research, dan biaya-biaya kantor.
a). BEP, dengan pendekatan matematis sbb:
1. Titik Volume/Unit

FC FC : ∑ Biaya tetap
------ P : Harga per unit
P-V V : Biaya variabel per unit
TVC : Total biaya variabel
TS : Total penjualan (Rp.)

2). Titik harga/Rp.

FC
----------------------------
TVC
1 – ---- ----
TS

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 14


b). BEP, pendekatan grafis adalah titik perpotongan garis TR dan TC:
Rp.
TR

. TC
BEP

FC

VC

45o
Unit

4. Analisis Rasio Keuangan


Mengetahui kondisi dan prestasi keuangan perusahaan, bisa dilakukan
dengan menghitung rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan analisis yang
dilakukan dengan tekanan yang berbeda antara kreditor jangka pendek, kreditor
jangka panjang dan pemilik perusahaan. Ada yang lebih tertarik pada posisi
likuiditas dan ada yang tertarik pada profitabilitas. Rasio keuangan sebagai alat
analisis yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan
perusahaan, adapun analisis rasio keuangan meliputi:

a. Likuiditas.
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
finansial jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang sering digunakan adalah
current ratio, quick ratio (acid test ratio) dan cash ratio. Likuiditas adalah
berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi (Bambang Riyanto,
2001:25). Sedangkan menurut (Muslich, 2003:47) likuiditas menunjukkan
tingkat kemudah-an relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam
kas yang sedikit atau tanpa penurunan nilai, serta tingkat kepastian tentang
jumlah kas yang dapat diperoleh. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban
keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid,
dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada
waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun
aktiva lancar yang lebih besar daripada utang lancar atau utang jangka
pendeknya. Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid.
Menurut Munawir (1995:72) suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi
keuangan yang kuat apabila mampu: 1). Memenuhi kewajiban-kewajibannya
tepat waktunya, yaitu pada waktu ditagih (kewajiban keuangan terhadap pihak
extern). 2). Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal
(kewajiban keuangan intern). 3). Membayar bunga dan devidend yg dibutuhkan.
4). Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan.
Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 15
Rasio Likuiditas
Current Asset (Aktiva Lancar)
1). Current Ratio = ---------------------------------------------
Current Liabilities (Utang Jk Pendek)

Current Liabilities
2). Debt Structure Ratio = ------------------------------------------------
Total Liabilities Less Contingent Liabilities

Current Asset - (Inventory + Supplies)


3). Current Ratio = ------------------------------------------- -------
Current Liabilities

b. Solvabilitas,
Solvabilitas menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
semua kewajiban finansiilnya jika perusahaan tersebut dilikuidasikan. Bila
perusahaan dilikuidasikan, apakah kekayaan yg dimiliki perusahaan tersebut
cukup untuk memenuhi atau menutup seluruh utang-utangnya. Tingkat
solvabilitas perusahaan dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan
membayar semua utang- utangnya. Cerminan solvabilitas perusahaan
dapat dilihat dari neracanya. Solvabilitas perusahaan diukur dengan
membandingkan aktiva di satu sisi dengan jumlah utang-utang di sisi lain.
Cara lain dikemukakan dapat berdasarkan pada perbandingan modal sendiri
sebagai kelebihan aktiva dari utang-utang dengan jumlah total utang,
solvabilitas perusahaan tidak menghitung intangible asset.

Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Total Liabilities
1) Leverage Ratio = ---- ------- ---------
Net Worth
∑ Assets (Lancar + Jk Menengah)
2). Ratio Jk Menengah = --------------------------------------------
∑ Utang Lancar + Utang Jk Menengah

Total Assets
3). Net Capital Ratio = ------------ ---------
Total Liabilities

c. Rentabilitas
Bambang Riyanto,2001: 35, menyatakan bahwa rentabilitas merupakan
kemampuan perusahaan memperoleh laba selama periode tertentu
(Laba/Modal)*100% dan bisa dilihat dari rentabilitas ekonomi dan
rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba
dengan total modal (modal sendiri dan modal asing), artinya kemapuan
perusahaan menghasilkan laba dengan seluruh modal yang dimiliki. Laba
yang diperhitungkan yaitu laba yang berasal dari operasi usaha, untuk usaha
Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 16
di luar operasi seperti pendapatan penyertaan pada investasi tidak diperhitung-
kan. Rentabilitas modal sendin (rentabilitas usaha) merupakan kemampuan
perusahaan bekerja dengan modal sendiri untuk menghasilkan laba. Laba
diperhitungkan setelah dikurangi untuk membelanjai bungan modal asing,
yang membandingkan dengan jumlah modal sendiri. Rasio mi digunakan
untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan
terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Masalah rentabilitas dalam
perusahaan lebih penting daripada masaJah laba, karena laba yang besar saja
belumlah merupakan ukuran perusahaan dapat bekerja dengan efisien. Efisien
baru dapat diketahui dengan memban-dingkan laba yang diperoleh dengan
kekayaan atau modal untuk menghasilkan laba tersebut, atau dengan
menghitung rentabilitas.
d. Leverage, rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana
yang disupply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang
diperoleh dari kreditur perusahaan. Rasio ini mempunyai beberapa implikasi,
pertama, para pemberi kredit akan melihat kepada modal sendiri untuk
melihat batas keamanan pemberian kredit. Kedua, dengan menggunakan
hutang, memberi dampak yang positif bagi pemilik, karena perusahaan
memperoleh dana tetapi pemilik tidak kehilangan kendali atas perusahaan.
Ketiga, apabila perusahaan mendapat keuntungan yang lebih besar dari
beban bunga, maka keuntungan bagi pemilik modal sendiri akan menjadi
lebih besar. Di dalam praktek rasio ini dihitung dengan dua cara. Pertama,
dengan memperhatikan data yang ada dineraca. Kedua, mengukur resiko
hutang dari laporan laba rugi, yaitu seberapa banyak beban tetap hutang bisa
ditutup oleh laba operasi.

C. MENGELOLA PRODUKSI
Manajemen produksi berkenaan dengan pengelolaan pilihan produksi
alternatif terkait dengan pilihan perusahaan dan sumberdaya. Berapa banyak
dan apa yang diproduksi serta mengkombinasikan sumberdaya secara optimal.
Manajemen produksi tidak hanya pengambilan keputusan tentang proses
produksi saja tetapi juga terkait dengan pertimbangan yang menyeluruh dari
pemenuhan mutu dan standar kualitas. Kegiatan produksi dan operasi merupakan
kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada
konsumen. Kegiatan perusahaan yang banyak melibatkan bagian karyawan bagian
proses dan mencakup jumlah terbesar dari asset perusahaan. Oleh karena itu,
kegiatan produksi dan operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.
Melalui kegiatan produksi dan operasi segala sumber daya masukkan perusahaan
diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran/output yang memiliki nilai tambah.
Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa.
Bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, produk ini selebihnya akan dijual
untuk memperoleh keuntungan dan sumber dana yang selanjutnya untuk
digunakan pada kegiatan operasi berikutnya. Produksi yaitu suatu kegiatan yang
menciptakan atau meningkatkan kegunaan suatu barang. Peningkatan atau
penambahan kegunaan suatu barang bisa melalui kegunaan tempat, kegunaan
waktu, kegunaan bentuk atau gabungan dari beberapa kegunaan tersebut. Untuk
perusahaan-perusahaan saat ini cenderung dapat menggabungkan beberapa
kegunaan sekaligus suatu barang, baik kegunaan waktu, tempat, maupun
Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 17
kegunaan bentuk. Hal ini diciptakan untuk dapat mengantisipasi kebutuhan
konsumen yang bersifat heterogen (berbeda-beda).
UKM jika tidak dikelola dengan benar dan hati-hati, merupakan usaha yang
rentan masuk dan keluar pasar oleh karena itu perlu memahami umumnya tahapan
daur hidup produk (product life cycle) usaha yang diawali oleh fase perkenalan,
pertumbuhan, kedewasaan dan penurunan. Masing-masing fase dan tahapan
tersebut perlu strategi pengelolaan agar sustainability UKM terjaga.
1. Tahap perkenalan.
Awal produk diperkenalkan atau dipasarkan, volume penjualannya relative
rendah, dan pertumbuhan penjualannya sangat lambat, tahap ini ditandai
dengan adanya biaya promosi dan distribusi yang tinggi, walaupun harga
perolehan tinggi tetapi belum ada laba, karena banyak biaya dikeluarkan untuk
pengenalan produk.

2. Tahap pertumbuhan.
Pada tahapan ini produk mulai diterima konsumen sehingga volume
penjualannya meningkat relative pesat. Tahap ini ditandai dengan masuknya
pesaing baru karena tertarik pada peluang pasar. Pesaing juga memperkenalkan
produk barunya yang akhirnya akan memperluas pasar. Di samping itu, harga
relatif tetap atau sedikit agak turun karena permintaan meningkat tajam. Biaya
produksi turun, sedang biaya promosi relative tetap atau sedikit naik karena
untuk mengantisipasi pesaing, laba meningkat karena biaya promosi turun
dengan volume penjualan meningkat lebih besar.

Strategi pada tahap ini adalah:


1) Menambahkan nilai keistimewaan dan model produk serta kualitasnya;
2) Memasuki segmen pasar baru;
3) Mengadakan saluran distribusi baru;
4) Kebijaksanaan penurunan harga pada saat yang tepat untuk menarik
pembeli;.
5) Mengalihkan iklan dan mengedarkan produk.

3. Tahap Kedewasaan.
Pada tahap ini ditandai dengan merosotnya penjualan secara drastis dalam
waktu lama. Laba yang diprediksikan semakin berkurang, serta pesaing yang
lemah akan berguguran satu persatu. Strategi yang digunakan pada tahap ini
adalah:
1) Modifikasi pasar
2) Modifikasi Produk
3) Modifikasi bauran Pemasaran

4. Tahap Penurunan
Tahap ini ditandai dengan merosotnya penjualan secara drastis dalam waktu
lama, karena adanya kemajuan teknologi pergantian selera konsumen,
meningkatnya persaingan domestik. Laba menurun sehingga banyak
perusahaan yg mengundurkan diri. Strategi yang digunakan dalam tahapan
ini:
1) Melepaskan produk yang merugi;
Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 18
2) Inovasi untuk menemukan sesuatu yang baru;
3) Memilih distributor yang lebih selektif;
4) Promosi hanya kepada pelanggan tetap;
5) Penurunan harga;
6) Menjual perusahaan kepada perusahaan lain.

I. Rencana Proses Produksi


Perencanaan produksi merupakan penentiian rujuan pokok (tujuan utama)
organisasi beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Langkah-langkah
pokok perencanaan terdiri dari; menetukan tujuan yang akan dicapai,
menentukan kedudukan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan yang
hendak dicapai, menentukan faktor-faktor yang mendukung atau menghambat
tercapainya tujuan tersebut dan merumuskan kegiatan yang harus dilaksanakan.
Kegiatan produksi dapat dilakukan dengan tiga macam pendekatan seperti:
Pendekatan Analisis SWOT (Strenghth, Weakness, Opportunity and
Threathment), pendekatan perkembangan yang menguntungkan (Profitable
Growth Approach), dan Pendekatan Sistem. Manajemen produksi merupakan
proses manajemen yang diterapkan dalam bidang produksi. Proses manajemen
produksi adalah penggabungan seluruh aspek yang terdiri dari produk, pabrik,
proses, program dan manusia. Proses produksi barang dan jasa perlu
direncanakan agar sesuai program berdasar system produk yang direncanakan.
Sistem merupakan sekumpulan bagian yang saling terkait dan berhubungan satu
sama lain, dan bersama-sama beraksi menurut pola tertentu terhadap input
dengan tujuan menghasilkan output. Sistem produksi yaitu sekumpulan sub-
sistem yang terdiri dari pengambilan keputusan, kegiatan, pembatasan,
pengendalian dan rencana yang memungkinkan berlangsungnya perubahan
input menjadi output melalui proses produksi. Sedangkan sub-sistem yang
terlibat dalam kegiatan produksi adalah: subsistem input, subsistem output,
subsistem perencanaan dan subsistem pengendalian. Kegiatan antar bagaian
tersebut tidak bias lepas atau tertinggal sedikitpun. Agar memperoleh outpun
sesuai rencana maka pilihan pendirian tempat melaksanakan proses produksi perlu
dipertimbangkan sebagai pilihan lokasi.
Pilihan lokasi merupakan kegiatan awal perencanaan perusahaan sebelum
mulai beroperasi. Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam melayani konsumen, mendapatkan bahan-bahan mentah yang
cukup, mendapatkan tenaga kerja dengan mudah dan memungkinkan
diadakannya perluasan usaha. Kesalahan dalam pemilihan lokasi mengakibatkan
biaya transportasi yang tinggi, kekurangan tenaga kerja, kehilangan kesempatan
dalam bersaing, tidak tersedianya bahan baku yang cukup dan sebagainya. Faktor
penentuan pemilihan lokasi, memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat
kelancaran operasi perusahaan, faktor- faktor tersebut terdiri dari faktor utama
dan faktor bukan utama. Faktor utama yaitu: letak sumber bahan baku, letak pasar,
masalah transportasi, supply tenaga kerja dan pembangkit tenaga listrik.
Sedangkan faktor bukan utama seperti, rencana masa depan perusahaan,
kemungkinan adanya perluasan perusahaan, kemungkinan adanya perluasan kota,
terdapatnya fasilitas-fasilitas pelayanan, terdapatnya fasilitas-fasilitas pembelanja-
an, persediaan air, investasi untuk tanah dan gedung, sikap masyarakat, iklim
dan keadaan tanah. Penentuan tempat proses produksi (pabrik) berdasar

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 19


pertimbangan pada beberapa macam altematif. Pemilihan lokasi pabrik terdiri dari
beberapa tahapan, mulai dengan pengumpulan data, menganalisa data yang
masuk, menentukan urutan altematif lokasi yang dipilih dan menentukan lokasi
pabrik yang dipilih. Penentuan pemilihan lokasi sebagai tempat/pabrik didasarkan
pada analisa ekonomis dan analisa volume biaya.

II. Menentukan Kapasistas Produksi


Proses produksi yaitu suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan
atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-
sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada. Jenis proses
produksi dibagi menjadi dua bagian, yaitu proses produksi yang terus menerus
(Continuous Process) dan proses produksi yang terputus-putus (Intermittent
Process).
Menentukan kapasistas produk maka produsen perlu mengetahui
pertumbuhan maupun perkembangan kebutuhan masyarakat. Pertumbuhan terse-
but merupakan dasar dari rencana kerja yang harus dilakukan oleh perusahaan
dalam menentukan kapasistas produksi terkait dengan kuantitas. Sehingga
dalam menentukan proyeksi kebutuhan adalah dengan membuat ramalan-ramalan
terhadap keadaan pada masa yang akan datang, terutama mengenai analisa
permintaan pasar, seperti; pendapat konsumen, pendapat langganan, catatan dan
pendapat distributor, catatan penjualan dari perusahaan. Adapun metode metode
yang digunakan dalam membuat proyeksi kebutuhan sebagai berikut: metode
time series, metode exponential, metode rata-rata sederhana, metode rata-rata
bergerak, metode exponential smoothing, standard error dari peramalan dan
analisa korelasi.
Prinsip dalam perencanaan dan pengawasan produksi dalam berbagai
macam industri tidak banyak berbeda, demikian juga dengan tujuan yang akan
dicapainya. Walaupun dalam hal metode, organisasi maupun operasi masing-
masing perusahaan akan berbeda. Ada dua type proses produksi yaitu type
produksi untuk persediaan dan type produksi berdasarkan pesanan.

III. Melakukan Kontrol Kualitas


Salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan
adalah tingkat mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Mutu
merupakan suatu sistem yang terdiri dari struktur organisasi, tanggung jawab,
prosedur, proses dan sumber daya dalam rangka menerapkan manajemen mutu.
Kegiatan yang berkaitan dengan mutu produk meliputi beberapa tahapan yaitu:
pemasaran dan riset pasar, disain/spesifikasi rekayasa dan pengembangan
produk, pengadaan, perencanaan dan pengembangan proses, produksi, inspek-
si, pengetesan dan pengujian, pengemasan dan penyimpanan, penjualan dan
distribusi, pemasangan dan operasi, bantuan teknik dan perawatan, pembuangan
purna pakai.
Penetapan mutu tertentu dari suatu produk, perlu diadakan pengawasan
sejauhmana mutu tersebut dapat dipertahankan, agar tidak terjadi ketimpangan
yang mengakibatkan konsumen kecewa dengan produk yang telah dibeli,
terjadinya ketimpangan akan timbul efek negative bagi perusahaan berupa biaya
untuk jaminan mutu produk, atau efek lain yang sangat merugikan perusahaan
berupa penurunan volume penjualan dan berimplikasi pada pengurangan profit

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 20


margin perusahaan secara menyeluruh. Tujuan pengawasan mutu adalah:
a) Agar produk hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah
ditetapkan.
b) Mengusahakan agar biaya pengawasan dapat ditekan seminimal mungkin.
c) Mengusahakan agar biaya disain dari produk dan proses dengan menggunakan
mutu produksi tertentu dapat diperkecil.
d) Mengusahakan agar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin.

Peranan Standardisasi dalam Manajemen Mutu sesuai persarata produk


yang ada di Indonesia yang mengacu pada SNL Standardisasi didefinisikan sebagai
proses merumuskan, merevisi, menetapkan dan menerapkan standar yang
dilaksanakan secara tertib dan atas kerjasama dengan semua pihak. Sedangkan
standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, disusun berdasar-
kan konsensus semua pihak yang terkait dengan memper-hatikan syarat-syarat
kesehatan, keselamatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pengalaman. Contoh Standar di Indonesia untuk bidang Pangan dengan dikeluar-
kannya UU No 7 th 1996.
Peranan standardisasi dalam menunjang manajemen mutu sangat besar,
terutama untuk mencapai mutu yang telah ditetapkan secara konsisten.
Standardisasi meliputi pengkajian sistem mutu perusahaan dan standar
internasional tentang mutu yang dikenal dengan nama ISO seri: 9000.
Agar mutu terjamin sepanjang masa perlu ada pengawasan mutu,
pengawasan ini dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu inspeksi, pemberian
keterangan dan penyelidikan (inspect, inform and investigate). Kegiatan inspeksi
dapat dilakukan dengan membuat contoh dan mengukur atau menilai. Kegiatan
pemberian keterangan memerlukan pencatatan, penyingkatan, mempertunjukkan
dan memberi komentar atau memutuskan untuk mengambil tindakan yang
dibutuhkan, dan untuk memberitahukan jaminan, serta peringatan yang
diperlukan. Kegiatan penyelidik- an membutuhkan penganalisisan catatan dan
melakukan uji laboratorium. Hal yang mempengaruhi derajat pengawasan mutu
seperti kemampuan proses, spesifikasi yang berlaku, apkiran/aval yang dapat
diterima dan kegiatan produksi yang ekonomis. Alat pengawasan mutu yang biasa
dilakukan yaitu metode statistik melalui pengambilan sampel secara teratur,
pemeriksaan karakteristik, pemeriksaan derajat penyimpangan, dan penggunaan
tabel kontrol (control chart).
Kegiatan pengawasan mutu yang intensif menyangkut pengawasan bahan
baku dan komponen-komponen produk, proses produksi dan produk akhir.
Pengawasan mutu tidak hanya berlaku pada produksi manufacturing tetapi berlaku
juga bagi produksi jasa, seperti Rumah Sakit. Travel dan Perbankan. Pelaksanaan
pengawasan mutu meliputi aspek pengukuran dan aspek penilaian. Sedangkan
pengukuran pelaksanaan pengawasan mutu haras melalui 3 syarat utama yaitu;
ketepatan (validitas) dapat diandalkan (Reliabilitas) dan kepraktisan.
Pengendalian pengawasan produk perlu menjaga peralatan yang menuhi
standar karena peralatan diperlukan untuk peningkatan produktivitas buruh dalam
rangka memperbanyak produk, baik dari segi variasinya maupun jumlahnya untuk
memenuhi. kebutuhan manusia. Peralatan produksi akan mencakup berbagai sarana
yang digunakan dalam proses produksi, yang berupa mesin atau jenis-jenis
perkakas lain yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 21


produk atau bagian-bagian produk. Jenis mesin yang digunakan dalam proses
produksi terdiri dari mesin yang bersifat umum atau mesin serba guna (General
Purpose Machines). Mesin serba guna dipergunakan untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang produk atau bagian
produk. Mesin yang bersifat kliusus (special purpose machines) yaitu mesin-mesin
yang direncanakan untuk mngerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama.

IV. Mengendalikan Persediaan Bahan Baku


Pembelian material secara teratur membawa efek yang positif terhadap
proses produksi, terjadi hubungan yang baik dengan supplier bahan baku dapat
berlangsung secara berkesinambungan, harga bahan yang dipesan lebih murah,
pengurusan pembelian bahan lebih mudah, karena bersifat rutin. Selain itu ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pengadaan bahan
yaitu; standardisasi bahan baku, supplier bahan baku, syarat pembelian, cara
penyimpanan, kemasan/ pembungkus, dan spesifikasi bahan.
Hal penting yang perlu mendapat perhatian adalah pengendalian material,
terutama masalah pemakaian bahan. Ketidakefisienan pemakaian bahan akan
berpengaruh terhadap tingginya harga pokok barang yang dihasilkan. Metode
yang digunakan dalam menilai bahan baku terdiri dan: metode FIFO, LIFO, rata-
rata, rata-rata bergerak, dan metode standar harga. Pertimbangan untuk membuat
atau membeli bahan baku dalam rangka memproduksi suatu barang didasarkan
atas pertimbangan teknis dan ekonomis.
Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan maupun perusahaan yang
memproduksi suatu barang, memerlukan persediaaan karena pada suatu waktu
perusahaan akan dihadapkan kepada permintaan konsumen akan barang atau jasa
uang dihasilkannya. Jenis persediaan secara fisik terdiri dari persediaan bahan
baku/material, persediaan komponen, persediaan bahan pembantu, persediaan
barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Persediaan menunjukkan segala
sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam rangka mengantisipasi
pemenuhan permintaan. Jenis-jenis persediaan termasuk persediaan secara fisik
dan persediaan menurut fungsinya, sedangkan fungsi persediaan itu sendiri yaitu
fungsi decoupling, fungsi economic lot sizing dan fungsi antisipasi. Jenis biaya
yang dikeluarkan dalam persediaan terdiri dari biaya penyimpanan, biaya
pemesanan, biaya penyiapan dan biaya kekurangan bahan.
Untuk mengatur tersedianya tingkat persediaan yang optimum yang dapat
memenuhi kebutuhan bahan-bahan dalam jumlah, mutu dan pada waktu yang
tepat persyaratan diadakannya pengawasan persediaan yaitu untuk menyediakan
gudang yg cukup luas, sistem pencatatan, pengawasan yang mutlak, pemeriksaan
fisik, rencana penggantian, dan pengecekan secara efektif. Tujuan dari
pengawasan persediaan guna menjaga kehabisan persediaan, dan menjaga
pembentukan persediaan, dan menjaga pembelian dalam skala kecil.

D. ADMINISTRASI UKM
Kesuksesan seorang saudagar, jika pelakunya memiliki kombinasi tiga set
pengetahuan, ketrampilan dan sifat kewirausahaan. Pengetahuan, terdiri dari satu
set atau kumpulan informasi tersimpan, yang dapat dipanggil kembali jika
dibutuhkan. Keterampilan merupakan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan.
Sifat adalah sekumpulan kualitas atau karakter yang membentuk kepribadian

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 22


seseorang yang dalam hal ini membentuk pribadi entrepreneurship. Bagaiman
ketiga kombinasi tersebut diimplementasikan oleh seorang entrepreneur untuk
mengelola usaha secara administrative, keuangan, pemasaran sehingga dapat
menganalisis apakah usahanya memiliki prospek yang baik di masa mendatang.
Hasil penelitian pada usaha kecil pada umumnya tidak melakukan sistem
pencatatan. Usaha industri rumah tangga dapat dikelola dengan baik jika tersedia
informasi yang luas mengenai keadaan keuangan dan fisik hartanya. Perkembangan
dan kerumitan dalam pelaksanaan kegiatan usaha diperlukan administrasi keuangan
yang sederhana dan mudah untuk dilakukan, pada umumnya pelaku UKM
mengadministrasi-kan usaha berdasar ingatan.
Administrasi UKM dibedakan yang terkait dengan pengelolaan tenaga kerja
dan keuangan. Pengelolaan tenaga kerja guna membantu catatan untuk pekerjaan,
baik yang langsung berhubungan dengan produksi maupun yang tidak langsung
(catatan karyawan tetap). Administrasi keuangan UKM menyangkut pengelolaan
informasi keuangan sebagai bahan pengambilan keputusan atas financial
perusahaan. Administrasi keuangan yang muaranya berupa laporan keuangan,
berupa Rugi Laba, Neraca dan Perhitungan harga Pokok Usaha (Industri untuk
pengolahan maupun Dagang untuk usaha pembelian dan menjual lagi tanpa ada
penambahan value edit/perubahan bentuk produk).

Industri Tas Batik “Patra Sutera”


Laporan Rugi – Laba, per 31 Desember 2014

Penjualan ………………………………………………… Rp. …


Harga pokok penjualan:
Persediaan Tas Batik (awal)………….. Rp. …
Harga pokok produksi:
Pemakaian Bahan Baku …………… Rp …
Pemakaian bahan Tambahan/penolong Rp …
Pembayaran Upah Tenaga Kerja langsung Rp … +

Produk Tas Batik tersedia untuk dijual Rp. …


Persediaan Tas Batik (akhir) ……….. Rp. … 

Harga pokok penjualan …… Rp. ... > <

Rugi/Laba usaha Rp. ….


Biaya:
Pemasaran ……………. Rp. …
Administrasi dan umum Rp. … +

Total biaya ……. Rp. … ><

Laba/Rugi bersih Rp. ….

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 23


Laporan Laba Rugi
Laporan rugi laba untuk usaha dagang maupun industri pada hakekatnya sama
yang membedakan pada item harga pokoknya. Usaha dagang harga pokok usahanya
tentang selisih antara penjualan dengan pembelian sedangkan untuk industry atau
pengolahan yaitu terkait dengan pembiayaan pembelian bahan baku, bahan penolong
maupun upah tenaga kerja. Laba-Rugi adalah laporan menunjukkan penghasilan yang
diperoleh dan biaya yang dikeluarkan untuk usaha pada periode tertentu. Laporan laba-
rugi sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai berapakah hasil bersih atau
laba yang didapat dalam satuan waktu.
Sumber-sumber laba diperoleh dari: 1) penjualan hasil kepada konsumen/
pelanggan; 2) pendapatan dari luar usaha atau sampingan. Jika penjualan lebih tinggi
dari harga pokok usaha artinya memperoleh laba. Laba yang diperoleh akan menambah
ekuitas, tetapi jika usaha mengalami kerugian maka sebaliknya akan mengurangi
ekuitas usaha.

Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan kekayaan, kewajiban, dan ekuitas
usaha industri rumah tangga pada tanggal tertentu. Perusahaan besar maupun kecil,
yang bergerak di bidang industri, jasa, perdagangan dll neracanya memiliki karakteristik
yang umum. Pertama disajikan pada saat tertentu, pada umumnya tiap 31 Desember.
Kedua komponen neraca terdiri dari aktiva, utang dan ekuitas. Ketiga, neraca hanya
mencatat kekayaan perusahaan yang bersangkutan saja.
Bentuk neraca skontro maupun bentuk stafel. Komponen neraca berupa aktiva
atau harta terbagi dalam aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar yaitu aktiva yang
dapat dicairkan menjadi kas paling lama dalam waktu satu tahun sejak tanggal neraca
atau selama satu siklus kegiatan normal usaha. Dasar pemakaian klasifikasi lancar
tidaknya aktiva adalah periode satu tahun. Aktiva lancar dilaporkan di neraca sesuai
dengan urutan likuiditasnya, misalnya:
Industri Tas Batik “Patra Sutera”
Neraca, Per 31 Desember 2014
Aktiva:
1. Kas Rp. . . .
2. Piutang Usaha Rp. . . .
3. Persediaan Tas Limbah Batik Rp. . . .
4. Persediaan Kain Perca Batik Rp. . . .
5. Persediaan Accessories Pembuatan Tas Rp. . . .
6. Peralatan Rp. . . .
7. Tempat Usaha/Gedung/Pabrik Rp.+ Rp. . #
Kewajiban:
1. Utang Usaha Rp. . . .
2. Utang Koperasi Rp. . . .
3. Utang Bank Rp. . . . + Rp. . . .
Ekuitas
1. Modal Sendiri Rp. . . .
2. Saldo Laba Rp. . . . + Rp.. + Rp.#

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 24


DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari Oktober, (2000), Manajemen Pemasaran danJasa, ALFABETA,


Bandung.
Bambang Riyanto, 2001, Dasar-Dasarpembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta:
BPFE
Coyle, B. 2000. Framework For Credit Risk Management. CIB Publishing. United
Kingdom.
Credit Snisse First Boston Group. 1997. Credit Risk A Credit Risk Management
Framework, http://www.csfb.com. [13 Maret2007].
Crouhy, M dan Dan Galai et al. 2000. Risk Management. Me Graw Hill, Inc. New
York Darmawi, H. 2004. Manajemen Risiko. Bumi Aksara. Jakarta.
Djohanputro, B. 2004. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. Penerbit PPM.
Jakarta.
Faisal Afiff, 1984, Manajemen Modal Kerja, Bandung: Perbit Remaja Karya.
Hasbullah, Yudistira. 2004. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Kredit di Perbankan
dalam rangka Good Corporate Governance. Jurnal pada Usahawan No.
12 edisi Desember.
Idriyo Gitosudarmo, 1994, Manajemen Keuangan, Yogyakarta: BPFE
Kamaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja, Jakarta: Rineka Cipta

Koewn, Arthur J., 2000, Dasar Manajemen keuangan, Jakarta: Salemba


Empat
Kountur, R. 2004. Manajemen Risiko Operasional. Penerbit PPM. Jakarta.
Lam, J. 2003. Enterprise Risk Management From Incentives to Controls.Wiley
Finance. New Jersey.
Suad Husnan, 1999, Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan I, II,
Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Slot, R, dan Minnaar, G, H, (1996), Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan,
Terjemahan Kwik Kian Gie, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Weston, J. Freed & Brigham, Eugene F., 1988, Managerial Finance, 7th Edition.
Illinois: The Dryden Press.
Van Horne, James C. Dan Wachowicz, Jr., John M., Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan I, II., Jakarta: Salemba Empat.

----nn----

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 25


1. Nama : Dra. Margunani, M.P.
2. NIP : 195703181986012001
3. NIDN : 0018035703
4. Tempat, tgl lahir : Semarang, 18 Maret 1957
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Institusi : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
7. Alamat Kantor : Gedung C.6 Lt. I, Sekaran Gunungpati Semarang
Telp. (024) 70778922
8. Alamat Rumah : Jl. Karonsih Utara V/17 Kav. 314 Ngaliyan
Semarang 50181 Telp:(024)7610443 HP: 08122830624
e-mail: margunani@gmail.com
Pendidikan
1999 : M.P., Magister Ekonomi Pertanian, UNPAD Bandung
1983 : Dra., Sarjana Pendidikan Akuntansi (IKIP) Semarang
1981 : BA, Sarjana Muda Pendd. Ek.Perusahaan (IKIP) Semarang

Kegiatan:
1. Kepala Pusat Manajemen dan Kewirausahaan LPM Unnes (2003-2015)
2. Pengurus KPRI Handayani UNNES (1999 – 2011)
3. Pendamping KOPMA Unnes (2000 – 2015)
4. Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) Propinsi Jawa Tengah Angkatan I.
5. Asesor Penilai Portofolio Sertifikasi Guru No: 07140120021.
6. Pengawas Pusat Koperasi Pegawai RI Kota Semarang (2008-sekarang)
7. Kasi Diklat Pend Koperasi Dekopinda Kota Semarang (2009-2015)
8. Ketua Pengawas KPRI Handayani Unnes (2012 – 2015).
9. Pengurus BKWK Dekopinda Prop. Jateng (2015- sekarang)

-----

Bahan Ajar Kewirausahaan “Mengelola UMKM” ------------------------------------------------------------ 26

Anda mungkin juga menyukai